1

loading...

Rabu, 03 Juli 2019

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS "MANAJEMEN BISNIS PT LG"


MAKALAH MANAJEMEN BISNIS 

MANAJEMEN BISNIS PT LG


BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Oleh karena itu manajemen digunakan disemua organisasi dalam rangka mencapai tujuannya, baik organisasi profit (perusahaan /organisasi bisnis) maupun organisasi non-profit (pemerintahan, lembaga sosial, organisasi kemasyarakatan); disemua sektor : perbankan, manufaktur, pertambangan, perdagangan, kesehatan, pariwisata, dan lain-lain  yang ukurannya kecil, menengah maupun besar. Oleh karena sifatnya yang sangat universal, maka banyak orang merasa perlu mempelajari manajemen.
Selain untuk mencapai tujuan manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Artinya manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisai, seperti : pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah) dan lain-lain. Serta menajemen digunakan untuk mencapai efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan efektivitas yaitu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah ini membahas tentang manajemen perusahaan LG di Indonesia serta dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan.  Bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan perusahaan akan dibahas dalam makalah ini. Untuk mencapai tujuan organisasi.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa itu PT.LG Electronic indonesia?
2.      Bagaimana perencanaan system informasi majemen LG dalam perusahaan?
3.      System informasi manajemen apa yang di terapkan pada PT LG Electronic Indonesia  dalam mengendalikan inventori?
4.      Bagaimana pengaruh system infomasi manajemen di PT LG Electronic Indonesia dalam mengendalikan inventori?
C.   Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui latar belakang maupun sejarah berdirinya PT. LG electronic.
2.      Mengetahui bagaimana penerapan SIM pada perusahaan.
3.      Mengetahui cara mengatur dan mengefisienkan inventori pada PT. LG Electronic Indonesia
D.   Manfaat Penulisan
1.      Memberikan informasi bagi penulis dan pembaca tentang manajemen dalam suatu perusahaan serta dampak perusahaan terhadap lingkungan.
2.      Sebagai sumber referensi dan sumbangan pengetahuan bagi pembaca tentang pemikiran penulis melalui makalah ini.
3.      Sebagai tuntutan akademik bagi para akademisi dalam dunia pengetahuan dan pendidikan.



BAB  II
PEMBAHASAN
A.   Sejarah Singkat PT. LG Electronics Indonesia
Electronics, Inc. didirikan pada tahun 1985 sebagai pelopor di pasar elektronik di Korea. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk elektronik serta produk informasi dan komunikasi dengan penjualan konsolidasi tahunan untuk tahun 2004 sebesar 38 milliar dollar. Dengan lebih dari 66,000 karyawan (31,614 di Korea / 35,000 diluar Korea) yang ada di 76 cabang di 39 negara di dunia, LG Electronics terdiri dari 4 bisnis utama perusahaan termasuk Mobile Communications, Digital Appliance, Digital Display, dan Digital Media. LG Electronics memiliki 46 institusi teknologi dan pusat penelitian di seluruh dunia. PT LG Electronics Indonesia berdiri di Indonesia pada tahun 1990. PT. LG Electronics Indonesia merupakan salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun 1947. Perusahaan yang bergerak di bidang elektronik ini pada awalnya merupakan kesepakatan antara Goldstar Korea dengan Astra Indonesia untuk membentuk perusahaan elektronik di Indonesia, yang bernama PT. Goldstar Astra Indonesia. Pada awalnya PT LG Electronics Indonesia menggunakan merek Goldstar untuk pasar domestik di Indonesia. Merek Goldstar ini kemudian dikenal dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi pada tahun 1996, PT. Goldstar Astra mengalami perubahan nama menjadi PT LG Astra Electronics, dan merek yang digunakan berubah menjadi LG, yang merupakan singkatan dari Lucky Goldstar. Setelah berjalan selama 2 tahun, tepatnya pada tahun 1998 kepemilikan saham PT LG Astra Electronics mengalami perubahan dengan dimilikinya seluruh saham Astra Indonesia oleh pihak LG Korea dan menyebabkan perubahan nama menjadi PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) yang merupakan 100% perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). LG Group tidak hanya memiliki PT LG Electronics Indonesia saja di Indonesia. LG Group sebagai perusahaan PMA juga memiliki beberapa perusahaan yang masing – masing berdiri sendiri, yaitu :
1.            PT. LG Innotek
2.            PT. LG Philips
Selain mengembangkan usaha di bidang home appliance, LG Group di Indonesia juga mengembangkan usaha di bidang lain dan memiliki beberapa perusahaan sebagai berikut:
1.      LG Insurance Indonesia
2.      Sinar LG
3.      LG E&C
4.      LG International Corp
Berikut adalah sejarah perkembangan PT LG Electronics Indonesia sejak tahun 1990 hingga saat ini :
Ø  Tahun 1990an.
Ø  1990 : Didirikannya PT. Goldstar Astra.
Ø  1991:
a.       Didirikannya pabrik konstruksi.
b.      Mulai berjalan kegiatan penjualan barang hasil produksi.
c.       Dimulainya produksi Conventional TV (C-TV).
Ø  1992 : Dimulainya produksi Refrigerator jenis SKD ( Produksi jenis CKD
pada Desember 1992)
Ø  1995 : Didirikannya pabrik konstuksi kedua.
Ø  1996 :
a.       Nama perusahaan mengalami perubahan dari PT. Goldstar Astra
menjadi PT. LG Astra Electronics.
b.      Memperkenalkan “LG” sebagai merek dagang perusahaan.
Ø  1998 :
a.       Saham perusahaan, sepenuhnya telah dimiliki oleh LG 100%.
b.      Perusahaan meraih sertifikasi ISO 9002 dari TUV Rheinland Germany.
Ø  1999 :
a.       Nama perusahaan mengalami perubahan dari PT. LG Astra Electronics menjadi PT LG Electronics Indonesia.
b.      Dimulainya produksi TV jenis CR.
Tahun 2000an.
Ø  2000 :
a.       Meraih sertifikasi ISO 14001 dari TUV Rheinland Germany.
b.      Perusahaan memperkenalkan MOBISS (Mobile Speed Service).
c.       Perusahaan memperkenalkan e-commerce site melalui www.tokolg.com.

Ø  2001:
a.       Perusahaan memperkenalkan MOSS (Motorbike Speed Service).
b.      Diperluasnya Refrigerator jenis CAPA.
c.       Perusahaan memperkenalkan produk Mobile Phone GSM LG yang pertama di negara Indonesia.
Ø  2002 :
a.       Didirikannya visi baru, yaitu Menjadi Perusahaan Elektronik No.1 di
Indonesia.
b.      Dimulainya produksi Recidential Air Conditioner (RAC)
Ø  2003 :
a.       Perusahaan memperkenalkan konsep LG HomNet di Indonesia.
b.      Diperluasnya Refrigerator jenis CAPA (dari 400 K Unit menjadi 750 K Unit).
c.       Meraih sertifitasi ISO 9001 Ver 2000
d.      Pembukaan cabang LG di Yogjakarta.
Ø  2004 :
a.       Perusahaan memperkenalkan Mobile Phone CDMA LG di Indonesia.
b.      Pembukaan LG Customer Service di Malang, Jayapura, dan Batam.
c.       Pembukaan cabang di beberapa daerah di Indonesia.
B.   Visi :
a.         Global Top 3 Oleh 2010 (Global Top 3 Pada Perusahaan Elektronika / Telekomunikasi)
b.        Strategi Pertumbuhan ( Inovasi Tercepat / Tingkat Pertumbuhan Tercepat)
c.         Inti Kompetensi ( Kepemimpinan Produk, Kepemimpinan Pasar, Sumber DayaManusia Yang mempunyai kualitas kepemimpinan )
d.        Budaya Kerjasama ( Tidak ada alasan, “kami” bukan “saya”, Tempat Kerja yangmenyenangkan)
b.        LG Electronics sedang mengejar dengan visi abad 21 menjadi pemimpin digital globalsejati yang dapat membuat pelanggan senang di seluruh dunia melalui produk digital yanginovatif dan layanan.


