1

loading...

Sunday, October 6, 2019

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN AUD “HAKIKAT EVALUASI DAN ASASMEN”


MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN AUD “HAKIKAT EVALUASI DAN ASASMEN



BAB I 
PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang
Evaluasi adaah proses pengumpulan data dasar dan menelaah misalnya tentang evektivitas program belajar dan pembelajaran, seperti misalnya dalam PKB (program kegiatan belajar), kebijakan dan prosedur pelaksanaan PPP (program pembentukan prilaku) atau PKD (pengembangan kemampuan dasar).
Instrumen asesmen untuk menghasilkan informasi sebagai bukti kemajuan tentang perkembangan dan belajar anak d idik bisa berupa prosedur formal atau informal. Secara formal misalnya dalam bentuk kuis/tes, pedoman wawancara, perlengkapan pengukuran (untuk fisik). Sedang secara informal misalnya berupa pengamatan, portofolio, narasi dan catatan anekdot. Warseso, dkk (2007:1.6).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud pengertian evaluasi
2.      Apa pengertian asesmen dan instrumen
3.      Apa itu prinsip-prinsip evaluasi di TK
4.      Apa yg dimaksud karakteristik dan manfaat evaluasi di TK
5.      Apa itu Penggunaan hasil evaluasi
6.      Apa bentuk-bentuk evaluasi dan hubungan fungsional

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2.      Untuk mengetahui pengertian asesmen dan instrumen
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi di TK
4.      Untuk mengetahui karakteristik dan manfaat evaluasi di TK
5.      Untuk mengetahui Penggunaan hasil evaluasi
6.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk evaluasi dan hubungan fungsional

BAB II
PEMBAHASAN

       1.      HAKIKAT EVALUASI DAN ASSESMENT
A)    Pengertian Evaluasi Secara Umum
Evaluasi merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Menurut TRIANTO (2007:87) peniaian merupakanserangkaian kegiatan untuk memperoeh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistemis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Evaluasi adaah proses pengumpulan data dasar dan menelaah misalnya tentang evektivitas program belajar dan pembelajaran, seperti misalnya dalam PKB (program kegiatan belajar), kebijakan dan prosedur pelaksanaan PPP (program pembentukan prilaku) atau PKD (pengembangan kemampuan dasar).
Secara operasional mengevaluasi program pembelajaran berarti mengamati, memeriksa, meneliti maksud atau tujuan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan program tertentu, misalnya tujuan sasaran (TPK = tujuan pembelajaran khusus) dan hasilnya (hasil belajar aktual) apakah sudah seperti patokan prilaku sesuai standar kompetisi yang diharapkan, dan menyatakan kemajuan yang teah dicapai anak, apakah sudah ke arah tujuan atau belum[1].
Menurut A. Muri Yusuf, evaluasi merupakan suatu proses pemberian makna, arti, nilai atau kualitas tetang suatu objek yang di evaluasi atau peyusunan suatu keputusan tentang suatu objek berdasarkan asesmen.[2] Olehkarena itu perlu disadari bahwa evaluasi yang baik tidak dapat dilakukan tanpa pengukura dan asesmen, karena pemberian makna hanya dimunginkan berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan berdasarkan pengukuran dan asesmen.[3] Mengevaluasi adalah proses mengukur dan menilai.[4]


B)    Pengertian dasar evaluasi di TK
Penilaian atau evaluasi di TK merupakan usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oeh anak didik melalui kegiatan belajar. Penilaian ini juga merupakan upaya untuk mendapatkan

informasi atau data secara menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui proses pembelajaran, meliputi perkembangan fisik motorik, sosial emosional, kognitif, nilai agama dan moral, bahasa, seni.

C)    Pengertian assesment
Pengertian asesmen adalah proses pengumpulan data bukti dan menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/adibilitas dan deskripsi pencapaian perkembangan belajar anak usia dini, antara lain : di TPA, KB, posyandu dan TK.
Asesmen merupakan istilah umum yang meliputi semua metode yang biasanya dipakai untuk menjajagi kerja anak didik secara perseorangan atau kelompok kecil. Asesmen dapat juga secara luas merunjuk pada banyak keterampilan anak didik. Atau bisa juga merunjuk pada suatu kejadian atau instrumen tertentu, misalnya asesmen portofolio.[5]
Istilah asesmen (assesment) diartikan oleh stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan dan hasil belajar siswa (autocomes). Sementara itu asesmen diartikan Kumano (2001) sebagai “The proces off collecting data which shows the deveopment of learning”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa merupakan hal penting dalam asesmen.
Gabel (1993: 388-390)  mengkategorikan asesmen ke dalam dua kelompok besar yaitu asesmen tradisioal dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tredisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes meengkapi, dan tes     

jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, koesioner, inventori,
daftar Cek , penilaian oleh teman sejawat/sebaya, penilaian diri (self assesment), portofolio, observasi, diskusi dan interview (wawancara).[6]
D)    Instrumen Asesmen
      Instrumen asesmen untuk menghasilkan informasi sebagai bukti kemajuan tentang perkembangan dan belajar anak didik bisa berupa prosedur formal atau informal. Secara formal misalnya dalam bentuk kuis/tes, pedoman wawancara, perlengkapan pengukuran (untuk fisik). Sedang secara informal misalnya berupa pengamatan, portofolio, narasi dan catatan anekdot. Warseso, dkk (2007:1.6).
      Adapun proses asesmen ialah peristiwa mengoleksi, menyeleksi bukti nyata atau indikator mengenai apa yang sudah dicapai oleh anak didik, kemudian diberikan pemaknaan atau pendeskripsian. Pemaknaan dan pendeskripsian pencapaian hasil belajar anak tersebut masih menjadi tugas asesmen, bukan penilaian/evaluasi. Secara harfiah, asesmen adalah mengestimasi, memperkirakan nilai suatu kualitas berdasarkan pada seperangkat fakta/informasi faktual; dan tidak perlu bergantung pada bentuk hasil tes, pengukuran atau peringkat.
      Oleh karena itu, definisi operasional asesmen adalah suatu upaya menggambarkan (mendeskripsikan) karakteristik seseorang atau sesuatu, biasanya berbentuk naratif-kualitatif. Batasan pengertian asesmen tersebut dapat dihubungkan dengan tiap tahap proses pendidikan, tidak hanya pada pencapaian akademik yang biasanya dilaporkan secara kuantitatif. Proses pembelajaran lainnya seperti karakteristik anak didik secara perorangan dan dalam kelompok kecil, metode pembelajaran, kurikulum, fasilitas dan administrasi program juga dapat dilakukan asesmen karena asesmen memungkinkan dilakukan pada segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan belajar untuk digambarkan, dideskripsikan biasanya secara kualitatif, atau campuran kuantitatif-kualitatif.   
      Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;

2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instru-men yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
      Hal senada dikemukakan oleh Mulyasa (2012:198) penilaian pendidikan anak usia dini dapat dilakukan antara lain melalui penilaian unjuk kerja, observasi, anecdotal record (catatan anekdot), pemberian tugas, percakapan, skala bertingkat, fortofolio, dan penilaian diri.
v  Penilaian unjuk kerja, dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam           melakukan perbuatan yang dapat diamati. Misalnya berdoa, bernyanyi dan         berolahraga.
v Observasi, adalah cara mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Untuk    kepentingan tersebut, diperlukan pedoman yang mengacu pada indicator yang             telah ditetapkan.
v Anecdotal record (catatan anekdot), merupakan kumpulan catatan-catatan peristiwa penting tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.   Catatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kreatifitas anak baik yang            bersifat positif maupun negative, kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan       penilaian setiap akhir semester.
v Pemberian tugas, merupakan cara penilaian berupa tugas yang harus            dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perseorangan maupun            kelompok.
v Percakapan, dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan             atau penalaran anak mengetahui sesuatu. Percakapan merupakan pengumpulan            data dengan jalan mengadakan komunikai dengan sumber informasi yang          dilakukan denga dialog (tanya jawab).
v Skala bertingkat, memuat daftar kata-kata atau persyaratan mengenai tingkah         laku, sikap, dan atau kemampuan peserta didik. Skala penilaian bias berbentuk bilangan, huruf, da nada yang berbentuk uraian.
 

[1] Drs. Depdiknas. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran di TK. Jakarta: Ditjen Dikdasmen (KPG Evaluasi Pembelajaran di TK; pp. 85-114).


v Fortofolio, adalah kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang secara sistematis.         Berdasarkan pengertian ini guru dapat mengoleksi karya peserta didik          berdasarkan aturan tertentu. Dalam bidang pendidikan portofolio berarti      pengumpulan karya anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada satuan            pendidikan tertentu.
v Penilaian diri, merupakan proses pengumpulan informasi untuk membuat    gambaran tentang kondisi diri sendiri. Penilaian diri mencakup nilai-nilai, minat, kepribadian, dan keterampilan yang dapat dilakukan dengan tes       psikologi.

