1

loading...

Friday, October 26, 2018

KISAH ARISTOTLE ONASSIS


Nama  : 
Prodi   :
Kelas   :

ARISTOTLE ONASSIS

Di kota yang penuh hingar-bingar ia hidup. Tetapi ia berada pada keluarga miskin yang tidak memiliki harta ataupun tahta. Kesengsaraan dunia selalu ia hadapi, dan terkadang ia  merasa hidupnya terus terlunta-lunta. Jangankan untuk melihat emas, untuk melihat nasi pun mereka harus memeras keringat terlebih dahulu.
Ketika sang fajar telah menampakkan sinarnya, itu menandakan aktifitas ayah dan ibunya dimulai, dari pintu ke pintu ayahnya mulai menjajakan dagangannya. Dan si ibu melakukan rutinitasnya sebagai pembantu rumah tangga, disitulah nampak sapu pel yang tak berhenti bergoyang kesana-kemari, dan dapur yang terus berkukus , yang menandakan ibu mengerjakan segalanya. Tetesan keringat membasahi tubuh sang ibu. Cemoohan dan hina’an terus mencakar jiwa lemahnya.
Kerasnya hidup tak membuatnya bermalas-malasan untuk tetap sekolah. Bukan hanya satu atau dua sekolah saja yang telah  ia jelajahi, tetapi hampir semua sekolah di Yunani ia datangi. Tingkahnya yang selalu memancing keributan, dan ia pun seringkali menjadi biang keladi atas kegegeran yang timbul di sekolah itu. Ketika guru menjelaskan di depan kelas, ia sibuk sendiri dengan ulah-ulah jailnya, tak heran jika otaknya selalu kosong. Hampir setiap hari guru-guru disekolah itu mengeluarkan amarah yang berapi-api terhadapnya. Seketika itu ia selalu dikeluarkan dari sekolah.
Kemudian, ketika ia beranjak dewasa dan hanya hidup bersama pamannya, ia mulai menunjukkan kemampuannya dalam menemukan hal-hal baru yang sangat membanggakan. Kesuksesan pun telah di depan mata, menjadi seorang filsuf terkenal di Barat telah ia raih. Hidupnya bergelimang harta, semua orang memujanya. Berawal dari mimpinya, dan keberuntungan hidupnya seperti bintang yang jatuh di bumi.


No comments:

Post a Comment