CONTOH METODOLOGI PENELITIAN PROBLEMATIKA IBADAH SHOLAT PEDAGANG IKAN PASAR PANORAMA
BAB1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada pararasul sebagai
hidayah dan rahmat Allah bagiumat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan
hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama islam yaitu agama di
bawah oleh nabi Muhammad saw sebagai nabi akhir zaman ajaran yang diturunka allah
tercantum dalam Al-Qur’an dan Assunah Nabi
yang shahih (maqbul), berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kebaikan hidup
manusia di dunia dan akherat. Ajaran islam bersifat rmenyeluruh yang meliputi bidang
aqidah, ahklak, ibadah, dan muamalah duniawiyah.
Mayoritas penduduk diindonesia berargama
islam, sebagai seorang muslim wajib melaksanakan shalat dimanapun, dan dalam keadaan
apa pun, shalat ialah berharap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan,
yang dimulai degan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat
shalata dalah salah satu kewajiban bagi setiap orang yang beriman kepada Allah
Swt tidak terkecuali laki-laki maupun perempuan didalam Al-Qur’an
(QS,Al-Baqarah 2:43)[1]
Ibadah adalah segala sesuatu yang
disukai allah dan diridhoinya, baik berupa perkataan maupun berupaper buatan baik
terang-terangan maupun tersembunyi. Menurut Mas’ud dan Abidin (2000: 17),
ibadah berarti menyembah seorang hamba terhadap tuhannya yang dilakukan dengan jalan
tunduk dan merendahkan diri serendah-rendahnya yang dilakukan secara hati ikhlas menurut tata cara yang
ditentukan oleh agama.
Ibadah merupakan sari ajaran islam yang
berarti menyerahkan diri secara sempurna. Hal ini akan mewujudkan suatu sikap dan
perbuatan dalam bentuk ibadah bagi peribadatan atas berbagai bentuk,
diantaranya dengan ucapan dan prilaku baik bersifat badannya maupun amaliyah dan
tidak hanya mencakup hubungan dengan Allah Swt. Melainan hubungan
jawaban terhadap penciptanya melainkan untuk mengabdi. Seorang melakukan
ibadah untuk mendekatkan diri kepada allah menjadi rahmat bagi sesama dalam
kehidupan sehari-hari.
Tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi
ini adalah mengabdi kepada-Nya,
yaitu degan cara menjalankan segala yang diperintakan-dengan sesame mahkluk Tuhan
yang terdiri dari ibadah ritual dan ibadah social. Padah akekatnya manusia diperintahkan
supaya mengabdi kepada Allah Swt. Sehingga tidak ada alasan baginya untuk mengabaikan
kewajiban beribadah. Manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup dan mengalami
kematian saja tapi adanya pertanggung.
Nya dan menjauhi segala yang dilanganya-Nya.
Salah satu bentuk pengab dian manusia kepadah Allah adalah menjalankan ibadah shalat
wajib yang dikerjakan lima waktu sehari semalam.
Shalat
termasuk salah satu dari lima rukun islam, adapun yang menjadikan shalat wajib bagi
seorang muslim adalah shalat lima waktu yang dikerjakan lima kali sehari semalam dalam waktu tertentu
dan dalam islam merupantiang agama yang harus dilakukan oleh seorang muslim karena
ibadah shalat lima waktu ini dalam rukun islam yang kedua hukumnya fardhu’ain atau
wajib dilaksanakan dan dilaksankan pada waktu tertentu yang telah ditetapkan dan
dilakukan kecuali berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang dibenarkan oleh agama,
shalat lima waktu terdiri dari subuh(2 raka’at), dzuhur(4 raka’at), ashar(4raka’at
), magrib(3 raka’at) dan isya(4 raka’at)
waktu shalat berbedah bedah pada setiap tempat atau wilayah, bahkan perbedan ini
juga terasa dari waktu kewaktu sebab waktu shalat berkaitat degan perbeda semua
matahari terhadap bumi.
