1

loading...

Sunday, November 11, 2018

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI : SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI : SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evaluasi

Evaluasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris evaluation; yang berarti penilaian. Akar katanya adalah value berarti nilai.
          Adapun dari segi istilah, menurut Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1997): Evaluation refer to the act or process to determining the value of something (evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk mengetahui nilai dari sesuatu.[1]
          Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
          Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronluund (1976) merumuskan pengertian evaluasi: ”Evaluation ... a systematic process of determining the extent to wich instructional objectives are achieved by pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[2]
          Dari rumusan-rumusan di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:
1.      Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis.
2.      Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi.
3.      Setiap kegiatan evaluasi tidak bisa dilepaskan dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
          Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi ialah suatu proses atau tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.

B.     Subyek (Pelaku) Evaluasi[3]

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan penilaian. Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Subyek evaluasi pendidikan di sekolah akan sangat bergantung pada ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar siswa, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang di evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa test yang sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya seorang psikolog.
Ada beberapa syarat untuk seseorang menjadi subjek evaluasi, diantaranya,
  1. Mampu Melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh seorang evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
  2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
  3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaiman diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
  4. Sabar dan tekun, agar didalam  melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
  5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung risiko atas segala kesalahanya.
Evaluasi mempunyai fungsi : Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa), placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minat serta kemampuannya) dan administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhannya).
Evaluasi pembelajaran memilki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk :
1.      Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi sebagai : 
a.       Laporan kepada orang tua / wali siswa. 
b.      Penentuan kenaikan kelas.
c.       Penentuan kelulusan siswa.
2.      Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki.
3.      Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan Penyuluhan (BP).
4.      Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi siswa.

C.    Sasaran (obyek) Evaluasi

Sasaran atau obyek evaluasi ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang menjadi titik pusat perhatian atau pengamatan oleh pihak evaluator (penilai) untuk memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan cara menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output.
a.      Input
Dalam dunia pendidikan, input adalah para calon peserta didik, calon mahasiswa dan sebagainya. Ditinjau dari segi input, maka sasaran dari evalasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu: 1) aspek kemampuan, 2) aspek kepribadian,  3) aspek sikap dan 4) Intelegensi.
1)      Aspek Kemampuan
Kemampuan yang memadai merupakan sesuatu yang harus dimiliki seorang calon peserta didik sebagai syarat diterimanya sebagai calon peserta didik dalam mengikuti program pendidikan tertentu, sehingga peserta didik tidak akan mangalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu.
Oleh karena hal itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki oleh para calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program pendidikan tertentu.
Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik adalah tes kemampuan (aptitude test).
2)      Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakan bentuknnya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test.

3)      Aspek Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan dari bagaian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang palling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui sikap dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa kala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.[4]
4)      Intelegensi
Untuk mengetahui Intelegensi ini digunakan tes Intelegensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan binet dan simon yang dikenal dengan binet-simon.[5]
b.        Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:
1.      Kurikulum/materi,
2.      Metode dan cara penilain
3.      Saran pendidikan/media
4.      System administrasi
5.      Guru dan personal lainnya.
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi factor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan, karena itu obyek-obyek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, tidak menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Penggunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat, teknik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai, system administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pendidikan, tenaga pengajar dan karyawan yang tidak professional, kesemuanya itu akan sangat mempengaruhi proses “pengolahan bahan mentah”  menjadi “bahan jadi yang siap dipakai”.
c.         Output
Penilaian terdapat lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif sangat lanka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak trampil melakukan pekerjaan ketrampilan, juga tidak mampu mengamplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai.
Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau instropeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merostnya akhlak bangsa.
Langkah yang selanjutnya yang harus ditempuh oleh guru dalam mengadakan evaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi ini penting diketahui supaya memudahkan guru dalam menyusun alat-alat evaluasinya.
Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi yakni:
1.      Segi tingkah laku peserta didik.
Artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat,perhatian, ketrampilan peserta didik itu sendiri sebagai akibat proses belajar-mengajar.
2.      Segi pendidikan
Artinya menguasai materi yang diberikan oleh dalam proses belajar-mengajar.
3.      Segi-segi yang menyangkut proses belajar dan  mengajar itu sendiri.
Artinya bahwa proses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara objektif dan guru sebab baik dan tidaknya proses belajar-mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Ketiga sasaran diatas harus dievaluasi secara menyeluruh, artinya jangan hanya dinilai dari segi materi semata-mata, tetapi juga harus dinilai segi-segi perubahan tingkah laku dalam proses belajar mengajar.
Dengan menetapkan sasaran diatas, maka seorang guru akan mudah menempatkan ala-alat evaluasinya. Adapun segi-segi yang dukur dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1.        Kedudukan akademis setiap peserta didik, baik dibandingkan dengan teman sekelasnya, sekolahannya maupun dengan sekolah-sekolah yang lain.
2.        Kemajuan belajar dalam suatu mata pelajaran tertentu misalnya tauhid, tarikh, fikih, dan lain.
3.        Kelemahan dan kelebihan peserta.


BAB III
PENUTUP

1.        Kesimpulan
Subjek dan sasaran evaluasi pembelajaran adalah upaya untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga kita akan tahu sasaran dan ranah-ranah yang terkadung dalam tujuan pembelajaran berdasarkan hasil belajar siswa secara umum yang dapat diklasifikasikan seperti ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

2.        Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penulisan, penyusunan, referensi maupun makalah ini sendiri. Untuk itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran guna perbaikan makalah yang akan datang.


 DAFTAR PUSTAKA 
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo      Persada.
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.




       [1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h. 1
       2 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.3
       [3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h. 28-29
       [4] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h. 25-27
       [5] Suharsimi AriKunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 29

No comments:

Post a Comment