1

loading...

Friday, October 11, 2019

MAKALAH ANALISIS KEGIATAN EKONOMI KLASIK KEYNES DAN MASA KINI


MAKALAH ANALISIS KEGIATAN EKONOMI KLASIK KEYNES DAN MASA KINI

I  PENDAHULUAN
Tahun 1960-an ahli-ahli ekonomi telah merasa puas dengan analisis keseimbangan makro ekonomi analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan harga tingkat kegiatan ekonomi yang sangat menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara. Tahun 1970-an yang pada umumya menghadapi masalah inflasi yang serius dalam keadaan pengganguran, yang cukup tinggi, menimbulkan kesadaran bahwa analisis yan ada dapat menimbulkan gambaran yang tepat mengenai peristiwa yang berlaku dalam perekonomian. 
Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan keseimbangan kegiatan ekonomi negara yang menunjukkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegitan ekonomi dan kesempatan kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeleruh dan lebih lengkap karna tidak saja memberikan gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran suatu perekonomian tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Berdasarkan sifat analisisnya ini, analisis ini lebih dikenal sebagai model permintaan dan penawaran agregat.
II  PEMBAHASAN
ANALISIS KEGIATAN EKONOMI KLASIK KEYNES DAN MASA KINI
A.      Pandangan Ahli Ekonomi Klasik
            Analisis mengenai pandangan  ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah  perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penih akan selu tercapai. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam  perekonomian tidak akan  terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen  menaikan produksi maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang itu.
Analisis mengenai pandanagan ahli ekonomi klasik Hal-hal yang di kritik oleh Keynes yang harus diperhatikan yaitu:
1.        Peranan sistem pasar bebas
Adam Smith dalam bukunya The Wealth Oh Nations mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh sitem pasar bebas. Pengaturan ekonomi ini akan mewujudkan efisiensi yang tinggi karna menurut pendapatnya setiap pelaku kegiatan ekonomi akan selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang paling maksimum. Sebagai seorang individu dan pengusaha mereka akan bekerja dengan efisiensi dan memaksimumkan pendapatan dan keuntungannya. Sedangkan sebagai konsumen mereka akan memaksimumkan kepuasan dari menggunakan sejumlah pendapatan mereka.
2.        Hukum say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh
Ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian. Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa
a.         Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan/keseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi. [1]
b.        Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan dimana besarnya tabungan sama dengan investasi.
              Sebagai contoh pada saat tingkat suku bunga 20%, besarnya tabungan akan meningkat pesat karena memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bank akan kesulitan untuk menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan lebih memilih untuk menabung dari pada berinvestasi karena return atas tabungannya lebih tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut, bank akan menurunkan suku bunganya.
              Sebaliknya pada saat tingkat suku bunga 10 % masyarakat akan memilih untuk mencairkan tabungannya dan memilih berinvestasi saja. Karna banyak orang yang memilih untuk berinvestasi, bank jadi kekurangan dana untuk dipinjamakan kepada para investor, untuk menghimpun dana, maka bank akan menaikan suku bunga tabungannya.
c.       Flesksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan dimana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan. Para ahli ekonomi klasik berkeyakinan terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dihapus. Asumsi yang digunakan yaitu para ahli yaitu para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru).
Berdasarkan teori ekonomi klasik maka perekonomian ditentukan oleh:
1.    Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomi (C=Capital)
2.    Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L=Labor) [2]

3.    Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (I=Quantity)
4.    Tingkat teknologi yang digunakan (T=Technology)
3.        Faktor-faktor produksi menentukan kegiatan ekonomi dan produksi nasional
            Tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor  produksi yang digunakan, semakin banyak barang modal semakin tinggi produksi nasional yang dapat dihasilkan. Perkembanagan teknologi meningkatkan produktivitas dan akan mengurangi kenaikan produksi nasional.
4.        Penawaran uang, kegiatan perekonomian tingkat harga
            Ahli ekonomi klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi nasional. Tingkat produksi hanya ditentukan oleh faktor rill yaitu faktor-faktor produksi yang tersedia.
5.        Peranan pemerintah dalam perekonomian
            Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan pemerintah yang aktiv untuk mengatur perekonomian. Dalam masa pengangguran maupun inflasi ahli ekonomi klasik berpendapat agar pemerintah bersifat pasif. Tetapi ahli ekonomi klasik tidak menolak kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Fungsi pemerintah yaitu:
a.     Mewujudkan infrastruktur yang diperlukan agar operasi perusahaan swasta dapat ditingkatkan efisiensinya.
b.    Menyediakan peraturan dan fasilitas yang membantu mempertinggi efisiensi operasi perusahaan swastamenyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan serta aparat keamanan [3]

