1

loading...

Monday, March 19, 2012

Makalah Pendidikan Qur'an Hadist

Makalah Pendidikan Qur'an Hadist


BAB I PENDAHULUAN 
 A. Latar Belakang 
kegiatan menyusun tujuan pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam proses pembelajaran. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Pemerdiknas RI Nomor. 52 Tahun 2008 tentang stsndar proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Peleksanaan Pembelajaran (RPP) adalah adanya tujuan pembelajaran yang didalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompotensi dasar. Tujuan adalah salah satu komponen perencanaan pembelajaran. Sedangkan menganalisi dan merumuskan tujuan pembelajaran adalah langka awal penyusunan perencanaan pembelajaran. Tujuan perencanaan pembelajaran memberikan arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran Al-Quran Hadisst hendaknya mempuyai tujuan, karena tujuan menununtun kepada yang hendak dicapai, atau gambaran tentang hasil akhir dari hasil suatu kegiatan. Dengan demikian, dapat diupayakan dengan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya, termasuk menyusun materi pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa untuk mecapai tujuan tersebut. Tujuan yang hendak dicapai adakalanya dapat diupayakan dalam jangka waktu lama atau panjang, pertengahan atau jangka pendek. Untuk suatu kegiatan yang harus dicapai dalam jangka waktu lama, sering kali diperlukan berbagai uapaya. Upaya tersebut biasanya mempunyai langka-langka yang dapat menuntun kearah pencapaian hasil akhir, yaitu tujuan. Oleh karena itu, jika perencanaan pembelajaran sebagai suatu alat pencapaian tujuan pendidikan, maka, tujuan yang hendak dicapai meliputi tujuan akhir, tujuan perantara, dan tujuan segera. 

B. Permasalahan Masalah 
Pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah “bagsimana menyusun tujuan dan materi pembelajaran Quran Hadis?”. Dari pokok permasalahn tersebut, penulis mengatakan beberapa sub permasalahn, yaitu : 1. Apa pengertian perencanaan program pembelajaran? 
2. Bagaimana prosedur dan tehnik penyelusuran tujuan pembelajaran Quran Hadis? 
3. Bagaimana kriteria dan prosedur penyusunan materi pembelajaran Quran Hadis? 
4. Bagaiman prinsipprinsip penyusunan tujuan pembelajaran Quran Hadis? 

BAB II PENDAHULUAN 
A. Pengertuan Perencanaan Pembelajaran 
 Dilihat dari tegnologi, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni maka perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut kaufman (1972) perencanaan adalah sebagai suatu peroses untuk menetapkan “karena haris pergi” dan bagaimana untuk sampai “ke tempat” itu dengan cara efektf dan efisien. Setiap perencanaan harus memiliki empat unsur : 
1. Adanya tujuan yang harus dicapai (tujuan arah yang merupakan yang harus dicapai). 
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana). 
3. Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang di perlukan untuk mencapai tujuan). 
4. Impamentasi setiap keputusan (implementasi adalah perencanaan dari strategi dan penetapan sumber daya). Berdasarkan unsur perencanaan yang telah dikemukakan diatas jadi perencanaan bukanlah khayalan atau angan-angan yang ada dalam benak seseorang melainkan dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis. Perencanaan merupakan hasil peroses berpikir yang mendalam; hasil dari peroses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang di anggap lebih memiliki nilai evektifitas dan efisiensi. Sedangakan pembelajaran dapat di diartikan sebagai peroses kerja sama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bnersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar dari siswa. Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, menurut Gagne (1992) “instrucion is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitataed”. Oleh karena itu mengajar merupakan bagian dari pembelajaran (instruction) dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengeransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993 : 2 ). 

B. Penyusuna Tujuan Perencanaan Program Pembelajaran Qur’an Hadis di SD/MI Menurut Robert F. Magar yang di kutip Hamzah B. Uno, mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kopetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah sesuatu pernyataan yang spesfikasi yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk mengambarkan hasil belajar yang diharapkan. Martinis Yamin, memandang bahwa tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa. Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestaswi siswa. Berangkat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa parah ahli di atas, penulis menarik satu kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran Qur’an Hadis adalah sesuatu yang hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaran Qur’an Hadis, atau dengan katalain tercapainya perubahan prilaku pada siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan tersebut dirumuskann dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesfikasi dan di wujudkan dalam bentuk perilaku atau penampilan sebagain gambaran hasil belajar. 

