MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI : SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris evaluation; yang
berarti penilaian. Akar katanya adalah value berarti nilai.
Adapun dari segi istilah,
menurut Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1997): Evaluation refer to the act
or process to determining the value of something (evaluasi merupakan suatu
tindakan atau suatu proses untuk mengetahui nilai dari sesuatu.[1]
Dalam
arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.
Dalam hubungan dengan
kegiatan pengajaran, Norman E. Gronluund (1976) merumuskan pengertian evaluasi:
”Evaluation ... a systematic process of determining the extent to wich
instructional objectives are achieved by pupils”. (Evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[2]
Dari
rumusan-rumusan di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk
memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran,
yaitu:
1. Kegiatan evaluasi
merupakan proses yang sistematis.
2. Di dalam kegiatan
evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang
sedang dievaluasi.
3. Setiap kegiatan evaluasi
tidak bisa dilepaskan dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa evaluasi ialah suatu proses atau tindakan untuk menentukan
nilai sesuatu.
B.
Subyek
(Pelaku) Evaluasi[3]
Subjek
evaluasi adalah orang yang melakukan penilaian. Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi dalam bidang pendidikan.
Subyek evaluasi
pendidikan di sekolah akan sangat bergantung pada ditentukan oleh suatu aturan
yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek
evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan
dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar siswa, maka subyek
evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika
evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek
evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang
sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training)
mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang di
evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang
kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa test yang
sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya seorang psikolog.
Ada beberapa syarat
untuk seseorang menjadi subjek evaluasi, diantaranya,
- Mampu
Melaksanakan, persyaratan
pertama yang harus dipenuhi oleh seorang evaluator adalah bahwa mereka
harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh
teori dan keterampilan praktik.
- Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari
program serta bagian program yang akan dievaluasi.
- Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan
pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai keadaannya, selanjutnya dapat
mengambil kesimpulan sebagaiman diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
- Sabar dan tekun, agar didalam melaksanakan tugas
dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal,
menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah
dan tergesa-gesa.
- Hati-hati dan
bertanggung jawab, yaitu melakukan
pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada
kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung risiko atas segala
kesalahanya.
Evaluasi mempunyai fungsi : Kurikuler (alat pengukur
ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian
tujuan proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa,
penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa), placement
(penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minat serta kemampuannya) dan
administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan
alternatif bimbingan dan penyuluhannya).
Evaluasi pembelajaran memilki berbagai tujuan
diantaranya adalah untuk :
1.
Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar
pada siswa. Berfungsi sebagai :
a.
Laporan kepada orang tua / wali siswa.
b.
Penentuan kenaikan kelas.
c.
Penentuan kelulusan siswa.
2.
Penempatan siswa ke dalam situasi belajar
mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai
karakteristik yang dimiliki.
3.
Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang
berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar
para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan Penyuluhan
(BP).
4.
Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada
gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
program remedial bagi
siswa.
C.
Sasaran (obyek)
Evaluasi
Sasaran atau obyek
evaluasi ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau proses
pendidikan, yang menjadi titik pusat perhatian atau pengamatan oleh pihak
evaluator (penilai) untuk memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses
pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk
mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan cara menyorotinya dari
tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output.
a.
Input
Dalam dunia pendidikan, input adalah para calon peserta
didik, calon mahasiswa dan sebagainya. Ditinjau dari segi input, maka sasaran
dari evalasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu: 1) aspek kemampuan, 2)
aspek kepribadian, 3) aspek sikap dan 4)
Intelegensi.
1)
Aspek Kemampuan
Kemampuan yang memadai merupakan sesuatu yang harus
dimiliki seorang calon peserta didik sebagai syarat diterimanya sebagai calon
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan tertentu, sehingga peserta
didik tidak akan mangalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran pada
program pendidikan tertentu.
Oleh karena hal itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki
oleh para calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan tertentu.
Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi
kemampuan peserta didik adalah tes kemampuan (aptitude test).
2)
Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat
pada diri manusia dan menampakan bentuknnya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal
tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk
mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality
test.
3)
Aspek Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan dari
bagaian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang palling menonjol
dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan
informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui sikap dinamakan tes sikap
atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa kala, maka lalu
disebut skala sikap atau attitude scale.[4]
4)
Intelegensi
Untuk mengetahui Intelegensi ini
digunakan tes Intelegensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam
hal ini yang terkenal adalah tes buatan binet dan simon yang dikenal dengan
binet-simon.[5]
b.
Transformasi
Telah dijelaskan bahwa
banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi
sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang
diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi
yang menjadi objek penilaian antara lain:
1.
Kurikulum/materi,
2.
Metode dan cara
penilain
3.
Saran
pendidikan/media
4.
System
administrasi
5.
Guru dan
personal lainnya.
Transformasi yang dapat diibaratkan
sebagai “mesin pengolah yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan
jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi factor
penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan, karena itu obyek-obyek yang
termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara
berkesinambungan. Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai, tidak menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan
pendidikan tersebut. Penggunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat,
teknik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip dasar
evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai, system
administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pendidikan, tenaga
pengajar dan karyawan yang tidak professional, kesemuanya itu akan sangat
mempengaruhi proses “pengolahan bahan mentah”
menjadi “bahan jadi yang siap dipakai”.
c.
Output
Penilaian terdapat lulusan suatu sekolah
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar
mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian
ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini
disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau
kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi
afektif sangat lanka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni
bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak trampil melakukan
pekerjaan ketrampilan, juga tidak mampu mengamplikasikan pengetahuan yang sudah
mereka kuasai.
Lemahnya
pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau
instropeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya
berdampak luas pada merostnya akhlak bangsa.
Langkah yang selanjutnya yang harus
ditempuh oleh guru dalam mengadakan evaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi
sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi ini penting diketahui supaya
memudahkan guru dalam menyusun alat-alat evaluasinya.
Pada umumnya ada tiga sasaran pokok
evaluasi yakni:
1.
Segi tingkah
laku peserta didik.
Artinya segi-segi yang
menyangkut sikap, minat,perhatian, ketrampilan peserta didik itu sendiri
sebagai akibat proses belajar-mengajar.
2.
Segi pendidikan
Artinya menguasai materi
yang diberikan oleh dalam proses belajar-mengajar.
3.
Segi-segi yang
menyangkut proses belajar dan mengajar itu sendiri.
Artinya bahwa proses belajar mengajar
perlu diberi penilaian secara objektif dan guru sebab baik dan tidaknya proses
belajar-mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik.
Ketiga
sasaran diatas harus dievaluasi secara menyeluruh, artinya jangan hanya dinilai
dari segi materi semata-mata, tetapi juga harus dinilai segi-segi perubahan
tingkah laku dalam proses belajar mengajar.
Dengan menetapkan sasaran diatas, maka
seorang guru akan mudah menempatkan ala-alat evaluasinya. Adapun segi-segi yang dukur dalam
evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1.
Kedudukan
akademis setiap peserta didik, baik dibandingkan dengan teman sekelasnya,
sekolahannya maupun dengan sekolah-sekolah yang lain.
2.
Kemajuan belajar
dalam suatu mata pelajaran tertentu
misalnya tauhid, tarikh, fikih, dan lain.
3.
Kelemahan dan
kelebihan peserta.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Subjek
dan sasaran evaluasi pembelajaran adalah upaya untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga kita akan tahu
sasaran dan ranah-ranah yang terkadung dalam tujuan pembelajaran berdasarkan
hasil belajar siswa secara umum yang dapat diklasifikasikan seperti ranah
kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik.
2.
Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik
dari segi penulisan, penyusunan, referensi maupun makalah ini sendiri. Untuk
itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran guna perbaikan makalah yang
akan datang.
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment