1

loading...

Kamis, 01 November 2018

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI “PERMAINAN BOLA KASTI ”

MAKALAH  PENDIDIKAN JASMANI “PERMAINAN BOLA KASTI ”

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Banyak sekali jenis permainan bola kecil di Indonesia. Kasti adalah salah satu permainan bola kecil yang terkenal di Nusantara. Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu.
Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman. Dalam bermain kasti, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu: memukul, melempar, menangkap bola, serta kemampuan berlari.
Permainan kasti adalah permainan yang merakyat. Peraturan permainan kasti berbeda di setiap daerah. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi manfaat berolahraga dalam permainan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah itu permainan kasti?
2.      Sebutkan sarana dan prasarana dalam permainan kasti?
3.      Bagaimanakah teknik dasar dalam bermain kasti?
4.      Bagaimanakah peraturan dalam bermain kasti?
5.      Bagaimanakah cara bermain kasti?
6.      Sebutkan tujuan bermain kasti bagi pendidikan jasmani?

C.    Tujuan Permasalahan
1.      Untuk mengetahui pengertian permainan kasti.
2.      Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan kasti.
3.      Untuk mengetahui teknik dasar dalam bermain kasti.
4.      Untuk mengetahui peraturan dalam bermain kasti.
5.      Untuk mengetahui cara bermain kasti.
6.      Untuk mengetahui tujuan bermain kasti bagi pendidikan jasmani.

 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Permainan Kasti
Kasti adalah salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan terbuka. Dalam bermain kasti, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu: memukul, melempar, menangkap bola, serta kemampuan berlari.[1]

B.      Sarana dan Prasarana yang Permain Bola Kasti
Dalam bermain kasti, ada sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan untuk dapat bermain, seperti: lapangan, alat pemukul, bola, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan beserta gambar mengenai sarana dan prasarana untuk bermain kasti:
a)      Sarana dalam permainan kasti
Peralatan dalam bermain kasti adalah bola kasti, alat pemukul, tiang/pohon/lantai yang bergambar yang dapat digunakan untuk base atau pos.
 Dalam permainan kasti setiap pemain harus memakai nomor dada yang terbuat dari kain, terpasamg didepan dada dan punggung. Nomor dada terdiri atas nomor 1-15, nomor urut 1-12 untuk pemain inti dan untuk nomor 13-15 untuk pemain cadangan.
b)      Prasarana dalam permainan kasti
Prasarana atau tempat yang dapat digunakan untuk bermain kasti adalah lapangan yang terbuka seperti gambar berikut:

