1

loading...

Monday, March 19, 2012

MAKALAH FILSAFAT UMUM “Filsafat Barat Abad Pertengahan”


MAKALAH FILSAFAT UMUM

 “Filsafat Barat Abad Pertengahan”


BAB I
PEDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupaka titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filasafat dikemukan manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunai merupakan titik tolak peradaban mausia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran Filsafat Yunani juga ikut terbawa.  Kaesar Augustus yang menciptakan masa keemasan kesusastraan Latin, kesenian, dan arsitektur Romawi.
Setelah filsafat Yunani sampai kedaratan eropa, disana medapatkan lahan baru dalam pertumbuhannya. Karena  bersama dengan agama Kristen, Filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen sehingga membentuk formulasibaru. Maka, muncullah filsafat eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama  kristen.  
Dalam masa pertumbuhan dan  perkembangan filsafat eropa (kira-kira selama 5 abad) belum muncul ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 M, barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat pada abad pertengahan.
Kekuatan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama kristen dikatan seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin berintegrasi membentuk sesatu formula baru keberadaannya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat Yunani ataupun agama kristen. Anggapan pertama, bahwa tuhan turun ke Bumi (Dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut berupa firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan sejati. Anggapan kedua, bahwa walaupun orang-orang telah mengenal agama baru, tetapi juga mengenal agama baru, tetapi juga mengenal filsafat Yunani yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Dengan demikian, di benua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan berkembang dalam suasana yang lain. Filsafat Eropa merupakan suatu yang baru, suatu formulasi baru, pohon filsafat masih yang lama ( dari Yunani ), tetapi tunas yang baru ( karena pegaruh agama Kristen ) memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan yang rindang.
Filsafat Barat abad pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “. Pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja.  Memang pada saat itu tindakan gereja sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya.  Para ahli pikir pada sat itupun tidak memiliki kebebasan berfikir. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat Paus Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling berhasil dalam pengejaran orang-orang murtad ini di spanyol.
Ciri-ciri pemikiran filsafat Barat abad pertengahan adalah :
·        Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja  ;
·        Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles;
·        Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa Abad Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan. Sistem kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara mambabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu : masa Patristik dan masa Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi : Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.
B.     RUMUSAN MASALAH
A.    Masa Patristik
B.     Masa Skolastik
C.     Masa Peralihan
D.    TUJUAN
Dengan ditulisnya makalah ini semoga dapat  bermafaat untuk kita semua maka harapan penulis semoga materi makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita


BAB II
PEMBAHASA
A.    Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau Bapak, yang artinya para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap  yang beragam pemikiranya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.  
Bagi mereka yang menolak, alasanya karena beranggapan  bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenarannya yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan tuhan. Jadi, memakai/menerima filsfat Yunani diperbolehkan selama hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang kristen yang menolak filsafat Yunani)  itu munafik.
Akibatnya, muncul paya untuk  membela agama Kristen, yaitu para apologis pembela iman Kristen dari serapan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.

1.      Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah “ orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya”.
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengembil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibantu dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir.
2.      Klemens ( 150 – 215 )
Ia juga termasuk pembela kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut :
ü  Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen utuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani
ü  Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani;
ü  Bagi orang Kristen. Filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan memikirkan secara mendalam.
3.      Tertullianus (160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menolak kehadirat filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berfikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan, saat itu filsafat hanya megajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga, akhirnya melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berfikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.
4.      Augustinus ( 354-430 )
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain Platonisme dan Skeptisisma, ia telah diakui keberhasilannya dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasannya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan mempengaruhi pemikiran eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Patristik itu sebagai pelopor pemikiran skolastik.





B.     Masa Skolastik
Istilah skolasti adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.
a.    Filsafat skolastik adalah filsafat yang mepunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
b.    Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian mucul istilah skolastik Yahudi, skolasti Arab dan lain-lainnya.
c.    Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d.   Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran gereja.
Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor berikut.
Faktor religius
Faktor religius dapat mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang dimaksud dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berkeperikehidupan religius.
Faktor Ilmu pegetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja. Ataupu dari keluarga istana. Kepustakaannya diambil dari para penulis latin. Arab ( islam ). Dan Yunani.
Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1.    Skolastik Awal. berlangsung dari tahun 800-1200;
2.    Skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
3.    Skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.