C.   Misi :
a.       Pertumbuhan cepat.
Pertumbuhan cepat adalah hasil dari strategi yang dirancang untuk memperluas danpenghasilan dengan cepat, sementara meningkatkan tingkat pertumbuhan dari seginilai moneter, bukan kuantitas.
b.      Inovasi cepat
Kemajuan yang pesat melibatkan inovasi inovasi sangat tinggi tujuan danmengamankan keunggulan kompetitif, membidik target 30% lebih dari apa yangdapat dicapai pesaing kita. Fast inovasi juga berarti 30% lebih banyak penjualan danpeningkatan pangsa pasar kami, pengembangan produk baru dan pembukaan produk tersebut 30% lebih cepat, mengembangkan teknologi dan membangun nilaiperusahaan tiga tahun ke depan dari pesaing kita.
c.       Kemampuan inti
Kepemimpinan produk mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan kreatif,atas produk-produk berkualitas, khusus yang menggunakan teknologi baru.
Kepemimpinan pasar mengacu pada kemampuan untuk mencapai peringkat atas,di seluruh dunia, berkat kehadiran pasar yang tangguh di negara-negara di seluruhdunia.
Orang kepemimpinan mengacu pada dominasi pasar dicapai dengan memilih dan memelihara pemain tim berbakat mampu menginternalisasi dan melaksanakaninovasi di seluruh papan.
d.      Produk Kepemimpinan
Kepemimpinan produk mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan kreatif,atas produk-produk berkualitas dengan menggunakan teknologi baru khusus.
e.       Pasar Kepemimpinan
Kepemimpinan pasar mengacu pada kemampuan untuk mencapai “LG merek No 1″tujuan, berkat untuk-midable kehadiran pasar di seluruh dunia
f.       Orang Kepemimpinan
Orang kepemimpinan mengacu kepada orang-orang berbakat, yang tampil sangat baik oleh internalisasi dan melaksanakan inovasi.
g.      Budaya Perusahaan
Orang kepemimpinan mengacu kepada orang-orang berbakat, yang tampil sangat baik oleh internalisasi dan melaksanakan inovasi.
h.      Kepemimpinan mengacu kepada orang-orang berbakat, yang tampil sangat baik oleh internalisasi dan melaksanakan inovasi.
i.        Untuk bekerjasama dan membentuk tim yang kuat.
j.        Kerja Kami menciptakan suatu tempat kerja di mana kreativitas individu dan kebebasan bekerja dihormati dan dibuat menyenangkan.
Misi ini jelas mendukung langkah-langkah untuk mewujudkan visi LG dengan mengembangkan ide-ide kreatif SDM yang dimiliki oleh LG sehingga dengan memiliki SDM yang berkualitas dan kreatif akan membuahkan ide-ide kreatif untuk inovasi produk dan memajukan perusahaan dengan inovasinya sehingga bisa mewujudkan cita-citanya untuk menjadi salah satu dari tiga perusahaan terbesar di Indonesia dalam bidang elektronik dan telekomunikas
D.   Penerapan SIM pada bagian personalia (HRD) (Personal Information Systems) Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Kata sim berasal dari bahasa Inggris yang jika d terjemahkan berarti bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang mencakup pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan suatu masalah bisnis di antaranya biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang berkaitan dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, system pakar dan sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Dalam Bidang personalia mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut :

a.       Untuk menjamin kerjasama dalam pengembangan dan administrasi berbagai kebijaksanaan yang mempengaruhi orang-orang yang membentuk organisasi.
b.      Untuk membantu para manejer mengelola sumber daya manusia
Berbagai pendekatan dalam manejemen personalia.
Kosep-dasar dasar manejemen personalia telah dikemukakan, Berbagai pandangan tersebut penting agar manejemen personalia dan sumberdaya manusia dilakukan dalam perspektif yang benar.Pandangan-pandangan itu mencakup :
1.      Pendekatan Sumber daya Manusia.
2.      Pendekatan Manajerial.
3.      Pendekatan System.
4.      Pendekatan Proaktif
Elemen - elemen Penunjang Sistem informasi manajemen
Ada beberapa komponen-komponen dalam pendukung SIM, yaitu :
1.      Sistem Database Database memuat seluruh data perusahaan yang peranannya sangat penting, bagi kelancaran organisasi , sehingga dibutuhkan suatu manajemen pengolahan yang baik.
2.      Decission Support System Didefinisikan sebagi penerapan system informasi yang membantu aktivitas pengambilan keputusan. DSS di gunakan dalam perencanaan untuk menganalisis alternative serta pemecahan melalui salah satu sistem yang ada.
3.      Information Resource Management ( IRM ) Merupakan cara pendekatan terhadap manajemen yang didasarkan atas konsep pemikiran bahwa informasi merupakan sebuah konsep organisatoris. Ruang lingkup IRM mencakup komunikasi data dan pemrosesan kata.
4.      User Machine System Diartikan bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam pengambilan keputusan.
5.      Synergystic Organization Merupakan sifat pengaturan kerjasama sehingga hasil produksi total dari seluruh anggota organisasi ( totalitas ) lebih besar daripada jumlah hasil anggota organisasi itu.
Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data, pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian informasi yang dibutuhkan untuk manajemen, meliputi:
a.       Sistem Administrasi dan Operasional
b.      Sistem Pelaporan Manajemen
c.       Sistem Database
d.      Sistem Pencarian
e.       Manajemen Data
Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fisik

Komponen Sistem Informasi Manajemen secara fisik adalah keseluruhan perangkat dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen.

·         Komponen-komponen tersebut meliputi:
a.       Perangkat keras:
-          Komputer (CPU, Memory)
-          Pesawat Telepon
-          Peralatan penyimpan data (Decoder)
b.      Perangkat lunak
-          Perangkat lunak yang umum untuk pengoperasian dan manajemen data
-          Program aplikasi
c.       Data Base
-          File-file tempat penyimpanan data dan informasi
-          Media penyimpanan seperti pita komputer, paket piringan
d.      Prosedur pengoperasian
-          Instruksi untuk pemakai
-          Instruksi penyiapan data sebagai input
-          Instruksi operasional
e.       Personalia pengoperasian
-          Operator
-          Programmer
-          Analisa system
-          Personalia penyiapan data
-          Koordinator operasional SIM dan pengembangannya.
·         Penerapan SIM pada sistem computer
Sistem informasi manajemen (SIM) bukan suatu sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi yang tercakup di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer. Pengembangan SIM canggih yang berbasis komputer tentu memerlukan sejumlah orang yang mempunyai keterampilan tinggi dan yang telah berpengalaman lama dan tentu memerlukan partisipasi dari para manager organisasi. Berikut beberapa penyebab yang dapat menggagalkan pembangunan SIM :
1.      Kurangnya keorganisasian yang wajar.
2.      Kurangnya perencanaan yang matang.
3.      Kurangnya pekerja atau personil yang handal dalam bidangnya.
4.      Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam   merancang suatu sistem, mengendalikan upaya pengembangan sisten dan memotivasi seluruh personil atau pekerja yang terlibat.
Secara teorits komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemprosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalani secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Sehingga fungsi  secara umum dari SIM  yang diterapkan pada bagian personalia adalah untuk:
1.      Sim tersebut bisa berfungsi sebagai absensi karyawan
2.      Untuk melihat prestasi karyawan
3.      Untuk melihat golongan karyawan
4.      Untuk melihat peningkatan aktivitas karyawan ataupun penurunannya.
E.   Sistem Informasi Manajemen PT. LG Electronic Indonesia dalam Mengendalikan Inventori.
PT. LG Electronics Indonesia memiliki suatu portal yang terdiri dari sistem-sistem yang dapat diakses oleh semua pegawai PT. LG Electronics Indonesia yang berada di seluruh Indonesia. Portal tersebut dinamakan LG Electronics Enterprise Portal atau dapat disingkat dengan LGEP. Seluruh pegawai yang telah memiliki akses resmi dapat menggunakan portal ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Akses tersebut berupa e-mail yang didapatkan secara resmi dari PT. LG Electronics Indonesia. Sehingga dengan log in menggunakan e-mail tersebut ke dalam portal ini seluruh pegawai akan mendapatkan atau memberikan informasi terbaru mengenai data-data perusahaan. Namun, portal dan e-mail ini hanya dapat diakses di lingkungan perusahaan saja Sistem informasi manajemen  yang digunakan oleh PT. LG Electronics Indonesia dalam mengendalikan inventori yang dimiliki perusahaan dinamakan Global Digital Logistic System atau dapat disingkat dengan GDLS.
1.      Fungsi system GDLS:
a.        Mengetahui pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan ataupun sebaliknya, meliputi ekspedisi yang digunakan dalam pengiriman, barang-barang apa saja yang dikirim dan kapan waktu keberangkatan dan kedatangan barang setelah sampai di tujuan.
b.       Membuat jadwal-jadwal pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan ataupun sebaliknya, meliputi zona tujuan, rute perjalanan dan no truk yang digunakan untuk melakukan pengiriman.
c.        Mendapatkan informasi mengenai jumlah persediaan barang yang tersedia di gudang perusahaan baik gudang pusat maupun cabang.
d.       Mengetahui apakah adanya pengembalian barang yang telah dikirim dikarenakan adanya barang yang tidak laku terjual ataupun barang yang telah rusak/cacat.
e.        Mengetahui berapa nilai barang yang telah dikirim atau diterima termasuk biaya loading barang ke gudang dan biaya tambahan lainnya.
Sistem ini terdiri dari beberapa subsistem yang memiliki fungsi berbeda berdasarkan tujuan penggunaan data, antara lain :
