MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN: HAKIKAT, PRINSIP, METODE DAN PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Belajar atau pembeajaran
adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak – anak kita.
Karena ia merupakan kunci sukses untuk menghadapi masa depan yang cerah,
mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan
pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat
peran pendidikan yang begitu vital maka mnerapkan metode efektif dan efisien
adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan
menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan
untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Setiap metode
pembelajaran akan untuk memperjelas pertimbangan metode yang melibatkan beragam
metode, berikut ini diketengahkan uraian tentang hhakikat pembelajaran,
prinsip-prinsip pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembeajaran.
1.2
Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan hakikat pembelajaran
?
2. Apa yang
di maksud dengan prinsip – prinsip pembelajaran menurut Piaget dan
Dimyati dan Mudjiono ?
3. Jelaskan macam – macam metode pembelajaran ?
4. Apa yang di maksud
dengan pendekatan pembelajaran ?
1.3
Tujuan masalah
1.
Dapat mengetahui hakikat pembelajaran dalam psikologi pendidikan
2. Mengetahui
tentang prinsip pembelajaran menurut Piage dan Dimyati dan Mudjiono
3. Dapat mengetahui macam – macam metode pembelajaran
4. Mengetahui tentang pendekatan pembelajaran
1.4 Manfaat Penelitian
a. makalah
ini bermanfaat untuk dosen, sebagai refrensi dalam mengajar
b. makala
ini bermanfaat untuk peneliti sebagai landasan dalam penelitianya.
c.
makala ini bermanfaat untuk masyarakat, agar mereka tau bagaimana guru menerapkan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT
PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari
istilah pengajaran. Pemebelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru
atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar.
Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama,
pola pembelajaran guru dan siswa tanpa menggunakan alat bantu atau bahan
pembelajaran dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan
siswa. Ketiga, pola (guru)+(media) dengan siswa. Keempat, pola media dengan
siswa atau pola pemebelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan
pemebelajaran yang disiapkan.
Berdasarkan pola-pola pembelajaran diatas, maka
pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih
dari pada itu seorang guru harus lebih seorang guru yang mampu menciptakan
proses pembelajaran yang bervariasi.
Menurut paham konvesional, pembelajaran diartikan
sebagai bantuan kepada anak didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan
keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengelaman anak sebagai
perangkat event sehingga terjadi proses belajar.
B. PRINSIP
PEMBELAJARAN
1. Empat
langkah pembelajaran menurut Piaget
Langkah
satu : menentukan topik yang dapat di pelajari oleh anak sendiri. Penentuan
topik tersebut di bimbing dengan beberapa
pertanyaan, sebagai berikt :
1.
Pokok
bahasan manakah yang cocok untuk eksperimentasi ?
2.
Topik
manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam situasi kelompok ?
3.
Topik
manakah yang dapat di sajikan pada tingkat manipulasi pisik sebelum secara
verbal ?
Langkah
dua : memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tertentu. Hal ini
dibimbing dengan pertanyaan seperti
:
1. Apakah aktifitas itu memberi kesempatan
untuk melaksanakan metode eksperimen ?
2. Dapatkah kegiatan itu menimbulkan
pertanyaan siswa ?
3. Dapatkah siswa membandingkan berbagai
cara bernalar dalam mengikuti kegiatan di kelas ?
4. Apakah masalh teersebut merupakan
masalah yang tidak dapat dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual ?
5. Apakah aktifitas itu dapat menghasilkan
aktiffitas pisik dan kognitif ?
6. Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya
konstruk yang sudah dipelajari siswa ?
Langkah
tiga: mengetahui adanya
kesempatan bagi guru
untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah ? bimbingan pertanyaan berupa :
1. Pertanyaan lanjut yang memancing
berfikir seperti “ bagaimana jika”?
2.
Memperbandingkan
materi apakah yang cocok untuk menimbulkan pertanyaan spontan ?
Langkah empat:
menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan
refisi. Bimbingan pertanyaaan seperti :
1. Segi kegiatan apakah menghasilkan minat
dan keterlibatan siswa yang besar ?
2. Segik kegiatan manakah yang tak menarik,
dan apakah aternatifnya ?
3. Apakah aktifitas itu memberi peluang untuk mengembangkan
siasat baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah di peajari ?
4. Apakah kegiatan itu dapat dijadikan
modal pembelajaran lebih lanjut ?
2. Tujuh
prinsip belajar menurut dimjati dan mudjiono :
1.