1.      Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot. Terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung ( 742- 814) dapat memberikan suasana ketenangan  dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semanya menampakkan muali adanya kebangkitan.
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberaes, meliputi tata bahasa, retorika, dialetika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury (1115-1180), Peter Abaelardus ( 1079-1180).
Peter Abaelardus ( 1079 – 1180 )
Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandagannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan dengan iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada diluar iman (diluar kepercayaan). Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.
2.      Skolastik Puncak
Masa ini merupaka kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200 – 1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada puncaknya.
a.         Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.         Tahun 1200 didirikan universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, Di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
c.         Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat nutuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D.Scotus, william Ocham.
Upaya Kristenisasi Ajaran Aristoteles
Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dari Augustinus. Hal ini disebabkan oleh adanya satu anggapan bahwa ajaran Aristoteles yang muali dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh ahli fikir Arab (islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen.
Untuk  menghindari adanya pencemaran tersebut di atas (dari ahli pikir Arab atau Islam), Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd, dengan menerjemahkan langsung dari bahasa Latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen diganti dengan teori-teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran Kristen.
Albertus Magnus (1203 – 1280)
Disamping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir di Bollstadt yang juga dikenal sebagai “doktor universitas” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di Universitas Padua ia belajar artes liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi di Bulogna, dan masuk Ordo Dominican tahun 1223, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter gereja bangsa Italia. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan tokoh terbesar Skolatisme. Salah seorang suci gereja katolik Romawi dan pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245 belajar pada Albertus Magnus. Pada tahun 1250 ia menjadi guru besar dalam ilmu agama di Prancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat Istana Paus.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar jangkauan pemikiran.
Thomas telah menafsirkan pandangan bahwa Tuhan  sebagai Tukang Boyong yang tidak berubah dan yang berhubungan dengan atau tidak mempnyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia. Tuhan tidak pernah mencipta dunia, tetapi zat dan pemikirannya tetap abadi.
3.      Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jem terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi ( kemandekan ). Diantara tokoh-tokohnya adalah William ockham ( 1285-1349 ), Nocolas Cusasus ( 1401-1464 ).

William Ockham ( 1285-1349 )
Ia merpakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan.
Nicolas Cusasus ( 1401-1464 )
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik, menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi. Karena keterbatasan akal tersebut, hanya sedikit saja dapat diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada kenyataan, yaitu suatu tempat dimana segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu Tuhan. Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat kesuatu sintesis yang lebih luas.
4.      Skolastik Arab
Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah skolastik Islam jarang dipakai di kalangan umat Islam. Istilah yang biasa dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam.
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pkir Islam ( pemikir Arab atau Islam pada masa skolastik ), yait Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yait sebagai berikut.
a.         Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles sehingga yang dikebnal hanya buku Logika aristoteles.
b.         Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir Islam, terutama dari Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir Skolastik Latin.
c.         Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.
Dengan demikian, dal;am pembahasan skolastik Islam terbagi menjadi 2 periode, yaitu :
a.       Periode Mutakallimin (700-900);
b.      Periode Filsafat Islam ( 850 – 1200 ).
C.    Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang didisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Miichelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir Renaisanse yang menghancurkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraa Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan utuk kembali sastra Yuani da Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16. Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.
Akhir dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia. Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Didalam pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber. Namun didalam makalah ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami. Dari berbagai pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Barat abad pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “. Pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja.  Memang pada saat itu tindakan gereja sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya.  Para ahli pikir pada sat itupun tidak memiliki kebebasan berfikir.
B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini kami masih banyak mendapatkan kesulitan. Diantaranya dalam pencarian sumber referensi. Dan kepada Dosen pengajar dan rekan-rekan sekalian, kami selaku pemapar menyadari masih benyak kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami masi mengharapkan saran dan arahan dari rekan-rekan sekalian. 





KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkah, rahmat, serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan pokok bahasan ”Filsafat Barat Abad Pertengahan. Semoga dengan ini akan menemukan kebenaran yang sebenarnya.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu di mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.


Bengkulu,     Januari 2012

Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
C.     Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Masa Patristik ................................................................................................ 4
B.     Masa Skolastik............................................................................................... 7
C.     Masa  Peralihan.............................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 14
B.     Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA




MAKALAH
FILSAFAT UMUM
“Filsafat Barat Abad Pertengahan”






Disusun Oleh :
Afriana Yulidiarti

Dosen Pembimbing :

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PGMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) BENGKULU
2012


DAFTAR PUSTAKA
Abubakar Atjeh. 1968. Sejarah Filsafat Islam.  Semarang : Ramadhani
Abu Hanipah. 1947. Rintisan Filsafat. Jakarta : Balai Pustaka.  
Ahmad Daudy. 1984. Segi-segi Pemikiran Filsafat dalam Islam. Jakarta


No comments:

Post a Comment