MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelahiran Pengetahuan
Alamiah Modern” dengan baik dan
lancar. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis mengharapkan makalah ini nanti dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk mengetahui, memahami dan mempelajari tentang
Kelahiran
Pengetahuan Alamiah Modern.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan Dosen Pembimbing dan
rekan-rekan mahasiswa.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnana, maka dari itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang
sifatnya membangun demi kemajuan yang makalah akan datang.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Bengkulu,
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR.
DAFTAR ISI...........
BAB I PENDAHULUAN.....
A.
Latar
Belakang.......
B.
Rumusan Masalah.......
BAB II PEMBAHASAN...........
A. Lahirnya
Ilmu Alamiah dan Hakikatnya
B. Kriteria
Ilmiah
C. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
D. Perkebangan
Pengetahuan dari Masa ke Masa
E. Penerapan
Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam
Konsep teknologi
BAB
III PENUTUP............
A.
Kesimpulan………
B.
Saran………
DAFTAR
PUSTAKA....
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rasa ingin tahu
manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia
yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia
untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan
rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni
dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non
praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat
alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu
pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang
sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap
hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu
pengetahuan terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang menjadi titik awal lahirnya pengetahuan
alamiah modern yang semakin berkembang dari zaman ke zaman.
Makalah ini
secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran
pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk
dipelajari lebih lanjut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Lahirnya Ilmu Alamiah dan Hakikatnya ?
2.
Bagaimana
Kriteria Ilmiah?
3.
Bagaimana
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
4.
Bagaimana
Perkembangan Pengetahuan dari Masa ke Masa ?
5.
Bagaimana
Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Konsep Teknologi ?
BAB I I
PEMBAHASAN
KELAHIRAN
PENGETAHUAN ALAMIAH
A. Lahirnya Ilmu
Pengetahuan Alamiah dan Teknologi
Sejak dilahirkan di muka bumi, manusia
bersentuhan degan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam
memberikan rangsangan kepada manusia melalui panca indera. Jadi panca indera
merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan
pengalaman.
Pengalaman itu saat demi saat bertambah,
karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : apa,
bagaimana, dan mengapa baik atas kehadirannya didunia ini, maupun atas segala
benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya manusia secara atau tidak,
akan mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang
memungkinkan terjadinya pengatahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the bundle of fact. Kumpulan fakta itu
selalu bertambah selama manusia masih berada diatas bumi dan selalu mengalikan
fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pertambahan
pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok, yakni :
1.
Dorongan yang
bersifat praktis, yakni manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, berbudi,
berperasaan yang selalu berusaha menjadikan hidupnya lebih aman dan tinggkatnya
lebih tinggi. Dorangan yang pertama inilah yang pada saat akhirnya akan
membuahkan ilmu terapan atau teknologi.
2.
Dorongan yang
bersifat nonpraktis atau teoritis, yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan
mengerti sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan
pengetahuan yang disebut murni atau pengetahuan.
Menurut Prof DR.
M. J. Langerveld, Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) Ilmu
Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang
merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang
dapat
dipertanggungjawabkan dengan sebab-sebab suatu
kejadian. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan pengetahuan lainnya, diantara ciri khas ilmu atau ilmu
pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan
sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan
dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan
suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah
ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia.
Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian yang besifat empiris, yang
terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan menggunakan panca indranya.
Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek material adalah objek yang dilihat
secara keseluruhan, dan objek formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu
saja.
B. Kriteria Ilmiah
Kriteria atau ukuran merupakan faktor
penting untuk menentukan benar tidaknya sesuatu masuk kedalam status tertentu.
Pengetahuan termasuk kategori ilmu jika memenuhi kriteria berikut : secara
berurutan (teratur), berobjek, bermetode, berlaku umum dan besistem.
Ilmu alamiah mempelajari semua alam yang
berada disekitar kita. Jadi benda-benda alam itulah objek Ilmu alamiah. Sesuai
dengan tujuan ilmu, ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya.
Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan
baru merasa puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian
antara pengetahuan dengan objek yang diselidiki itulah yang disebut kebenaran.
