1

loading...

Wednesday, December 5, 2018

MAKALAH ETIKA BISNIS


MAKALAH ETIKA BISNIS " ETIKA BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI" 

BAB I
PENDAHULUAN
     A.     Latar Belakang
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika menjalankan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan persaingan usaha sehat yang kondusif.
Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat. Kondisi ini terjadi karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya yang tidak terikat menurut hukum.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama rari setiap usaha dalam bidang industry dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu.
Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha.Terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang kadang – kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan.
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang dapat memahami suatu bisnis persaingan, bagaimana bersikap ataupun berprilaku.Bagaimana era global ini dituntut untuk menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikan tujuannya dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, menjadi suatu hal yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, dan lain sebagainya.

Maka dari itulah kami tertarik untuk mengangkat atau membahas lebihlanjut tentang etika bisnis dengan judul “Peranan Etika Binis dalam Era Globalisasi”
     B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah peranan etika bisnis dalam era globalisasi adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana peran etika bisnis dalam era globalisasi ?
2.      Apa saja yang melatar belakangi etika bisnis di era globalisasi
3.      Apa yang menjadi landasan hukum etika bisnis ?
4.      Bagaimana etika bisnis menjadi sangat berpengaruh dalam pekembangan di era globalisasi?

      C.     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari, mengenal, dan memahamii peranan etika bisnis di era globalisasi . selain itu agar kita lebih dapat mempelajari dan menambah wwasan tentang dampak ataupun pengaruh etika bisnis di era globaliasai sekarang ini 

BAB II
LANDASAN TEORI
       A.     Etika Bisnis
1.      Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.[1]
Menurut Suhardana, dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana istilah lain dari etika adalah susila, su artinya baik, sila artinya kebiasaan. Jadi susila berarti kebiasaan atau tingkah laku perbuatan manusia yang baik.
Menurut Lawrence, Weber, dan dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah. Etika menjelaskan kepada kita apakah perilaku kita bermoral atau tidak berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental, bagaimana kita berpikir dan bertindak kepada orang lain dan bagaimana kita inginkan meraka berpikir dan bertindak terhadap kita.
Menurut David P. Baron dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintetis, dan reflektif.
Menurut Muslich etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuranberusaha.
Chandra R, menambahkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam oraktik pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan perhatian terhadap etika bisnis semakin penting.
Oleh karena itu, etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yangmemperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang danjasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
2.      Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan.Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
3.      Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.[2]
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a.       Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
b.      Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c.       Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak – pihak yang melakukannya.[3]
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
a.       Pengendalian diri
b.      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
c.       Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
d.      Menciptakan persaingan yang sehat
e.       Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
f.       Mampu menyatakan yang benar itu benar
g.       Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
h.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
i.        Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
j.        Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
4.      Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikanacuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Muslich (2004: 18-20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis meliputi:
a.       Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
b.      Prinsip kejujuran
Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalammendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang tinggi bagi perusahaan tersebut.
c.       Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentutidak membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan dari suatu tujuan terlihat cukuptransparan misi, visi dan tujuan yang ingin dicapai dari suatuperusahaan. 
d.      Prinsip adil
Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap danberperilaku adil kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.

e.       Prinsip hormat pada diri sendiri
Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaanyang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.

      B.     Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya.[4]
Globalisasi merupakan proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barang-barang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.

BAB III
PEMBAHASAN
      A.     Etika Bisnis di Era Globalisasi
              Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.[5]
              Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
              Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk meraih keberhasilan:
1.      Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.
2.      Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama.
Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
                 Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.” Sehingga dalam menjalankan bisnis dalam era  globalisasi ini para pelaku bisnis menghadapi tantangan utama, yakni: Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi trend masa kini. Hal ini menjadikan waralaba yang laris adalah dapat menyediakan makanan cepat saji.
                   Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pembagian-pembagian kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama.[6]
            Konsumen kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya.
            Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama-sama oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO. Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan ‘booming’, pasti dalam sekejap ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.
            Perkembangan internet dan bisnis dalam beberapa tahun ini juga semakin terasa dampaknya dalam aktivitas masyarakat keseharian. Kemudahan komunikasi yang disajikan memungkinkan perolehan informasi seketika. Kemajuan teknologi komputer, telepon, dan televisi telah memberikan dampak besar terhadap cara perusahaan menghasilkan dan memasarkan produk mereka.
            Karena teknologi telah memudahkan manusia dalam berbagai jenis. Jarak geografis dan budaya telah menyempit dengan munculnya pesawat udara, mesin faks, dan lain-lain. Kemajuan-kemajuan ini membuat perusahaan untuk mengerti bahwa hakikat pasar tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu.[7]
            Globalisasi dan teknologi telah mendorong kemajuan dalam berbagai sektor. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu memberikan apa yang siap dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara harus menemukan cara menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang menarik minat beli.
            Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia manapun bisa diakses oleh setiap orang, pergolakan ekonomi dan perubahan mata uang dunia dapat dilacak dari kantor/tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu komputer. Jadi permasalahan dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi kompleks baik dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya persaingan mutu produk atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal.
            Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestic (nasional) maupun di pasar internasional atau global.Tanpa terkecuali di Negara kita, dunia usaha di Indonesia juga berkembang dengan pesat. Perdagangan bebas AFTA (ASEAN Free Trade Area) di tahun 2003 dan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) mulai tahun 2020 memberikan kesempatan para produsen untuk memasarkan produknya secara bebas.