Allah
mewajibkan kepada untuk beri badah bukan karena, Dia membutuhkannya tetapi justu
untuk kepentingan kita, agar kita bisameraih ketaqwaan yang akan melindungi kita
dari berbagai kemaksiaatan dan kesalahan sehingga kita bisameraih keridhaan
Allah dari surga-Nya serta selamat dari siksan
neraka.
Karena
kesibukan alasan setiap orang meningagalkan shalat contohnya terjadi pasar
panorama, pasar adalah tempat orang berjual beli ada penjual dan pembeli aktivitas
yang terjadi setiap waktu dari pagi ke sore hari yang cukup menyita waktu bagi seorang
pejualan ikan yang kotor melayani pembeli setiap saat yang berbelanja sampai ikan
tersebut terjual habis.
Manusia
sebagai mahkluk social, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran
orang lain tanpa kehadiran orang lain yang merasakurang berarti, paling tidak ia
akan mengalami berbagai kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kehidupan
social terdiri atas sekumpulan beberapa orang atau kelompok orang yang
berinteraksi untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan saling mendukung untuk memenuh
kehidupan satu dengan yang lain contohnya jual beli.
Jual
beli merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang hakikatnya adalah saling
tolong menolong sesame manusia dan ketentuan hukumnya telah diatur dalam syari’at
islam. Allah swt telah menjelaskan dalam
al-quran dan hadis nabi telah memeberikan batasan-batasan yang jelas mengenai jual
beli tersebut.
Pasar
Panorama adalah merupakan salah satu pasartra disional di Bengkulu letaknya berada
di bagian kawasan Lingkar Timur bahkan keberadaan pasar Panorama memberikan dampak
kepada masyarakat sebagai peluang usaha mereka. Masyarakat menjadi memiliki pekerjaan
yang bisa mengangkat perekonomian warga mereka. Pasar Panorama memiliki dayatarik
tersendiri bagi para pembeli. Disini penulis menarik untuk meneliti penerapan ibadah
para pedagang ikan yang ada dipasar panorama yang berjumlah 76 orang,rata-rata
berumur 30 yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, laki-laki 30 orang dan prempuan 46 orang merekah berjualan senin sampai
minggu,dihari senin samapi jum’at dari jam 10 sampai jam 5 sore itu untuk yang
siang yang pagi dari jam 3 sampai jam 11 siang,
sedankan yang dihari saptu merekah berjulan dari jam 3 sampai sore jam5.
Adapun
jenis-jenis barang yang dijual diantaranya:
1. Beras
2. Sayuran
3. Buah-buahan
4. Daging
5. Pakaian
6. Pecah belah
7. Dan masih banyak lagi
Dengan
adanya pemaparan latar belakang diatas maka penulisakan melakukan penelitian dengan
judul: PROBLEMATIKA IBADAH SHOLAT
PEDAGANG IKAN PASAR PANORAMA
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan,
maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1.
Kebersihan tempat berdagang kurang terjaga.
2.
Kurangnya pemahaman pedagang ikan terhadap pendidikan agama islam.
3.
Banyaknya problem ibadah sholat yang dihadapi pedagang ikan.
C. Batasan Masalah
Agar penelitianini tidak terlalu luas sehingga
dapat dilakukan dengan baik dan jelas dan terarah pada sasaran dan tidak menyimpang
dari tujuan yang dinginkan penulis maka penulis membatasi masalah yaitu:banyaknya problem ibadah sholat pedagang ikan dipasar
panorama.
D. Rumusan Masalah
1. Problem ibadah sholat apa saja kah yang dihadapi pedagang
ikan dipasar panorama?
2. Upaya-upayah apa saja kah yang dilakukan dalam pemecahan
problematika ibadah sholat pedagang ikan dipasar penorama?
E. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
a) Secara akademik, hasil penelitian ini dapat
menam bahwawasan tentang tingkat kesadaran
parapedagangikan di pasar. Selain itu proposal peneitian ini dijadikan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan Strata 1
b) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat
menambah pemben daharaan perpustakaan IAIN Bengkulu, khususnya tenteng pelaksanaan
ibadah pedagang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian teori
a. Ibadah
Adalah
jenis tertinggi dari ketundukan dan kerendahan diri dihadapan Allah.
Tentang pentingnya ibadah, cukup kiranya kita mengetahui bahwah tujuan
penciptan alam semesta serta
diutusnya para nabi adalah untuk ibadah.
Allah telah berfirman dalam surah Adz- Dzariyah ayat 5 : tidaklah aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadah-Ku.
Keuntungan ibadah kembali kepadah para hambah itu sendiri kembali kepada para
hamba itu sendiri, sepertinya halnya
murid-murid yang belajar, keutungan
merekah dalam belajar tidak menguntungkan secarah langsung bagi
para guru.
Ibadah adalah peruses menjadikan semua
demensi kehidupan berada pada jalan
kehendak dan keindahan Allahmewarnai semua perbuatan degan warna ilahi terbukti telah member pengaruh sangat penting bagi hidup manusia. Antara lain dari beragam
pengaruh itu.[2]
Asal makna shat menurut bahasa arab
“doa”, tetapi yang dimaksud disini ialah “ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disidai degan salam, dan
memenuhi beberapa syrat yang ditentukan”
Shalat yang diwajibkan bagi tiap-tiap
orang dewasa dan berakal ialah lima kali sehari semalam mula- mula turunya
perinta wajib saat itu ialah pada malam isra’,setahun sebelum tahun hijriah.[3]
Sholat dalam Al-Qur’an
dihubungkan dengan kebaikan-kebaikan, yaitu
memintak kepada Allah untuk sesuatu yang baik. Al-quran menjelaskan,
“dan berdoalah untuk merekah. Shalla-yushallu-shalatan adalah akar kata yang
berasal dari bahasa arab yang
berarti berdoa atau mendirikan sholat,
Allah memberi berkat atas sanjunganya. Kata sholat, jamaknya adalah shawat yang
berarti “menghadapkan segalah pikiran unruk bersujud. Bersyukur, dan memohon
bantuan. Sholat yang diawali dengan takbir dan diakhiri degan salam, berisikan kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil
yang mepunyai syarat dan aturan yang
sudah diataur dalam Al-Qur’an maupun al-sunnah. Aktivitas itu harus
dilakukan dengan keikhlasan,
ketawadukan, kerendahan hati, serta menghinakan diri di hadapan Allah.
Perilaku mushalli dalam
kekhusukan, ketawadukan, dan keiklasan
yang bersinergi, membuatnya tersadar akan tidak berdayaan dan ketidak
mampuan dibanding tuhannya yang memiliki segalanya sifat ke-maha-an. Perasaan hina dihadapan Allah bermanifestasi
pada kesadaran pada kelemahan dan ke-dha’ifan hamba dihadapan Tuhannya. Ketiadaan daya dan upanya mushalli mengharuskan dirinya
memohon bantuan dan inayah Tuhannya pada setiap sholat.terminologi sholat
menunjukan bahwa di dalamnya terdapat
hubungan vartikal akan makluk degan khaliknya. Dengan penuh kekhusukan, sesorang muslim berdiri,rukuk,dan
sujud, memenuhi, panggilan rabb-nya sebagaipemberi kekuasan, daya, rezeki,
raufik, dan hidayah. Berdirinya seorang muslim didalam Allah akan membekalinya
degan suatu energi spiritual yangmenimbulkan
rasa kebahagiaan, kenyamanan, ketenangan,dan kesehatan mental. Degan
sholat seorang muslim tidak akan merasa sendirian dalammenghadapi kesulitan
karena ia tahu bahwa Allah dekat, dia mahatahu lagi maha melihat, mahakuasa dan
maha penyayang.seorang muslim yang khusyuk
dalam sholat merasakan bahwa iaberhadapan
degan Tuhannya. Walaupun ia tidak melihat Allah, tapi hatinya tahu bahwa Allah
melihatnya. Degan kondisi kejiwaan seperti itu, seorang muslim mampu
menggungkapkan perasaannya kepada Allah, ia kan berdoa, memohon, dan mengadukan
persoalan hidupnya kepada Yang Maha memahami dan Maha penyayang. Dengan sholat
yang khusyuk itu, semua persoalan
yang dihaapinya, yang menghimpit dan menekannya dapat diatasi. Hal yang
demikian, psikilosisnya akan menjadi bahagia, tenang,nyaman, selaras, dan cerah, kembali sehingga pikirannya member
menumpuan kepada aktivitasnya.
