MAKALAH RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA
PENDAHULUAN
Alhamdullilah
alhamdulillah hirobbilalamin Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
peyusunan makalah “ RAGAM ORIENTASI HIDUP MANUSIA “. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah kemanusiaan dan keimanan (AIK 1). Sholawat
beserta salam senan tiasa kami panjatkan kepada junjugan kami nabi Muhammad
SAW, yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Pada penulisan makalah
ini kami merasa masih banyak kekurangan baik secara materi maupun teknis
penulisan, mengingat kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini menjadi lebih baik.
Semakin modern dan canggihnya ilmu pengetahuan semakin majunya
peredaran zaman dan manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus mengetahui
apa yang akan di kerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan
meggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan manusia dan alam semesta, jika ia
bertanya kepada diri sendiri, “ Bagaimana saya ada ? ia akan
menjawab saya ada entah bagaiman dalam penalaran demikian ia akan menjalani
kehidupan tanpa perna merenungkan masalah-maslah seperti itu, ia memahami fakta
bahwa ia di ciptakan. Dengan mengeal penciptanya, ia berusaha memahanmi tujuan
untuk apa ia di ciptakan tuhan. Bagi siapa yang ingin memahami alam semesta terhadap kitab
petunjuk yaitu adalah Al Qu’ran. Mulai dari tampak ( Syadah smapai
yang tidak tampak Ghoib ), Dari yang berwarna sampe yang tidak bernyawa dan
dari yang ada di dalam perut ini sampai yang ada di ruang angkasa yang di
penuhi beribu- ribu miliar bintang dan itu membuat kita bertanya untuk apa alam
semesta itu di ciptakan siapa yang menciptakan alam semesta ini..? bagaimana
cara terbentuknya alam semesta ini..? pertanyaan
ini membuat para ilmuan untuk melakukan penelitian dan melahirkan berbagai
teori dalam penciptaan alam semesta. sebenarnya penciptaan
dunia atau alam semesta. Sebenarnya penciptaan dunia atau alam semesta
ini sudah di jelaskankan semua lewat Al- Qur’an.
PEMBAHASAN
A.
RAGAM ORIENTASI HIDUP
MANUSIA
Orientasi merupakan Orientasi berarti peninjauan untuk menentukan
sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar. Orientasi berarti pandangan yang mendasari
pikiran, perhatian atau kecenderungan
Manusia sebagai khalifatullah menempati posisi
ganda (double position) diruang publik (public sphere)yang sangat luas,
mengelokkan dan menggiurkan siapapun yang memandangnya secara makro. Disatu
sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru menjadi
agen kerusakan(Al- fasid). Gambaran ini menunjukkan konsekuensi manusia sebagai
salah satu makhluk Allah yang dikaruniai beberapa potensi, secara tidak
langsung menghantarkan kesadaran manusia akan
keAgungan Allah dan keterbatasan hambanya sebagai makhluk- Nya.untuk itu
diperlukan penyikapan yang tegas dalam menempuh perjalanan hidup ini, agar
kehidupan dapat mendapat manfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga dapat
memperoleh kebahagiaan dan leselamatan hidup didunia maupun akhirat.
Demikian, ada 2 hal yan harus diperhatikan
oleh setiap orang untuk menyikapi orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi hidup yang
salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200
menyebutkan bahwa ada diantara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya
mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan
nasib hidupnya di akhirat kelak. Hal ini sesuia dengan firmn Allah dalam QS.
Al-Baqarah ayat 200.
Yang Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah
hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu
menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan)
berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang
bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan
tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat”.
Obsesinya
hanya mengejar kenikmatan dunia, baik berupa wanita, anak, harta benda (seperti
: emas, perak, kendaraan, binatang ternak, sawah, ladang dll), karena
kenikmatan dunia itu merupakan daya tarik bagi mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak memperdulikan waktu lagi, dimana siang dan malam
hanya digunakan untuk mengejar dan memperbanyak kesenangan hidup. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 14.