Prinsip
motivasi dan perhatian
Dalam
sebuah proses pembelajaran, disini perhatian sagat lah berperan penting sebagai
awalan dalam memicu kegiatan belajar. Sementara motivasi memiliki ketertaitan
dengan minat siswa, sehingga mereka yang mempunyai minat tinggi terhadap mata
pelajaran tertentu juga bisa menimbulkan motovasi yang lebih tinggi lagi dalam
belajar.
2.
Prinsip
keaktifan
Pada
hakikatnya belajar itu merupkaan proses yang aktif yang mana seseorang
melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku danpemikiran menjadi lebih baik.
3.
Prinsip
berpengalaman atau keterlibatan secara langsung
Jadi
prinsip ini erat kaitanya dengan prinsip aktifitas dimana masing-masing
individu harus lah yang terlibat langsung untuk merasakan atau mengalaminya.
Adapun sebenarnya setiap kegiatan pembelajaran itu harus lah melibatkan diri
kita secara langsung .
4.
Prinsip
pengulangan
Prinsip
pengulangan disini memang sagat penting yang mana teori yang bisah kita jadikan
petunjuk dapat kita cermati dari dalil yang dikemukan edward L Thorndike
mengenai law of learning.
5.
Prinsif
tantangan
Penerapan
bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti halnya mengandung
permasalahan yang harus dipecahkan, maka para siswa pun juga akan tertangtang
untuk trus mempelajaranya.
6.
Prinsip
penguat dan balikan
Kita
tau bahwa seorang siswa akan lebih semagat jika mereka mengetahui serta
mendapatkan nilai yang baik. Terlebih lagi jika hasil yang dapat sagat
memuaskan sehingga itu bisa menjadi titik balik yang akan sagat berpengaruh
untuk kelanjutanya.
7.
Prinsip
perbedaan individu
Proses
belajar masing-masing individu memang tidak lah sama baik secara fisik maupun
psikis. Untuk itulah dalam proses pembelajaran mengandung penerapan bahwa
masing-masing siswa harus lah dibantu agar lebih memahami keemahan serta
kekuatan yang ada pada dirinya dan kemudian bisa mendapatkan perlakuan yang
sesuai denagan kemampuan dan kebutuhan masing-masing.
C. METODE
PEMBELAJARAN
A.
Metode ceramah
Cara
mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah
pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Cara ini kadang-kadang
membosankan maka dalam pelaksanaan nya memerlukan keterampilan tertentu, agar
gaya penyajianya tidak membosankan dan menarik perhatian siswa.
Cara
mengajar dengan ceramah dapat dikatan juga sebagai teknik kuliah, merupakaan
suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampingan keterangan atau informasi
tentang suatu pokok atau persoalan tertentu. Memang hal itu wajar digunakan bila sekolah
itu tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan dibicarakan.
Mengingat juga bahwa jumlah siswa pada umumnya banyak, sehingga sulit untuk
menggunakan teknik penyajian lain kecuali ceramah, untuk menjangkau jumlah
siswa sebanyak itu.
Walau
demikian situasi yang menunjang peaksanaan teknik ceramah itu, guru perlu
memperhatikan keadaan-keadaan seperti ini. Pertama apabila di sekolah telah
tersedia bahan bacaan/buku-buku yang berisi bahan atau masalah yang akan
dipelajari itu. Kedua bila jumlah siswa tidak terlalu banyak, sehingga memungkinan
guru dapat menggunakan teknik-teknik penyajian yang lebih efektif. Ketiga
apalagi bila guru bukan seorang pembicara yang baik, tidak mampu menarik
perhatian siswa. Dengan demikian guru harus lebih hati-hati dalam menggunakan
teknik ceramah.
B.
Metode tanya jawab
Teknik
tanya jawab atau dialog ialah suatu teknik untuk memberi motivasi agar siswa
agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau
guru yang mengajukan pertanyaa-pertanyaan itu, siswa menjawab. Pasti saja
pertanyaan - pertanyaan itu mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan oleh
guru, dan siswa seharusnya sudah mengerti, atau pertanyaan yang lebih luas asal
berkaitan dengan pelajaran, atau juga mungkin pengalaman yang di hayati dengan
tanya jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas.
Guru
melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan, agar siswa dapat mengerti
atau mengingat- ngingat tentang fakta yang dipelajari, di dengar atau untuk di
baca sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.
Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu menjelaskan langkah – langkah
berfikir atau proses yang ditempuh dalam memecah soal atau masalah.