C.    Teknik Dasar dalam Bermain Kasti
Dalam bermain kasti, terdapat beberapa teknik dasar dalam bermain. Berikut ini adalah teknik dasar permainan kasti, yaitu teknik berlari, melempar, menangkap, dan memukul bola.
a)      Teknik Melempar Bola
1.      Melempar Bola Menyusur Tanah
Cara melakukan:
a.       Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan.
b.      Posisi badan membungkuk.
c.       Ayunkan lengan belakang ke depan melalui bawah.
d.      Bola dilempar menyusur tanah ke sasaran.
2.      Melempar Bola Mendatar
Cara melakukan:
a.       Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, diantara jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak jatuh.
b.      Badan condong ke belakang, ayunkan lengan dari bawah ke atas.
c.       Bola dilempar mendatar setinggi dada ke arah sasaran.
3.      Melempar Bola Melambung
Cara melakukan:
a.       Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, diantara jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak jatuh.
b.      Badan condong ke belakang, ayunkan lengan dari bawah ke atas.
c.       Melempar dengan tangan terkuat. Apabila melempar dengan tangan kanan, maka kaki kiri berada di depan, begitu sebaliknya.
d.      Bola dilempar melambung diikuti gerakan lanjutan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan.
e.       Pandangan mata ke arah sasaran lemparan.
4.      Melempar Bola Memantul Tanah
Cara melakukan:
a.       Posisi kaki ditekuk dan badan condong ke depan.
b.      Ayunkan lengan ke arah depan bawah.
c.       Bola dilempar memantul tanah ke sasaran.
b)      Teknik Menangkap Bola
Teknik menangkap bola kasti ada 4 macam, yaitu:
a.       Menangkap Bola Mendatar.
b.      Menangkap Bola Melambung.
c.       Menangkap Bola Menyusur Tanah.
d.      Menangkap Bola Memantul Tanah.
Cara melakukan 4 teknik ini pada dasarnya sama, yaitu:
a.       Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola.
b.      Menangkap dengan kedua tangan dengan kedua telapak tangan dibuka membentuk setengah bola.
c.       Saat perkenaan bola pertama dengan telapak tangan, diikuti sedikit tarikan tangan ke belakang.
c)      Teknik Melambungkan Bola
Teknik melambungkan bola digunakan untuk memberikan umpan yang baik kepada pemukul.
Cara melakukan:
a.       Berdiri tegak, jika melempar dengan tangan kanan, maka kaki kanan berada di depan.
b.      Bola dipegang dengan tangan kanan di depan paha kanan.
c.       Badan condong ke depan.
d.      Putar lengan kanan (yang memegang bola) ke belakang 360°.
e.       Langkahkan kaki kiri ke depan, ayunkan lengan ke depan dan lepaskan bola saat berada di samping paha kanan disertai lecutan pergelangan tangan.
d)     Teknik Memukul Bola
Cara melakukan:
a.       Pegang alat pemukul di bagian yang lebih kecil dengan satu tangan.
b.      Berdiri menyamping sehingga pelambung  berada di samping kiri pemukul.
c.       Kedua kaki dibuka selebar bahu.
d.      Letakkan alat pemukul di atas bahu sebelah kanan dengan siku tangan yang memegang alat pemukul ditekuk.
e.       Pandangan ke arah pelambung dan datangnya bola.
f.       Ayunkan alat pemukul dengan meluruskan siku disertai lecutan pergelangan tangan saat bola dalam jangkauan pukulan.
g.      Diikuti gerakan lanjutan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan.[2]

D.    Peraturan Permainan Kasti
Berikut adalah peraturan permainan kasti:
1.    Jumlah Pemain
Kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan.
2.      Waktu Permainan
Waktu permainan dilakukan dalam 2 babak. Tiap-tiap babak 20 – 30 menit. Diantara tiap babak diberikan istirahat 15 menit.
3.      Wasit
Pertandingan kasti dipimpin oleh seorang wasit dibantu 3 orang penjaga garis dan 1 orang pencatat waktu/skoringsit. Wasit berada di luar lapangan baik sebelah kanan maupun kiri,
Adapun tugas wasit serta kode tiupan peluit antara lain:
a). Bila permulaan permainan wasit memanggil kedua kapten dari masing-masing tim untuk melakukan tos atau siapa yang mulai permainan terlebih dahulu baik sebagai pemukul maupun penjaga.
b). Mengatur jalannya pertandingan.
c). Mengecek kesiapan skoring sit.
d). Mengecek nama pemain dan nomor dada.
e). Wasit meniup peluit 3 x panjang untuk memulai pertandingan.
f). Pada saat memanggil pemain pemukul untuk memukul wasit meniup peluit 3x pendek.
g). Pada saat pukulan salah wasit melakukan kode tiupan peluit sebanyak 2x pendek.
h). Bila terjadi pemain terkena lemparan bola sebelum tiang pertolongan atau  tiang bebas dan ruang bebas, wasit meniup peluit 1x panjang tanda pergantian bebas.
i). Bila bola hilang wasit meniup peluit 3x pendek.
j). Setelah permainan selesai permainan atau waktu habis wasit meniup peluit 3x panjang.
Skoringsit adalah pembantu wasit untuk jalannya suatu pertandingan, tugasnya adalah:
a.       Mengecek pemain.
b.      Menyamakan nomor dada dengan nama yang ada di skoring sit yang diberikan oleh masing-masing regu.
c.       Memanggil pemain yang akan melakukan pukulan.
d.      Bila ada pergantian pemain skoring sit lah yang bertanggung jawab atas kecocokan yang ada pada skoring sit tersebut.
e.       Menghitung nilai masing-masing regu.
f.       Menghitung pukulan salah pemain pemukul.
4.      Regu Pemukul
Setiap pemain berhak memukul satu kali, kecuali pemain terakhir berhak memukul sampai 3 kali.Sesudah memukul, alat pemukul harus diletakkan di dalam ruang pemukul. Apabila alat pemukul diletakkan di luar, maka pemain tersebut tidak mendapatkan nilai, kecuali jika ia segera meletakkannya di dalam ruang pemukul. Pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul, tidak jatuh di ruang bebas, dan tidak mengenai tangan pemukul.
5.      Regu Penjaga
Regu penjaga bertugas:
a.       Mematikan lawan dengan cara melemparkan bola ke pemukul atau menangkap langsung bola yang dipukul melambung oleh regu pemukul.
b.      Membakar ruang bebas dengan cara menempati ruang bebas jika kosong.
6.      Pelambung
Pelambung bertugas:
a.       Melambungkan bola sesuai permintaan pemukul.
b.      Jika bola yang dilambungkan oleh pelambung tidak sesuai dengan permintaan pemukul, maka pemukul boleh untuk tidak memukulnya. Jika ini terjadi sampai 3 kali berturut-turut maka pemukul dapat berlari bebas ke tiang pemberhentian pertama.
7.      Pergantian Tempat
Pergantian tempat antara regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila:
a.       Salah seorang regu pemukul terkena lemparan bola.
b.      Bola pukulan regu pemukul ditangkap langsung oleh regu penjaga sebanyak 3 kali berturut-turut.
c.       Alat pemukul lepas ketika memukul.
8.      Bola mati
Bola dinyatakan mati apabila:
a.       Bola masih dipegang pelambung yang berdiri pada tempatnya.
b.      Pukulan salah atau tidak kena.
c.       Bola hilang dan dicari tidak diketemukan.
d.      Terjadi pergantian tempat atau pemain.
9.      Cara Mendapatkan Nilai
a.       Pemain berhasil memukul bola, kemudian lari ke pemberhentian I, II, III, dan ruang bebas secara bertahap, mendapat nilai 1.
b.      Pemain berhasil berlari melewati tiang-tiang pemberhentian dan kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri, mendapat nilai 2.
c.       Regu penjaga menangkap langsung bola lambung yang dipukul oleh regu pemukul, mendapat nilai 1.
d.      Regu yang mendapatkan nilai paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
E.     Cara Bermain Kasti
Setelah menguasai beberapa teknik dasar permainan kasti dan memahami peraturan permainannya, selanjutnya adalah mempraktikkan bagaimana cara bermain kasti dengan benar. Dalam bermain kasti dibutuhkan kerjasama tim dan rasa tanggung jawab. Selain itu yang paling penting adalah sikap untuk selalu menjaga sportifitas.
Sebelum memulai bermain kasti, hendaknya ditentukan dulu dua regu yang akan bermain. Tiap-tiap regu berjumlah 15 pemain, 12 pemain inti dan 3 pemain cadangan. Setiap kapten dari masing-masing regu akan melakukan tos yang dipimpin oleh wasit untuk menentukan regu penjaga dan regu pemukul. Pada regu pemukul, masing-masing pemain mendapat kesempatan memukul bola sebanyak 3 kali. Jika semua kesempatan telah habis dan pemukul tidak dapat memukul bola, maka terjadilah pergantian bebas.
Pemain yang dapat memukul bola harus berlari secepat-cepatnya menuju base-base atau pos-pos aman sehingga pemain penjaga tidak dapat melempar bola mengenai tubuhnya. Pemain regu pemukul yang dapat melewati pos secara bertahap hingga kembali ke home, maka regu pemukul mendapat nilai 1. Sedangkan jika pemain regu pemukul langsung dapat melewati semua pos-pos dan kembali ke home tanpa terkena bola yang dilempar penjaga, maka regu pemukul akan mendapat nilai 2. Regu penjaga akan mendapatkan nilai jika pemain mampu menangkap langsung bola yang dipukul oleh regu pemukul. Permainan kasti dimainkan dalam 2 babak yang masing-masing babak selama 20-30 menit dengan waktu istirahat antara babak selama 15 menit. Bagi regu yang mendapatkan nilai terbanyak adalah pemenangnya.

F.     Tujuan Bermain Kasti bagi Pendidikan Jasmani
Adapun beberapa tujuan dari bermain kasti bagi pendidikan jasmani antara lain:
a.       Melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa kita.
b.      Dapat mengembangkan berbagai macam funsi tubuh.
c.       Meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman.
d.      Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan.
e.       Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.
f.       Dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik
g.      Belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
h.      Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.
i.        Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas suatu permainan.
j.        Mendapatkan olahraga yang murah meriah.[3]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kebutuhan akan Pendidikan Jasmani dan Olahraga sangat penting bagi peserta didik, agar peserta didik dalam mengikuti materi ini dapat bersikap sportif dan kerjasama antar teman, permainan kasti, kippers, dan rounders  merupakan permainan beregu  bola kecil, yang dimainkan oleh dua regu untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi, teknik dasar pemainan ini adalah teknik melempar bola, teknikk menangkap bola, teknik memukul bola.  Permainan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa sportif, dan kerjasam antar teman, untuk itu pembelajaran pendidikan jasamani dan olahraga sangat penting, dan sangat dibutuhkan bagi peserta didik.

B.     Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kesalahn dalam penyusunannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Mardiana Ade, dkk. 2009. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta. Universitas Terbuka.
Heryana Dadan, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surakarta. CV. Putra Nugraha.
Anonim. 2011. Permainan Bola Kasti. Tersedia pada. tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/16/makalah-keolahragaan-permainan-bola-kasti/ diunduh tanggal 21 Mei 2018.



[1] Mardiana Ade,  2009. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (Jakarta:Universitas Terbuka,2009).Hal 45.

[2] Heryana Dadan, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (Surakarta:CV. Putra Nugraha,2010).Hal.65-88

[3] Anonim. Permainan Bola Kasti. Tersedia pada. tugas2kuliah,2011.wordpress.com/2011/12/16/makalah-keolahragaan-permainan-bola-kasti/ diunduh tanggal 21 Mei 2018.



MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts). Diantara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “suatu sitem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpanduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.” Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya. Berkaitan dengan fungsi komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju kearah satu tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa pendidijan sangat menpunyai peran yang luhur dan agung. Pendidikan juga merupakan proses untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia”. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Sistem pendidikan adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua kesatuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. Faktor atau unsur yang disistematiskan adalah proses kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuannya.

1.2   RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pendidikan islam sebagai suatu system?
2.      Bagaimana prinsip pendidikan islam?
3.      Apa perbedaan pendidikan islam dengan non islam?
4.      Bagaimana system pendidikan Nasional?

1.3  TUJUAN

1.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan islam sebagai suatu system
2.      Untuk mengetahui prinsip pendidikan islam
3.      Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pendidikan islan dengan non islam
4.      Untuk mengetahui system pendidikan Nasional



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SEBUAH SYSTEM
A. Reorientasi Kerangka Dasar Filosofis dan Teoritis
Pendidikan hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat islam dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaan. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
B. Strategi Pendidikan Islam
Ada pun langakah-langkah atau strategin pendidikan islam adalah :
1.      Strategi jangka panjang, upaya untuk membangun lembaga pendidikan islam yang memadai secara akademik dan finansial melalui kebijakan restrukturisasi dan rekapitulasi yang berkesinambungan. Mencakup antara lain : menciptakan sistem manajemen mutu secara menyeluruh, melakukan review kurikulum secara periodik, melakukan perekayasaan dan kontinuitas internalisasi nilai-nilai sekolah dan masyarakat.
2.      Strategi jangka menengah, upaya untuk memantapkan infrastuktur melalui kebijakan rekapitulasi terhadap komponen penunjang dalam sistem pendidikan. Strategi ini mencakup dengan demokratisasi pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilasi pendidikan, profesionalisme, meningkatkan efesiensi pendidikan, mengakomodasi kemajemukan, dan desentralisasi.
3.      Strategi jangka pendek, yakni perlunya membangun perangkat infrastruktur sistem pendidikan yang memihak kepada pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan restrukturisasi dalam sistem pendidikan islam. Yang urgen sekali adalah pendidikan islam menyusun strategi untuk meningkatkan relevansi pendidikan meningkatkan akuntabilasi proses pendidikan, meningkatkan profesionalisme pendidikan dan mengurangi uniformitas.

C.     Reorientasi tujuan pendidikan islam
Para pakar dan pengamat pendidikan islam, menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan islam lebih pada upaya kebahagiaan didunia dan akhirat, menghamba diri kepada Allah, memperkuat keislaman, melayani kepentingan masyarakat islam, dan akhlak mulia.
Dengan demikian, dapat dikatakan pendidikan islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai islam. Maka sosok pendidikan islam dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang mrmbawa manusia kearah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui ilmu dan ibadah. Karena pendidikan islam membawa manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, maka yang harus diperhatikan adalah “nilai-nilai islam tentang manusia, hakekat dan sifat-sifatnya, misi dan tujuan hidupnya didunia ini dan diakhirat nanti, hak dan kewajibannya sebagai individu dan anggota masyarakat. Semua ini dapat kita jumpai dalam al-qur’an dan hadits.

2.2 PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM
 Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Dengan demikian prinsip pendidikan islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan islam.  Ada pun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip integral dan seimbang
a.       Prinsip Integral
Pendidikan islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syari’ah.
Dalam ayat al-qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan untuk membaca yaitu dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5. Dan ditempat lain ditemukam ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam firman Allah dalam QS. Al-Ankabut, yang artinya :
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al-qur’an)” QS. Al-Ankabut :  45).
Disini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-qur’an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah). Antara lain, “katakan lah,  perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi”. (QS. Yunus : 101)
Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar menusia membaca Al-qur’an (ayat-ayat qur’aniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap salah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral).
b.      Prinsip Seimbang
Pendidikan islam selalu memperhatikan keseimbangan diantara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini senada dengan firman Allah SWT :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashas : 77)
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikankeseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat didalam maupun diluar kelas.
2.      Prinsip bagian dan proses Rubbubiyah
Al-qur’an menggambarkan bahwa Allah adalah Al-khaliq, dan Rabb Al-amin (pemelihara semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah menampakkan proses yang memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang diterapkan Allah atau Sunnatullah.
Sebagaimana Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh.
Sebagai khilafah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan islam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengan kata lain, pendidikan islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan sampai dewasa dan sempurna.
3.      Prinsip membentuk manusia yang seutuhnya
Manusia yang menjadi objek pendidikan islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam Al-qur’an dan hadits. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserahkan pada orang-orang tertentu dalam masyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaannya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atay sekelompok orang semata.
            Pendidikan islam dalam hal ini merupakan usaha yang mengubah kesempurnaan potensi yang dimilikinoleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Denan demikian fungsi pendidikan islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan  maupun spiritual secara simultan.
4.      Prinsip Selalu berkaitan dengan agama
Pendidikan islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun kearah itu. Oleh karena itu, pendidikan islam selalu menyelenggarakan pendidikan agama . namun, agama disini lebih kepada fungsinya sebagai sumber moral nilai.
Sesuai dengan ajaran islam pula, pendidikan islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian eksensinya yang bisa saja berada dalam ilmu ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
5.      Prinsip terbuka
Dalam islam diakui adanya perbedaan manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS. Al-Mulk : 2), atau ketaqwaan (QS. Al-hujrat : 13) oleh karena itu, pendidikan islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis dan universal. Menurut jalaludin yang dikutip oleh Bukhari umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan islam ditandai dengan kelunturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dari luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-qur’an dan hadits.
6.      Menjaga perbedaan individual
Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-qur’an dan hadits. Sebagai contoh : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (QS. Ar-Rum : 22).
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setisp orang akan berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing. Menurut Asy-syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan islam sepanjang sejarahnya telah memelihara perbedaan individual yang dimiliki oleh perserta didik.
7.      Prinsip pendidikan islam adalah dinamis
Prinsip islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharui diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan islam seyogyanya mampu memberikan respon terhaadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat serta tuntutan perkembangan dan perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.