Sholat adalah upaya
membangunkan hubungan baik antara manusia dengan Tuhannya. Dengan sholat,
kelezakatan munajat kepada Allah akan
terasa, penyerahan segala urusan
kepada-Nya. Sholat juga mengantarkan
seseorang kepada keamanan,
kedamaian, dan keselamatan dari-Nya. Sholat menghubungkan mushalli kepada
kepada kesuksesan, kemenangan, dan pengampunan dari segalah kesalahan.
Sholat adalah perilaku ihsan
hamba terhadap Tuhannya. Ihsan sholat adalah
menyempurnakan dengan mebulatkan bidi dan hati sehinggah pikiran,
penghanyatan, dan angota badan menjadi satu,
tertuju kepada Allah. Ihsan dan aktivitas adalah dua perkara yang
berkaitan, keduanyan bertujuan untuk meperoleh
kecintaan dan keridhaan Allah. Dalam ber-ubudiyyh, seorang muslim terlebih dahulu dianjurkan untuk meluruskan
niatnya bahwa hanya bagi Allah saja ubudiyyah itu dilaksanakan.
Dalam sholat tidak ada sesuatu selain zikir, bacan rukuk, sujud, berdiri,
dan duduk. Zikir adalah bermunajat
kepada Allah. Sementara zikir(ingat akan
Allah) itu dapat membuat hati menjadi tenang
dan tenteram. Allah berfirman: yaitu orang-orang yang beriman hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah, ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Kesadaran manusia terhadap
kekuasan Yang Mahatinggi lagi Maha Mengetahui , kesadaranya terhadap
ketidakberdaannya didalam konflik alam yang abadi, kesadarannya akan
kerahiman-Nya, semuanya membuat manusia mencurakan perasaan-perasaan hatinya yang melimpah dengan kata-kata syukur
dan cintaan, atau dengan kata taubat dan permohonan kepada yang selamanya sadar
dan bermurah hati, yaitu Allah, pencipta alam ini. Ke-dha’ifan yang meliputi
manusia, semakin membuatnya tawaduk dan merasa rendah dihadapan Allah. Ketidak
sanggupannyamengatasi konflik dan masalah-masalah dalam hidup membuatnya
bermunajat dan ingin mendekatkti Tuhanya
serta menyampaikan keluhanya-keluhanya kepada Tuhannya.
Sholat yang dikerjakan lima
waktu sehari semalam dalam
waktu yang telah ditentukan
merupakan fardu ain. Sholat fardu dengan
ketetapan waktu pelaksananya
dalam Al-Qur’an dan al-Sunnah mempunyai nilai disiplin yang
tinggi bagi seorang muslim yang mengamalkannya.
Aktivitas ini tidak boleh dikerjakan
diluar ketentuan syara’. Dalam
sholat seorang muslim berikat pada
Allah bahwa sesungguhnya sholat, ibadah, hidup, dan matinya hanya
bagi Tuhan sekalian alam.
