1

loading...

Wednesday, December 5, 2018

MAKALAH KEPRAMUKAAN


MAKALAH KEPRAMUKAAN KETERAMPIRAL I " API UNGGUN" 

BAB I
PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang Masalah
Api unggun adalah api yang sengaja dinyalakan di luar ruangan menggunakan bahan bakar berupa kayu, ranting/dahan, jerami, atau daun kering. Api unggun merupakan salah satu kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari. Pada mulanya api unggun dipakai sebagai tempat pertemuan, di samping sebagai penghangat badan dan menjauhkan dari gangguan binatang buas.
Membuat panorama atau sketsa pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan salah satu teknik kepramukaan(scouting  skill) yang harus dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangaan kerap kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.
Tanda jejak digunakan sebagai salah satu materi dalam sebuah permainan besar (wide game). Wide game adalah permainan penjelajahan di alam terbuka dalam bentuk mencari jejak(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos. Tanda medan adalah simbol-simbol atau gambar-gambar yang melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah peta

    B.     Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan api unggun ?
2.        Bagaimana cara membuat teknik menggambar panorama?
3.        Apa saja tanda jejak dan tanda medan?

     C.    Tujuan
1.        Untuk mengetahui apa itu api unggun
2.        Untuk mengetahui teknik menggambar panorama
3.        Untuk mengetahui tanda jejak dan tanda medan
BAB II
PEMBAHASAN
     A.    Api Unggun
Api unggun adalah api yang sengaja dinyalakan diluar ruangan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu, ranting/dahan, jerami, atau daun kering pada saat malam hari. Dalam kegiatan pramuka, api unggun biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya peserta didik untuk saling bertukar kreasi , hiburan (menyanyi, menari, berpantun, dan lain sebagainya)[1].
Asal mulanya api ungun ialah kebiasaan orang-orang di rimba untuk menjauhkan binatang buas, sebagai pelita di waktu malam, berdiang(memanaskan badan), tempat berkumpul dimalam hari dan untuk berkemah. Dikalangan pramuka api unggun menjadi acara tersendiri yang harus dilaksanakan, karena ada unsur pendidikan didalamnya. Api unggun dapat diikuti oleh Pramuka Penggalang, Penegak, dan Pandega, sedangkan Pramuka siaga tidak diperbolehkan mengikuti api unggun.

1.    Nilai Pendidikan dari Api Unggun
a.    Mempererat persaudaraan.
b.    Memupuk kerjasama.
c.    Menambah rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
d.   Mengembangkan bakat.
e.    Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
f.     Memupuk disiplin.

2.    Tata Cara Pelaksanaan Api Unggun
a.    Tempat diselengarakan api unggun ialah di medan terbuka, berupa lapangan yang cukup luas, tanahnya kering dengan permukaan rata[2].
b.    Bila api unggun dilaksanakan dilapangan yang berumput yang tumbuh dengan baik, maka pada tempat yang direncanakan sebagai tempat api unggun, rumputnya dipindahkan lebih dahulu, untuk kemudian ditanam kembali sesudah api unggun selesai.
c.    Setelah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekasnya, adanya sisa kayu dan abu harus dipindahakan, tempat harus bersih kembali.
d.   Tidak merusak lingkungan.

3.    Macam-macam Bentuk Api Ugggun
a.    Bentuk piramida segitiga
Kayu disusun segitiga sama sisi, makin keatas segitiganya semakin kecil, sehingga di tengah tumpukan kayu terdapat rongga. Dirongga tersebut ditaruh bahan yang mudah terbakar, misalnya jerami, sekam yang sudah disiram minyak tanah dan sebagainya. Rongga inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber api yang pertama. Model ini biasanya dibutuhkan untuk menjaga agar tumpukan kayu tidak roboh[3].
b.    Bentuk piramida bujur sangkar
Pada dasarnya membuat piramida bujur sangkar caranya sama dengan bentuk dengan piramida segitiga, yang membedakan terletakn pada bentuk-bentuk penyusunannya berupa bujur sangkar. Perlu diingat, bahwa penyusunan piramida adalah model yang semakin keatas semakin runcing. Model bujur sangkar dalam penataan kayu umumnya ditidurkan. Tidak disusun keatas.
c.    Bentuk pagoda tegak
Memungkinkan pencampuran kayu basah dan kayu kering, sebab dibentuk ini kayu basah dan kayu kering ditata tegak, pertama-tama pembaca membuat gawang terlebih dahulu sebagai tempat penyandar kayu dari bahan yang tidak mudah terbakar. Lalu kayu disandarkan pada gawang, misalnya kayu/bambu basah. Dalam rongga antar kayu ditaruh bahan bakar yang mudah terbakar.
d.   Bentuk pagoda roboh
Kayu kering ditetapkan di tanah, ujung-ujungnya bertemu di tengah sehingga pangkalnya di luar membentuk lingkaran. Agar ujungnya cepat terbakar, di tempat pertemuan tersebut dapat dubuat lubang dan diberi bahan bakar yang mudah terbakar.
e.    Bentuk kursi
Dua kayu basah dipancangkan agak berjauhan dan agak condong kebelakang. Setelah tiang pemancang api sudah di buat. Selanjutnya adalah menyusun kayu-kayu hingga membentuk kursi.

4.    Acara Api Unggun
Pada acara api unggun, peserta didik menciptakan suasana kegembiraan dengan jalan menampilkan kreasi seninya, berupa musik, gerak dan lagu, lawakan, sandiwara, fragmen. Pembina Pramuka yang mengikuti acara api unggun hendaklah ikut menciptakan suasana kegembiraan selama acara api unggun berlangsung.
Untuk kelancaran pelaksanaan api unggun, perlu dibentuk tim pelaksana yang bertugas mempersiapkan, mengatur jalannya acara api unggun, dan mengadakan pembenahan kembali tempat api unggun setelah acara selesai.
Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka yang dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat kiranya bila api unggun dinyatakan sebagai alat pendidikan. Penyelenggara api unggun dapat diprogramkan secara terbuka di gugus depan maupun di kwartir ranting.[4]

     B.     Teknik Menggambar Panorama
Membuat panorama atau sketsa pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan salah satu teknik kepramukaan(scouting  skill) yang harus dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangaan kerap kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.
Panorama adalah membuat gambar suatu pemandangan(medan alam) dalam bentuk sketsa(gambar sederhana) yang menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang tertentu. Panorama berguna untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada satu waktu. Sehingga suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi.[5]
Namun membuat sketsa pemandangan, panorama, atau peta panorama, berbeda dengan melukis pemandangan pada umumnya. Dalam membuat panorama mempunyai beberapa aturan yang membedakannya dari gambar biasa, baik segi peralatan dan teknik menggambar.
Alat-alat yang harus disediakan antara lain: kertas gambar, pensil(untuk menggambar), penggaris, bolpoint(untuk menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik merupakan alat khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis bersilangan di tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau menggunakan bungkus korek api.

