TEORI PENDIDIKAN KLASIK DAN TEORI PENDIDIKAN MODERN
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat karunianya,kami telah menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Tema utama makalah ini
adalah tentang Teori Pendidikan Klasik dan Modern. Kajian lainnya adalah
Pendidikan dalam Perspektif Empiris, Nativisme dan Konvegensi
Makalah ini
memaparkan secara ringkas dan sederhana tentang Teori Pendidikan klasik dan
Modern. Uraian materi makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan dan panduan
buku.
Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam Pendidikan
,sehingga diharapkan dapat membantu pembelajaran pada mata perkuliahan.
Medan, 20 Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................. 1
Kata
Pengantar ................................................................................................................. 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... 3
BAB 1 :
PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. LATAR
BELAKANG ................................................................................ 4
B. RUMUSAN
MASALAH ............................................................................ 4
C. TUJUAN MASALAH ................................................................................ 4
BAB 2 :
PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
A. PENJELASAN MENGENAI TEORI-TEORI PENDIDIKAN
KLASIK. 5
1. TEORI PENDIDIKAN
EMPIRISME ................................................. 5
2. TEORI PENDIDIKAN
NATIVISME ................................................. 6
2.1 FAKTOR PERKEMBANGAN MANUSIA DALAM TEORI
NATIVISME ............................................................................... 7
2.2 TUJUAN TEORI
NATIVISME ................................................. 8
2.3 TEORI PENDIDIKAN
KONVERGENSI ................................ 8
B. TEORI PENDIDIKAN
MODERN ............................................................ 9
1. PENGAJARAN ALAM
SEKITAR ..................................................... 9
2. PENGAJARAN PUSAT
PERHATIAN .............................................. 9
3. SEKOLAH
KERJA .............................................................................. 10
4. PENGAJARAN
PROYEK ................................................................... 11
5. TAMAN
SISWA ................................................................................... 11
BAB 3 :
PENUTUP ......................................................................................................... 12
KESIMPULAN ................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pentingnya kita berteori dalam
praktek di lapangan pendidikan karena pendidikan dalam praktek harus
dipertanggung jawabkan. Tanpa teori dalam arti suatu alasan dan rasional yang
konsisten dan saling berhubungan maka tindakan-tindakan dalam pendidikan hanya
didasarkan atas alasan-alasan yang kebetulan, seketika dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan. Hal itu tidak boleh terjadi karena setiap tindakan pendidikan
bertujuan menunaikan nilai yang terbaik bagi peserta didik dan pendidik. Bahkan
pengajaran yang baik sebagai bagian dari pendidikan selain memerlukan proses
dan alasan rasional serta intelektual juga terjalin oleh alasan yang bersifat
moral. Sebabnya ialah karena unsur manusia yang dididik dan memerlukan
pendidikan adalah makhluk manusia yang harus menghayati nilai-nilai agar mampu
mendalami nilai-nilai dan menata perilaku serta pribadi sesuai dengan harkat
nilai-nilai yang dihayati itu. Sesuai ucapan Dr. Gunning yang dikutip Langeveld
(1955). “Praktek tanpa teori adalah untuk orang idiot dan gila,
sedangkan teori praktek hanya untuk orang-orang Jenius”.
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat
klasik, seperti Perenialisme, Essensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang
bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan
warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan
dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari ilmu pengetahuan
yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara
logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan
lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai
penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik. Pendidikan klasik menjadi
sumber bagi pengembangan model kurikulum subjek akademis, yaitu suatu kurikulum
yang bertujuan memberikan pengetahuan yang solid serta melatih peserta didik
menggunakan ide-ide dan proses ”penelitian”, melalui metode ekspositori dan
inkuiri
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan klasik
?
2. Apa – apa saja teori yang terdapat pada
pedidikan klasik ini?
3. Penjelasan terhadap teori – teori
pendidikan klasik?
4. Apa
yang dimaksud dengan teori pendidikan Modern?
C. Tujuan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini yaitu memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebagai
calon-calon tenaga pendidik tentang aliran-aliran klasik dalam pendidikan
(empiris, nativiesme, dan konvergensi) ilmu-ilmu pendidikan, serta teori
pendidikan sistematis agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika
pemikiran-pemikiran dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori pendidikan klasik
berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya.
Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada
prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu
pengetahuan yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya
dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi,
matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya.
Perbedaan padangan tentang
faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar perbedaan
pendangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling
pesimis sampai yang paling optimis. Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan
satu faktor dominan tertentu saja dan dengan demikian suatu aliran dalam
pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor tersebut
untuk mengembangkan manusia.
Teori-teori yang terdapat
dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran yang berbeda, yaitu:
1.
Aliran Empirisme
2.
Aliran Nativisme
3.
Aliran Naturalisme
4.
Aliran Konvergensi
A. Pejelasan mengeai teori – teori pedidikan Klasik
1. Teori Pendidikan Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean
Tradition yang mementingkan stimulasi ekternal dalam perkembangan
manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan,
sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan
oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini
adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan
teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir kedua bagaikan kertas putih yang bersih.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya
mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Pada
hal kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena
bakat, meskipun lingkungan disekitarnya tidak mendukung.
Keberhasilan ini
disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri berupa kecerdasan
atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat
mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut
aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai
mahluk yang pasif dan dapat dimanipulasi, contohnya melalui modifikasi tingkah
lakunya.
Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat
yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat diubah, umpamanya
melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu tercermin pada pandangan scientific
psycology Skinner ataupun dengan behavioral. Behaviorisme itu menjadikan
prilaku manusia tampak keluar sebagai sasaran kajianya, dengan tetap menekankan
bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar semata-mata. Meskipun
demikian, pandangan-pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam
menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu sebagai
berikut:
1. Pandangan yang menekankan peranan
pengamatan dan imitasi.
2. Pandangan yang menekankan peranan
dari dampak ataupun balikan dari sesuatu perilaku.
3. Pandangan yang menekankan peranan
stimulus atau rangsangan terhadap perilaku
2.Teori Pendidikan Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari
Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga
faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak lahir.
Pada hakekatnya aliran nativisme
bersumber dari leibnitzian tradition yang menekankan pada kemampuan dalam diri
seorang anak, oleh karena itu faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan ditentukan
oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua..
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
anak itu sendiri. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak
lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan
anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak
lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan
oleh individu itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat menjadi jahat, dan
yang baik menjadi baik”. Artinya bahwa, jika anak memiliki bakat jahat
dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat
baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang
dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Istilah nativisme
dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi
nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan
berdaya
dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pembawan tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.
Pandangan itu tidak menyimpang
dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi
sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan
tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia,
yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta
kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada
yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada
pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal
dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang
mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
Meskipun dalam kenyataan
sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan juga
mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah
merupakan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan anak. Terdapat suatu pendapat aliran nativisme yang
berpengaruh luas yakni dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G.
Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri,
mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang
menempatkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai kemauan bebas.
Meskipun pandangan ini
mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman dalam belajar itu ataupun penerimaan
dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada
apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain, pengalaman belajar ditentukan oleh “internal
frame of reference” yang dimilikinya.
2.1 Faktor
Perkembangan Manusia Dalam Teori Nativisme
1. Faktor
genetik
Adalah faktor gen dari kedua
orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia.
Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka
anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya
besar
2. Faktor
Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan
seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih
nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya
adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan
minatnya.
3. Faktor
Pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong
anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan
secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap
enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya,
jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat
dan kemampuan yang dimiliki.
2.2 Tujuan Teori
Nativisme
Didalam teori ini menurut G.
Leibnitz: Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu inti pribadi”.
Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat. Sehingga dengan
teori ini setiap manusia diharapkan:
1.
Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
2.
Mendorong manusia mewujudkan diri yang
berkompetensi
3.
Mendorong manusia dalam menetukan pilihan
4.
Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi
dari dalam diri seseorang
5.
Mendorong manusia mengenali bakat minat yang
dimiliki
3.Teori Pendidikan Konvergensi
Perintis aliran ini adalah
William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang
berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan
perkembangan bakat tersebut. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat
menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam dirinya tidak
terdapat bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat tersebut. Sebagai
contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga
hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada
pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan, anak belajar berbicara
dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula
menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa
Iggris, dan sebagainya. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu
lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu
disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaaan situasi
lingkungan, biarpun lingkungan kedua orang anak tersebut bahasa yang sama. Oleh
karena itu Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari
pembawaan dan lingkungannya, seakan-akan dua garis menuju satu titik pertemuan.
Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergen artinya
memusat kesatu titik). Jadi menurut teori konvergensi :
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan di artikan sebagai pertolongan
yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang
baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan
dan lingkungan. Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas
sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
B. Teori Pendidikan
Modern
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan
dengan usaha manusia sejak dilahirkan hingga meninggal, dengan sadar membimbing
dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan
yang baik sejah awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa
pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Sejalan dengan
itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses pendidikan
yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya akan membuat manusia
Stagnan (jumud). Oleh karena itu, pemahaman atau pandangan orang mengenai
hakikat pendidikan itu pun berubah-ubah, yang secara sederhana dapat
dikatagorikan sebagai pandangan pendidikan tradisional dan pendidikan modern.
Pada edisi sebelumnya kami telah mengulas sedikit tentang teori
pendidikan klasik, sekarang kita mengulas tentang teori pendidikan modern yaitu
:
1. Pengajaran alam sekitar
Salah satu usaha untuk memberikan dasar, agar
pendidikan dan pengajaran berhasil ialah mempergunakan lingkungan hidup anak
sebagai tolak semua pendidikan.Pengajaran semacam itu dinamai pengajaran heimatkunde atau
ekologi.Bapak dari pengajaran itu adalah Fr. A. Finger dari jerman.
Pengajaran alam sekitar
penting artinya untuk pengajaran dan pendidikan guna kehidupan anak sekarang
dan yang akan datang. Secara singkat berikut ini adalah nilai-nilai pengajaran
alam sekitar :
1. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat
memperagakan secara langsung
2. Pengajaran alam sekitar Memberikan kesempatan
banyak agar anak aktif, giat tidak hanya duduk, mendengar, melihat tapi dapat
mengambil inisiatif untuk memajukan lingkungan hidupnya, daerahnya, dan ikut
bertanggung jawab.
3. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk
memberikan pengajaran totalitas yakni pengajaran yang dipusatkan atas suatu
bahan pengajaran yang dapat menarik perhatian anak dan diambil dari lingkungan
hidup anak.
4. Pengajaran
alam sekitar memungkinkan adanya pendidikan yang fungsional, karena bahan
pendidikan diambil dari lingkungannya, maka sekolah tidak terpisah dari
masyarakatnya. Dan
kepandaian anak dapat di aplikasikan dalam masyarakat.
2. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian
dirintis oleh Ovideminat decroly dari belgia dengan pengajaran melalui pusat
–pusat minat. Pendidikan menurut decroly adalah Ecole PourLa vic, Par La Vie (sekolah untuk hidup dan oleh
hidup). Anak harus di didik, diarahkan, dan dipersiapkan dalam
bermasyarakat. Oleh karena itu anak harus mempunyai pengetahuan terhadap
diri sendiri dan pengetahuan tentang dunianya. Dunia ini terdiri dari alam
dan kebudayaan dunia harus hidup dan mengembangkan kemampuannya untuk menggapai
cita-cita. Oleh karena itu ia harus mempunyai pengetahuan yang bersifat
subyektif dan obyektif atas dirinya sendiri dan dunianya.
Metode pengajaran pusat perhatian :
1. Metode global (keseluruhan)
Anak-anak mengamati secara global.Hal ini berdasarkan
prinsip psikologi gigestal, yaitu dalam mengajarkan membaca dan menulis
menggunakan kalimat lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas.Sedangkan
kata lebih mudah diajarkan dari pada huruf secara tersendiri
2. Centre d’interst (pusat minat)
Anak-anak mempunyai minat yang
spontan (sewajarnya) .pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan
tersebut.sebab apabila tidak, maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya.
3. Sekolah
kerja
Sekolah kerja merupakan konsep
pendidikan yang menjadi titik kulminasi dari pandangan yang mementingkan
keterampilan dalam pendidikan. Sekolah kerja menekankan agar pendidikan
mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.Bapak dari sekolah kerja
ialah G.kereschensteiner dari jerman.
Tujuan dari sekolah kerja ini adalah menembah
pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku buku, orang lain,
ataupun dari pengalaman sendiri.Selain itu agar anak memiliki kemampuan dan kemahiran
tertentu.Dan yang terakhir agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan
jabatan dalam mengabdi Negara.