Alam sebagai objek penyelidikan
mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek biologis, aspek
psikologis, aspek ekonomis dan sebagainya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
mustahil bahwa ilmu dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya. Untuk
mencapai kebenaran, yakni adanya persesuaian antara pengetahuan dengan
objeknya, biasanya tidak secara kebetulan, walaupun tidak menutup kemungkinan
adanya peluang untuk itu. Kekule seorang sarjana kimia dalam menentukan rumus
bangunan senyawa bensena yang melingkar itu dianalogikan dengan seokor ular
yang dipergoki Kekule didalam kebunnya. Tetapi hal seperti itu tidak sering
terjadi. Biasanya ilmuan menggunakan suatu metode untuk menjamin agar tidak terjadi
kekeliruan.
Dengan metode
yang tepat, ilmu akan mencapai kebenaran. Kebenaran yang bersifat umum mengenai
suatu objek walaupun hanya salah satu dari objek, yang akan dicapai dengan
metode ilmiah, dengan kebenaran itu telah dirumuskan perlu diorganisasikan dan
diklarifikasikan.
Metode Keilmuan
berguna Untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu memerlukan pencarian
pengetahuan yang dapat dilakukan secara non ilmiah dan ilmiah dengan mengacu
pada kerangka filsafat. Pencarian ilmu pengetahuan ilmiah (metode ilmiah)
dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun
referensi pengalaman sebelumnya. Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya.
2. Metodik,
pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur
dan terkontrol.
3. Sistimatis,
pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga
keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku Umum,
pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseoramg atau
sekelompok orang, tetapi dengan pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau
konsisten.
Keseluruhan
langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, lewat
metode inilah nantinya akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang menjadi cikal bakal
lahirnya ilmu alamiah modern terutama Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
C. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
Pada mulanya
manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo
knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah
pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia
adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science).
Untuk menemukan
ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme,
yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka.
Jadi, suatu ilmu
pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara
memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan
emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan
dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia
yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta
mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Kapan ilmu
pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi
yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan
kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran
yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara
fakta dan menggunakan peralatan ilmiah.
D.
Perkembangan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa
1.
Zaman Purba
Pada zaman purba, manusia selain
mewariskan alat-alat purba, juga mewariskan cara bercocok tanam dan cara
berternak. Peninggalan-peninggalan alat-alat, tanaman, ternak tersebut
menunjukkan bahwa manusia purba telah mempunyai pengetahuan untuk
memperolehnya. Penemuan-penemuan itu terjadi baik secara kebetulan ataupun
disengaja semuanya berdasarkan pengamatan primitif, dan mungkin dilanjutkan
dengan percobaan-percobaan yang dilakukan dengan tanpa dasar dan tanpa
pengaturan, tetapi dengan mengikuti proses”Trial and error”. Dengan demikian
tersusunlah ”know how” meskipun tidak diketahui sebabnya, tidak diketahui
”mengapanya”. Dengan demikian maka zaman batu ini ditandai oleh pengetahuan
”know how” yang diperoleh berdasarkan Kemampuan mengamati, membeda-bedakan,
memilih, melakukan percobaan tanpa disengaja, yang berlandaskan dengan proses
”Trial and error”.
Setelah zaman ini masa 15000 sampai
kurang lebih 600 tahun SM. Masih merupakan kelanjutan dari zaman batu. Mereka
masih mewarisi pengetahuan dari zaman batu, tetapi diantara mereka ada yang
mampu mengolah logam. Dalam hal pembuatan logam, alat-alat mereka tidak lagi
terbuat dari batu, melainkan dari perunggu atau besi. Pada zaman purba tersebut
manusia menggantungkan diri pada kepercayaan agama yang politistik. Mereka
percaya bahwa dewa-dewa berada di bulan, matahari, bintang, karena itu,
benda-benda angkasa itu terus-menerus diamati. Dan mereka mulai menyusun
kalender sebagai pedoman waktu untuk mengatur kehidupan ritual, pekerjaan
sehari-hari dan kehidupan biasa pada umumnya.
Penemuan-penemuan tersebut di atas
merupakan proses alamiah yang hanya mungkin pada zaman itu mencari dan akhirnya
menemukan dan mampu menggunakan angka-angka dan abjad untuk melakukan
perhitungan-perhitungan. Di samping kemampuan-kemampuan dan penemuan-penemuan
tersebut, mereka bisa membentuk kemampuan mengukur, kemampuan ini digunakan
untuk mengukur bidang tanah dan perladangan juga mengukur hasil panennya. Untuk
keperluan pengukuran-pengukuran tersebut juga telah ditemukan bentuk segitiga,
segitiga siku-siku, dan sudut siku-siku. Kemudian ilmu berkembang dan menjelma
menadi ilmu hitung (arithmetic) dan ilmu ukur (geometry).
2.
Zaman Yunani
Masa 600 tahun sebelum masehi sampai
kurang lebih 200 tahun sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam
zaman ini proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan
sehari-hari, tapi lebih maju daripada zaman sebelumnya. Dalam bidang
pengetahuan sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi
perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan
modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat menerima
pengalaman-pengalaman secara pasif receptif. Mereka memiliki ”inquiry atitude”
dan ”inquiry mind” orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi
alam ini adalah Thales (624-548 SM). Pemikiran Thales dalam rangka membahas
perkembangan ilmu pengetahuan ”Yang penting bukan jawaban yang diberikan,
tetapi diajukannya pertanyaan tersebut”. Karena dari pertanyaan akan
menimbulkan atau menyebabkan pemeriksaan dan penelitian yang terus menerus.
Jadi, pertanyaan merupakan suatu motor yang tetap mendorong pemikiran dan
penyelidikan.
Disamping Thales terdapat banyak tokoh
filsafat Yunani yang besar sekali sumbangannya pada perkembangan ilmu
pengetahuan diantaranya adalah Al-Fargani, Jabir bin Hayyam, Phytagoras,
Aristoteles dan Archimedes.
3.
Zaman Modern
Pada permulaan abad ke-14, di Eropa di
mulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa
menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya.
Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang
menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan
penelitian. Copernicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor
dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi
sangat mantap dan pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum
oleh Francis Bacon (1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam
mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Bila dilihat dari segi metodologi dan
psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada :
a.
Pengamatan dan
pengalaman manusia yang terus menerus
b.
Pengumpulan data
yang terus menerus dan dilakuakan secara sistematis
c.
Analisis data
yang ditempuh dengan berbagai cara.
d.
Penyusunan
model-model atau teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan
dengan model itu.
e.
Percobaan untuk
menguji ramalan tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa
kemungkinan, diantaranya: benar atau salah. Jika terbukti salah, terbuka
kemungkinan untuk mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan
untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu
sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan
ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju kebenaran.
Ilmu pengetahuan Alam terus berkembang,
sementara manusia mencoba menjelaskan mengenai benda-benda dialam sekelilingnya
yang tidak diketahuinya. Astronomi boleh jadi merupakan pengetahuan tertua,
karena seperti matahari, bulan, bintang yang mudah disaksikan sangat bersangkut
paut dengan kegiatan mereka sehari-hari. Peranan matahari jelas sangat penting
dalam kehidupan, surutnya lautan banyak berhubungan dengan bulan, sedangkan
pelaut dilautan banyak menarik manfaat mengarungi samudra.
Dengan ilmu pengetahuan alam, setiap
penginderaan yang dinyatakan menurut sebuah alat ukur, akan diubah menjadi
konsep. Ilmuwan tidak akan lupa menggunakan penalaran indukftif yang akan
berubah ke penalaran deduktif. Akan tetapi setelah banyak diadakan eksperimen
mulailah ilmuwan menyusun suatu teori dan selanjutnya ia akan mengkaji teori
itu dengan sangat kritis.
Kerangka pemikiran semacam ini dinamakan
pemikiran dengan metode ilmiah, yang dijabarkan sebagai berikut :
1.
Pengajuan
Masalah
a.
Latar belakang
Masalah
b.
Identifikasi
Masalah
c.
Pembatasan
Masalah
d.
Perumusan
Masalah
e.