Menurut kebiasan, seorang
mushali merasa bahagi, tenteram dan nyaman setelah melaksanakan kewajiban lima waktu dalam
perjalanan hidupnya dihari itu. Dengan
munculnya rasa bahagia, rasa aman, dan tenang itu daya pikir individu dapat
melahirkan suatu kesimbungan lahir dan batin sehinggah bisa berpikir tentang aktivitas
yang profesional belajar yang berkesan atau memperoleh aktivitas baru yang
lebih mengguntungkan. Seorang
muslim yang melaksanakan sholat degan baik dan sesuai
dengan syariat islam akan
optimis dalam menghadapi rintangan dan cobaan
masa depan dengan penuh
keyakinann dan kepercayaan kepadah diri sendiri. Kebahagian dalam
sholat muncul tidaklah serta merta tanpa perilaku khusyuk, tawaduk, dan
ikhlasan. Sholat yang mampu melepaskan
seorang mushalli dari pikiran
spekulatif adalah sholat karena dorongan
keimanan untuk dekat dengan Tuhan, sebagai tempat mengadukan
berbagai persoalan yang menghadap.
Dengan demikian, kebiasan secara bersama
menghampiri sebagaimana seorang
yang bahagia bertemu dengan orang yang disayagi dan dicintaiya.
Kewajiban sholat sejalan dengan
kewajiban mengetahui ketentuan jadwal sholat, yang pelaksanaanya merujuk pada aturan tersebut. Sholat dimulai dari shubuh,
diteruskan dengan zuhur, asar, setelah terbenam matahari dilanjutkan dengan
maghib dan akhirnya dituntaskan dengan sholat isya. Hikmah dibalik
ketentuan waktu ini adalah agar seorang muslim tidak berlegah-lengah di
waktu pagi, kemudian ketikah seorang muslim beristirahat sejenak dari aktivitas menjerang zuhur dan
lebih-lebih ketikah seorang muslim beristirahat dari beraktivitas, untuk kemudian diteruskan degan asar, pada waktu istirahat
tersebut, biasanya dorongan untuk meperoleh kebenaran agak lemah karena
kepenatan kerja sehinggah memudahkan pegaruh godaan setan
masuk kedalam diri manusia.
Biasanya masalah-masalah ini
membuat seorang muslim lipa diri
terhadap kewajibannya menunaikan
sholat. Oleh karena itulah Allah memerintahkan sholat degan rahasia yang mendalam kepada manusia agar selalu igat kepada-Nya,
yaitu melalui sholat fardu yang berketerusan dan dalam waktu yang telah ditentukan. Kewajiban melaksanakan
sholat pada setiap mukallaf,
diharapkan mampu mendekatkan diri
seorang muslim kepada Tuhannya. Kewajiban sholat lima kali sehari semalam
menisyaratkan bahwa didalamnya mengandung jalan menuju Tuhan. Sholat akan
menyambung tali yang terputus, ketika sholat seorang muslim mengadakan hubungan secara vartikal dengan Tuhan Yang
Mahakuasa. Pertalian akan melahirkan dimensi spritual yang tunggi sehinggah kepenatan berkerja bertukar menjadi inovatif yang sangat berkesan yaitu munculnya rasa bahagia dalam diri kewajiban sholat lima waktu sehari semalam
telah diatur dalam Al-Qur’an maupun al-sunnah, apabila tertingal karena
lalai atau sebab lain maka dia akan
menimbulkan kesan negatif pada
pisikologi dari keperibadian yaitu perasan bersalah, rasa berdosa dan bersalah
akan menghantui dan memburuk individu, rasa berdosa dan bersalah akan bersalah
dalam kesehatan mental merupakan salah satu sebab munculnya keresahan, ketidak
nyamanan, ketidak bahagiaan dan ketidak sehatan mental. Jika pada suatu ketika
keadaan tidak mengizinkan untuk melakukan sholat tepat pada waktunya maka
individu akan merasa gelisah, bersalah, dan marah pada dirinya sendiri karena melalaikan kewajiban selaku seorang muslim. Oleh karenah itu
apabilah telah degan sebaik-baiknya maka akan terlihat jelas bahwa hubungan
sholat dengan disiplin kerja sangat relevan.[4]
b. Perdagangan
Pasar selamaini sudah menyatu dan
memiliki tempat paling penting dalam
kehidupan masyarakat sehati-hari, bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli tapi juga wadah untuk berinteraksi
sosisl. Sebuah pasar sebagai sekumpilan penjual dan pembeli yang melakukan
interaksi atas suatu produk tertentu atau kelompok produk tertentu misalnya,
pasar perumahan, pasar besar, dan lain-lain.
Perdagangan (tijarah) memakai peranan
penting dalam perolehan harta. Perdagangan jelas lebih baik dari pada
pertanian, jasa, dan bahkan industry. Sejarah menyaksikan kenyataan bagaimana
individual dan masyarakat memperoleh kemakmuran melalui perdagangan dan bagai
manabangsa-bangsa mendapatkan wilayah serta membentuk pemerintahan colonial
melalui perdaganan pil. Islam mengakui peranan perdagangan untuk mendapatkan
keberuntungan dab kebesaran. Terhadap banyak ayat Al-Qur’an mengenai
perdagangan dan jual beli. Nabi Muhammad SAW pun menyoroti arti penting
perdagangan itu.[5]
Perdagangan komersial sudah lazim dikenal di antara muslim, sejak awal.
Rasulullah SAW sendiri ikut berdagang,
sebelum menjadi Rasul. Dalam salah satu
hadis beliau sangat menghargai
pengikutnya yang berdagang, seperti disebutkan sebagai bagian dari Sembilan persepuluh dari hidup untuk
berdagang. Rasulullah SAW juga berkata : “ seseorang yang mengimpor barang yang
dibutuhkan adalah seseorang yang hidupnya bermanfaat bagi kehidupan, sementara
ada orang yang menimbun merupakan berbuat
tidak terpuji dan terkutuk hidupnya.” Sebyek perdagangan merupakan topik
yang seringkali dibahas dalam yurisprudensi hokum islam.[6]
Allah Swt. Telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama
lain, supanya merekah tolong- menolong,
tukar menukar keperluan dalam segalah
urusan kepentingan hidup masing-masing,
baik dengan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam atau perusaan yg lain- lain, baik dalam urusan kepentigan sendiri maupun untuk untuk keselamatan umum.
Jual beli adalah menukar suatu barang
yang lain degan cara yang tertentu( akad)
“Akad telah menghalkan jual beli dan
mengharamkan riba”(Al-Baqarag:275)[7]
c. Manusia dan agama
Manusia memang makluk yang serbah unik.
Dengan keunikan yang dimilikinya, manusia merupakan makluk yang rumit dan
misterius, ungkap Murthada Muthahhari. Untuk memahami manusia dibutuhkan
penjelasan dan interpretasi yang lebih
banyak dibandingkan degan yang
dibutuhkan oleh selain manusi. Tidak ada makluk di dunia ini yang lebih
dibutuhkan penjelasan dan interpretasi selain
manusia. (Murthada Muthahhari, 1998:29).
Sebenarnya manusia telah
mencurahkan perhatian dan usah yang
sangat besar untuk mengetahui dirinya, kendatipun kita memiliki perbendaran
yang cukup banyak dari hasil yang ilmimuan, filsuf,sastrawan, dan ahli
kerohanian sepanjang masa ini. Tetapi
kita (manusia) hamya mampu mengetahahui beberapa segi tertentu dari diri kita.
Kita tidak mengetahui manusia secara
utuh. Yang kita ketahui hanyalah bahwah manusia
terdiri dari berbagai berbagai
tertentu, dan ini pun hakiknya dibagi lagi menurut tata cara kita sendiri.
Hubungan manusia dan agama tampaknya merupakan hubungan yang bersifat
kodrati, agama itu sendiri menyatu dalam
fitrah pencipaan manusia. Terwujud dalam bentuk ketundukan, kerinduan ibadah,
serta sifat-sifat luhur. Manakala dalam menjalankan kehidupannya, manusia
menyimpang dari nilai-nilai fitra-Ny,
maka secara psikologis ia akan merasa adanya semacam “hukuman moral”.
Lalu akan spontan akan muncul rasa bersalah
atau rasa berdosa.