Yang Artinya: ”dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa- apa
yang diingini, yaitu : wanita – wanita, anak- anak harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang – binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Bertambahnya ambisi
untuk memperbanyak kesenangan hidup duniawi manakala melihat orang lain
memiliki kekayaan diatas dirinya. Hal ini dapat dipahami dari perilaku teman –
teman karun disaat melihat kemegahan karun. Sebagai mana firman Allah dalam QS.
Al- Qashash ayat 76. Yang Artinya : “maka keluarlah karun
pada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang – orang yang menghendaki
kehidupan dunia: “moga – moga kiranya kita mempempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada karun, sesungguhnya ia benar – benar mempunyai keberuntungan
yang besar”.
Ayat
ini menjelaskan dan mengingatkan pada seluruh manusia tentang karun ketika
keluar dari istananya dengan diiring- iringin pasukan keamanan yang lengkap,
terdiri dari pengawal , hamba sahaya, orang – orang sebagai kaki kanannya, para
kerabatnya, istri dan dayang – dayangnya, anak keturunannya. Hal ini dilalkukan
dengan tujuan untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Dalam kondisi
demikian, sebagian diantara manusia ada yang berdoa dan berkeinginan agar
kehidupan didunianya seperti yang diberikan oleh karun.
2. Orientasi hidup yang
benar
Allah tidak menghendaki kehidupan didunia yang dilakukan oleh
manusia sangat memberatkan, bahwa sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah
kehidupan yang mudah. Untuk itu Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan
yang harus dilaluinya, sebagaimana firman Allah dalam QS.AL Baqarah ayat 256.
Artinya : “tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.. karena itu barang
siapa yang ingkar kepada thaghut [syaitan dan apa saja yang disembah selain
Allah] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang keppada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus . dan Allah maha mendengar lagi
maha mengetahui”.
Ayat ini dengan jelas
bahwa Allah telah menunjukkan jalan kehidupan yang harus dilalui oleh setiap
manusia, yaitu jalan menuju kebenaran (akan diuraikan) dan jalan menuju
kesesatan ( baca pada bagian diatas). Diantara kedua jalan ini, Allah mempertegaskan
perbedaannya, begitu juga dengan konsekwensi bagi setiap manusia yang menempuh
jalan ini.
Siapan orangnya yang mengikuti jalan yang benar, maka ia
termasuk tergolongan orang – orang yang cerdas. Salah satu indikatornya adalah
mampu memanfaatkan potensi- potensi pemberian Allah kepada dirinyamana yang
harus digunakan dan mana yang tidak harus digunakan, sehingga membawa manfaat
bagi dirinya dan orang – orang disekelilingnya. Di samping itu, dia selau
menghitung dan mempertimbangkan secara cermat dan berhati – hatian untung dan
ruginya terhadap aktivitas yang dilakukanya, karena dia memahami resiko yang
dilakukannya akan berdampak pada kehidupan didunia, dialam kubur dan dialam
akhirat. Dia pun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilakukan tidak akan
terlewati oleh pantauan Allah yang tercatat secara rapih oleh malaikat Raqib
dan ‘Atib yang bertugas mencatat amal perbuatanya (baca seluruh aktivitas), dan
diakhirat nanti harus dipertanggung jawaban.
Adapun jaminan Allah yag diberikan kepada orang – orang yang
mengikuti jalan yang benar adalah:
a. Dimudahkan ketika
mendapat kesulitan, dicukupkan kebutuhan hidupnya dan diberi rizki yang tak
terduga, sesuai firman Allah QS. Ath Thalaq 2-3
Artinya :
(2) barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
(3)
dan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka – sangkanyadan barang siapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya akan
mencukupkan(keperluan)nya.sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)-Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap –
tiap sesuatu.
b. hapus kesalahannya dan
dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ath – Thalaq ayat
5.
Artinya :
itulah perintah Allah yang diturunkan –Nya kepada kamu, dan barangsiapa
bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan – kesalahannya dan
akan melipat gandakan pahala baginya.
Kehidupan dunia merupakan
kehidupan sementara dan kehidupan akherat adalah kehidupan abadi. Kehidupan
sementara harus sejalan dengan kehidupan abadi. Jika tidak, maka akan terjadi
ketidak seimbangan dalam menjalani kehidupan ini. Seorang Muslim senantiasa
dituntut untuk mengisi danmemanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
Seorang muslim hendaknya memiliki orientasi hidup yang jelas, yang paling tidak
meliputi tiga hal:
1. Orientasi kemanfaatan
(kemaslahatan)
Manusia yang baik adalah
manusia yang bisa memberi kemanfaatan (kemaslahatan) yang sebesar-besarnya bagi
orang lain. Oleh karena itu, segala potensi yang kita miliki harus kita gunakan
untuk memberi kemanfaatan kebaikan yang sebesar-besarnya, bila ini yang
dilakukan manusia, maka banyak persoalan bisa kita pecahkan dan banyak kemajuan
yang bisa kita capai. Namun, yang amat kita sayangkan adalah banyak manusia
yang belum bisa memberi kemanfaatan kepada orang lain, bahkan dirinya sendiri
saja bermasalah. Oleh karena itu, segala bentuk kesia-siaan akan ditinggalkan
oleh setiap mukmin yang ingin meraih keberuntungan dalam kehidupannya di dunia
dan akhirat. Allah SWT. berfirman:
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna”. (QS. Al-Mu’minun, 23:1-3)
2. Orientasi kepedulian
Sebagai muslim yang beriman
sudah pastinya hurus memiliki rasa kepedulian. Contohnya, kita membantu
terhadap kesulitan hidup yang dialami orang lain dan kita akan berusaha menjadi
bagian dari solusinya. Maksudnya yaitu apabila ada orang yang sedang kesulitan
kita membantunya agar kesulitan yang dialaminya dapat terselesaikan dengan
cepat. Inilah kebajikan yang harus kita tunjukkan dalam kehidupan nyata
sebagaimana firman Allah SWT:
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memer dekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
(QS. Al-Baqarah, 2:177)
3. Orientasi kedisiplinan
Seorang Muslim senantiasa
dituntut untuk disiplin dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang
dari Allah SWT. dan telah dibimbing dengan diturunkannya Al-Qur’an sebagai
petunjuknya sehingga bisa membedakan mana jalan hidup yang benar dan mana yang
salah, Allah SWT. berfirman:
”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah, 2:185)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orientasi berarti pandangan yang mendasari pikiran, perhatian
atau kecenderungan. Disatu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan
manusia justru menjadi agen kerusakan(Al- fasid). Demikian, ada 2 hal
yan harus diperhatikan oleh setiap orang untuk menyikapi orientasi hidup,
yaitu: Orientasi hidup yang
salah, dan Orientasi hidup yang benar. Kehidupan dunia
merupakan kehidupan sementara dan kehidupan akherat adalah kehidupan abadi.
Kehidupan sementara harus sejalan dengan kehidupan abadi. Jika tidak, maka akan
terjadi ketidak seimbangan dalam menjalani kehidupan ini.
B. SARAN
Kami menyadari maakalah
yang berjudul orientasi kehidupan manusia ini masih memiliki banyak kekurangan
dari segi penyusunan maupun isi materi
yang kami tuangkan , oleh karena itu kami sanagt mengharapakan kritik dan saran
demi perbaikan kami selanjutnya. Kami juga berharap makalh ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya umat muslim di seeluruh dunia, serta dapay meningkatkan
ilmu dan pengetahuan dalam bidang orentasi kehidupan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Romlah,dkk.2012.Al Islam dan Kemuhammadiyahan
II Aqidah dan Ibadah.Malang:UMM Pres
surouawwabi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment