1

loading...

Wednesday, October 31, 2018

MAKALAH SEKTOR PERTANIAN

MAKALAH SEKTOR PERTANIAN

BAB 1

PENDAHULUAN
Sektor pertanian  merupakan basis perekonomian Indonesia, walaupun sumbangsih nisbi (relative contribution). Sektor pertanian dalam perekonomian di ukur berdasarkan proposi nilai tambahnya dalam membentuk produk domestik  bruto atau pendapatan nasional tahun demi tahun kian mengecil  karena nilai sektor pertanian dari tahun selalu meningkat. kegiatan produksi dalam bercocok tanam yang di lakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1.      Apa yang di maksud dengan sektor pertanian?
2.      Apa peranan sektor pertanian kerangka analisis?
3.      Bagaimana cara mengetahui nilai tukar petani?
4.      Apa itu investasi di sektor pertanian?
5.      Bagaimana keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur?

1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan sektor pertanian
2.      Untuk mengetahui apa itu sektor pertanian kerangka analisis.
3.      Untuk mengetahui nilai tukar petani.
4.      Untuk mengetahui investasi yang ada di sektor pertanian.
5.      Untuk mengetahui keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur.





BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian sektor pertanian menurut para ahli:
1)      David Ray (2005) menyatakan bahwa pertanian adalah sebuah masalah yang paling disalah pahami, rumit, terbaikan dan tidak diinginkan.
2)      Menurut Word Bank, pertanian adalah sektor pemakai air terbanyak yang memiliki andilatas terjadinya kelangkaan air.
3)      Menurut Rahim (2007) pertanian merupakan kegiatan dalam usaha mengembangkan (reproduksi) tumbuhan dan hewan supaya tumbuh lebih baik dan memenuhi kebutuhan manusia, seperti bercocok tanam, berternak, dan melaut.
Berdasarkan beberapa difinisi tersebut dapat di simpulkan bahwa pertanian adalah kegiatan produksi dalam bercocok tanam yang di lakukan manusia untuk memenuhi kebutuhsn hidupnya.
Menurut Mubyarto pertanian dalam arti luas mencakup pembudidayaan tanaman atau pertanian rakyat, perkebunan (termasuk perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan, pereternakan, dan perikanan.
Ada beberapa macam pertanian:
1)      Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah serta berdasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan, teknologi, permodalan, serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
2)      Agararia kehutanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penguasaan dan penggunanan areal hutan (Kementrian kehutanan), yang terdiri dari:
a)      Hutan lebat adalah areal/bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan besar dengan tingkat pertumbuhan yang maksimum.
b)      Hutan belukar ialah areal/bidang tanah yang berbagai jenis pepohonan yang terbentuk secara alamiah terutama yang berbatang kecil.
c)      Hutan jenis adalah areal/bidang tanah yang ditumbuhi pepohonan yang berbentuk secara alami atau binaaan dengan dominasi oleh satu jenis pohon tanpa memandang tingkat pertumbuhannya.
d)     Hutan rawah adalah bidang tanah yang berupa hutan lebat yang berrawa-rawa, permukaan tanahnya tergenang selama 6 bulan dan secara kumulatif dalam setahun, dan pada kurun waktu tidak terjadi penggenangan (surut) tanah senantiasa jenuh air.
3)      Perternakan  adalah kegiatan mengembangkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat serta hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan perternakan adalah mencari keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
4)      Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan permanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, ‘’]\serta berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap sebagai usaha agribisnis.
Mengikuti analisis klasik dari Kuznets, pertanian dapat dilihat sebagai suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam 4 bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, yaitu:
1)      Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainya sangat tergantung pada pertumbuhan output di sektor pertanian, baik dari sisi permintaan sebagai sumber pemasok makanan yang kontinu mengikuti pertumbuhan penduduk, maupun dari sisi penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi disektor-sektor lain seperti industri manufaktur (misalnya industri makanan dan minuman) dan perdagangan. Kuznets menyebut ini sebagai kontribusi produk.
2)      Dinegara-negara agraris seperti Indonesia, pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Kutnets menyebutnya konstribusi pasar.
3)      Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sector-sektor ekonomi lainnya. Selain itu, menurut teori penawaran tenaga kerja (L) tak terbatas dari Arthur lewis dan telah terbukti dalam banyak kasus, bahwa dalam proses pembangunan ekonomi terjadi transfer surplus L dari pertanian (pedesaan) ke industri dan sektor-sektor perkotaan lainnya. Kuznets menyebutnya konstribusi faktor-faktor produksi.
4)      Sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (sumber devisa), baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian maupun dengan peningkatan produksi pertanian dalam negeri menggantikan impor.
Kuznets menyebutnya konstribusi devisa sebagai berikut:
a)      Kontribusi produk
Konstribusi produk pertanian terhadap PDB dapat dilihat dari relasi antara pertumbuhan dari konstribusi tersebut dengan pangsa PDB awal dari pertanian dan laju pertumbuhan relative dari produk-produk neto pertanian dan nonpertanian. Jika Pp=produk neto pertanian, Pnp=produk neto nonpertanian, dan Pn=total produk nasional atau PDB. Didalam sistem ekonomi terbukti, besarnya konstribusi produk terhadap PDB dari sektor pertanian baik lewat pasar maupun lewat keterkaitan produk dengan sektor-sektor non pertanian, misalnya industri manufaktur, juga sangat dipengaruhi oleh kesiapan sektor itu sendiri dalam menghadapi persaingan dari luar. Dari sisi pasar, kasus Indonesia menunjukkan bahwa pasar domestik di dominasi oleh berbagai produk pertanian dari luar negeri, mulai dari beras, buah-buahan sayuran, hungga daging. Dari sisi keterkaitan produksi, kasus Indonesia menunjukan bahwa industri seperti industri minyak kelapa sawit (CPO) dan industri barang-barang dari kayu dan rotan sering mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku didalam negeri karena komoditi-komoditi tersebut diekspor dengan harga jual dipasar luar negeri jauh lebih mahal daripada dijual ke industri-industri tersebu.
b)      kontribusi pasar
Negara agraris dengan proporsi populasi pertanian (petani dan keluarganya) yang besar seperti Indonesia merupakan sumber sangat penting bagi pertumbuhan pasar domestik produk-produk dari sektor-sektor non pertanian, khususnya industri manufaktur. Pengeluaran petani untuk produk-produk industri, baik barang-barang consumer (makanan, pakaian, rumah atau bahan-bahan bangunan, transportasi, mebel, dan peralatan rumah tangga lainnya),  maupun barang-barang perantara untuk kegiatan produksi (pupuk, pestisida, alat-alat pertanian) memperlihatkan satu aspek dari kontribusi pasar dari sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi lewat efeknya terhadap pertumbuhan dan diversifikasi sektoral.
Tentu, peranan sektor pertanian lewat konstribusi pasarnya terhapat diversifikasi dan pertumbuhan output sektor-sektor non pertanian seperti yang dijelaskan diatas sangat tergantung pada dua faktor penting yang dapat dianggap sebagai prasyarat. Pertama, dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik tidak hanya di isi oleh barang-barang buatan dalam negeri, tetapi juga barang-barang impor. Di dalam sistem ekonomi tertutup, kebutuhan petani akan barang-barang non makanan mau tidak mau harus dipenuhi oleh industri di dalam negeri. Jadi, secara teoritis, efek dari pertumbuhan permintaan dipasar domestik terjamin sepenuhnya. Ini berbeda jika sistem ekonomi terbuka, dimana industri dalam negeri menghadapi persaingan dari barang-barang impor. Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi terbuka, pertumbuhan konsumsi yang tinggi di sektor-sektor non pertanian. Kedua, jenis teknologi yang digunakan di sektor pertanian yang menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisasi atau modernisasi di sektor tersebut. permintaan terhadap barang-barang produsen buatan industri dari kegiatan-kegiatan pertanian tradisional lebih kecil dibandingkan permintaan dari sektor pertanian yang sudah modern.
c)      Konstribusi faktor-faktor produksi
Ada dua faktor produksi yang dapat dialihkan dari pertanian ke sektor-sektor non pertanian, tanpa harus mengurangi volume produksi disektor pertama. Pertama, L didalam teori Arthur lewis dikatakan bahwa pada saat pertanian mengalami surplus L yang menyebabkan tingkat produkstivitas dan pendapatan riil per L disektor tersebut rendah, akan terjadi transfer L dari pertanian ke industry. Sebagai dampaknya, kapasitas dan volume produksi di sector industri meningkat. kedua, modal surplus pasar (MS) disektor pertanian bisa menjadi salah satu sumber I disektor-sektor lain. selain fakor-faktor diatas, untuk mendapatkan MS, kinerja sektor pertanian itu sendiri harus baik, dalam arti bisa melakukan surplus dan terakhir ini sangat ditentukan oleh kekuatan sisi suplainya serta dari sisi permintaan oleh nilai tukar antara produk pertanian dengan produk non pertanian, baik dipasar dalam negeri maupun diluar negeri. Juga harus ada mekanisme yang baik yang menciptakan atau menjamin kebebasan dalam mentransfer modal dari sector pertanian ke sektor-sektor non pertanian, dan mekanisme ini sangat dipengaruhi antara lain oleh pembangunan sektor perbankan dan pasar modal yang baik dan kebijakan moneter yang kondusif sehingga tidak menimbulkan distorsi dipasar uang/modal yang dapat menhambat kelancaran arus I antar sektor atau yang dapat mengakibatkan pelarian modal keluar negeri.
d)     Konstribusi devisa
Konstribusi sektor pertanian terhadap peningkatan devisa adalah lewat peningkatan ekspor (X) atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut terhadap impor (M) atas komoditi-komoditi pertanian.Tentu, konstribusi sektor ini terhadap X juga dapat bersifat tidak langsung, misalnya lewat peningkatan X atau pengurangan M produk-produk berbasis pertanian seperti makanan dan minuman, tekstil dan produk-produknya, barang-barang dari kulit, ban mobil, obat-obatan dan lain sebaginya.
Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani di suatu pedesaan pada tahun tertentu dibandingkan dengan kondisi pada tahun dasar.
Sedangkan petani merupakan setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, pertenakan, perikanan termasuk penangkapan ikan, dan pemungutan hasil laut.
Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang atau jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Sedangkan pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjualan dan pembelian atau tempat yang biasanya terdapat penawaran dan permintaan.
Indikator pengukur nilai tukar sektor pertanian digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1)      Nilai tukar barter
2)      Nilai tukar pendapatan
3)      Nilai tukar faktorial
Perkembangaan nilai tukar barter sektor pertanian dan non-pertanian merupakan salah satu indikator ekonomi yang paling sering mendapatkan perhatian para pengamat pembangunan pertanian. Hal ini merupakan salah satu penentu dari tingkat pendapatan riil para petani, oleh karena itu perkembangan nilai tukar barter sektor pertanian disebut sebagai indicator tingkat kesejateraan petani. Namun pendapat ini harus disertai dengan catatan tambhan  yaitu jika produktifitas usaha tani tetap, maka penurunan nilai tukar barter sektor pertanian akan menyebabkan penurunan tingkat kesejahteraan petani. Penurunan nilai tukar barter sektor pertanian berpengaruh negatif terhadap upaya peningkatan tingkat kesejahteraan petani.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penurunan  nilai tukar barter sektor pertanian merupakan satu fenomena umum, penelitian yang hanya menunjukan bukti-bukti empiris bahwa nilai tukar barter sektor pertanian mengalami penurunan tidak akan banyak gunanya. Salah satu kemungkinan agar nilai tukar barter sektor pertanian meningkat adalah adalah peningkatan potensi produksi di sektor non-pertanian jauh lebih besar dari pada sektor pertanian.
Investasi merupakan pembentukan modal-modal. Yang dimaksud dengan pembentukan modal-modal adalah pendirian bangunan atau konstruksi, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan pembelian barang modal baru dari luar negeri. Investasi yang dilakukan setiap tahun, baik oleh perusahaan maupun pemerintah, membentuk akumulasi stok modal.
Sektor pertanian memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Seperti yang dikemukakan oleh Jhingan, pertanian sangat penting dalam hal berikut:
1)      Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat
2)      Meningkatkan permintaan atas produk industri dan dengan demikian mendorong keharusandiperluasnya sektor sekunder dan tersier
3)      Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus-menerus
4)      Meningkatkan penghasilan desa untuk dimobilisasi oleh pemerintah
5)      Dan memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan
Investasi yang dilaksanakan di sektor pertanian meliputi investasi di lima sub sektor pertanian yaitu sektor tanaman bahan makanan, sektor perkebunan, pertenakan, kehutanan, dan sub sektor perikanan. Tujuan dari penanaman investasi ini adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat petani, penciptaan lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan petani, meningkatakan hasil produksi pertanian baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor sehingga akan meningkatkan penerimaan devisa negara, pengembangan dan kelestarian sumber daya alam, penembangan wilayah dan penyebaran kegiatan pembangunan pertanian, menunjang pengembangan sektor-sektor perekonomian lainnya, pemerataan pendapatan dan peningkatan partisipasi masyarakat tani, serta adanya pengalihan teknologi dan keahlian.
Investasi memang bukan satu-satunya cara untuk produksi pertanian. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk tujuan tersebut adalah inovasi teknologi pertanian dan peningkatan kompetensi SDM yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan peningkatan produktivitas pertanian, maka kecepatan peningkatan kebutuhan akan lahan pertanian dapat diperkecil, dan biaya produksi per unit output akan makin kompetitif. Karena itu, untuk dapat untuk dapat menghasilkan dampak ganda terhadap pr oduksi pertanian, maka investasi perlu disertai dengan inovasi teknologi dan perbaikan mutu SDM pertanian.
Dari tujuan investasi tersebut, investasi di sektor pertanian mampu memberikan kontribusi yang cukup besar tidak hanya bagi peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Namun pada kenyataannya, prospek yang cukup baik dari adanya investasi di sektor pertanian ini kurang mendapat perhatian secara khusus bagi berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta bahkan investasi di sektor pertanian ini cenderung menurun.



salah satu penyebab krisis ekonomi di Indonesia adalah karena kesalahan industrialisasi dari awal pemerintahan orde baru yang tidak berbasis pada pertanian. Selama krisis juga terbukti bahwa sektor pertanian masih mampu mengalami laju pertumbuhan yang positif, walaupun dalam presentase yang kecil, sedangkan sektor industri manufaktur mengalami laju pertumbuhan yang negatif diatas satu digit. Banyak pengalaman-pengalaman di negara maju seperti Eropa dan Jepang yang menunjukan bahwa mereka memulai industrialisasi setelah bersamaan dengan pembangunan di sektor pertanian. Ada beberapa alasan kenapa sektor pertanian yang kuat sangat esensial dalam proses industrialisasi di negara yang membangun sektor pertaniannya dengan baik, yaitu:
1)      Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini merupakan salah satu syarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dengan baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini kestabilan sosial dan politik.
2)      Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat membuat tingkat pendapatan yang riil per kapita di sektor tersebut tinggi yang merupakan salah satu sumber permintaan terhadap nonfood, khususnya manufaktur.
3)      Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi sektor industri yang mana memiliki keunggulan komparatif.
Jadi keterkaitan antara dua sektor tersebut terutama di dominasi oleh efek keterkaitan pendapatan, kemudian oleh efek keterkaitan produksi, sedikit bukti mengenai keterkaitan investasi. Oleh karena itu, sektor pertanian memainkan suatu peranan penting dalam pembangunan sektor industri di suatu daerah






BAB III

PENUTUP

Berdasarkan beberapa difinisi tersebut dapat di simpulkan bahwa pertanian adalah kegiatan produksi dalam bercocok tanam yang di lakukan manusia untuk memenuhi kebutuhsn hidupnya. Ada beberapa macam pertanian:
1)      Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah serta berdasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan, teknologi, permodalan, serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
2)      Agararia kehutanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penguasaan dan penggunanan areal hutan (Kementrian kehutanan), yang terdiri dari:
a)      Hutan lebat adalah areal/bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan besar dengan tingkat pertumbuhan yang maksimum.
b)      Hutan belukar ialah areal/bidang tanah yang berbagai jenis pepohonan yang terbentuk secara alamiah terutama yang berbatang kecil.
c)      Hutan jenis adalah areal/bidang tanah yang ditumbuhi pepohonan yang berbentuk secara alami atau binaaan dengan dominasi oleh satu jenis pohon tanpa memandang tingkat pertumbuhannya.
d)     Hutan rawah adalah bidang tanah yang berupa hutan lebat yang berrawa-rawa, permukaan tanahnya tergenang selama 6 bulan dan secara kumulatif dalam setahun, dan pada kurun waktu tidak terjadi penggenangan (surut) tanah senantiasa jenuh air.
3)      Perternakan  adalah kegiatan mengembangkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat serta hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan perternakan adalah mencari keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
4)      Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan permanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secra secra tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, serta berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap sebagai usaha agribisnis.

Dengan penjelasan diatas telah menunjukan betapa pentingnya mengetahui tentang sektor pertanian. Banyak hal yang mungkin belum terselesaikan dalam makalah ini, saya menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber rujukan.maka dari  itu kami menerima kritik dan saran dari teman-teman sekalian.

















DAFTAR PUSTAKA


Machmud Amir. 2016. Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Erlangga:Jakarta.
Jurnal tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Nilai Tukar Barter Sektor pertanian.
Jurnal tentang Analisis Dampak Investasi Pertanian Terhadap Kinerja Sektor Pertanian.
Jurnal tentang Analisis Eksistensi Sektor Pertanian Terhadap Pengangguran Kemiskinan di Pedesaan dan Perkotaan.
Jurnal tentang Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Indonesia Berdasarkan Pada Luas Panen Komoditas Padi, Produksi Padi, Areal Pertanian, dan Investasi Sektor Pertanian.








No comments:

Post a Comment