MAKALAH KEPRAMUKAAN KETERAMPIRAL I " API UNGGUN"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Api unggun adalah api yang
sengaja dinyalakan di luar ruangan menggunakan bahan bakar berupa kayu,
ranting/dahan, jerami, atau daun kering. Api unggun merupakan salah satu
kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari. Pada mulanya api unggun
dipakai sebagai tempat pertemuan, di samping sebagai penghangat badan dan
menjauhkan dari gangguan binatang buas.
Membuat panorama atau sketsa
pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan salah satu teknik
kepramukaan(scouting skill) yang harus
dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangaan kerap
kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir
lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.
Tanda jejak digunakan sebagai
salah satu materi dalam sebuah permainan besar (wide game). Wide game adalah
permainan penjelajahan di alam terbuka dalam bentuk mencari
jejak(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat
berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos. Tanda medan adalah simbol-simbol
atau gambar-gambar yang melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah
peta
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan api unggun ?
2.
Bagaimana cara membuat teknik menggambar panorama?
3.
Apa saja tanda jejak dan tanda medan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu api unggun
2.
Untuk mengetahui teknik menggambar panorama
3.
Untuk mengetahui tanda jejak dan tanda medan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Api Unggun
Api unggun adalah api yang
sengaja dinyalakan diluar ruangan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu,
ranting/dahan, jerami, atau daun kering pada saat malam hari. Dalam kegiatan
pramuka, api unggun biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya peserta didik
untuk saling bertukar kreasi , hiburan (menyanyi, menari, berpantun, dan lain
sebagainya)[1].
Asal mulanya api ungun ialah
kebiasaan orang-orang di rimba untuk menjauhkan binatang buas, sebagai pelita
di waktu malam, berdiang(memanaskan badan), tempat berkumpul dimalam hari dan
untuk berkemah. Dikalangan pramuka api unggun menjadi acara tersendiri yang
harus dilaksanakan, karena ada unsur pendidikan didalamnya. Api unggun dapat
diikuti oleh Pramuka Penggalang, Penegak, dan Pandega, sedangkan Pramuka siaga
tidak diperbolehkan mengikuti api unggun.
1.
Nilai Pendidikan dari Api Unggun
a.
Mempererat persaudaraan.
b.
Memupuk kerjasama.
c.
Menambah rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
d.
Mengembangkan bakat.
e.
Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
f.
Memupuk disiplin.
2.
Tata Cara Pelaksanaan Api Unggun
a.
Tempat diselengarakan api unggun ialah di medan terbuka,
berupa lapangan yang cukup luas, tanahnya kering dengan permukaan rata[2].
b.
Bila api unggun dilaksanakan dilapangan yang berumput yang
tumbuh dengan baik, maka pada tempat yang direncanakan sebagai tempat api
unggun, rumputnya dipindahkan lebih dahulu, untuk kemudian ditanam kembali
sesudah api unggun selesai.
c.
Setelah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekasnya,
adanya sisa kayu dan abu harus dipindahakan, tempat harus bersih kembali.
d.
Tidak merusak lingkungan.
3.
Macam-macam Bentuk Api Ugggun
a.
Bentuk piramida segitiga
Kayu disusun segitiga sama sisi, makin keatas segitiganya
semakin kecil, sehingga di tengah tumpukan kayu terdapat rongga. Dirongga
tersebut ditaruh bahan yang mudah terbakar, misalnya jerami, sekam yang sudah
disiram minyak tanah dan sebagainya. Rongga inilah yang nantinya akan dijadikan
sebagai sumber api yang pertama. Model ini biasanya dibutuhkan untuk menjaga
agar tumpukan kayu tidak roboh[3].
b.
Bentuk piramida bujur sangkar
Pada dasarnya membuat piramida bujur sangkar caranya sama
dengan bentuk dengan piramida segitiga, yang membedakan terletakn pada
bentuk-bentuk penyusunannya berupa bujur sangkar. Perlu diingat, bahwa
penyusunan piramida adalah model yang semakin keatas semakin runcing. Model
bujur sangkar dalam penataan kayu umumnya ditidurkan. Tidak disusun keatas.
c.
Bentuk pagoda tegak
Memungkinkan pencampuran kayu basah dan kayu kering, sebab
dibentuk ini kayu basah dan kayu kering ditata tegak, pertama-tama pembaca
membuat gawang terlebih dahulu sebagai tempat penyandar kayu dari bahan yang
tidak mudah terbakar. Lalu kayu disandarkan pada gawang, misalnya kayu/bambu
basah. Dalam rongga antar kayu ditaruh bahan bakar yang mudah terbakar.
d.
Bentuk pagoda roboh
Kayu kering ditetapkan di tanah, ujung-ujungnya bertemu di tengah
sehingga pangkalnya di luar membentuk lingkaran. Agar ujungnya cepat terbakar,
di tempat pertemuan tersebut dapat dubuat lubang dan diberi bahan bakar yang
mudah terbakar.
e.
Bentuk kursi
Dua kayu basah dipancangkan agak berjauhan dan agak condong
kebelakang. Setelah tiang pemancang api sudah di buat. Selanjutnya adalah
menyusun kayu-kayu hingga membentuk kursi.
4.
Acara Api Unggun
Pada acara api unggun, peserta
didik menciptakan suasana kegembiraan dengan jalan menampilkan kreasi seninya,
berupa musik, gerak dan lagu, lawakan, sandiwara, fragmen. Pembina Pramuka yang
mengikuti acara api unggun hendaklah ikut menciptakan suasana kegembiraan
selama acara api unggun berlangsung.
