JURNAL
KONSERVASI EKOLOGI HUTAN
MANGROVE DI KECAMATAN MAYANG KOTA PROBOLINGGO
ANALISIS
JURNAL
A. Judul Jurnal
“
Konservasi Ekologi Hutan Mangrove Di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo”
B. Pengarang
Ach.
Muhib Zainuri1, Anang Takwanto2, Amir Syarifuddin3
1Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang
2Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang
3Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Malang
C. Alamat Jurnal, Hari, Jam, Tanggal Mengunduh
Alamat
: ejournal.umm.ac.id
Hari
Jam Tanggal Mengunduh : Rabu, 22:30, 10 July 2019
D. Format Atau Sistematika Keseluruhan Jurnal
1.
Judul Jurnal
2.
Abstrak
3.
Pendahuluan
4.
Metode
5.
Hasil dan Pembahasan
6.
Kesimpulan
7.
Daftar Pustaka
ABSTRAK
Hutan
mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas,
memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, tetapi sangat rentan terhadap
kerusakan apabila kurang bijaksana dalam pengelolaannya. Restorasi ekologi pada
dasarnya merupakan tindakan silvikultur melalui rekayasa lingkungan, mulai dari
penelusuran tapak hingga diketahui tabiat upaya-upaya pemulihannya. Pulih
kembalinya kawasan mangrove seperti sediakala sebelum terdegradasi, menjamin
kembali pulihnya habitat bagi kehidupan satwa liar. Hal ini dilakukan melalui
pemulihan kualitas lingkungan, melalui: (a) Penilaian kawasan mangrove, (b)
Peningkatan kualitas habitat, (c)
Peningkatam kualitas kawasan hijau, dan
(d) Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan mangrove. Kegiatan yang
dilakukan adalah (1) Pembuatan bibit mangrove, (2) Penanaman dan penyulaman
bibit mangrove, (3) Pemberdayaan masyarakat, dan (4) Pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir. Perlu penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian
kawasan mangrove guna menjamin keberlanjutan ekologi pantai.
Kata kunci
: Mangrove, Konservasi, Pesisir, Pemberdayaan
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kondisi hutan mangrove pada umumnya memiliki tekanan
berat. Selain dirambah dan atau dialihfungsikan, kawasan mangrove di beberapa
daerah, termasuk Kec. Mayangan di Kota Probolinggo untuk kepentingan tambak,
kini marak terjadi. Akibat yang ditimbulkan terganggunya peranan fungsi kawasan
mangrove sebagai habitat biota laut, perlindungan wilayah pesisir, dan
terputusnya mata rantai makanan bagi biota kehidupan seperti burung, reptil,
dan berbagai kehidupan lainnya. Tekanan terhadap hutan mangrove di wilayah Kota
Probolinggo, sebagai akibat tumbuh berkembangnya pusat-pusat kegiatan dan berbagai
aktivitas manusia, juga disebabkan oleh beberapa aspek kegiatan antara lain:
(a) Pengembangan permukiman, (b) Pembangunan fasilitas rekreasi, dan (c)
Pemanfatan lahan pasang surut untuk kepentingan budidaya pertambakan. Dari hasil
pemantauan Tim IBW Kec. Mayangan, kondisi kawasan pantai di Kec. Mayangan, Kota
Probolinggo kini dalam keadaan terganggu dan diduga tidak dapat mendukung
keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Kualitas
perairan sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan dinilai semakin
memburuk dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Hasil pencacahan kondisi
sosial ekonomi masyarakat menyarikan rendahnya tatanan sosial ekonomi
masyarakat ditinjau dari segi pendapatan per kapita dan tingkat pendidikan masyarakatnya.
Permasalahan
Mitra
Beberapa penyebab degradasi lingkungan dimulai dari
beberapa hal yang amat mungkin terjadi di kawasan pesisir Kota Probolinggo
dinyatakan sebagai berikut:
1. Penumpukan Sampah Industri dan Rumah Tangga di Sekitar
Pantai
Ketika industri dan rumah tangga membuang sampah di
pantai, maka air laut melalui ombaknya akan menghanyutkan sampah tersebut entah
ke mana. Sedangkan sampah plastik amat sulit diuraikan oleh alam melalui
organisme pengurai. Otomatis hal tersebut akan semakin mengotori air laut dan
daerah di sekitar pantai. Air laut dan pantai yang kotor akan serta merta
menimbulkan degradasi lingkungan. Hal ini bisa dilihat di pantai di sebelah
Barat Pelabuhan Niaga Tanjung Tembaga. Betapa tumpukan sampah rumah tangga amat
mengganggu pemandangan. Hal ini baru sampah rumah tangga, belum lagi jika kelak
industri berkembang di kawasan pesisir Kota Probolinggo. Sampah industri pun
akan turut pula menyumbang kerusakan lingkungan di kawasan pesisir Kota
Probolinggo. Belum lagi jika PPP Mayangan dioperasikan secara penuh maka akan
semakin luas lagi kawasan pesisir bersampah.
2. Penebangan Liar Hutan Mangrove Untuk Berbagai
Kepentingan
Secara langsung hal ini akan mengakibatkan terjadinya
abrasi pantai. Kondisi laut di wilayah Kota Probolinggo adalah tinggi sedimen.
Hal ini akan memperkuat energi gelombang yang menghantam pantai. Sebab materi
yang dibawa oleh gelombang laut bukan hanya air, tetapi juga membawa materi
lumpur sedimen dan pasir. Fungsi mangrove sebagai penahan gelombang dan
breakwater (pemecah gelombang) akan hilang ketika penebangan hutan mangrove
dilakukan. Hal yang akan terjadi adalah: (1) Sebagai akibat tidak adanya
penahan energi gelombang yang menghantam pantai dan (2) Intrusi air laut ke
sumber air darat. Intrusi air laut adalah meresapnya sifat-sifat air laut ke
sumber air di darat. Akibat jangka panjang, kelak sumber air di daratan Kota
Probolinggo akan terasa payau atau bahkan asin.
3. Reklamasi Pantai yang Sembarangan.
Reklamasi adalah penyebab degradasi berikutnya yang
terjadi di Kota Probolinggo. Reklamasi yang dimaksud di sini adalah pengurugan
pantai untuk berbagai kepentingan. Pada dasarnya pengurugan pantai yang
sembarangan dan tanpa perhitungan akan mengakibatkan perubahan ekosistem
kawasan pesisir. Pengaruh buruk yang mungkin akan terjadi adalah intrusi air
laut dan ketidakseimbangan sedimentasi yang akan mengakibatkan perubahan garis
pantai. Perubahan garis pantai ini terjadi akibat adanya sedimentasi
(bertambahnya kawasan darat) pada sisi yang satu dan abrasi (berkurangnya
kawasan daratan) pada sisi yang lain. Sekarang ini sulit menangkap ikan-ikan
besar di kawasan lautan Kota Probolinggo. Kalaupun ada kemungkinan ikan besar
tersebut bukan dari kawasan lautan di sekitar Kota Probolinggo. Hal ini semua akibat
dari perpaduan dari sebab-sebab di atas. Hutan mangrove sebagai tempat
berkembang biaknya ikan dan hayati laut telah berkurang, pada sisi lain banyak
kawasan air laut telah tercemar oleh sampah dan material pencemar lainnya. Jika
lingkungan lautan dan kawasan pesisir terus mengalami degradasi, bukan tidak
mungkin jenis ikan, misalnya: kerapu, kakap, bawal, dan lain-lain akan hilang
dari perairan Kota Probolinggo.
METODE
KEGIATAN
Pelaksanaan
pendampingan dan pembinaan dalam bentuk “Konservasi
ekologi hutan mangrove di Kota Probolinggo”, diikuti dengan “Peningkatan tatanan sosial ekonomi
masyarakat di sekitarnya”. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian atas
kecenderungan semakin terdegradasinya kawasan hutan mangrove sebagai jalur
penyangga wilayah pantai, termasuk upaya-upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat sekitar dapat dilakukan secara terprogram, terpadu, dan
berkelanjutan. Terhadap pemulihan habitat, dilakukan terhadap
kawasan-kawasan terdegradasi atau terganggu fungsi ekosistemnya, untuk pengem-balian
peranan fungsi jasa bioekohidrologis, dilakukan dengan cara: (a) rehabilitasi,
dan (b) reklamasi habitat. Sedangkan peningkatan kualitas kawasan hijau
dilakukan dengan pengembangan jenisjenis tetumbuhan yang erat keterkaitannya
dengan sumber pakan, tempat bersarang, atau sebagai bagian dari habitat dan
lingkungan hidupnya (A. Halim, 2005).Pemulihan kualitas lingkungan, dilakukan
melalui: (a) Penilaian kawasan mangrove, (b) Peningkatan kualitas habitat, (c)
Peningkatan kualitas kawasan hijau, dan (d)
Pemberdayaan masyarakat terhadap kawasan mangrove,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Bibit Mangrove
Tujuan pembuatan bibit mangrove adalah sebagai berikut.
