1

loading...

Wednesday, January 20, 2016

Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes)



3. Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes)
Pada    atnya, at merupakan sesuatu yang berharga. Nila yang dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nila, dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antar individu dalam kelompok seperti keluarga, himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau persatuan dari orang-orang yang satu tujuan.
a.       Nilai Substantif
Nilai substansif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanarnkan atat menyampaikan informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannva tentang sesuatu hal. Misalnya, seorang anggota keluarga akan berbeda pandangannya terhadap nilai hidup berkeluarga. Demikian pula dalam bertindak sebagai anggota keluarga. Hal ini tergantung pada kondisi atau iklim keluarga masing-masing yang berbeda satu sama lain. Ada kondis keluarga yang harmonis, dalam interaksi saling menghargai, bertutur kata halus, disiplin, dan sebagainya, namun ada pula kondisi keluarga yang serba kaku, bertutur kata kasar, saat bicara saling membentak, dan sebagainya.
Kondisi keluarga _yang mencerminkan nilai yang dianut oleh keluarga yang berbeda-beda perlu dikenali oleh para siswa dalan pembelajaran IPS. Hingga siswa mengenal implikasi dari kondisi keluarga bagi kehidupan pribadi maupun sosial. Demikian pula, ketika para siswa, mempelajari dampak teknologi terhadap kesernpatan kerja, seperti industri, pemerintahan, lembaga pelatihan, kedudukan nilai bagi kelompok masyarakat dan individu merupakan komponen yang penting bagi pembelajaran IPS.
Program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nila-nilai prosedural di kelas. Siswa hendaknya miliki hak mengambil posisi nilai mana yang akan dianut tanpa paksaan, atau menangguhkan keputusan dan tetap tidak mengambil keputusan.
b.      Nilai Prosedural
Peran guru dalam dimensi nilai sangat besar terutama dalam melatih siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas. Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain. Nilai-nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain. Nilai-nilai kunci  ini merupakan nilai yang menyo ong syara a demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati ribadi orang lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi siswa secara efektif dan diharapkan semakin
4. Dimensi Tindakan (Action)
Iindah Sosial merupakan dimensi PIPS yang penting, maka tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pun dapat belajar berlatih secara konkret dan prakt:is. Dengan belajar dari apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas apa yang akan diiakukan dan bagaimana caranya, para siswa belajar menjadi warga negara yang aktif di masyarakat.
Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenang dan semua tingkatan kelas kurikulum IPS. Dimensi tindakan sosial untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut.
·         Percontohan kegiatan dalarn memecahkan masalah. di kelas seperti cara bernegosiasi dan bekerja sama. Misalnya, siswa usia 5 tahun bercurah pendapat dengan gurunya tentang tempat-tempat piknik apa saja sebagai alternatif dan mana yang akan dipilih.
·         Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapaat diciptakan, misalnya dengan kelompok masyarakat pecinta lingkungan, masyarakat perajin, masyarakat petani,  dengan pedagang di pasar tradisional.
·         Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
Struktur PIPS
Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti: Model Inkuiri, Prob­lem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya. Pada hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih banyak menekankan pada us siswa secara aktif (Students' earning . stilah aktif dalam model pembelajaran ini memiliki makna luas. Bukan Ilanya aktif dalam aspek fisik semata melainkan meliputi aspek psikis se = nek intelektual bahkan emosional.
Untuk menyajikan materi pembelajaran yang h dengan muatan konsep, generalisasi dan teori, Marlin L.Tanck (1969) mempefkenan model pembelajaran konsep, generalisasi dan konstruk yang dikenal dengan "A Model of A Structure of Knowledge" (Model Struktur- Ilmu Pengetahuan)oP Sebelum membahas lebih lanjut tentang langkah-langkah model pembelajaran ini, barangkali ada baiknya menjelaskan pertanyaan yang ada kaitannya dengan hal-hal yang bersifat konseptual, seperti. Apakah "model' itu?
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tug guru pada tingkat pendidikan dasar ada'3h menerfe-mahkan materi yang sulit menjadi mudah atau materi pelajaran yang bersifat abstrak meniadi konkret. Suatu upaya untuk menerjemahkan konkretkan hal yang abstrak tersebut biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebu - model. Para siswa yang tengah be ajar pas a jenjang pens ia* an menengah, perlu dibimbing dan diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam ber ' strak. - Dengan kata lain, para guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstract knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara untuk membantu para siswa d.-dam memiliki kemampuan ini adalah melalui perantaraan model.
 mPrupa an wakil dari sesuatu. Model dapat berupa bentuk asli (prototype) dari suatu benda, benda yang pernah ada, benda yang akan dibuat, atau benda yang seharusnya ada, atau benda yang mungkin ada. Model dapat berupa maket fisik seperti model skala rumah, kapal, gedung dan lain-lain. Model pun dapat berupa suatu diagram atau lukisan seperti cetak biru (blueprint) untuk rumah, kapal, gedung dan lain-lain atau dalam bentuk gambaran verbalnya.
Apapun bentuknya, suatu model memiliki sejumlah kegunaan. Model dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang , diwakili seperti apa atau bagaimana cara kerja dari sesuatu itu. Model mungkin digunakan untuk merancang suatu konstruksi, penggunaan atau perubahan dari sesuatu. Atau mungkin juga digunakan untuk memprediksi bagaimana sesuatu itu akan beroperasi sesuai dengan kondisinya.
Model mi berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu cara bagaimana pengetahuan _yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa lebih muctah lagi belajar. Model di bawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membar_tu para guru lebih efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat abstrak dan apakah para siswa merasakan terbantu pada waktu belajar menguasai pengetahuan pilihan tersebut.
Pemanfaatan konsep, generalisasi dan konstruk dalam pengajaran IPS bukanlah hal yang bans. Namun dal-am proses belajar mengajar sexing kali penggunaan istilah ini kurang tepat bahkaui para siswa pun sexing merasa bingung apakah yang climaksud dengan fakta, data konsep, generalisasi, dan konstruk itu. Kenyataan ini tidaklah mengherankan karena istilah-istilah di atas termasuk ke dalam pengetahuan yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan definisi-definisi dari pengetahuan abstr li di atas dan sekaligus pula strategi pembelajaran menggunakan konsep, generalisasi. dan konstruk yang dapat digunakan guru.
Model Struktur Pengetahuan
Menurut Tanck (1969) pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai ; basil kerja intelektual yang dikembangkan etch manusia melalui prose-, psikologisnya. Hasil-basil itu dapat digolongkan dalam bentukljenis pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan dapat diliha. sebagaimana dirancang dalam model struktur atau organisasi pengetahuan. Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model


No comments:

Post a Comment