a.       Delivery
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk membuat jadwal pengiriman barang, untuk mengkonfirmasi pengiriman barang, untuk mengalokasikan truk yang digunakan untuk pengiriman barang, untuk mengetahui status pengiriman barang dan untuk mengetahui apakah ada pengiriman yang tertunda atau keterlambatan atas pengiriman barang.
b.      Cost
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk me-manage berbagai faktor-faktor pengiriman (biaya-biaya lain, kondisi barang, wilayah tujuan, tarif yang digunakan), untuk mengetahui apabila terjadi kesalahan selama pengiriman, untuk me-manage pengiriman barang termasuk biaya-biaya atas pengiriman tersebut.
c.       Stock
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui status penerimaan barang, perhitungan fisik persediaan barang di gudang dan status persediaan barang.
d.      Return
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengembalian barang yang tidak laku terjual dan rusak/cacat.
2.      Sistem ini berfungsi untuk :
a.       sebaliknya, meliputi ekspedisi yang digunakan dalam pengiriman, barang-barang apa saja yang dikirim dan kapan waktu keberangkatan dan kedatangan barang setelah sampai ditujuan.
b.      Membuat jadwal-jadwal pengiriman barang dari pusat kecabang perusahaan ataupun sebaliknya, meliputi zona tujuan, rute perjalanan dan no truck yang digunakan untuk melakukan pengiriman.
c.       Mendapatkan informasi mengenai jumlah persediaan barang yang tersedia digudang perusahaan baik gudang pusat maupun cabang.
d.      Mengetahui apakah adanya pengembalian barang yang telah dikirim dikarenakan adanya barang yang tidak laku terjual ataupun barang yang telah rusak cacat.
e.       Mengetahui berapa nilai barang yang telah dikirim atau diterima termasuk biaya loading barang kegudang dan biaya tambahan lainnya.
System ini terdiri dari beberapa subsistem yang memiliki fungsi berbeda berdasarkan tujuan penggunaan data, antara lain :
Delivery
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk membuat jadwal pengiriman barang, untuk mengkonfirmasi pengiriman barang, untuk mengalokasikan truk yang digunakan untuk pengiriman barang, untuk mengetahui status pengiriman barang dan untuk mengetahui apakah ada pengiriman yang tertunda atau keterlambatan atas pengiriman barang.
Cost
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk me-manage berbagai faktor-faktor pengiriman (biaya-biaya lain, kondisi barang, wilayah tujuan, tarif yang digunakan), untuk mengetahui apabila terjadi kesalahan selama pengiriman, untuk me-manage pengiriman barang termasuk biaya-biaya atas pengiriman tersebut.
Stock
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui status penerimaan barang, perhitungan fisikpersediaan barang digudang dan status persediaan barang.
Return
Dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengembalian barang yang tidak laku terjual dan rusak cacat
F.    STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN
Dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT LG Electronics Indonesia menetapkan kebijakan pembauran pemasaran yang merupakan program dan strategi yang sedang dijalankan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kebijakan Produk
PT. LG Electronics Indonesia memproduksi berbagai produk teknologi. Produk-produk yang diproduksi pada subdivisi IT Product antara lain :
o   Monitor
o   OSD (Optical Storage Device)
Untuk produk monitor terdapat bermacam-macam type yang dipasarkan. Tetapi keseluruhannya dibagi dalam 3 jenis, yaitu conventional, flatron, dan LCD. Untuk produk OSD juga terdapat bermacam-macam tipe. Diantaranya adalah CD ROM, CD RW, DVD ROM, Combo, DVD RW Int, DVD RW (SATA), dan DVD RW Eksternal.
2.      Kebijakan Harga
Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan harga karena harga mempunyai hubungan yang erat dengan pendapatn perusahaan. Adapun beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan harga, antara lain :
a.       Biaya (cost)
-          Biaya produksi
-          Biaya pemasaran
-          Pajak yang dikenakan
b.      Keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan
c.       Harga produk-produk saingan
PT. LG Electronics Indonesia tidak menentukan harga jual ke konsumen akhir. Perusahaan menentukan harga jual yang sama pada tiap Master Dealer dan Dealer dimana harga untuk end user ditentukan sendiri oleh masing-masing Dealer.

3.      Kebijakan Distribusi
PT. LG Electronics Indonesia mempunyai saluran distribusi yang dapat dikelompokkan menjadi Master Dealer, dan Dealer sehingga dapat digolongkan ke dalam saluran distribusi dua tingkat (two level channel). Master Dealer PT. LG Electronics Indonesia untuk produk IT, antara lain :
a.       Sempurna Computer (Jakarta)
b.      Aldo Computer (Jakarta)
c.       Trisentosa (Jakarta)
d.      PT. Into Sanho Technology (Medan)
Dealer PT. LG Electronics Indonesia untuk produk IT, antara lain :
o   Asiatec
o   Expert Computer
o   Bintang Raya
o   D Com
o   HJ
Selain itu PT. LG Electronics Indonesia memiliki kantor cabang di beberapa daerah di Indonesia, antara lain : Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Manado, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Banjarmasin, Samarinda, Yogyakarta.
4.      Kebijakan Promosi
Promosi yang dilakukan oleh PT. LG Electronics Indonesia ditujukan selain pada Master Dealer dan Dealer-nya juga ditujukan langsung ke end user. Promosi yang ditujukan ke Master Dealer atau Dealer berupa discount tambahan dan point yang dapat dikumpulkan untuk ditukarkan dengan berbagai macam barang hadiah seperti sepeda motor, TV, dan sebagainya. Sedangkan promosi yang ditujukan untuk end user biasanya berupa voucher belanja Carefour. Promosi yang dilakukan selain berguna untuk memikat ataupun mendorong Master Dealer maupun Dealer untuk lebih banyak lagi menjual produk-produk perusahaan hingga sampai end user, juga berguna untuk meningkatkan hubungan baik dengan para Master Dealer maupun Dealer.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
a.      Strategi penetrasi pasar
Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Misalnya dengan meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan promosi penjualan dengan cara memberi potongan yang lebih besar atau memberi reward yang lebih untuk angka penjualan tertentu, atau meningkatkan usaha publisitas dengan cara promosi yang lebih luas lagi. Karena dapat dilihat dari peluang yang ada dimana pasar saat ini tidak jenuh dengan produk yang ada bahkan pasar mulai membutuhkan produk-produk perusahaan. Selain itu tingkat penggunaan produk-produk perusahaan saat ini dapat meningkat secara signifikan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi yang ada.
b.     Strategi pengembangan produk
Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk saat ini maupun menghasilkan produk baru. Dilihat dari ancaman perusahaan yaitu banyaknya pendatang baru di bidang yang sama, maka perusahaan harus mulai mencoba menghasilkan produk baru yang dapat lebih menarik perhatian konsumen selain memodifikasi produk yang ada sehingga variasi produk perusahaan menjadi lebih banyak lagi. Misalnya dengan mulai memproduksi produk-produk IT lainnya seperti USB, Bluetooth, Card Reades, dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP
A.        KESIMPULAN
PT. LG Elektronik memilki tujuan yaitu untuk mengembangkan teknologi yanginovatif dan efisien dan menjadikan LG sebagai pemimpin digital yang terpercaya.Perusahaan LG juga memilkiki beberapa perencanaan strategi yaitu : kebijakan produk,kebijakan harga, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi.Dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan yaitu merusak lingkungan karena pengelolaan limbah yang buruk.
B.       SARAN
Sebagai penutup dari makalah ini, kami memberikan saran saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu :
1.      Agar kita lebih memahami konsep dari maksud kesimulan, saran dan daftarpustaka itu sendiri yang nanti akhirnya bermanfaat bagi kita sendiri dan orang lain.
2.      Daftar pustaka mempermudah kita untuk mengetahui judul buku, pengarang, tahunpembuatan, dan sebagainya yang menyangkut tentang daftar pustaka.
3.      Kesimpulan, Saran dan Daftar pustaka ini juga sangat bermanfaat untuk semuaorang.
Khususnya bagi mahasiswa agar mahasiswa bisa memahami fungsi dan manfaatnya sehingga hasil karya ilmiah atau makalah menjadi baik, benar, dandapat dimengerti semua pihak. 
DAFTAR PUSTAKA

GriffiN. Ricky W. & Ronald J. Elbert. (2002). Bisnis Jakarta: ErlanggaScribd.2013.online.Tersediahttp://www.scribd.com/doc/114204116/PT-LG-

CROSS CULTURE UNDERSTANDING

CROSS CULTURE UNDERSTANDING

CHAPTER I
INTRODUCTION

1. Background
Culture is the power of the mind in the form of copyright and flavor, while culture is the result of a copyright sense, initiative, and a sense of the Koentjaraningrat (1976:28). Culture is owned by every nation, and therefore the culture of every nation are mutually different. Although sometimes there are similarities as well as family and race .. As in discussion is that how can we facilitate a positive impression of the people of different cultures with us, of course we must first understand their culture so as not occurred clash culture between our culture with their culture.
We realize that in Indonesia has a lot of western culture in and it was seen by our own eyes, one example is the dress code, many Indonesian people, especially the youth who had imitated the western way of dressing, without them knowing that they are influenced culture outsiders. Therefore how can we understand first culture them and do not let us to simply accepted it.



CHAPTER II
DISCUSSION

      1.    What is culture?
Culture is defined as the shared patterns of behaviors and interactions, cognitive constructs, and affective understanding that are learned through a process of socialization. These shared patterns identify the members of a culture group while also distinguishing those of another group.
Culture according to point of view of our group is about a set of things use by human to adapt in the new environment or new life, because adapting with it is very important, as a new comer, for example.
    2.    Teachers definition
According to teachers’ definition, culture is something that can be taught and also can be observed through many ways because culture is something real. Culture is about a thing that can be taught to our students because it is real and has a part to analyze, for example, the culture of Toraja and Parepare is very different. That is why teacher should teach the difference between two different cultures, in order that the learners can understand the difference and apply it to their daily life in home and also in their environment.
It is important to take a closer look at these distinctions, and others not included above, which are also relevant to what is acquired in the name of culture. For example, some aspects of culture are not only non-observable, but they also elude explicit description, such as aspects of cognitive interpretation and affective reactions. Other aspects of culture may elude identifications because their essence is a dynamic, symbolic process of creating meaning.
    3.    A behaviorist definition
According to behaviorist point of view, culture something that consist a sets of behavior and also a sets of values which used by human to adapt to their environment. From the behaviorist point of view, culture consists of discrete behaviors or sets of behaviors, e.g., traditions, habits or customs, as in marriage or leisure. Culture is something which is shared and can be observed. So that is why according to behaviorist definition, culture is something that need to follow, because it has many good values.
Behaviorist definition emphases that culture is needed by every human, every people in their life, particularly for college students like us. In the language classroom, this concepts of culture often leads to study of discrete practices or institutions such as “a study of the family; how the French spend their leisure; buying foods in the market,” etc.
    4.    A functionalist definition
According to the functionalist point of view, culture is something that cannot be directly observed and taught (like teachers definition) because functionalist point of view emphases that culture should be an approach to people as a functionalist.
The functionalist approach to culture is an attempt at making sense out of social behaviors. Again, culture is viewed as a social phenomenon. However, what is shared are reasons and rules for behaving. While the function or rules underlying the behavior cannot be directly observed, they are inferred from the behavior and may be explicitly described.
Recall that the functionalist perspective is based upon the assumption that society is a stable, orderly system with interrelated parts that serve specific functions Anthropologist Bronislaw Malinowski suggests that culture helps people meet their needs
Biological needs (eg. food, procreation)
Instrumental needs (eg. law, education)
Integrative needs (eg. religion, art)
The assumption is that by understanding the reason behind a particular event, be it eating different foods, speaking in loud voices, or speaking in close proximity, learners will better understand and tolerate the person who is participating in the event. 
       5.    Benefits and inadequacies of behaviorist and functionalist definitions
Everything has a benefit and also an inadequacy for each, same with the behaviorist and functionalist, which seen though its definition. Behaviorist and functionalist approaches facilitate cultural description and awareness of why some people act the way they do. Students are helped to recognize and anticipate cultural behavior, both linguistic and non-linguistic. However these approaches are insufficient is several ways. They assume that cultural behaviors and their functions can be objectively identified; that awareness and anticipations lead to greater coping; and that the important concerns of culture, i.e., what is shared, can be observed directly or inferred from observable behavior.
First, different perceptions and interpretations of behaviors by different observers, be they cultural anthropologists, bilingual teachers, language students or textbook writers, result in a methodological problem for designating exactly what constitutes cultural behavior.
Second (assuming that accurate identification of cultural behaviors is possible), anticipation of cultural behaviors which newcomers perceive as negative may actually increase anxiety rather than cushion culture shock, even if the newcomer understands the reason.
Third, behaviorist and functionalist concepts of culture assume that what is shared in the name of culture may be directly observed or inferred from observations. Some anthropologists have suggested that too much emphasis on empiricism.
    6.    A cognitive definition
According to the cognitive definition, culture is described as a system or a mechanism that same as a machine or computer that process the values to the real act. The process is called an adapting to the new culture to prevent a negative side. The cognitive definition shifts attention from the observable aspects of what is shared to what is shared “inside.” The “cultural actor.” What is shared is a means of organizing and interpreting the world, a means of creating order out of the inputs. The idea of culture as world view is related to this definition. According to cognitive approaches, culture is not a material phenomenon
To adapt to the specific needs of their students, teachers may also incorporate other stories into the suggested critical incident format. To do this, teachers can either use stories of cross-cultural miscommunication that they might have heard of from their students or describe the situations that they have experienced themselves. If they choose to do so, teachers should be cautious about stereotyping and reinforcing misrepresentations about people from other cultures.
            ( http://iteslj.org/Lessons/Stakhnevich-Critical.html )
The cognitive approach emphasizes the mechanism of organizing inputs. That is culture itself is a process through which experience is mapped out, categorized and interpreted. From this perspective, culture is like a computer program. The program differs from culture to culture. The program refers to cognitive maps.
    7.    A symbolic definition
According to symbolic definition student should learn about the symbolic meaning of culture itself, because it is very important to learn, very different with cognitive definition which emphases to the cognitive, study to knowing what culture really is trough the cognitive aspects. Cultural understanding viewed as processing within the learner leads to a symbolic definition of culture. While cognitive anthropologists focus on the mechanism for processing i.e., the cognitive map, symbolic anthropologists focus on the product of processing, I.e., the meanings derived.
            In many two-thirds world cultures, a deep relationship does not begin until there is debt and reciprocal obligation. We have found that one of the best ways to signal our desire for a deeper relationship is to ask others for help. This phase of the relationship causes much stress to many westerners. For self-sufficient westerners, asking for help is much more difficult than giving it, yet asking is the most important step in initiating relationships in many non-western cultural contexts.
            This concept f culture as a creative, historical system of symbols and meaning has the potential to fill in the theoretical gaps left by behaviorist, functionalist and cognitive theories. This dynamic notion theoretically dwells on the interdependence between the derivation of meaning within the learner and cultural experience.
                             As a result, Symbolic Interactionism does not provide an outline to analyze how we shape culture and how it in turn shapes us. It fails to take into account the larger, macro- level social structures (eg. social class) that are considered in the Functionalist and Conflict perspectives
                                                            BIBLIOGRAPHY
Roobinson Nemetz Gail L. Cross Cultural Understanding.
Deregowski, J. B. (1980). Illusions, Patterns and Pictures: A Cross-cultural Perspective.
Jahoda, G. (1982). Psychology and Anthropology.
Segall, M. H., Campbell, D. T., and Herskovits, M. (1966). Influence of Culture on Visual Perception.
Triandis, H., et