2.3 PERBEDAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN NON ISLAM
  
A.    Sistem Ideologi
Islam memiliki ideologi al-tauhid yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan non islam memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis, komunis, ateis, sosialis, kapitalis, dan lain sebagainya.

B.     Sistem Nilai
Sistem islam bersumberdari nilai al-Qur’an dan sunnah, sedangkan non islam bersumber dari nilai hasil pemikiran, hasil penelitian para ahli, adat kebiasaan masyarakat. Dalam islam nilai-nilai pada al-Qur’an dan sunnah tersebut diinternalisasikan kepada peserta didik melalui proses pendidikan.

C.     Orientasi Pendidikan
Pendidikan islam berorientasi pada kedua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi, sedangkan pendidikan non islam orientasinya duniawi semata. Didalam islam kehidupan akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, bahkan suatu mutu kehidupan akhirat konsekuensi dari mutu kehidupan dunia.

2.4 SYSTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Pengertian Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional merupakan salah satu bagian dari perkembangan nasional diantara bidang kehidupan lainnya, seperti ideologo, hukum,dan pertahanan keamanan nasional. Menurut Sunarya(1969), pendidikaan nasional adalah suatu sistem pendidikan yang terdiri atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersikap mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), pendidikan nasional adalah suatu usaha untuk membimbing para warga negara indonesia menjadi berkepribadian pancasila, yaitu berkepribadian berdasarkan ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Menurut UU RI No.2 (1989) tentang sistem pendidikan nasional pada bab 1 pasal2 berbunyi : pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUDH 1945.

B. Tujuan sistem pendidikan nasional

1)      Mengarahkan untuk kesejahteraan bangsa.
2)      Mempersiapkan tenaga kerja bagi industrialis dimasa yang akan datang.
3)      Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4)      Menanamkan jiwa patriotisme (SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaab No.104/Bhg 1 Maret 1946).
5)      Membentuk manusia susila yang cakap, warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab untuk mensejahterakan masyarakat dan tanah air (UU No.4 1950).
6)      Mendidik anak kearah terbentuknya manusia berjiwa pancasila (TAP MPRS No.2 Tahun 1966).
7)      Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia indinesia seutuhnya (TAP MPR No.2 1966 GBHN).
8)      Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya (UU No.2 1989).

D.    Fungsi Sistem Pendidikan Nasional

a)      Sebagai alat membangun pengembangan pribadi warga negara, kebudayaan dan bangsa Indonesia.
b)      Mengembangjan kemampuan serta meningkatnya mutu kehidupan dan martabat bangsa dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.

                                                          BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
            Sistem pendidikan islam sangat relefan dengan sistem kehidupan yang berlandaskan kccepada al-qur’an dan hadits Nabi s.a.w, dalam mencapai tujuan yang hakiki. Sistem pendidikan islam sangat memandangi nilai-nilai kemanusiaan dengan berbagai kondisi, tantangan serta perubahan zaman yang sangat cepat menggerogoti nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

3.2  SARAN
            Penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat membuka mata kita bahwa pendidikan islam itu tidak pernah terbatas, dalam artian dari lahur sampai seseorang meninggal masih berkewajiban menuntut ilmu. Jadi harapan penulis jangan pernah menyerah dalam menuntut ilmu, baik dunia atau akhirat.



DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis.2002.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kalam Mulia
Lisdawati.2012.Sistem Pendidikan Islam Dalam Pemikiran Abu Hanifa.Riau:PDF
Hasbullah.2005.Dasar-dasar ilmu pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Tafsir,ahmad.1994.Ilmu pendidikan dalam perspektif islam.Bandung:Remaja Rosdakarya
Ramayulis.2008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kalam Mulia
Tirtaraharja,umar dan Sulo,La.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT.Rineka Cipt