1.    Cara Membuat Panorama(Sketsa Panorama)
a.    Cari Arah sebagaimana ditugaskan  dengan menggunakan kompas bidik (biasanya dalam kisaran derajat, misalnya: antara 1500 s.d 2100). Jika arah hanya diberikan satu sudut(semisal 1400), arah dibuat dengan patokan ditambah 300 dan dikurangi 300 sehingga menjadi 1400+30=1700 dan 1400-300=1100, jadi arah yang dibuat panorama menjadi antara 1100 s.d 1700.
b.    Bidik dengan kompas arah satu benda(lebih baik benda yang terlihat(menonjol) sebagai titik pusat. Catat arah(dalam derajat) titik pusat tersebut.
c.    Lihat objek yang akan digambar dengan menggunakan alat pembidik dengan titik pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan kiri tidak melebihi arah yang ditentukan.
d.   Gambar semua objek yang tertangkap dalam alat pembidik. Objek yang digambar adalah objek yang tidak bergerak(berubah tempat). Sehingga benda-benda yang bersifat sementara atau berpindah tempat seperti mobil, hewan, awan, dan orang tak perlu digambar.
e.    Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan, objek yang dekat diberi arsiran yang rapat objek yang lebih jauh dengan arsiran yang lebih jarang pada bagian atas(pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah yang menunjukkan letak arah utara.
f.     Bagi bagian bawah gambar menjadi 3 bagian. Dan pada masing-masing bagian tuliskan: Bagian pertama, tuliskan identitas regu pembuat, seperti nama regu, nomor kapling perkemahan atau nomor peserta lomba, pangkalan, gugusdepan, kwartir ranting, dll. Bagian kedua: tuliskan waktu dan tempat pembuatan, seperti hari, tanggal, jam, dan tempat pembuatan sketsa pemandanagan, arah(besar derajat) titik pusat, dan keadaan cuaca. Bagian ketiga, tuliskan keterangan gambar untuk masing-masing arsiran.[6]
Keterangan Khusus:
1.    Arsiran miring berlaku untuk pohon, semak dan desa

2.    Arsiran mendatar untuk bebatuan, sawah dan lading

3.    Untuk pegunungan, gunung dan bukit. Arsiran mengikuti bentuknya

4.    Semakin jauh, semakin renggang arsiran kita(kerapatan garis)[7]

5.    Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut

Itulah cara membuat panorama atau sketsa pemandanagan, untuk mempelajari cara ini lebih detail tentu perlu bimbingan dari kakak Pembina pramuka digugus depan masing-masing.
     C.    Tanda Jejak dan Tanda Medan
1.    Tanda jejak
Tanda jejak digunakan sebagai salah satu materi dalam sebuah permainan besar (wide game). Wide game adalah permainan penjelajahan di alam terbuka dalam bentuk mencari jejak(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos.
Tanda jejak adalah tanda yang menunujukkan sesuatu, apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-hal lain tentang peristiwa/kejadian. Dalam Kepramukaan tanda jejak selalu bersifat rahasia, untuk membuat tanda jejak, dapat dipakai batu, kayu, ranting, rumput dan benda-benda lain yang dapat dijadikan sebagai tanda.[8]
Tanda jejak memiliki bentuk yang bermacam-macam dan dapat dibuat dari bahan yang bermacam-macam pula, tanda jejak dapat dibuat dari tali, ranting, batu, atau rerumputan. Dalam kondisi tertentu tanda jejak dapat dibuat dengan menggunakan pembungkus makanan. Seringkali terdapat oknum pendaki atau penggiat alam yang membuat tanda jejak dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan, misalnya dengan menggunakan cat semprot atau membuat guratan di batang pohon. Membuat tanda jejak dengan cara demikian adalah hal yang tidak baik, karena akan merusak hutan dan lingkungan.
Secara umum tanda jejak terbagi ke dalam 4 macam, yaitu tanda jejak di atas tanah, tanda jejak ranting, tanda jejak rumput, dan tanda jejak batu. Sedangkan berdasarkan fungsinya, tanda jejak terdiri dari 2 macam, yaitu tanda jejak yang menunjukkan arah dan tanda jejak yang menunjukkan kondisi.
Tanda jejak yang menunjukkan arah digunakan untuk menunjukkan arah tertentu dalam sebuah rute perjalanan atau pendakian. Tanda jejak yang menggunakan arah dapat dapat dibuat di atas tanah dengan menggunakan goresan di atas tanah atau menggunakan sesuatu yang diletakkan begitu saja  di atas tanah. Cara lainnya adalah dengan mematahkan ranting mati ke arah yang harus dituju. Dengan menumpuk batu sedemikian rupa sehingga seperti panah yang dapat memberikan informasi mengenai arah yang dituju. Sedangkan tanda jejak yang menggunakan rumput dapat dilakukan dengan mengikat sekumpulan rumput dan menundukkannya kearah yang harus dituju.[10]
Jejak yang menunjukkan kondisi lebih banyak dibuat di atas tanah dengan membuat goresan di atas tanah. Cara lainya adalah dengan menyusun ranting atau batu sedemikian rupa sehingga membentuk tanda jejak yang memberikan informasi kepada kelompok pendaki atau penjelajah mengenai kondisi di jalur pendakian atau penjelajahan. Sebagai contoh, tanda jejak yang menunjukkan sumber air yang boleh diminum dan tidak boleh diminum, tanda jejak yeng menunjukkan ada bahaya di depan, tanda jejak memohon pertolongan, tanda jejak yang memerintahkan untuk kembali ke posisi sebelumnya, atau bahkan tanda yang melarang melanjutkan perjalanan.
Bermacam-macam tanda jejak dapat diciptakan dalam situasi yang kondisional namun tanda jejak pada gambar-gambar di atas adalah tanda jejak yang biasa digunakan dan dianggap mudah untuk di paham. Dalam situasi tertentu yang darurat dapat membuat tanda jejak dengan menggunakan peralatan yang ada.   
2.    Tanda medan
Tanda medan untuk kegiatan mapping dalam kepramukaaan dalam berbagai kegiatan di kepramukaan, penggunaan tanda medan adalah mutlak. Mapping(pemetaan), seperti peta pita, peta lapangan, peta lokasi, ataupun peta perjalanan, selalu membutuhkan tanda medan. Karena itu, bagi seorang anggota pramuka penguasaan akan tanda medan menjadi sebuah teknik kepramukaan(scouting skill) yang sangat diperlukan. Baik untuk membaca peta maupun sebaliknya, untuk membuat peta.
Tanda medan adalah simbol-simbol atau gambar-gambar yang melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah peta. Tanda medan digunakan dalam bebagai kegiatan mapping(pemetaan) seperti peta perjalanan dan peta pita sebagai petunjuk keadaan di kanan dan kiri jalan. Juga pada peta lapangan dan lokasi sebagai penanda kondisi dan situasi medan yang tergambar di peta.
Scouting skill dalam pembuatan tanda menggunakan gambar-gamabr(simbol) yang sederhana, mudah dibuat, dan umum diketahui oleh orang lain. Sehingga pada saat melakukan perjalanan sekalipun tanda-tanda ini dapat dibuat dengan cepat tanpa menghambat perjalanan. Begitupun bagi orang lain yang membacanya akan langsung dapat memahami makna dari simbol-simbol yang digunakan sebagai tanda medan[11].

BAB III
KESIMPULAN
      A.    Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas tentunya kita bisa tahu bahwasanya api unggun bukan lah sesembahan terhadap api melainkan memiliki fungsi tersendiri di antara manfaatnya manfaat api unggun adalah mempererat persaudaraan, memupuk kerjasama (Gotong royong), menambah rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri, mengembangkat bakat, membuat suasana kegembiraan dan kebebasan, memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton. Dan tentunya perkemahan tanpa adanya api unggun bias dikatakan acara tersebut kurang lengkap tanpa api unggun.
     B.     Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat lebih dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menggapai terhadap kesimpulan dari bahasa makalah yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Zuli Firmansyah. 2015. Panduan Resmi Pramuka. Jakarta: Wayumedia.
Bob, Andri Sunardi. 2013. Boyman Latih Pramuka. Bandung: Nuansa Indah.
DAP, Team. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP.
Tim, PAH. Panduan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: PUSTAKA AGUNG HARAPAN.



[1] Zuli Agus Firmansyah, Panduan Resmi Pramuka,(Jakarta: Wahyumedia, 2015), hlm. 111.
[2] Tim PAH, Panduan Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 131.
[3] Tim PAH, Panduan Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 131-132.
[4] Tim PAH, Panduan Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 133.
[5] Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 200-203.
[6] Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 200-203.
[7] Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 201.
[8] Team DAP, Buku Pintar Pramuka, Jakarta, hal. 302.
[9] Tim PAH, Panduan Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 106.
[10] Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 206.
[11] Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 206.

No comments:

Post a Comment