Tujuan
Penelitian
2. Penyusunan Kerangka Teoritis dan Pengajuan
Hipotesis
a.
Pengkajian teori
yang digunakan
b.
Pembahasan
penelitian yang relevan
c.
Penyusunan
kerangka berfikir
d.
Penyusunan
hipotesis
3. Metodologi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
b.
Tempat dan waktu
penelitian
c.
Metode
penelitian
d.
Teknik
Pengambilan data
e.
Teknik
pengumpulan data
f.
Teknik analisa
data
4.
Hasil Penelitian
a.
Variable
b.
Teknik analisis
c.
Kesimpulan
analisis data
d.
Penafsiran
kesimpulan analisis data
e.
Kesimpulan
penguji analisis
5.
Ringkasan dan
Kesimpulan
a.
Deskribsi
singkat mengenai masalah hipotesis metodologi dan hasil penelitian
b.
Kesimpulan
penelitian yang merupakan intensif dan seluruh aspek tersebut diatas
c.
Pembahasan hasil
penelitian dengan membandingkan penelitian lain
d.
Pengkajian
inspeksi penelitian
e.
Saran-saran.
Manusia menciptakan beraneka ragam
ilmiah selama kesibukannya menelaah alam semesta. Ada yang membantu ilmiah
dasar dalam pengukuran dunia kasat mata, missal Astrobat yang dipergunakan ahli astronomi zaman dulu, diantara
ialah mikroskop dan teleskop. Setelah teleskop ditemukan meskipun masih dengan
distorsi karena lensa yang dipakai kurang baik, maka munculah teleskop pantul
yang dibuat oleh Isacc Newton pada tahun 1866 M dan ternyata lebih baik dari
teleskop biasa.
Alat pertama yang memungkinkan para
ilmuwan mengadakan eksperimen dengan gejala yang tak kasat mata, seperti udara,
hampa udara, dan elektrik ; pompa udara buatan Otto Von Duerieke pada abad 17
M, degan alat ini dapat dibuktikan bahwa udara mempunyai masa. Sedangkan
eskperimen dengan bola Magdenburg dapat membuktikan bahwa udara mempunyai
tekanan. Duerieke pernah membuat alat pembangkit listrik statistik yang
pertama, meskipun tidak banyak memperoleh perhatian.
Alat mula laboratorium kimia dimulai
pada awal abad pertengahan dengan teknik kerja yang bermutu dan alat yang
cocok. Alkimiah berusaha mengubah logam dasar menjadi emas. Pada tahun 1925 M
laboratorium dasar modern pertama dibangun di Universitas
Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig
sehingga sejumlah besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar
industry batu bara dan bahan celup dilotakkan.
Kebanyakan saat penting fisika atom
terjadi di Laboratorium Cavedvish yang didirikan Universitas Cambridge
eklektro, proton dan neutron ditemukan pada laboratorium ini. Dengan kamar
kabut Wilson akibat zarah (atom) dapat diamati.
Sejak Albert Einstein mengemukakan teori
relaktivitas terdapat dampak yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan alam
pada umumnya dan fisika khususnya. Satu hal yang membedakan antara fisika
klasik dan modern adalah mengenai cara menemukannya. Fisika modern mencoba
melalui penelaahan model matematika dengan persamaan yang rumit, kemudian model
tersebut diuji kebenarannya melalui eksperimen. Sedangkan fisika klasik mulai
dari eksperimen kemudian disusun suatu teori. Hokum mekanika newton betul untuk
gerakan benda yang berkecepatan rendah, sedangkan benda yang begerak dengan
kecepatan tinggi perlu dibahas dengan hukum relativitas Einstein.
Semua keahlian ilmu berdasarkan dalam
empat pandangan utama, Matematika, fisika, biologi dan ilmu sosial. Matematika
menelaah hubungan antara bilangan, bentuk, lambing logis lainnya. Ilmu fisika
menelaah bagian-bagian alam semesta yang tidak bersenyawa. Biologi menelaah
tentang hidup dan materi kehidupan. Ilmu sosial menelaah tentang prilaku
manusia baik kolektif maupun individual.
E. Penerapan Hasil Penemuan Ilmu Pengetahuan
Alam dalam Konsep Teknologi
Dimuka telah dibicarakan bahwa ilmu
pengetahuan alam mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi. Tetapi
dalam berbagai masalah teknologi terdapat yang tidak dijumpai dalam ilmu pengetahuan
alam, yaitu masalah mengambil keputusan. Masalah serupa ini dijumpai dalam
perencanaan-perencanaan atau pembuatan suatu desain. Dalam pengambilan suatu
keputusan, disertakan pula berbagai persyaratan pengambilan keputusan ini
mengandung 4 unsur yaitu :
1. Model
Model adalah suatu pengambaran
permasalahan secara kuantitatif. Model dapat digunakan sebagai petunjuk bagi
usaha-usaha penelitian atau penyelesaian suatu masalah. Sering kali model-model
matematika dikembangkan untuk mempelajari perkiraan-perkiraan yang diramalkan
atau perubahan-perubahan yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu model.
a.
Pertama realisme
menyangkut seberapa jauh model matematis itu bila diterjemahkan ke dalam
kata-kata, benar-benar sesuai dengan konsep yang diwakilinya.
b.
Kedua ketetapan,
yakni kemampuan model itu diramalkan perubahan-perubahan yang bakal terjadi.
c.
Ketiga
generalitas yakni seberapa jauh model dapat digunakan dalam situasi berbeda.
2. Kriteria
Kriteria adalah persyaratan yang
menggambarkan tujuan atau sasaran dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu
desain, terdapat sasaran-sasaran yang merupaka tujuan poko dari desain
tersebut. Missal untuk membuat desain pesawat, dipilih daya angkut yang besar
dan kecepatan yang tinggi.
3. Kendala
Kendala atau pembatasan adalah
faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam desain atau pengambilan
keputusan. Missal dalam desain kendaraan angkut, syarat pencemaran harus
sekecil mungkin
4. Optimasi
Optimasi adalah mencapai solusi terbaik,
bila masalah tersebut telah dirumuskan dalam bentuk model dengan memperhatikan
sarana dan perhitungan kendala. Contoh
permasalahan dimana pendekatan ini
digunakan adalah dalam masalah transportasi, industry, perencanaan dalam desain
dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
pengetahuan sudah dimulai sejak zaman purba, hal tersebut disebabkan karena
manusia memiliki rasa ingin tahu yang terus berkembang, sehingga pada zaman
Yunani manusia sudah mulai menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya
mengandalkan rasio semata tetapi juga harus dengan pengalaman empirik sehingga
apa yang mereka dapatkan dapat dibuktikan dan diterima oleh umum.
Kelahiran ilmu
alamiah modern mungkin saja terjadi pada zaman Yunani, karena pada zaman inilah
pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach, yang
selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan Ilmu Pengetahuan yang pesat pada
zaman modern. Pada tahun 1925 M laboratorium dasar modern pertama
dibangun di Universitas Glessen oleh Baron Jusius Bon Leibig sehingga sejumlah
besar senyawa kimia bernilai niaga ditemukan dan dasar industry batu bara dan
bahan celup dilotakkan.
B. Saran
Apabila di dalam penulisan makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan sarannya dari Dosen Pembimbing serta rekan-rekan
mahasiswa, agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta: 1994.
Bainar, Hajjah, dkk, Ilmu
Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar, Jenki Satria, Jakarta: 2006.
Jasin Maskuri, Drs. Ilmu
Alamiah Dasar, Bina Ilmu, Surabaya 1987
Margono, Drs, dkk, Ilmu
Alamiah Dasar, Buku IIA, UNS, Solo 1988
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah
Dasar, Rinek Cipta, Jakarta: 2008.
Rahman Abdul, Drs. Diktat
Ilmu Alamiah Dasar, 1988
Roosmini, Mien, Dra, dkk,
Ilmu Alamiah Dasar, IKIP Semarang: 1989.
Salam, Burhanuddin, Sejarah
Filsafat Ilmu dan Teknologi,Rineka Cipta, Jakarta: 2000.
No comments:
Post a Comment