Penggunaan
teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud – maksud yang diperlukan untuk
menyimpulkan atau mengiktisarkan pelajaran atau apa yang di baca, dengan
dibantu tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai
perumusan yang baik dan tepat.
C.
Metode
diskusi
Teknik
diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, yang saling tukar – menukar pengaamann , informasi,
memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.
Kelebihan
dari metode diskusi :
1.
Dapat
mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan
2.
Rasa
sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam
memecahkan soal, mendorong rasa kesatuan
3.
Memberi
kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
4.
Merupakan
pendekatan yang demokratis
5.
Memperluas pandangan
6.
Menghayati
kepemimpinan bersama–sama
7.
Membantu
mengembangkan kepemimpinan
Kelemahan
teknik diskusi :
1.
Kadang
– kadang bisa terjadiadanay pandangan dari berbagai sudut bagi masalh yang di
pecahkan, bahkan mungkin pembicaraan jadi penyimpang, sehingga memerlukan waktu
yang panjang.
2.
Dalam
diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta–fakta, dan
tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba – coba saja.
3.
Tidak
dapat dipakai pada kelompok yang besar
4.
Peserta
dapat infformasiyang terbatas
5.
Mungkindi
kuasai oleh orang – orang yang suka berbicara
6.
Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal
Tujuan penggunaan
metode diskusi :
1.
Dengan
diskusi siswa di dorong menggunakan pengetahuan dan pengalaman
untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain .
2.
Siswa
mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuuk melatih
kehiddupan yangd demokratis
3.
Diskusi
memberi kemunggkinan pada siswwa untuk belajar berpartisipasi
dalam pembicaraan untuk
memecahkan suatu masalah
bersama.
D.
Metode kerja kelompok
Metode
ini sebagai salah satu proses belajar mengajar. Ialah suatu cara mengajar, dimana
siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari lima atau tujuh siswa mereka bekerja sama dalam
memecahkan masalah atau melaksananakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan wiliam r martin memberikan
pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya
bejumlah kecil, yang di organisir untuk kepentingan belajar. Keberhasian kerja
kelompok ini menuntut kegiatan yang kopratip dari beberapa individu tersebut.
Penggunanan
teknik kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama
dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
E.
Metode simulasi
Dalam
pengajaran teknik ini telah banyak dilaksanakan maka, sehingga siswa bisa
berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki.
Simulasi
adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang dimaksudkan, dengan
tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang
itu mersa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang pelaksanaan
ialah peer-teaching, sociodrama, psikodrama, simulasi game, dan role playing.
Teknik
simulasi baik sekali kita gunakan karena:
1.
Menyenangkan
siswa
2.
Menggalakkan
guru untuk mengembangkan kreativitas siswa
3.
Memungkinkan
eksperimen berlangsung tanpa memerlukaan lingkungan yang
sebenarnya
4.
Mengurangi
hal-hal yang verbalistis atau abstrak
5.
Tidak
memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam
F.
Metode demonstrasi
Teknik
lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi siswa
tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru.
Jadi demonstrasi adalah cara mengajar dimana seseorang instruktur/ atau tim
guru menunjukan, memperlihatkan suatu proses misalkan merebus air sampai mendidih
100 C , sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, merabaraba
dan merasakan proses yang dipertunjukan oeh guru tersebut.
Adapun
penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar penyusup mampu memahami
tentang cara mengatur atau menyusun suatu misalnya penggunaan kompor untuk
mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas, dengan
demonstrasi siswa dapat mengamati bagian bagian dari sesuatu benda atau alat
seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat
menyaksikan kerja sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan
jalanya mesin jahit.
Bila
anda melaksanakan teknik demostrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatiakan hal-hal sebagai berikut.
a.
Guru
harus mampu menyusun rumusan tujuan intruksional, agar dapat memberi motivasi
yang kuat pada siswa untuk belajar.
b.
Pertimbangkan
lah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang
telah anda rumus kan.
c.
Amatilah
apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demontrasi yang berhasil,
bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
d.
Apakah
anda telah memilika alat-alat dan bahan yang akan dingunakan mengenai jumlah,
kondisi, tempatnya.
e.
Harus
sudah menentukan
garis besar langka-langka
yang akan dilakukan.
G.
TUGAS
Kegiatan
interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas dan
efesiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan sekolah, dalam usaha
meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka saat menyita waktu siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tersebut. Untuk mengatasi keadan
tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas diluar jam pelajaran.
Tugas
dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran
tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu
dicari uraiannya ada buku pelajaran.
Dapat juga berupa tugas tertullis atau tugas isan yang lain,mengadakan
observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.
Teknik
pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan –
latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari
sesuatudapat lebih terintegrasi. Hal itu terjadi di sebabkan siswa mendalami
situasi pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah – masalaah baru.
Namun
teknik ini juga tidak lepas dari kelemahan- kelemahannya seperti siswa
kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya, itu kelemahannya bila guru tidak
dapat mengawasi langsung pelaksanaan tugas itu, jadi siswa tidak menghayati
sendiri proses beajar mengajar itu sendiri.
Kalau
guru memperhatikan ha–hal di atas, maka walaupun teknik ini baik untuk digunakan
tapi jangan terlalu kerap kali di berikan agar tidak terlalu menyakita waktu
siswa, dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan siswa secara wajar.
D. PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
A.
Pengorganisasian siswa
1.
pembelajaran secara individual
Pembelajaran
secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan
dan bimbingan belajar kepada masing – masing individu. Pada pembelajaran
individu, guru memberi bantuan pada masing- masing pribadi. Ciri – ciri yang
menonjol pada pembellajaran individual dapat ditinjau dari segi :
a.
Tujuan
pengajaran
b.
Siswa
sebagai subjek yang benar
c.
Guru
sebagai pembelajar
d.
Program
pembelajaran, orientasi, dan tekanan
utama dalam pelaksanaan pembelajaran.
2.
pembelajaran secara kelompok
Dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas ada kalanya guru mrmbrntuk kelompok kecil.
Kelompok tersebut pada umumnya terdiri dari 3 – 8 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil,
guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih
intensif. Hal ini dapat terjadi sebab :
·
Hubungan
antara guru siswa menjadi lebih akrab
·
Siswa
memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat.
·
Siswa
di libatkan daam penentuan tujuan belajar, cara belajar, kriteria keberhasilan
2.
Pembelajaran
secara klasikal
Pelajaran
klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal itu disebabkan oleh
pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Secara
ekonomis, pembiayaan kelas lebih murah. oleh karena itu ada jumlah minimum
siswa dalam kelas. Jumlah siswa dalam kelas pada umumnya berkisar dari 10-
45orang.
Dengan
jumlah tersebut seorang guru masih dapat membelajarkan siswa secara berhasil.
Pembelajaran kelas berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus yaitu:
a.
pengelolaan
kelas
Pengelolaan kelas berarti pencipataan kondisi
yang memungkinan terselenggaraannya kegiatan belajar dengan baik. Dalam
pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar, siswa yang
terlibat dalam
belajar.
b.
pengelolaan
pembelajaran
Pengelolaan
pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru dalam pembelajaran
secara individua dan kelompok kecil berlaku dalam pembelajaran secara klasikal.
B. posisi
guru–siswa dalam pengelolaan pesan
1.
Pembelajaran
dengan strategi ekspositori
Perilaku dengan mengajar dengan
strategi ekspositori juga dinamakan mode ekspositori.mode pembelajaran
ekspositori merupakan kegiatan belajar
yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan
pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan,
pengetahuan, keterampian, dan nilai-nilai pada siswa.
Peran
guru yang penting adalah sebagai berikut
:
·
Penyusunan
program pembelajaran
·
Pemberi
informasi yang benar
·
Pemberi
fasilitas belajar yang baik
·
Pembimbing
siswa dalam pemerolehan informasi yang benar
·
Penilai
pemerolehan informasi
Peran
siswa yang penting adalah :
·
Mencari
informasi yang benar
·
Pemakaian
media dan sumber yang benar
·
Menyelesaikan
tugas yang sehubungan dengan penilaian guru.
2.
Pembelajaran
dengan strategi inkuiri
Perilaku
mengajar dengan strategi inkuiri juga di sebut sebagai model inkuiri. Model inkuiri merupakan
pengajaran yang mengharuskan siswa mengelola pesan sehingga memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai. Dalam model inkuiri siswa di
rancang untukterlibat dalam melakukan inkuiri. Model pengajaran inkuiri
merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa
menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan
keterampian intelektual , berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara
ilmiah.
C. Pencapaian
kemampuan dalam belajar
Siswa
yang belajar akan mengalami perubahan. Bila sebeum belajar, kemampuannya hanya
25% misalnya, maka seteah belajar selama lima bulan akan menjadi 100%. Hasil beajar
tersebut meningkatkan kemampuan meental.
Pada umumnya hasi beajar tersebut meliputi ranah –ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Pembelajaran
ranah di sesuaikan dengan tujuan pengajaran, yaitu mempentingkan isi bahan ajar
atau proses pemerolehan. Pembelajaran
ranah– ranah itu masih bertingkat–tingkat, menurut Bloom dan
kawan–kawan memusatkan perhatian pada isi dan proses juga mementingkan hal yang
di utamakan. Sebagai ilustrasi,
mengutamakan
fakta, konsep, teori dalam mata pembelajaran tertentu. Atau mengutamakan cara
pemecahan masalah seperti penggunaan rumus, alat–alat pelajaran, penemuan
daam pendekatan keterampilan proses.
Kemampuan
yang akan di capai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Ada
kesenjangan antara kemampuan pra belajar dengan kemampuan yang akan di capai. kesenjangan tersebut
dapat diatasi
berkat belajar bahan ajar tertentu.
D. Proses pengeolaan pesan
Pemerolehan pengalaman,
peningkatan jenis ranah tiap siswa tidak sama. Hal itu disebabkan oleh proses
pengelolaan pesan. Ada dua jenis pengelolaan pesan yaitu secara deduktif dan
induktif.
1.
Pengelolaan pesan secara deduktif
Secara
umum perilaku pengelolaan pesan secara deduktif dapat di lukiskan dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
a.
Tahap
satu : pendaahuluan pembelajaran
b.
Tahap
keedua : penyajian generalisasi dan konsep. Dalam hal ini guru mengemukakan
rumusan generalisasi yang telah di siapkan, dan guru juga menjelaskan konsep
dengan contoh – contoh Siswa
berperan memahami generalisasi dan konsep tersebut
c.
Tahap
ketiga : pengumpulan data yang mendukung geeneralisasi. Guru meminta siswa
mengumpulkan data.siswa mengumpulkan data sebanyak – sebanyak nya dan menguji
kesahan data.
d.
Tahap
kempat : analisis data dan verifikasi generalisasi.guru meminta siswa menganalisis
data yang terkumpul, dan menguji kembali generalisasi. Bila perlu siswa dapat
mengumpulkan data lagi agar verifikasi generalisasi lebih meyakinkan.
e.
Tahap
kelima : aplikasi geberalisasipada data yang terkumpul.
f.
Tahap
keenam : evaluasi tentang proses pengelolaan pesan pemerolehan pengetahuan atau
pengalaman tersebut. Perilaku evaluasi sebaiknya guru dan siswa secara bersama–sama.
2.
Pengeolaan pesan secara induktif
Secara
umum perilaku pengeolahan pesan secar induktif dilukiskan sebagai beriku:
a. Tahap
satu : pendahuluan pembelajaran
b. tahap kedua :
pengumpuan data. Guru meeminta siswa mengumpulkan data sehubungan dengan topik
yang di pelajari. Sebaiknya guru telah menyiapkan lembaran kerja. Dalam
pembuatan lembaran kerja sebaiknya siswa juga di ajak serta. Pekerjaan
pengumpulan data dapat di lakukan beberapa tahap, sesuai dengan masalah yang di
pelajari.
C.
Tahap ketiga : analisis data. Guru meminta siswa untuk mempelajari data,
menggolong – golongkan, membandingkan, menguji kebenaran data, dan menyimpulkan
sementara.
D.
tahap keempat: perumusan
dan pengujian hipotensi. Hipotensidisusun berdasarkan teori yang ada atau
prinssip yang benar. Data yang di temukan dapat di gunakan untuk uji hipotensi.
Hipotensi dapat di terima atau di tolak. Bila ternyata benar, hipotensi di
terima. Sebaliknya, bila ternyata salah, hipotesis di toak.
E.
tahap
kelima : mengaplikasikan generalisasi. pada tahap ini guru meminta siswa untuk menerapkan generalisasi pada data lain.
F. tahap
enam : evaluasi hasil dan proses beajar. Guru memberi nilai pada proses
pemerolehan, pengelolaan, anallisis, penarik generalisasi, rumusan
generalisasi,dan uji hipotesis.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa pada hakikat nya belajar
merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir dan
akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku, dalam belajar
ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap, dan yang lainya. Unsur pertama dalam belajar adalah individu sebagai
peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
B.
SARAN
Penulis menyadari jika makalah ini masi jauh dari
sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta
cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Aunurrahman, 2014. Belajar
dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Dimyati dan Mudjiono, 2015. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Roestiyah. 20121. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.informasi-pendidikan.com/
No comments:
Post a Comment