E)    Prinsip-prinsip evaluasi di TK
            Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
            Berdasarkan beberapa kondisi yang melatar belakangi prinsip-prinsip evaluasi tersebut maka dapat diuraikan beberapa prinsip evaluasi pembelajaran seperti di bawah ini.
v  Komprehensif
            Evaluasi hendaknya mencakup keseluruhan aspek yang akan dinilai, baik untuk bidang pengembangan kemampuan dasar dan bidang pengembanga perilaku. Prinsip ini akan membawa konsekuensi pada instrumen evaluasi serta laporan profil perkembangan yang akan disusun. Instrumen hendaknya disusun atas dasar kisi-kisi instrumen yang menggambarkan secara sistematis dan logis keseluruhan aspek bidang pengembangan.


v  Keterandalan atau Reliabilitas
            Evaluasi yang baik seharusnya memiliki kepercayaan yang tinggi (reliabilitas) dari hasil yang telah dicapainya tanpa banyak dipengaruhi unsur waktu dan orang yang melakukannya. Hasil evaluasi harus memiliki konsistensi atau keajekan, artinya kapan pun dinilai hasil yang dihasilkan tidak akan jauh berbeda.
v  Kesahihan atau Validitas
            Evaluasi yang baik hendaknya mengevaluasi secara tepat apa yang akan dievaluasi, dengan mengupayakan alat evaluasi yang tepat. Ini bisa diibaratkan seorang pemburu yang selalu dapat menembak dengan tepat binatang yang diburunya karena menggunakan instrumen yang valid, yaitu pistol dengan daya jangkau tepat sesuai kebutuhan.
v  Obyektif
            Obyektif artinya bahwa penafsiran terhadap suatu informasi dalam evaluasi harus apa adanya, sesuai kenyataan, menghindarkan diri dari subjektivitas sehingga akan menghasilkan nilai yang relatif sama meskipun penilainya berbeda.
v  Kontinu atau Berkesinambungan
Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup, bukan hasil pengamatan sesaat sehingga memungkinkan para guru memperoleh kesimpulan akhir yang akurat dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
v  Bermakna
Evaluasi harus bermakna, artinya omemiliki manfaat atau nilai guna bagi pembelajaran secara keseluruhan. Kebermaknaan ini harus menjadi pertimbangan utama sehingga evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan berbagai hal dalam pembelajaran, misalnya: perbaikan metode mengajar, peningkatan kompetensi guru, perbaikan kurikulum, dan lain-lain.

F.     Karakteristik Evaluasi Pendidikan Di Taman Kanak-Kanak
1.      Pengertian dan Tujuan Evaluasi Anak Usia Taman Kanak-Kanak
James E. Johnson (1993) mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses memilih, mengumpulkan dan menafsirkan informasi untuk membuat keputusan. Meskipun terdapat berbagai alasan dilaksanakannya evaluasi, namun tujuan umumnya adalah untuk membuat suatu keputusan. Evaluasi dapat dilakukan untuk memperbaiki program, menghentikan program atau membandingkan program.[7]
Dalam hubungannya dengan penelitian terhadap anak usia TK. The National Association of Early Childhood Specialist (NAEYC, 1991) dalam Beaty (1994) merumuskan tujuan mengevaluasi anak usia TK adalah sebagai berikut :
a.      Untuk merencanakan pembelajaran individual dan kelompok, serta untuk berkomunikasi dengan para orang tua.
b.      Untuk mengidentifikasi apakah anak memerlukan bantuan atau layanan khusus.
c.       Untuk mengevaluasi apakah tujuan program pendidikan TK sudah tercapai atau belum.
Evaluasi secara singkat juga dapat diidentifikasikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.
Adapun tujuan lain dari proses mengevaluasi di TK :
a.       Untuk mengetahui ketercapaian, kemampuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
b.      Untuk merangsang kegiatan anak TK dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
c.       Untuk mencari keberhasilan atau tidak berhasil dalam proses belajar.
d.      Untuk memperoleh informasi apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak.

e.       Untuk memperolah masukan tentang kekuatan dan kelemahan dari suatu kegiatan belajar sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan balajar berikutnya.