a) Membangun kesadaran, pengetahuan lingkungan, konservasi sumber daya laut dan pesisir, dan menginternalisasikan nilai-nilai etika hubungan manusia dengan alam secara arif dan bijaksana bagi segenap ekowisatawan;
b) Membuat model konservasi ekosistem mangrove dan lingkungan pendukungnya kepada masyarakat di wilayah pesisir, agar mereka memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya alam pesisir, melakukan usaha memelihara keseimbangan ekosistem serta melindungi ekosistem pesisir dari kerusakan;
Pemberdayaan masyarakat terhadap kawasan mangrove,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Bibit Mangrove
Tujuan pembuatan bibit mangrove adalah sebagai berikut.
a) Membangun kesadaran, pengetahuan lingkungan, konservasi sumber daya laut dan pesisir, dan menginternalisasikan nilai-nilai etika hubungan manusia dengan alam secara arif dan bijaksana bagi segenap ekowisatawan;
b) Membuat model konservasi ekosistem mangrove dan lingkungan pendukungnya kepada masyarakat di wilayah pesisir, agar mereka memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya alam pesisir, melakukan usaha memelihara keseimbangan ekosistem serta melindungi ekosistem pesisir dari kerusakan;
c)
Memberikan fasilitas rekreasi dan hiburan wisata alam wilayah pantai
termasuk interaksi ekowisatawan dengan habitat wilayah pantai serta sarana
penyaluran hobi (Wiyono, Maridi, 2009);
d)
Menambah pengetahuan mengenai interaksi komponen biotik dan abiotik hutan
mangrove secara langsung bagi ekowisatawan yang datang berkunjung ke lokas’.
e)
Melestarikan flora fauna laut iklim tropis dalam bentuk kolam pembibitan
mangrove yang nanti pengelolaannya bekerja sama dengan masyarakat;
f)
Melestarikan ekosistem mangrove yang ada di sepanjang pantai yang ada di
Kab. Probolinggo di mana tidak banyak orang mengetahuinya;
g)
Menyediakan wahana yang memenuhi keperluan pendidikan dan penelitian
mengenai kehidupan ekosistem pantai.
Penanaman dan
Penyuluhan Bibit Mangrove
Karena fungsi dan manfaatnya yang besar bagi masa depan
lingkungan hidup manusia, hutan mangrove perlu dilestarikan, dipelihara, dan
dimanfaatkan hasilnya. Penyadaran akan pentingnya mangrove telah dirasakan oleh
Tim IbW Kec. Mayangan - Kota Probolinggo sehingga perlu ditanamkan kepada
generasi muda sejak dini. Melalui kegiatan konservasi mangrove, Tim IbW Kec. Mayangan
- Kota Probolinggo melakukan penanaman bibit mangrove dengan tema “Penyadaran
dan kepedulian Tim IbW terhadap kelestarian hutan mangrove di wilayah Kec.
Mayangan - Kota Probolinggo”. Kegiatan ini merupakan kerja sama Tim IbW dengan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkot
Probolinggo.
Pemberdayaan
Masyarakat
Salah satu strategi penting dalam konteks pengelolaan
sumberdaya pesisir, termasuk ekosistem hutan mangrove adalah pengelolaan
berbasis masyarakat (comunity based
management). Dengan menggunakan pola pendekatan ini, diharapkan setiap
rumusan perencanaan muncul dari aspirasi masyarakat menggunakan pendekatan
manajeman bottom-up. Dengan manajeman
pengelolaan ini menempatkan masyarakat sebagai titik sentral sehingga dapat
dikembangkan metode sosial budaya masyarakat setempat yang bersahabat dengan
ekosistem hutan mangrove, dalam bentuk penyuluhan, penerangan, dan
membangkitkan kepedulian masyarakat dalam berperan serta mengelola hutan
mangrove (Surejo, 2005).
Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir
Tim IbW Kec. Mayangan - Kota Probolinggo, untuk lebih
meningkatkan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir dilaksanakan melalui
program PEMP (pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir). Melalui program ini,
tim IbW memberikan hibah peralatan untuk usaha yang di prioritaskan bagi UMKM
dalam pengembangan usahanya. Program PEMP bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan,
peningkatan nilai tambah produk olahan, berkembangnya sentra usaha pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan dan peningkatan utilitas unit pengolahan ikan di
Kec. Mayangan - Kota Probolinggo. Program PEMP berupa substitusi ipteks (yaitu kegiatan
yang menawarkan ipteks baru, lebih modern dan efisien kepada usaha kecil dan
menengah (UKM), dengan menggantikan penguasaan ipteks lama).UKM yang mendapat
hibah substitusi ipteks, antara lain adalah: UKM Sari Ikan, UKM Dhyva Abadi,
UKM Jaya Utama, UKM Pradipta Jaya Food, dan UKM Indrafit Jaya. Dari program kegiatan
ini dapat menggerakkan 10 kelompok, atau setara 100 orang dari rumah tangga
nelayan miskin di pesisir Kec. Mayangan - Kota Probolinggo.
KESIMPULAN
·
Urgensi
koordinasi pengembangan program pemulihan hutan mangrove sebagai jalur
penyangga wilayah pantai dan pesisir Kota Probolinggo, perlu dilakukan secara
profe-sional, berdasarkan azas penyelamatan, pelestarian, dan pemanfatan secara
optimal, serta dituangkan dalam bentuk program secara terpadu berkelanjutan.
Hal ini mengingat pentingnya peranan fungsi jasa komunitas dan ekosistem
mangrove, baik bagi manusia maupun kehidupan liar lainnya.
·
Walaupun
kawasan mangrove di wilayah Kec. Mayangan - Kota Probolinggo luasnya relatif
terbatas (48,46 ha), akan tetapi memerlukan perhatian khusus, karena ancaman yang
terjadi dapat menyebabkan kefatalan dan/atau dampak negatif terhadap lingkungan
fisik Kota Probolinggo.
·
Terwujudnya
sinkronisasi pemulihan yang dilakukan oleh Dinas Teknis dan stakeholder
lainnya, rencana karya tahunan pemulihan mangrove perlu dipersiapkan sebagai
dasar penyusunan anggaran, dan sebagai acuan dasar evaluasi dan monitoring.
·
Pengelolaan
hutan mangrove secara lestari adalah upaya menggabungkan kepentingan ekologis
(konservasi hutan mangrove) dengan kepentingan sosial ekonomi masyarakat di sekitar
wilayah hutan mangrove. Dengan demikian strategi yang diterapkan harus mampu
mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat selain tujuan konservasi hutan
mangrove tercapai. Salah satu strategi penting dalam konteks pengelolaan
sumberdaya alam, termasuk ekosistem hutan mangrove adalah pengelolaan berbasis
masyarakat (comunity based management). Dan bentuknya yang sudah diaplikasikan
adalah PEMP.
DAFTAR PUSTAKA
A. Halim, 2005. Penghijauan
Pesisir Pantai: Aksi Dakwah Bil-Hal bagi Pemberdayaan Masyrakat Pesisir,
dalam Moh Ali Aziz, Rr. Suhartini, A. Halim, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:
Paradigma Aksi Metodologi, Yogyakarta, LkiS.
Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2011.Kecamatan Mayangan dalam Angka 2011,
Katalog BPS: 11020013574030, No. Publikasi: 35740.1005, ISBN 979-487-707-7.
Pemerintah Kota Probolinggo, 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Probolinggo
Tahun 2010 – 2014, Peraturan Walikota Probolinggo Tahun No. 1/2009.
Pemerintah Kota
Probolinggo, 2010.Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Probolinggo, Peraturan Daerah Kota Probolinggo No. 2
Tahun 2010.
Pemerintah Kota
Probolinggo, 2011.Profil Kelurahan 2010,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo.
Pemerintah Kota Probolinggo,
2013.Profil Dinas Kelautan dan Perikanan, di download dari http://www.dkp.probolinggokota.go.id.
Surejo, 2005. Pengembangan Masyara-kat Pesisir,dalam
Moh. Ali Aziz, Rr. Su-hartini, A. Halim, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:
Paradigma Aksi Metodologi, Yogyakarta: LkiS.
Supriharyono, MS, 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Tropis, Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2007.
Wiyono, Maridi, 2009.
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Daya Tariknya sebagai Objek Wisata di Kota
Probolinggo, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 2, Mei 2009, ISSN :
1693-5241.
No comments:
Post a Comment