     B.     Pengaruh Etika Bisnis dalam Era Globalisasi
               Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan.Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan perbedaan hukum dan politik.Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut.
               Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke arah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai fenomena, antara lain:
a.       Kekuasaan saat ini sudah beralih ke tangan konsumen.
b.      Skala produksi yang besar tidak lagi merupakan keharusan.
c.       Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
d.      Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
e.       Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
f.       Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.[8]

    C.     Kode Etik dalam Etika Bisnis
            Selain itu social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah:
1.      Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2.      Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
3.      Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4.      Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
            Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, dan semacamnya,
tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.
     D.     Etika Bisnis di bidang Pemasaran dalam Menghadapi era Globalisasi
            Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.
            Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku,
etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.
            Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.      Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
  Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi
3.      Mempertahankan Jati Diri
         Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
4.      Menciptakan Persaingan yang Sehat
           Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.      Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
           Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
6.      Memelihara Kesepakatan
           Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
7.      Menuangkan ke dalam Hukum Positif
           Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.[9]
BAB III
PENUTUP

      A.     Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal nilai-nilai dan norma-norma etis.Begitu juga pada dunia bisnis pada umumnya.Bisnis perlu mengenal dan memperhatikan etika.Dalam dunia persaingan yang ketat, bisnis yang berhasil adalah bisnis yang memprhatikan nilai-nilai moral.Jadi antara etika dan bisnis ada relevasinya.Adanya persaingan yang ketat antara pelaku usaha dan adanya prinsip ekonomi untuk memperoleh kaentungan sebesar-besarnya, membuat para pelaku bisnis bertindak tidak jujur.
Upaya perlindungan konsumen masih terdapat kendala-kendala antara lain karena rendahnya kesadaran konsumen akan hak-haknya. Guna melindungi konsumen dan produsen terhadap perdagangan dalam dan luar negeri, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
      B.     Saran
1.      Perlu adanya pendidikan atau penyuluhan tentang etika bisnis kapada para pelaku bisnis. Demikian pula penyuluhan tentang kehidupan berbisnis yang berlandaskan etika yang merupakan keadilan ekonomi, serta hasil dari penerapan keadilan, yaitu terwujudnya keadilan sosial.
2.      Pemerintah perlu mengembangkan dan menumbuhkan aparatyang mempunyai kemampuan, kepekaan, serta kewibawaan untuk melaksanakan pengawasanserta pembinaan kepada pelaku bisnis, agar praktek-praktek yang meninggalkan etika bisnis tidak dilakukan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Kristianto, Paulus Lilik. Jurnal Etika Bisnis. (online). Tersedia:
Sundartini, Nurfajrianti. Pengertian Etika Bisnis Diakses dari. (online) Tersedia
https://antilicious.wordpress.com/2011/11/24/makalah-etika-bisnis/. Html (24
November 2011).
Wikipedia, Globlisasi. (Online) Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi.
Html (23 Oktober 2018)



[1]Nurfajrianti Sundartini, Pengertian Etika Bisnis. Diakses dari https://antilicious.wordpress.com/2011/11/24/makalah-etika-bisnis/ Pada 24 November 2011
[2]Paulus Lilik Kristianto, Jurnal Etika Bisnis. Diakses dari http://www.e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/414.pdf Pada 10 Maret 2011
[3] Nurfajrianti Sundartini, Pengertian Etika Bisnis. Diakses dari https://antilicious.wordpress.com/2011/11/24/makalah-etika-bisnis/ pada 24 November 2011
[4]Wikipedia, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi Pada 23 Oktober 2018
[5] Tri Sultan Efendi, Etika Bisnis Dalam Globalisasi. Diakses dari: http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup-globalisasi.html 1 May 2017
[6]Rizky Fauzi, Makalah Etika Bisnis. Diakses dari https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-etika-bisnis-era-global.html Pada 1 Januari 2014
[7] Tri Sultan Efendi, Etika Bisnis Dalam Globalisasi. Diakses dari: http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup-globalisasi.html 1 May 2017
[8] Paulus Lilik Kristianto, Jurnal Etika Bisnis. Diakses dari http://www.e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/414.pdf Pada 10 Maret 2011
[9] Rizky Fauzi, Makalah Etika Bisnis. Diakses dari https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-etika-bisnis-era-global.html Pada 1 Januari 2014

No comments:

Post a Comment