Kereschensteiner berpendapat
bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat
bekerja. Karena banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, Maka
sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu sekolah perindustrian,
sekolah perdagangan, dan sekolah rumah tangga yang bertujuan untuk mendidik
para calon ibu yang diharapkan menghasilkan warga Negara yang baik
Dasar-dasar sekolah kerja :
1. Dalam sekolah kerja anak aktif berbuat
2. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah
anak.
3. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang
berani berdiri sendiri, dan bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang
baik
4. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan
yang berpusat pada masalah kehidupan.
5. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan
yang bersifat hafalan atau hasil peniruan, melainkan pengetahuan fungsional dan
dapat dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan berbuat.
6. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan
dengan memberitahukan atau menceritakannya pada anak melainkan anak sendiri
yang harus menjalani proses berfikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
7. Sekolah kerja merupakan suatu bentuk
masyarakat kecil yang didalamnya anak-anak mendapat latihan pengalaman yang
amat penting artinya bagi pendidikan moral, sosial dan kecerdasan.
4. Pengajaran
proyek
Pengajaran proyek merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang
dan memecahkan persoalan secara komprehensif.
Prinsip pokok Pengajaran proyek yaitu bahwa pengajaran itu harus aktif,
ilmiah, dan memasyarakat. Jadi pengajaran proyek adalah suatu bentuk
pengajaran dimana guru menyajikan bahan pengajaran agar murid aktif menyelidiki
dan mencari problem solving atas proyek yang diberikan oleh gurunya.
5. Taman siswa
Taman siswa ialah lembaga
pendidikan yang didirikan oleh Ki hajar dewantara pada 3 juli 1992 di
Yogyakarta. Taman siswa merupakan badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk
mencapai cita-cita. Menurut Ki hajar dewantara pendidikan bagi tiap-tiap
bangsa berarti pemeliharaan guna mengembangkan generasi muda agar dapat
berkembang dengan sehat lahir batin.
Sistem pendidikan yang di cita-citakan beliau yakni pendidikan yang
berdasarkan kebudayaan suatu bangsa kita sendiri dan mengutamakan kepentingan
masyarakat.
Dasar pendidikan dan pengajaran dalam taman siswa ialah Panca Darma Taman
Siswa yang disusun tahun 1947.
Dasar-dasar nya ialah :
1. Asas kemerdekaan
Harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar
nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun anggota masyarakat
2. Asas kodrat alam
Manusia sebagai
makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari
sunnatullah, tiap orang diberi keleluasaan , dibiarkan, dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
3. Asas kebudayaan
Memelihara
kebudayaan kebangsaan namun yang harus pertama dilakukan yakni membawa
kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan
dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir batin.
4. Asas kebangsaan
Asas yang mengandung rasa persatuan dengan bangsa sendiri dan tidak terjadi
pertentangan.
5. Asas kemanusiaan
Asas yang mewujudkan pada diri
seseorang dengan adanya cinta kasih terhadap sesama makhluk Tuhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kami
dapat mengambil beberapa kesimpulan yakni :
Aliran empirisme mengungkapkan
bahwa perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu ditentukan oleh
lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.
Doktrin aliran empirisme yang sangat masyhur adalah “tabula
rasa” yang berarti batu tulis atau lembaran yang kosong.
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan,
faktor orang tua dan keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat
menentukan arah perkembangan masa depan anak. Sifat orang tua merupakan gaya
khas dalam bersikap dan memperlakukan anak.
Aliran nativisme mengungkapkan
bahwa hasil pendidikan dan perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaan
yang diperolehnya sejak anak itu dilahirkan.
Aliran Konvergensi Penganut aliran ini berpendapat
bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.Aliran konvergensi
pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami
tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi mengenai faktor-faktor mana yang paling
penting dalam menentukan tumbuhh kembang itu.
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan
dengan usaha manusia sejak dilahirkan hingga meninggal, dengan sadar membimbing
dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan
yang baik sejah awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa
pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Rohman,Arif.2009.Memahami
Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Mediatama : Yogyakarta
Artikel Teori
pendidikan Oleh: Anneahira.com Content Team
M, Y, Q.25
Januari 2009. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan(online) Alamat :
Diakses 30 mei
2011
No comments:
Post a Comment