2.      Prinsip Evaluasi
Banyak metode, alat dan prosedur untuk menilai perkembangan anak usia TK. Oleh karena itu, sangatlah perlu bagi guru untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi yang tepat untuk diterapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, NAEYC dalam Beaty (Masitoh,2000) memberikan pedoman yang dapat dijadikan acuan dalm pelaksanaan evalusasi selama proses pembelajaran di TK oleh guru. Pedoman yang dimaksud ialah :
a.       Penilaian harus dikaitkan dengan kurikulum, untuk mendapatkan hasil evaluasi yang tepat sasaran dan tidak menyimpang dari tujuan maka pelaksanaan evaluasi harus terkait dengan kurikulum.
b.      Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk kepentingan anak.
Penilaian bukan sekedar angaka atau ungkapan deskriptif yang tidak bermakna dan tidak memiliki manfaat untuk kemajuan anak itu sendiri. Dalam pelaksanaannya sebaiknya guru memfokuskan pengamatan pada proses sesuatu yang terjadi yang dianggap penting bagi anak, dan sebaiknya guru tidak sekedar menuliskan laporan dalam buku pedoman.
c.       Penilaian harus mencakup seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan manusia adalah utuh dan menyeluruh. Dengan demikian, proses evaluasi diharapkan menyentuh keseluruhan aspek perkembngan anak.
d.      Penilaian melibatkan observasi yang teratur dan periodik dari anak dalam berbagai keadaan yang menggambarkan tingkah laku anak setiap saat.
e.       Penilaian menggunakan suatu alat dan prosedur yang tersususun, seperti koleksi karya anak, catatan observasi yang sistematis, catatan percakapan dan wawancara dengan guru- guru lain serta rangkuman kemajuan anak secara individual maupun dalam kelompok.[8]
f.       Penilaian tidak mengabaikan kenyamanan psikologis anak, baik parasaan maupun harga dirinya.
g.      Penilaian harus mendukung hubungan orang tua dan anak, dan tidak merusak kepercayaan orang tua pada anaknya atas kemampuan yang dimilikinya atau merendahkan bahasa dan kultur keluarga.
h.      Penilaian adalah suatu komponen yang esensial dari peran guru. Guru adalah penilai utama.9
Adapun prinsip prinsip lain dalam dalam mengevaluasi  anak di TK :
a.       Berpusat pada anak
Penilaian yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktivitas yang dilakukan oleh anak. Penilaian ini bertugas melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh anak setiap saat, dimana saja dan kapan saja tanpa harus menunggu waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan.
b.      Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan proses belajar anak didik sebagai hasil kegiatan pembelajaran.
c.       Menyeluruh/ keterpaduan
Perubahan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran perlu dicapai secara menyeluruh baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, perilaku, nilai, serta keterampilan. Penilaian bersifat menyeluruh apabila penilaian yang digunakan mencakup aspek proses dan hasil pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan perilaku.
d.      Lebih mementingkan proses daripada hasil
Penil;aian pada anak sebaiknya lebih mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama proses yang berlangsung dan bukan pada hasil akhirnya saja.   Penilaian yang paling baik dilakukan saat anak melakuakan aktivitas belajar dan bermain.
e.       Berorientasi pada tujuan
Penilaian di TK berorientasi pada kompetensi yang diharapkan, proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
f.       Objektif dan alamiah
Dalam melakukan penilaian diusahakan seobjektif mungkin, yaitu penilaian yang memperhatikan objeknya. Perasaan- perasaan, keinginan- keinginan dan prasangka- prasangka penilaian sedapat mungkin harus dikesampingkan pada saat menilai.
g.      Mendidik
Hasil penilaian harus dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi anak yang belum berhasil. Dengan demikian, usaha penilaian dapat memperkuat perilaku dan sikap yang positif.
h.      Konsisten dan jujur
Penilaian yang dilakukan oleh lebih dari dua orang penilai akan lebih dapat dipertanggungjawabkan ketika membuat rekomendasi atau menentukan tindak lanjut.
i.        Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermakna bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak- pihak lain yang membutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
j.        Kesesuaian
Penilaian harus memperhatikan adanya kesesuaian antara apa yang diajarkan di Tk dengan laporan yang dibuat.

3.      Manfaat Evaluasi
Penilaian memiliki manfaat bagi semua pihak, termasuk bagi anak itu sendiri. Di bawah ini beberapa manfaat melakukan penilaian di PAUD:[9]
a.       Manfaat Penilaian PAUD Bagi anak-anak:
1)      Memelihara pertumbuhan anak lebih sehat dan konsisten.
2)      Perkembangan anak menjadi lebih optimal.
3)      Anak mendapatkan stimulasi sesuai dengan minat dan perkembangannya.
4)      Anak mendapatkan dukungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangannya.
b.      Manfaat bagi orang tua/keluarga:
1)      Orang tua memperoleh informasi tentang pertumbuhan, perkembangan dan minat anak di satuan PAUD.
2)      Memudahkan orang tua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan berkelanjutan di rumah.
3)      Membuat keputusan bersama antara orang tua dengan pihak satuan PAUD dalam memberikan dukungan dan memenuhi kebutuhan anak. 
c.       Manfaat bagi guru :
1)      Mengetahui perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
2)      Mendapatkan informasi awal tentang hambatan atau gangguan dalam tumbuh-kembang anak.
3)      Mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan kebutuhan perkembangan anak.
4)      Dapat memberikan dukungan yang tepat kepada anak.
5)      Memiliki data dan informasi tentang perkembangan anak untuk pembuatan rencana pembelajaran selanjutnya

G.    Penggunaan Hasil Evaluasi
Pada dasarnya "penggunaan hasil evaluasi" yang diperoleh adalah bergantung pada tujuan yang hendak dicapai dalam mengadakan evaluasi itu sendiri. Atau bergantung pada jenis-jenis tes yang dilakukan. Beberapa contoh penggunaan hasil tes antara lain:
1.      Menentukan naik tidaknya atau lulus tidaknya seorang siswa. Hal ini kita dasarkan pada interpretasi kita terhadap taraf kesiapan siswa tersebut, Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes sumatif.
2.      Mengadakan diagnosa atau remedial. Dari hasil tes yang telah kita lakukan kita dapat mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, maka langkah berikutnya adalah mencari sebab-sebab kelemahan tersebut, kemudian melakukan remedial (penyembuhan). Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes diagnostik.
3.      Perlu tidaknya suatu pelajaran diulang kembali atau tidak. Hal ini kita dasarkan pada interpretasi terhadap prestasi kelompok. Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes formatif.
4.      Membangkitkan motif siswa. Ketika hasil tes ditunjukkan, biasanya siswa berminat sekali untuk mengetahuinya, guru dapat memanfaatkan minat yang besar tersebut untuk memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih giat.
5.      Memberikan laporan kepada orang tua. Dengan tujuan agar dia memiliki gambaran oyektif tentang perkembangan anaknya, untuk kemudian menyikapinya.

H.    Bentuk-Bentuk Evaluasi Dan Hubungan Fungsional Antar Bentuk-Bentuk Evaluasi
Secara garis besar ada dua macam bentuk penilaian, yaitu bentuk tes subjektif dan bentuk tes objektif. Berikut penjelasannya:[10]
a.       Tes Subjektif
1)      Uraian bebas
b.      Tes Objektif
1)      Tes benar Salah
·         Benar-salah
·         Setuju-tidak setuju
·         Baik-tidak baik

2)      Tes Pilihan Ganda
a)      Umar bin Abdul Aziz
b)      Utsman bin Affan
c)      Yazid bin Mu’awiyah
d)     Harun Al-Rasyid
e)      Al-ma’mun
3)      Tes Menjodohkan
1
2
3

2.      Hubungan Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi seperti yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat.[11]
Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat utama yang digunakan untuk melalui proses pengukuran penilaian dan evaluasi. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian.  Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu  keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.

A.       Kesimpulan
                    Evaluasi secara singkat juga dapat diidentifikasikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.
                    Asesmen merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, proses pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah. Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang  ( evaluator ) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program ( yang telah dibuat melalui asesmen ) telah tercapai dan dilakukan secara berkesinambungan.
                    Jadi, asesmen dan evaluasi merupakan dua proses yang saling berkaitan dan berkesinambungan untuk mengetahui dan menilai hasil pembelajaran yang sudah dilakukan, sejauh mana pemahaman siswa dalam materi yang diberikan dan keefektifan program pembelajaran yang diterapkan agar dapat dipertanggungjawabkan kepada instansi terkait, siswa itu sendiri dan orang tua siswa.

B.        Saran
                    Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.





[1] Drs. Ikhsan waseso Modul 1 :hakikat evaluasi dan asesmen, hal 1.3 & 1.4
[2] A. Muri Yusuf, asesmen dan evaluasi pendidikan, hal 21
[3] Ibid, h. 22
[4] Hamzah B. Uno dan satria koni,  assesment pembelajaran. (jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.108

[5] Drs. Ikhsan waseso Modul 1 :hakikat evaluasi dan asesmen. h. 1.3

[6] Ana ratna wullan, jurnal : pengertian esensi dan konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran, h 2

[7] Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012) h. 88

[8] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) h. 45

[9] Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta; Gedung Persada Press, 2010) h. 78

[10] Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012) 14

[11] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011) h. 21
[11] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) h.          188

No comments:

Post a Comment