B.   Pandangan Keynes
            Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu pengguanaan tenaga kerja penuh ( full employment ) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agreegat yang wujud dalam perekonomian. [4]
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari penegeluaran kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan didalam menentukan kegiatan ekonomi. Pada hakikatnya analisi Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan besarnya permintaan efektif yaitu perminataan yang disertai oleh kemapuan unutk membayar barang dan jasa yang diminta yang diwujudkan dalam perekonomian. Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai sektor perusahaan.
Perbedaan pandang Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:
1.    Faktor-faktok yang menetukan tingkat tabungan dna tingkat investasi dalam perekonomian.
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendah tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya, semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya. [5]

2.    Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal ( biaya  untuk memproduksi tambahan produk baru ). Akan tetapi menurut Keynes penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat.
            Karena perbedaan pendapat antara Keynes dangan para ahli ekonomi klasik diatas, Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap faktor yang menjadi penentu tinkat kegiatan ekonomi suatu negara. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatau negara adalah permintaan efektif.
Keynes membagi permitaan agregat terhadap dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Faktor yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:
1. Konsumsi dan Investasi
            Pengeluaran kosumsi yang dilakukan oeh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergnatung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC=Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
2. Pengeluaran pemerintah dan ekspor
            Dalam analisis makro ekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) penegeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran. Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhui produksi nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar.
Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi nasional. Ekspor menunjukkan pemerintah efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula nasional yang dikonsumsi.
Faktor yang mempengaruhi penawaran agregat yaitu:
1. Keseimbangan dipasar tenaga kerja.
            Keseimbangan dipasar tenaga kerja akan menentukan jumalah tenaga kerja yang digunakan dalam kegitan memproduksi barang dan jasa. Kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung pada fungsi produksi yang menerangkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dan faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
2 Fungsi produksi
            Fungsi produksi akan menentukn sejauh mana tenaga kerja dapat menciptakan produksi nasional. Fungsi produksi dibentuk berdasarkan pemisalah hanya tenaga kerja saja yang mengalami perubahan. Sedamgkan faktor produksi lain seperti modal dan teknologi dianggap tetap.[6]
C.   Keseimbangan Antara Permintaan Dan Penawaran Agregat
          Keseimbanagan AD dan AS adalah keseimbangan makro ekonomi karena analisis ini telah memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya dan lebih lengkap dari pada keseimbangan pendapatan nasional. Suatu perekonomian akan dicapai apabila penawaran agregat sama dengan pendapatan nasionalnya. Dalam perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri. Penawaran agregat sama dengan pendapatan nasionalnya yaitu sama dengan nilai barang jasa yang diproduksikan dalam perekonomian suatu periode tertentu. Permintan agregat meliputi tiga jenis perbelanjaan yaitu konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G). [7]

Keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:
Penawaran agregat = permintaan agregat
Y = C + I + G
Atau
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan). Pendapatan tersebut bertujuan membiayai konsumsi (C), ditabung (S), dan membayar pajak (T). Perekonomian tiga sektor berlaku: Y = C + S + T
Dapat disimpulkan berlakunya C + I + G = C + S + T D. Perubahan kurva permintaan agregat dan penawara agregat.
D. Perubahan Kurva Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
          Perubahan keseimbangan kurva AD dan AS akan berlaku apabila kurva AD dan AS secara individu maupun secara bersama mengalami pergerakan kekiri atau kekanan.
1. Kurva AD berubah tapi kurva AS tetap. Keadaan ini ditunjukkan gambar dibawah. Dua keadaan tersebut digambarkan, yaitu :
     I.     Perubahan AD ke kiri (AD0 menjadi AD1) menyebabkan pendapatan nasional dan harga menurun.
     II.   Perubahan AD ke kanan (AD0 menjadi AD2) menyebkan pendapatan nasional dan harga meningkat.
2. Kurva AS berubah tapi kurva AD tetap. Keadaan ini ditunjukkan gambar (b). Dua keadaan tersebut digambarkan, yaitu:
I.     Perubahan AS ke kiri (AS0 menjadi AS1) menyebabkan harga naik dan pendapatan nasional merosot. Keadaan ini dinamakan stagflasi yaitu masalah kemundurun ekonomi (stagnasi) dan inflasi yang secara serentak dihadapi. [8]
II.   Perubahan AS ke kanan (AS0 menjadi AS2) meneyebabkan harga turun dan pendapatan nasional bertambah.
3. Perpindahan serentak kurva AD dan AS . 
Dalam suatu perekonomian yang mengalami pertumbuhan kurva AD dan AS akan bergeser kekanan. Serentak dengan berlakunya pertumbuhan ekonomi, teknologi akan berkembang dan produktifitas meningkat. Kemajuan ini akan     memindahkan kurva AS ke kanan, misalnya dari AS0 menjadi AS1. [9]

