1

loading...

Wednesday, November 1, 2017

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH ARTI ISIM, FAIL DAN MAF'UL


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama islam adalah agama yang diturunkan terahir oleh Allah SWT kepada mabi muhammad Saw, mulai saat itu ajaran islam pun di kenalkan di dalam masyarakat. Berbagai disiplin ilmupun di kaji baik yang salaf maupun yang modern, untuk bisa lebih mengenali dan memeluk islam secara sempurna sesuai dengan perintah Allah dan rosulNya.
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa Arab adalah bahasa Alqur-an. Setiap muslim yang bermaksud menyelami ajaran agama islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya yaitu al Qur-an dan sunnah Rosulullah SAW. Oleh karena itu,menurut kaidah hukum islam mengerti akan ilmu nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al qur-an hukumnya fardu ’ain. Di antara ilmu nahwu adalah kalimah isim, fail dan maf’ul.
Seperti di dalam bahasa-bahasa lain, pemahaman tentang isim, fail dan maf’ul adalah pembelajaran dasar dalam bahasa arab yang harus di fahami sebelum menguasai keseluruhan ilmu nahwu.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan salah satu kalimat yang terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang berartikan sebagai Objek Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa arti isim,fail dan maf’ul?
2.      Bagaimana  penggunaan isim,fail dan maf’ul?
C.    Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mempermudah dalam proses pembelajaran (pemahaman) bahasa Arab dan untuk menambah wawasan dalam pembelajaran (pemahaman) masalah tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Isim
ﻜﻠﻤﺔ ﺪﻠﺖﻋﻠﻰﻤﻌﻨﻰﻔﻰﻨﻔﺴﻬﺎﻮﻠﻢ ﺘﻗﺘﺮﻦ ﺑﺯﻤﺎﻦ ﻮﺿﻌﺎ
Kalimat(kata) yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman  (dengan kata lain isim  ialah kata benda/subyek).
a.       Tanda-Tanda Isim
ﻔﺎﻻﺴﻡ ﻴﻌﺮﻒ ﺒﺎﺍﻠﺨﻔﺾﻮﺍﻠﺘﻨﻮﻴﻦ ﻮﺪﺨﻮﻝﺍﻻﻠﻒ ﻮﺍﻠﻼﻢ ﻮﺤﺮﻮﻒﺍﻠﺨﻔﺽ ﻮﻫﻰ ﻤﻦ ﻮﺍﻠﻰ ﻭﻋﻦ ﻮﻋﻠﻰ ﻮﻔﻰ ﻭﺮﺐ ﻮﺍﻠﺑﺎﺀ ﻮﺍﻠﻜﺎﻒ ﻮﺍﻠﻼﻢ ﻮﺤﺮﻮﻒ ﺍﻠﻗﺴﻢ ﻮﻫﻰﺍﻠﻮﺍﻮ ﻮﺍﻠﺑﺎﺀﻮﺍﻠﺘﺎﺀ
Isim itu dapat di ketahui dengan melalui khafad (huruf akhirnya dijarkan),  tanwin, kemasukan alif-lam dan huruf  khafad. Huruf khafid ialah : min, ilaa, ‘an, ‘alaa, fii, rubba, ba, khaf, lam, dan huruf qosam atau sumpah yaitu wawu, ba dan ta.[1]
b.      I’rab-I’rab Yang Memasuki Isim
ﻔﻠﻼﺴﻤﺎﺀﻤﻦ ﺫﻠﻚﺍﻠﺮﻔﻊ ﻮﺍﻠﻨﺼﺐ ﻮﺍﻠﺨﻔﺽ ﻮﻻﺠﺯﻤ ﻔﻴﻬﺎ.
Diantara I’rab yang 4 macam yang boleh memasuki isim hanyalah I’rab jazm tidak boleh memasuki isim.
c.       Pembagian Isim
1.      Isim Mufrad
lafazh yang menunjukkan tunggal
Contoh: زيد ﻗﺎﺌﻢ= zaid berdiri
2.      Isim Tatsniyah
lafazh yang menunjukan dua dengan memakai alif dan nun pada huruf akhirnya, yaitu apabila dalam keadaan rofa’. Sedangkan ya dan nun apabila dalam keadaan nashob dan jar
contoh = رايت الزيدين aku telah melihat dua zaid
            = مررت الزيدين aku telah bertemu dengan dua zaid
3.      Jamak Mudzakar Salim
lafadz yang menunjukan bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun pada huruf akhirnya yaitu apabila dalam keadaan rofa’ sedangkan ya dan nun apabila dalam keadaan nashob dan khafad / jar.
Contoh = جاء الزيدين zaid-zaid itu telah dating
           = مررت باالزيدين aku telah bertemu dengan zaid
           = رايت الزيدين aku telah melihat zaid
4.      Jamak Muanats Salim
lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta yang di tambahkan.
Contoh = ﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖ ﻘﺎﺌﻤﺎﺖ Hindun-hindun itu berdiri
5.      Jamak Taksir
lafadz yang berubah dari bentuk mufrodnya.
Contoh =  ﺍﻠﺯﻴﻮﺪ ﻘﻮﺍﻢ Zaid-zaid itu berdiri

B.     Pengertian fail
ﺍﻠﻔﺍﻋﻝﻫﻮﺍﻻﺴﻢﺍﻠﻤﺮﻔﻮﻉﺍﻠﻤﺬﻜﻮﺮﻘﺑﻠﻪﻔﻌﻠﻪﻮﻫﻮﻋﻟﻰﻘﺴﻤﻴﻦﻈﺎﻫﺮﻮﻤﻀﻤﺮ
Fa’il ialah isim marfu’ yang di sebutkan terlebih dahulu fiil nya dan fail terbagi menjadi dua bagian yaitu fail yang zhahir dan fail yang mudhmar ( tersembunyi ).
Maksudnya : fail ialah isim marfu’ yang di sebutkan sesudah fiil nya ( fiil yang merofa’kanya ) seperti contoh di bawah ini :
جاء زيد              = Zaid telah datang
( lafadz ﺠﺎﺀ fiil madhi dan ﺯﻴﺪ  fail nya yang di rofa’kan oleh dhomah, sebab isim mufrod)
ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦ           = dua zaid itu telah datang
(lafadz ﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦ menjadi fail yang di rofa’kan dengan alif sebab isim tatsniyah)
ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦ          = zaid-zaid itu telah datang
(lafadz ﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦ menjadi fail yang di rofa’kan dengan wawu sebab jamak mudzakar salim)
ﺠﺎﺀﺖﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖ        = Hindun-hindun itu telah datang
( lafadz ﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖ menjadi fail di rofa’kan dengan dhomah sebab jamk muanats salim)
ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﻮﺪ            = zaid-zaid itu telah datang.
(lafadzﺍﻠﺯﻴﻮد  menjadi fail di rofa’kan dengan dhomah sebab jamak taksir)
1.      Fail isim yang zhahir
ﻔﺎﻠﻈﺎﻫﺮﻤﺎﺪﻞﻋﻠﻰ ﻤﺴﻤﺎﻩ ﺒﻼ ﻘﻴﺪ ﻜﺯﻴﺪ ﻮﺭﺟﻞ
fail isim yang zhahir ialah lafadz yang menunjukan kepada yang di sebutkannya tanpa ikatan seperti lafadz ﺯﻴﺪ (zaid) dan ﺭﺟﻞ (laki-laki)
2.      Fail isim yang yang mudhamar
ﻤﺎﺪﻞﻋﻠﻰﻤﺗﻜﻠﻢﺍﻮﻤﺤﺎﻂﺐﺍﻮﻏﺎﺌﺏ
lafadz yang menunjukan kepada pembicara (muthakalim) atau yang di di ajak bicara (mukhatab) atau nghaib. Adapun dhomir mutakallim terbagi menjadi 2 yaitu :
a.       Mutakallim wahdah =ﺍﻨﺎ   (saya )
b.      Mutakallim mu’azh-zhim nafsah =ﻨﺤﻦ   (kami atau kita)
Yaitu untuk muthakalim yang membesarkan dirinya (dalam bahasa Indonesia seperti kami) Contoh : dhomir mukhattab, seperti lafadz :
ﺍﻨﺖ = kamu (ditujukkan untuk seorang mukhatab laki-laki )
ﺍﻨﺖ = kamu (di tujukan untuk seorang mukhatab perempuan )
ﺍﻨﺘﻤﺎ = kamu berdua (di tujukan kepada dua orang yang di ajak bicara, baik laki-laki maupun perempuan )
ﺍﻨﺘﻢ = kalian ( di tujukan kepada banyak laki-laki yang di ajak bicara)
ﺍﻨﺘﻦ = kalian (di tujukan kepada banyak perempuan yang di ajak bicara)[2]