1. Analisis dan kriteria pembelajaran Qur’an Hadis Tujuan pembelajaran Qur’an Hadis pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan peroses pembelajaran. Rumusan tujuan tersebut dirumuskan berdasarkan analis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian, prumusan tujuan pembelajaran Qur’an Hadis harus didasatkan pada harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran. Meager memberikan batasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud dan di komunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan perubahan tingkah laku yang di harapkan terjadi diri siswa. Tujuan pembelajaran merupakan panduan, arah, dan sasaran terhadap tindakan yang dilakukan. Tijian dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengukur tindakan, betul atau salah, ataukah berhasil atau gagal. Dengan demikian juga tujuan pembelajaran harus dapat memberi gambaran yang jelas tentang bentuk-bentuk tingkah laku tersebut banyak ragamnya seperti mengetahui, memahami, bersifat positif, maupun melakukan suatu pekerjaan, dan lain-lain. Perumusan tujuan pembelajaran Qir’an Hadis merupakan panduan dalam memilih materi pembelajaran dan memilih alat-alat pembelajaran yang akan digunakan sebagai media pembelajaran, dan sebagai dasar dari guru untuk mengantarkan siswa macapai standar kompetensi yang telah yang di tetapkan. Selain itu, perumusan tujuan juga dapat jadikan dasar dalam penyusunan alat-alat penilaian hasil belajar. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran Qur’an Hadis dengan baik, maka tujuan tersebut harus : 

a. Berorientasi pada kepentingan siswa, bukan pada guru. Tititk tolaknya adalah perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran. 

b. Dinyatakan dengan kartakerja yang operasional, yaitu menujukan pada hasil perbuatan yang dapat diamati dan diukur hasilnya dengan alat ukur tertentu. 

2. Taksonomi Tujuan Pembelajaran 
Benyamin S. Bloom, dan krathwohl yang dikutip sujarwo membagi taksonomi pembelajatan dalam tiga kawasan, yaitu kognitif, efektif, psikomotor. 

a. Kawasan Kognitif Kawasan ini membahas tujuan pembelajaran berkenan dengan proses mental seperti; pemahaman terhadap pengetahuan, menyebutkan, pengenalan dan sebagainya. Kawasan ini mengungkapkan kegiatan mental yang berawal dari tingkat pengetahuan samapai ketingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. 

b. Kawasan Afektif Kawasan ini berkait dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi dan penyesuaian dengan perasaan sosial. 

c. Kawasan Piskomotor Dominan pisikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Kegiatan pembelajaran bidang studi Qur’an Hadis, hendaknya merupakan suatu peroses kegiatan pembelajaran terorganisir yang diarahkan secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mencakup ketiga kawasan tersebut, yaitu kognitif, afektuf, dan psikimotor. Oleh karena itu, rumusan tujuan pembelajaran Qur’an Hadis haris mencakup ketiga kawasan domain tersebut. 

3. Bentuk Tujuan Pembelajaran 
a. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan sebagai pernyataan keinginan tentang hasil pendidikan ada yamg mencerminkan lingkup luas dan ada yang sempit. Tujuan yang mencerminkan lingkup luas bersifat umum, oleh karenanya disebut tujuan umum, sedangkan lingkup sempit bersifat khusus dan disebut tujuan khusus, tujuan umum menggambarkan bentuk pribadi siswa dalam wujud keseluruhan setelah menepuh pendidikan, sedangkan tujuan khusus merupakan dan menggambarkan ciri-ciri dari wujud pribadi keseluruhan itu. 

b. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis. Tujuan pendidikan nasional suatu bangsa merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap penyelanggaraan pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan Nasional. Bersumber dari falsafah Negara dan Bangsa indonesia. Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, bahwa falsafah merupakan suatu sistem nilai yang dianut, suatu pandangan hidup bangsah. Apa yang dianggap benar dan diyakini sebagai suatu nilai yang dapat mengantarkan bangsa indonesia menuju persatuaan nasional. Oleh karena itu, pancasila meripakan dasar dan cita-cita yang ingin dicapai dalam membina generasi muda melalui lembaga-lembaga pendidikan formal. 