2. Pertumbuhan Optimum dan Full Employment
          Menurut IMF dalam laporannya dalam World Economic Outlook, saving in growing world economic,( dalam Chapra, 2002: 311), berpendapat bahwa bahan dasar utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan adalah adanya tingkat tumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan adalah adanya tingkat tabungan, investasi, kerja keras dan kesungguhan, kemajuan teknologi dan manajemen kreatif, bersama dengan prilaku sosial serta kebijakan pemerintah yang mendukung.
          Lebih lanjut menurut Chapra (2000:312), pokok-pokok penting dari masalah tingkat tabungan disini difokuskan kepada kemungkinan pengaruh nilai-nilai dan institusi-institusi islam terhadap tingkat tabungan agregat. Semua faktor yang menurunkan proporsi konsumsi dalam total pendapatan akan meningkatkan tabungan. menurunkan proporsi konsumsi dalam total pendapatan akan meningkatkan tabungan. [10]
E.  Konsep Islam Mengenai Permintaan Dan Penawaran Agregat
1. Pemenuhan kebutuhan 
          Menurut Mannan konsumsi adalah permintaan sedangkan produksi adalah penawaran. Kebutuhan konsumen yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan intensif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonomi sendiri.
Hal ini mengandung arti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi adalah primer, dan hanya bila para ahli ekonomi mempertunjukkan kemampuannya untuk memahami, dan menjelaskan prinsip produksi maupun konsumsi saja,mereka dapat mengembangkan hukum-hukum nilai dan distribusi hampir setiap cabang lain dari subjek tersebut.
          Menurut Chapra konsumsi agregat merupakan salah satu variabel kunci dalam ilmu makro ekonomi konvensional.Konsumsi agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar serta konsumsi barang mewah.Barang-barang kebutuhan dasar (termasuk untuk keperluan hidup dan dan kenyamanan) dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang mampu memenuhi suatu kebutuhan atau mengurangi kesulitan hidup sehingga memberikan perbedaan yang riil dalam kehidupan konsumen.
2.  Pertumbuhan  optimum dan full employment
            Menurut IMF dalam laporannya berpendapat bahwa bahan dasar utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan adalah adanya tingkat tumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan adalah adanya tingkat tabungan,investasi,kerja keras dan kesungguhan,kemajuan teknologi dan manajemen kreatif,bersama dengan perilaku sosial serta kebijakan pemerintah yang mendukung.
Menurut Chapra pokok penting dari masalah tingkat tabungan disini difokuskan kepada kemungkinan pengaruh nilai-nilai dan instuisi-instuisi islam terhadap tingkat tabungan agregat. [11]

III   PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
       Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.

B.  Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karna itu, penulis menngharapkan kritik dan saran dari pembaca.
                  
DAFTAR PUSTAKA

Naf’an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:Graha Ilmu. hlm 30-31.
Herispon. 2009. Ekonomi Makro (buku II). Pekanbaru. Hlm 8
Arif Hakim. “Ekonomi Makro Islam” dalam jurnal Iqtihadia vol. 8 no. 1 maret . 2016.
Naf’an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:Graha Ilmu. hlm 43.

[1] Naf’an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:Graha Ilmu. hlm 30-31.
[2] Ibid 32
[3] Ibid 33-34
[4] Ibid 35
[5] Herispon. 2009. Ekonomi Makro (buku II). Pekanbaru. Hlm 8
[6] Ibid 9-10
[7] Naf’an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:Graha Ilmu. hlm 40

[8] Ibid 41
[9] Arif Hakim. “Ekonomi Makro Islam” dalam jurnal Iqtihadia vol. 8 no. 1 maret . 2016.
[10] Ibid  2
[11] Naf’an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:Graha Ilmu. hlm 43.

No comments:

Post a Comment