C.    Pengertian Maf’ul Bih
ﺍﻻﺴﻢﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺐ ﺍﻟﺫﻯ ﻴﻔﻊ ﺑﻪ ﺍﻟﻔﻌﻝ
Isim mansub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku (objek). Maf’ul terbagi menjadi dua yaitu :
1.      Maf’ul yang di sebutkan fail nya.
Seperti lafadz   ﻘﺭﺍﺖﺍﻟﻘﺭﺍﻦ  = obyek/ maf’ul nya ialah lafadz  ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ
2.      Maf’ul yang tidak di sebutkan failnya (naibul fail)
Naibul fail ialah isim marfu yang tidak di sebutkan fail nya.
Apabila fiil nya fiil madhi, maka dhommahkanlah huruf awal nya dan huruf sebelum akhirnya di kasrohkan dan apabila fiil nya fiil mudhori’ maka dhommahkanlah huruf awal nya dan huruf sebelum akhir nya di fathahkan.
Contoh fiil madhi’ =ﻘﺭﺃ ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ  asalnya ﻘﺭﺃﺖ ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ   lafazh  di buang, lalu lafadz  ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ menempati tempat fail (lafazh )
Contoh fiil mudhari = ﻴﺨﻟﻖ ﺍﻻﻦﺴﺍﻦ   asalnya ﻴﺨﻟﻖ ﺍﻟﺍﻪ ﺍﻻﻨﺴﺎﻦ   lafazh  ﺍﻟﺍﻪ di buang, lalu lafazh ﺍﻻﻦﺴﺍﻦ menempati tempat fail (ﺍﻟﺍﻪ)
Adapun maf’ul yang tidak di sebutkan fail nya terbagi atas dua bagian yaitu:
a.       Naibul fail yang zhahir
Seperti pertkataan ضرب زيد
يضرب زيد
b.      Naibul fail yang mudahamar
Seperti perkataan
ﻀﺭﺒﺖ             = aku telah di pukul
ﻀﺭﺒﻨﺎ              = kami telah di pukul
ﻀﺭﺒﺖ             = kamu (laki-laki) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺖ             = kamu (perempuan) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺘﻤﺎ            = kami berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺘﻢ                         = kalian (laki-laki)telah di pukul
ﻀﺭﺒﺘﻦ             = kalian (perempuan) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺎ               = dia (laki-laki) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺖ             = dia (perempuan) telah di pukul
ﻀﺭﺒﺎ               = mereka berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
ﻀﺭﺒﻭ              = mereka (laki-laki) telah di pukul
ﻀﺭﺒﻦ              = mereka (perempuan) telah di pukul[3]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Isim Ialah Kalimat (kata) yang menunjukan makna mandiri dan tidak di sertai dengan pengertian zaman (dengan kata lain  isim ialah kata benda(. Fail ialah isim marfu’yang di sebutkan terlebih dahulu fiilnya dan fail terbagi menjadi dua yaitu fail zhahir dan mudhmar.
Maf’ul ialah isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku (objek)

B.     Saran
Demikian makalah kami buat terima kasih kepada para pembaca yang telah menelaah isi makalah ini yang tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena kekurangannya pengetahuan dan bahan rujukan yang ada hubunganya dengan judul makalah ini.
Kami mengharap saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pribadi dan umumnya bagi para pembaca yang di rahmati Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Muhammad, ilmu nahwu (Bandung; Sinar baru,1992)
Zakaria Aceng, 2004, Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Garut : ibn azka.

No comments:

Post a Comment