1

loading...

Thursday, November 8, 2018

MAKALAH BAHASA INDONESIA: BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU

MAKALAH BAHASA INDONESIA: BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU


BAB I
PENDAHULUAN

 A.LATAR BELAKANG MASALAH
   
 Kita ketahui bahwa didalam bahasa ditemukan ragam bahasa. Berdasarkan media atau sarananya ditemukan ragam lisan dan ragam tulis. Didalam cakupan ragam baku lisan ditemukan ragam baku nasional dan ragam baku daerah. Didalam kedua ragam yang terakhir itu ditemukan ragam sosial dan ragam fungsional. Didalam ragam tulis ditemukan ragam baku dan ragam tidak baku. Dalam hal ini yang dimaksud ragam baku ialah ragam baku nasional diantaranya ragam sosial dan ragam fungsional.
       Bahasa mengalami perubahan sesuai dengan perubahan masyarakat berupa variasi bahasa yang dipakai menurut keperluannya,agar banyak nya variasi itu tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien. Tiap-tiap bahasa mempuyai kaidah-kaidah tertentu baik berua kaidah ketatabahasaan maupun kaidah kekosakataan yang bagi pemakainya merupakan pedoman yang harus ditaati dalam mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan bahasa.



B. RUMUSAN MASALAH
1. apa yang dimaksud bahasa indonesia baku dan tidak baku
2.  apa ciri-ciri bahasa indonesia baku dan tidak baku
3. sebutkan contoh-contoh kesalahan berbahasa

  

C.   MAKSUD DAN TUJUAN
1. mengetahui  apa yang dimaksud bahasa indonesia baku dan tidak baku
2.  dapat mengetahui  ciri-ciri bahasa indonesia baku dan tidak baku
3. dapat menjabarkan contoh-contoh kesalahan berbahasa

                   


BAB II
PEMBAHASAN


A.PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU

     Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.[1]
Bahasa baku yaitu kata atau kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Pedoman yang digunakan adalah (KBBI), Pedoman Pembentukan Istilah, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Berkut ini beberapa rumusan pengertian bahasa baku :
1.       Bahasa baku atau bahasa standar ialah bahasa yang berkekuatan sanksi sosial dan diterima masyarakat bahasa sebagai acuan atau model (moeliono, 1989:43).
2.       Yang dimaksud dengan bahasa indonesia baku adalah ragam bahasa yang mengikuti kaidah bahasa indonesia, baik yang menyangkut ejaan,lafal, bentuk kata, struktur kalimat, maupun penggunaan bahasa (junaiyah,1991:18).
3.       Bahasa baku ialah suatu bentuk pemakaian bahasa yang menjadi model yang menjadi model yang dapat dicontoh oleh setiap pemakai bahasa yang hendak berbahasa secara benar (moeljono, 1989:23) .
4.       Bahasa baku atau bahasa standar ialah ragam bahasa atau dialek yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundand-undangan, surat-menyurat resmi, dan berbicara didepan umum (krida-laksana,1982:21).

CONTOH KALIMAT BAKU
a.       Semua peserta pertemuan itu sudah hadir
b.      Kami mengucapkan terima kasih  atas kehadiran saudara
c.       Rumah orang itu bagus
B.BAHASA INDONESIA TIDAK BAKU

    Bahasa Indonesia  tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus. Dialek yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah disebut bahasa tidak baku. Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926.

CONTOH KALIMAT TIDAK BAKU
a. semua peserta dari pada pertemuan itu sudah pada hadir
b. kami mengaturkan terima kasih atas kehadirannya
c. rumahnya orang itu bagus




           C. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku telah dibuat oleh para pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.


Contoh kata baku dan tidak baku
Baku                                                                                             Tidak baku
Abad                                                                                                Abat
Adaptasi                                                                                          Adabtasi
Bazar                                                                                               Basar
Cedera                                                                                             Cidera
Kaidah                                                                                             Kaedah

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut
1.      Tidak dipengarungi oleh bahasa daerah
Bahasa  baku  tidak dipengaruhi bahasa daerah, seperti penambahan akhiran pada suatu kata, istilah atau sebutan tertentu, ataupun awalan kata.

 Baku                                                                 Tidak baku
  Saya                                                                        gue
Saya bekerja di kantor pos
Gue bekerja dikantor pos

2.Tidak dipengaruhi bahasa asing
Ragam bahasa baku tidak dipengaruhi bahasa asing, jika terdapat pengaruh bahasa asing seperti penambahan kata bantu, pertukaran posisi, perbedaan makna dan sebagainya, maka bahasa tersebut meruakan bahasa tidak baku
Baku                                                       Tidak baku
Tempat                                                         Di mana
Tia pergi kesawah tempat ayah bekerja
Tia pergi kesawah dimana ayah bekerja


3.Bukan bahasa percakapan
Ragam bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari umumnya merupakan bahasa yang tidak baku atau bahasa pasaran. Bahasa baku bukan merukan bahasa percakapan dan terdengar lebih formal dan resmi
Baku                                                             Tidak baku
Tetapi                                                                     Tapi
Rio juara kelas tetapi nakal
Rio juara kelas tapi nakal


4.Menggunakan himbuhan secara eksplisit
Ragam bahasa baku menggunakan imbuhan (awalan sisipan dan akhiran) secara gamblang sehingga jelas maknanya dan artinya.
Baku                                                            Tidak baku
Kakak bermain layang-layang di lapangan
Kakak  main layang-layang dilapangan