Agama menurut menurut freud tampak dalam perilaku manusia sebagai
simbolisasi dari kebencian terhadap ayah yang direfleksi dalam bentuk rasa takut pada tuhan, secara psikologi agam
adalah ilusi manusia. Manusia lari
kepada agma karena rasa ketidak berdanyaannya menghadapi bencana. Dengan demikian, segala
bentuk perilaku agama merupakan ciptaan
manusia yang timbut dari
dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan rasa aman
d. Kebutuan manusia akan agama
Manusia disebut sebagai makluh
yang beragama. Ahmad Yamani mengemukakan, bahwa tatkala
Allah membekali insane itu degan nikmat berpikir dan daya
penelitian, diberikannya pula rasa
bingung dan bimbinan untuk memahamim dan belajar alam sekitarnya
sebagai imbangan atas rasa takut terhadap
kegarangan dan bengisan alasan
itu.
Dalam ajaran isam , bahwa adanya
kebutuhan terhadap agama disebabkan manusia
selaku makhluk Thuan dibekali
dengan berbagai potensi( fitra) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah kecenderungan terhadap
agama.
Prof. Dr. Hasan langgulung mengatakan :
“salah satu ciri fitrah ini ialah, bahwa
manusia menerima Allah sebagai Thuan, dengan kata lain, manusian itu adalah dari asal
mempunyai kecenderungan beragaman, sebab agama itu sebagian dari
fitrah-Nya “.
Dengan demikian, anak yang baru lahir sudah
memiliki potensi untuk menjadi
manusia yang ber-Tuhan.
Bukanlah merupakan sifat dari asalnya,
tetapi erat kaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Fitrah itu dapat dilihat dari dua segi yakni: yakni pertama, segi naluri
sifat pembawan manusia atau potensi tauhid yang menjadi
potensi manusia sejak lahir dan kedua, dapat dilihat
dari segi wahyu Tuhan
yang diturunkan kepada
nabi-nabi-Nya. Jadi, potensi manusia
dan agama waktu itu merupakan
salah satu hal yang tampak
dalam dua sisi,ibaratnya mata
uang logam yang mempunyai dua sisi yang sama.
Dilihat dari satu sisi ia adalah potensi
dan dari sisi lainnya ia adalah wahyu.
Prof. Hasan langgulung memamdang
bahwa sifat-sifat Tuhan yang
99 macam (Asma’Al-Husna)merupakan
potensi yang masing-masingnya
berdiri-berdir. Tetapi, bila dikombinasikan akan timbul sifat-sifat atau
potensi manusia yang jumlahnya
berjuta-juta macamnya.
Dalam fitrah tidak terhadap komponen
psikologi apa pun, kerena fitrah
diartikan sebagai kondisi jiwa yang suci bersih yang resepsif terbuka kepada
pengaruh eksternal, termasuk pendidikan, kemampuan untuk mengadakan reaksi atau responsi (jawaban
)terhadap pengaruh dari luar tidak terdapat didalam fitrah.
Pendapat ini dikembangkan oleh para ulam
Ahlu sunnah, Waljamaah atau beberapa filsuf muslim antara lain Al-Gazhali.
Kerenah adanya fitrah ini, manusia
selalu membutuhkan peganggan hidupan
yang disebut agam. Manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasan yang mengakui adanya Yang Mahakuasa tempat merekah berlindung dan memohon pertolongan.
“ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat
kepada Allah, hati akan mejadi tenang (QS Al-Rad:28)
Untuk mencapai ketenangan hati, manusia
selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan: hanya saja cara mereka
mengabdi dan mendekatkan diri kepada
Tuhan berbeda-beda sesuai degan ajaran agama yang mereka anut. [9]
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh
penelitia adalah metode penelitian kualitatif. Peneliti yang berhubungan
lansung degan obyek yang igin diteliti yaitu para pedagang. Metode yang
digunakan dalam penenelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskristif adalah penelitian yang memandu penelitian untuk
mengeksplorsi dan memotret situasi sosial secarah menyeluruh, luas dan
mendalam. Penelitian deskritif bertujuan menggambarkan secra sostematik dan
akurat fakta dan karakteristik bidang tertentu. Sedangkan penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang relavan untuk memahami fenomena sosial (tindakan
manusia). Dalam penelitian ini meneliti tentang perobematika pedagang pasar
manorama.