c. Tujuan Institusional Tujuan institusional seringj juga disebut dengan tujuan lembaga atau tujuan sekolah. Tujuan institusional mencerminkan harapan yang ingin dicapai melauli pendidikan pada jenjang jenis sekolah tertentu. Setiap jenjeng pendidikan, bahkan setiap jenis lembaga pendidikan mempunyai tujuan yang berbeda dengan yang lain. Jenjang pendidikan tertentu memiliki tujuan yang menggambarkan tingkat hasil belajar yang dicapai siswa. Tujuan Sekolah Dasar menggambarkan tingkat pengalaman belajar yang baik pengetahuan maupun keterampilan yang bersifat dasar, sedangkan tujuan SMP/Mts tenetu menggambarkan tingkat pengalaman belajar lebih tinggi dari SD/MI. d. Tujuan Kurikuler (Mata Pelajaran Qur’an Hadis) Tujuan pembeljaran Qur’an Hadis dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran bidang studi Qir’an Hadis dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan mata pelajaran al-Qir’an Hadits mengambarkan bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berhujbungan dengan mata pelajaran tersebut dalam perencanaan pembelajaran di sekolah. Tujuan ini menjadi acuan dari bentuk-bentuk pengalaman belajar yang dicapai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tersebut pada jenjang pendidikan tertentu. Oleh karena itu, tujuan semacam ini dapat memberikan tuntunan kepada pelaksana perencanaan pembelajaran sekolah tentang materi pembelajaran Qur’an Hadis yang dapat dikembangkan dan disajiakan. 

4. Sumber-sumber Perumusan dan Tujuan Tujuan yang jelas dapat menjadi tuntunan dalam pengembangan komponen perencanaan pembelajaran lain. Tujuan yang jelas mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pengembangan perencanaan pembelajaran. Tujuan itu sendiri mempunyai berbagai fungsi. Hilda taba menjelaskan, bahwa tujuan setidak-tidaknya mempunyai fungsi berbagai pemandu dalam menentukan materi yang menjadi perencanaan pembelajaran, bentuk-bentuk pengalaman yang ingin dicapai siswa, dalam penepatan kriteri yang digunakan dalam menentukan materi yang harus diajarkan serta sebagaimana mengajarkannya. Perencanaan pembelajaran sebagai alat untuk mengantarkan siswa mencapai apa yang diharapkan. Harapan itu tertuang dalam tujuan, agar tujuan yang dirumuskan dapat secara efektif dicapai, diperlukan berbagai pertimbangsn. Petimbangan itu didasari pada sumber-sumber perumusan tujan yang digunakan. Ralp W. Tiler menggunakan saran-saran dan penggunaan sumber perumusan tujuan perencanaan pembelajaran, yaitu : 

1. Kebutuhan siswa Kajian tentang kebutuhan banyak dilakukan dalam bidang psikologi. Ini betolak dari suatu pandangan prilaku individu selalu diarahkan dalam rangka memnuhi kebutuhan psikologis. Kebutuhan psikologis berkaitan dengan berbagai kebutuhan yang dapat menunjang kelangsaungan hidup sebagai mahluk biologis, seperti kebutuhan makan, minum atau seks. Sedangkan kebutuhan psikologis berkaitan dengan keadaan mental, seperti kebutuhan akan penghargaan, diakui kelompok atau kebutuhan mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. 

2. Tuntunan Kehidupan Kehidupan manusia senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan yang dicapai, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun bidang tetnologi. Dari masa-kemasatuntunan kehidupan selalu berubah-ubah. Pada masyarakat tradisional mislanya, tuntunan kehidupan masih bersipat sederhana. Sedangkan pada masyarakat modern sudah lebih konpleks. Namun demikian, adapula jenis-jenis tuntunan yang berlaku secara konteporer, tidak bergantung pada berbagai jenis perubahan atau corak kehidupan. Tuntunan kehidupan semacam ini perlu dilakukan kajian untuk dijadikan sumber dalam perumusan tujuan pembelajaran. 

5. Prosedur dan Teknik Perumusan tujuan Pembelajaran Agar Pembelajaran berfungsi sebagai secara maksimal, dalam pengembangan perlu diperhatikan dn digunakan tolak ukur atau kriteria tertentu. Hilda Taba mengemukakan tolak ukur rumusan tujuan sebagai berikut : 

a. Pernyataan tujan harus menggambarkan jenis tingka laku yang diharapkan serta isi atau koteks penerapan. 
b. Rumusan tujuan yang konpleks perlu dijabarkan sehingga tidak menggaburkan jenis tingka laku yang diharapkan. 
c. Rumusan tujuan harus jelas menggabarkan bentuk prilaku mana dari berbagai pengalaman belajar yang beraneka ragam itu hendak dicapai. 
d. Rumusan tujuan harus jelas menggambarkanbentuk prilaku yang dapat dikembangkan lebih lanjut. e. Tujuan harus bersifat realitas sehingga dapat diwujudkan dalam perencanaan maupun dalam bentuk pengalaman belajar dikelas. 

C. Penyusunan Materi Pembelajaran Quran Hadist di SD/MI 
1. Pengertian Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompotensi yang telah ditentukan. Hal senada juga diungkapkan oleh Joko Susilo, bahwa mateari pembelajaran bahwa materi pembelajaran adalah pokok yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument yang disusun bedasarkan indikator pencapaian belajar. Materi pembelajaran terdiri atas beberapa aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai. 
a. Pengetahuan, yang meliputi fakta, konsef, prinsip, prosedur, keterampilan, dan sikap atau nilai. 
b. Keterampilan, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu, yang dapat berarti secara jasmani maupun rohani. 
c. Sikap atau nilai, yang berkaitan dengan sikap atau minat untuk mengikuti materi pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa aspirasi terhadap sesuatu dan penyesuaian perasaan sosial. Aspek-aspek tersebut hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan materi pembalajaran Al-Quran Hadist dn rinciannya, suatu satuan bahasa yang telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsef-konsef yang terkandung dlam topic tersebut, prinsif-prinsif yang perlu disampaikan dan seterunya. 

2. Kriteria dan Prosdur Pemilihan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pembelajaran Al-Quran Hadist tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam tujuan Intruksional dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran. 
1. Kriteria tujuan Instruksional Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan Instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingka laku. karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan 
2. Materi pembelajaran supaya terjabat perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntunan dimana setiap TIK telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan diukur 
3. Relevan dengan Kebutuhan Siswa Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimiliki 
4. Kesesuaian dengan kondisi Masyarakat siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna berdasarkan potensi yang dimiliki 
5. Materi Pembelajaran Mengandung Segi-segi Etika Materi pembelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan Moral siswa 
6. Materi Pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis Setiap mata pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas yang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu 
7. Materi Pembelajaran bersumber dari buku, guru yang ahli dan masyarakat. 

BAB II PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasrkan uraian-uraian diatas, penulis menarik bebrapa kesimpulan yaitu : 

1. Tujuan pembelajaran Quran Hadist dirumuskan menjadi analisis terhadap berbagai tuntunan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri. serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian, tujuan pembelajaran meruoakan harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran Quran Hadist. 

2. materi pembelajaran Al-Quran Hadist berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. oleh karena itu, pemilihan pembelajaran Quran Hadist tentu saja harus sejalan dengan kriteria yang digunakan untuk memiih isi kurikulum bidang studi yang bersangkuan. 3. Perumusan tujuan dan materi pembelajaran Quran Hadist merupakan tugas pokok seseorang guru sebagai langka awal kegiatan pembelajaran untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan atau kompotensi dasar yang telah ditetapkan. 

B. Sarana 
Makalah ini kami susun dengan sangat sederhana, sehingga besar kemungkin banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kebesaran hati teman-teman dan pembaca agar kiranya memberikan kritik dan saran yang dapat melengkapi kekurangan makalah ini. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh 

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir dan Usman, M. Basyiruddin. Media Pembelajaran, Cet. I : Jakarta : Ciputra Per, 2002 
B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Cet V : Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009 
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Cet. II : Bandung : CV Wacana Ilmu, 2008 
Joko Susilo, Muhammad. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I : Jakarta : PT. Medyatama : Pustaka Pelajar, 2008 
S, Sujarwo. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Cet I ; Jakarta : PT. Medyatama Sarana Prakasa. 1989 
Sudirman, Arief S. Media Pendidikan, Cet. V ; Jakarta PT. Raja Grapindo Persada, 2002

No comments:

Post a Comment