5.Penggunakan sesuai dengan konteks kalimat
Pemakaian ragam bahasa baku sesuai dengan konteks kalimat sehingga dihasilkan kalimat yang lebih sesuai. Jika menggunakan bahasa tidak baku maka kalimatnya terasa kurang tepat.
Baku                                                            Tidak baku
Dari pada                                                           Dari
Tifa lebih pintar dari pada riski
Tifa lebih pintar dari riski


6.Tidak terkominansi dan tidak rancu
Poin ini cenderung sulit dipahami karena kerancuan bersifat reaktif dan  sangat dipengaruhi oleh kebiasaan. Bahasa baku tidak mengandung makna berulang sehingga efektif
Baku                                                            Tidak baku
Memeroleh                                                   Memperoleh
Andi memeroleh piagam mtq nasional
Andi memperoleh piagam mtq nasional

7.Tidak mengandung arti pleonasme
Pleonasme merupakan majas,  dalam bahasa baku adanya penambahan kata keterangan  pada pernyataan yang sudah jelas maknanya.
Baku                                                            Tidak baku
Naik                                                              Naik ke atas
Rian naik ke panggung                             Rian naik ke atas panggung

8.Tidak mengandung arti Hiperkorek
Hiperkorek merupakan kesalahan berbahasa akibat koreksi yang berlebihan pada bentuk yang sudah benar sehingga menyebabkan kesalahan.
Baku                                                            Tidak baku
Insaf                                                                Insyaf
Preman pasar itu sudah insaf
Preman pasar itu sudah insyaf

      Ciri-Ciri bahasa Indonesia Tidak Baku
   Pembahasan ragam bahasa tidak baku oleh penulis tidak akan secara lebar diterangkan, karena ragam bahasa baku merupakan sistem paradoks dari bahasa baku. Berdasarkan penggunaannya bahasa ini lebih banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam percakapan santai.


Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:
1.Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
2.Terpengaruh oleh perkembangan zaman
3.Digunakan pada percakapan santai
4.Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya

CONTOH KALIMAT TIDAK BAKU
a. semua peserta dari pada pertemuan itu sudah pada hadir
b. kami mengaturkan terima kasih atas kehadirannya
c. rumahnya orang itu bagus



         D. Contoh-Contoh Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Penyimpangan kaidah bahasa dapat disebabkan oleh menerapkan kaidah bahasa dan keliru dalam menerapkan kaidah bahasa. Dalam pengajaran bahasa, dikenal dua istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake).
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah.

1.Hiperkorek
Kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah.
Contoh:
utang (betul) --> hutang
pihak (betul) --> fihak
2. Pleonasme
Kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam:
Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata.
zaman dahulu (benar)
dahulu kala (benar)
zaman dahulu kala (pleonasme)
Bentuk jamak dinyatakan dua kali.
ibu-ibu (benar)
para ibu (benar)
para ibu-ibu (pleonasme)
Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas.
Contoh: maju ke depan, kambuh kembali.
3. Kontaminasi
Istilah "kontaminasi" diambil dari bahasa Inggris "contamination" (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan "kerancuan". Rancu artinya "kacau", dan kerancuan artinya "kekacauan". Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frase/kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi tumpang tindih. Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan) --> mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) --> menyampingkan (benar)
mengenyampingkan (kontaminasi)
Contoh kontaminasi frase:
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
Anak-anak dilarang merokok. (benar)
Anak-anak tidak boleh merokok. (benar)
Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)
4. Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga:
Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-.
Contoh:
Buku itu dibaca oleh saya. (tidak baku)
Buku itu saya baca. (baku)
Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di-.
Contoh:
Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)
Buku itu mereka baca. (tidak baku)
Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frase terikat.
Contoh:
Masalah itu kami sudah bahas kemarin. (tidak baku)
Masalah itu sudah kami bahas kemarin. (baku)
5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:
Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan. Contoh:
Hasil daripada penelitian itu sangat memuaskan. (tidak tepat)
Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku)
Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan. Contoh:
Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku)
Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)
Penghilangan kata tugas yang diperlukan. Contoh:
Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku)
Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku)

 6. Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
Salah                                                               Benar
1.      Saya suka nonton bola.                             Saya suka menonton bola.
2.      Presiden resmikan pabrik baru.                 Presiden meresmikan pabrik baru.
3.      Bapak ada rumah.                                     Bapak ada di rumah.

Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan resmikan, kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.

  Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
Kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar. Kesalahan antarbahasa (interlingual) disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2). Contoh:
Salah                                                                     Benar
1.      Dia datang Bandung dari.                                  1. Dia datang dari Bandung.
2.      Makanan itu telah dimakan oleh saya.          2. Makanan itu telah saya makan.
3.      Tak apalah, it doesn’t matter.                           3. Tak apalah, itu bukan masalah.
4.      Te‛nang, bu.                                                            4. Tenang, bu.






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
       Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku.
      Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan  tidak resmi. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda.


B.     SARAN
  Di Indonesia sangat banyak terdapat bahasa-bahasa daerah yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Perbedaan itu bukanlah suatu halangan bagi bangsa Indonesia untuk tetap berkomunikasi dengan baik dan benar. Negara Indonesia juga memiliki bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia kita telah mengenal bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa-bahasa tersebut dapat dipergunakan sesuai dengan tempat dan situasi yang sedang di hadapi. Tetaplah gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kondisi, tempat dan keperluan serta situasi. Dalam pembuatan makalah hendaknya memiliki berbagai macam sumber dari berbagai buku, yang dapat dijadikan sebagai pedoman.


DAFTAR PUSTAKA

Sabariyonto,Dirgo.1993. Buku Mengapa disebut bentuk baku dan tidak baku? Yogyakarta

No comments:

Post a Comment