3. Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes)
Pada atnya, at merupakan sesuatu yang berharga. Nila yang dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan
atau prinsip perilaku yang
telah mempribadi diri seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu yang terungkap
ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nila, dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antar individu dalam kelompok seperti keluarga, himpunan
keagamaan, kelompok masyarakat atau
persatuan dari orang-orang yang satu tujuan.
a.
Nilai Substantif
Nilai
substansif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil
belajar, bukan sekedar menanarnkan atat menyampaikan informasi semata.
Setiap orang memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda sesuai
dengan keyakinannva tentang sesuatu hal. Misalnya, seorang anggota keluarga akan berbeda pandangannya terhadap nilai hidup berkeluarga.
Demikian pula dalam bertindak sebagai anggota keluarga.
Hal ini tergantung pada kondisi atau iklim keluarga
masing-masing yang berbeda satu sama lain. Ada kondis keluarga yang
harmonis, dalam interaksi saling menghargai, bertutur kata
halus, disiplin, dan sebagainya, namun ada pula kondisi keluarga yang serba kaku, bertutur kata kasar, saat
bicara saling membentak, dan sebagainya.
Kondisi
keluarga _yang mencerminkan nilai yang dianut oleh keluarga yang berbeda-beda perlu dikenali oleh para siswa
dalan pembelajaran IPS. Hingga siswa mengenal implikasi dari kondisi keluarga bagi kehidupan pribadi maupun
sosial. Demikian pula, ketika para siswa, mempelajari dampak teknologi terhadap kesernpatan
kerja,
seperti industri, pemerintahan, lembaga pelatihan, kedudukan nilai bagi kelompok masyarakat dan individu merupakan
komponen yang penting bagi pembelajaran IPS.
Program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan
nilai-nilai yang
dianutnya. Proses ini tergantung pada nila-nilai prosedural di kelas. Siswa
hendaknya miliki hak mengambil
posisi nilai mana yang akan dianut tanpa paksaan, atau
menangguhkan keputusan dan tetap tidak mengambil keputusan.
b. Nilai Prosedural
Peran guru dalam
dimensi nilai sangat besar terutama dalam melatih siswa sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas. Nilai-nilai prosedural
yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain. Nilai-nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat
orang lain. Nilai-nilai kunci ini merupakan nilai yang menyo ong syara a demokratis,
seperti: toleran terhadap pendapat yang berbeda,
menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati ribadi orang
lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi siswa
secara efektif dan diharapkan semakin
4. Dimensi Tindakan (Action)
Iindah
Sosial merupakan dimensi PIPS yang penting, maka tindakan dapat memungkinkan siswa
menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pun dapat belajar
berlatih secara konkret dan prakt:is. Dengan belajar dari apa yang diketahui
dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas
apa yang akan diiakukan dan bagaimana
caranya, para siswa belajar menjadi warga negara yang aktif
di masyarakat.
Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenang dan semua tingkatan kelas
kurikulum IPS. Dimensi tindakan sosial untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut.
·
Percontohan kegiatan dalarn memecahkan masalah. di kelas seperti cara bernegosiasi dan bekerja sama. Misalnya, siswa usia 5 tahun bercurah pendapat dengan gurunya tentang tempat-tempat piknik apa saja sebagai alternatif dan mana yang akan dipilih.
·
Berkomunikasi dengan
anggota masyarakat dapaat diciptakan, misalnya
dengan kelompok masyarakat pecinta lingkungan, masyarakat
perajin, masyarakat petani, dengan pedagang di pasar tradisional.
·
Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya
pada saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
Struktur PIPS
Model pembelajaran alternatif
untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti:
Model Inkuiri, Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya. Pada hakekatnya, model-model
pembelajaran ini lebih banyak menekankan pada us siswa secara aktif (Students' earning . stilah aktif dalam model pembelajaran ini memiliki makna luas. Bukan Ilanya
aktif dalam aspek fisik semata melainkan meliputi aspek psikis se = nek intelektual bahkan emosional.
Untuk menyajikan materi
pembelajaran yang h dengan muatan konsep, generalisasi dan teori, Marlin L.Tanck (1969) mempefkenan model pembelajaran
konsep, generalisasi dan konstruk yang dikenal dengan "A Model of A Structure of Knowledge" (Model Struktur- Ilmu Pengetahuan)oP Sebelum membahas lebih lanjut tentang langkah-langkah model pembelajaran ini, barangkali
ada baiknya menjelaskan pertanyaan yang ada kaitannya dengan hal-hal
yang bersifat konseptual, seperti. Apakah "model' itu?
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi
tug guru
pada tingkat pendidikan
dasar ada'3h menerfe-mahkan
materi yang sulit menjadi mudah atau materi pelajaran yang bersifat abstrak meniadi konkret. Suatu upaya untuk menerjemahkan konkretkan hal yang abstrak
tersebut biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebu - model. Para siswa yang tengah be ajar pas a jenjang pens ia* an menengah, perlu dibimbing
dan diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam ber ' strak. - Dengan kata lain, para guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstract knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara untuk membantu para siswa
d.-dam memiliki kemampuan ini adalah melalui perantaraan model.
mPrupa an wakil dari sesuatu. Model dapat
berupa bentuk asli (prototype) dari suatu benda, benda yang pernah
ada, benda yang akan dibuat, atau benda yang seharusnya ada, atau benda yang mungkin ada. Model dapat berupa maket fisik seperti model
skala rumah, kapal, gedung dan lain-lain.
Model pun dapat berupa suatu diagram atau lukisan seperti cetak biru (blueprint) untuk rumah, kapal, gedung dan
lain-lain atau dalam bentuk gambaran verbalnya.
Apapun bentuknya, suatu model memiliki sejumlah
kegunaan. Model dapat digunakan untuk
membantu memahami sesuatu yang , diwakili
seperti apa atau bagaimana cara kerja dari sesuatu itu. Model mungkin digunakan untuk merancang suatu
konstruksi, penggunaan atau perubahan
dari sesuatu. Atau mungkin juga digunakan untuk memprediksi bagaimana sesuatu itu akan beroperasi sesuai dengan kondisinya.
Model mi berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan mengorganisasikannya dalam suatu
struktur. Model ini dapat mewakili
suatu cara bagaimana pengetahuan _yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa
lebih muctah lagi belajar. Model di
bawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membar_tu para guru lebih
efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat abstrak
dan apakah para siswa merasakan terbantu pada waktu belajar menguasai
pengetahuan pilihan tersebut.
Pemanfaatan konsep, generalisasi
dan konstruk dalam pengajaran IPS bukanlah hal yang bans. Namun dal-am proses
belajar mengajar sexing kali penggunaan istilah ini kurang tepat bahkaui para siswa pun sexing merasa bingung apakah yang
climaksud dengan fakta, data konsep, generalisasi, dan konstruk itu. Kenyataan ini
tidaklah mengherankan karena istilah-istilah di atas termasuk ke dalam pengetahuan yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan definisi-definisi dari pengetahuan
abstr li di atas dan sekaligus pula strategi pembelajaran menggunakan
konsep, generalisasi. dan konstruk
yang dapat digunakan guru.
Model Struktur Pengetahuan
Menurut Tanck (1969) pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai ; basil kerja intelektual yang dikembangkan etch manusia melalui prose-,
psikologisnya. Hasil-basil itu dapat
digolongkan dalam bentukljenis pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan dapat diliha. sebagaimana dirancang dalam model struktur atau
organisasi pengetahuan. Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan
mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model
No comments:
Post a Comment