B. Sumber data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.
data pokok yang bersumber dari wawancara
atau penelitian yang yg tujukan pada
pedang ikan pasar panorama Bengkulu. Sumber data primer yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh degan cara
wawacara maupun obeservasi langsung degan para pedangan ikan dipasar panorama
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari pihak lain. Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data
primer yang diperoleh dari
observasi seperti mendapatkan data
pedagang ikan pasar panora tersebut.
C. Pengumpulan data
1. Observasi
Sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan degan teknik yang lain, Sutrisno
Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan[10].
Nasution (1988) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar semuai ilmu pegentahuan, para
ilmuan hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dan sering degan bentuk
berbagai alat yang sangaat
canggih, sehinggah benda-benda yang
sanggat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa ) dapat diobeservasi degan jelas.[11]
Observasi dilakukan mencatat kejadian-kejadian yang terkait dengan aktifitas
pedang ikan pasar panorama.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabilah ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabilah
penelitian igin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.
Teknik pegumpulan data ini mendasar diri
pada laporan tentang diri sendiri atau
self-resport, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau kenyakinan pribadi.
Sutrisno Hadi(1986) mengemukan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview.[12]
3. Dokumentasi
Dukumen adalah catatan pristiwa yang sudah berlaku baik berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental
seseorang. Dukumentasi merupakan pelengkap
dari obserpasi dan wawancara dalam penelitian kulitatif
D. Teknik analisis data
Analisisi data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkann fakta yang diperoleh,
selanutnya dikembangkan menjadi hipotesisi
Analisia data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) manyatakan “ analisis telah
mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian[14].
Analisis data merupakan peruses penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara,
catatan lapangan dan dukumentasi serta membuat kesimpulan agar dapat dipahami dan temuanya dapat
diinpormasikan kepada orang lain. Dalam peruses analisiis data peneliti
mengunakan analisis deskripstif. kaulitatif adalah mengambarkan dan menjambarkan
seca jelas mengenai ibadah ikan pedang
pasar panorama Bengkulu sesuai degan fakta yang ada dilapagan. Data asil
analisis tidak mengunakan angka-angka, tapi dideskridsif berdasarkan data asil
wawancara dan obevservasi yang diyakini kevalitanya. Setelah itu data yang
diperoleh dari wawancara dan observasi dirangkum, memilih hal-hal yang pokok
serta mempokuskan pada ha-hak yang penting kemudian data disajikan sehinggah memudakan
untuk merencaranakan kerja selanjutnya langka berikutnya data dianalisisi dan
ditarik kesimpulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Haris
Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kulitatif
Untuk Ilmu-Ilmu Social, (Jakarta:Selembang Humanika,2010)
Islah,
Konsepsi Ekonomi Ibnu Taiminyah,(Surabaya:1997)
Jalaludin,
Psikologi Agama (Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada,2012.2016).
Muhammad
Sharif, Sistem Ekonomi Prinsip Dasar
Islam,(Jakarta:Kencana,2016).
Mushsin
Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat,
(Badung:Pustaka Hudayat 2001).
Sugiyono,
kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta,2018).
Sulaiman
Rajid, Fiqih
Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo,1996.1997).
Toha
putra, Tuntunan Sholat Lengkap (Pamarang:PT.karya
Toha putra,2013).
Khairunass rajab,pisikologi Ibadag,(jakarta: Sinar
Grafika Offeset,2001) h 91,96
[5] Muhammad Sharif, Sistem Ekonomi Prinsip Dasar Islam,(Jakarta:Kencana,2016),
h 118
[7] Sulaiman Rasjid, Fiqh Isam
(Bandung:Sinar Baru Algensindo,1996,1997), h 278
No comments:
Post a Comment