Untuk kelancaran pelaksanaan api
unggun, perlu dibentuk tim pelaksana yang bertugas mempersiapkan, mengatur
jalannya acara api unggun, dan mengadakan pembenahan kembali tempat api unggun
setelah acara selesai.
Api unggun sebagai kegiatan di
alam terbuka yang dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik,
sehingga tepat kiranya bila api unggun dinyatakan sebagai alat pendidikan.
Penyelenggara api unggun dapat diprogramkan secara terbuka di gugus depan maupun
di kwartir ranting.[4]
B.
Teknik Menggambar Panorama
Membuat panorama atau sketsa
pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan salah satu teknik
kepramukaan(scouting skill) yang harus
dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangaan kerap
kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi,
menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.
Panorama adalah membuat gambar
suatu pemandangan(medan alam) dalam bentuk sketsa(gambar sederhana) yang
menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang tertentu. Panorama berguna untuk
melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada satu waktu. Sehingga suatu
saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat melihat perubahan-perubahan
yang terjadi.[5]
Namun membuat sketsa
pemandangan, panorama, atau peta panorama, berbeda dengan melukis pemandangan
pada umumnya. Dalam membuat panorama mempunyai beberapa aturan yang
membedakannya dari gambar biasa, baik segi peralatan dan teknik menggambar.
Alat-alat yang harus disediakan
antara lain: kertas gambar, pensil(untuk menggambar), penggaris, bolpoint(untuk
menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik merupakan alat
khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis bersilangan di
tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau menggunakan
bungkus korek api.
1.
Cara Membuat Panorama(Sketsa Panorama)
a.
Cari Arah sebagaimana ditugaskan dengan menggunakan kompas bidik (biasanya
dalam kisaran derajat, misalnya: antara 1500 s.d 2100). Jika arah hanya
diberikan satu sudut(semisal 1400), arah dibuat dengan patokan ditambah 300 dan
dikurangi 300 sehingga menjadi 1400+30=1700 dan 1400-300=1100, jadi arah yang
dibuat panorama menjadi antara 1100 s.d 1700.
b.
Bidik dengan kompas arah satu benda(lebih baik benda yang
terlihat(menonjol) sebagai titik pusat. Catat arah(dalam derajat) titik pusat
tersebut.
c.
Lihat objek yang akan digambar dengan menggunakan alat
pembidik dengan titik pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan
kiri tidak melebihi arah yang ditentukan.
d.
Gambar semua objek yang tertangkap dalam alat pembidik.
Objek yang digambar adalah objek yang tidak bergerak(berubah tempat). Sehingga
benda-benda yang bersifat sementara atau berpindah tempat seperti mobil, hewan,
awan, dan orang tak perlu digambar.
e.
Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan,
objek yang dekat diberi arsiran yang rapat objek yang lebih jauh dengan arsiran
yang lebih jarang pada bagian atas(pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah
yang menunjukkan letak arah utara.
f.
Bagi bagian bawah gambar menjadi 3 bagian. Dan pada
masing-masing bagian tuliskan: Bagian pertama, tuliskan identitas regu pembuat,
seperti nama regu, nomor kapling perkemahan atau nomor peserta lomba,
pangkalan, gugusdepan, kwartir ranting, dll. Bagian kedua: tuliskan waktu dan
tempat pembuatan, seperti hari, tanggal, jam, dan tempat pembuatan sketsa pemandanagan,
arah(besar derajat) titik pusat, dan keadaan cuaca. Bagian ketiga, tuliskan
keterangan gambar untuk masing-masing arsiran.[6]
Keterangan Khusus:
1.
Arsiran miring berlaku untuk pohon, semak dan desa
2.
Arsiran mendatar untuk bebatuan, sawah dan lading
3.
Untuk pegunungan, gunung dan bukit. Arsiran mengikuti
bentuknya
4.
Semakin jauh, semakin renggang arsiran kita(kerapatan garis)[7]
5.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
Itulah cara membuat panorama
atau sketsa pemandanagan, untuk mempelajari cara ini lebih detail tentu perlu
bimbingan dari kakak Pembina pramuka digugus depan masing-masing.
C.
Tanda Jejak dan Tanda
Medan
1.
Tanda jejak
Tanda jejak digunakan sebagai
salah satu materi dalam sebuah permainan besar (wide game). Wide game adalah
permainan penjelajahan di alam terbuka dalam bentuk mencari
jejak(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta,
mencatat berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos.
Tanda jejak adalah tanda yang
menunujukkan sesuatu, apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-hal lain tentang
peristiwa/kejadian. Dalam Kepramukaan tanda jejak selalu bersifat rahasia,
untuk membuat tanda jejak, dapat dipakai batu, kayu, ranting, rumput dan
benda-benda lain yang dapat dijadikan sebagai tanda.[8]
Tanda jejak memiliki bentuk yang
bermacam-macam dan dapat dibuat dari bahan yang bermacam-macam pula, tanda
jejak dapat dibuat dari tali, ranting, batu, atau rerumputan. Dalam kondisi
tertentu tanda jejak dapat dibuat dengan menggunakan pembungkus makanan.
Seringkali terdapat oknum pendaki atau penggiat alam yang membuat tanda jejak
dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan, misalnya dengan
menggunakan cat semprot atau membuat guratan di batang pohon. Membuat tanda
jejak dengan cara demikian adalah hal yang tidak baik, karena akan merusak
hutan dan lingkungan.
Secara umum tanda jejak terbagi
ke dalam 4 macam, yaitu tanda jejak di atas tanah, tanda jejak ranting, tanda
jejak rumput, dan tanda jejak batu. Sedangkan berdasarkan fungsinya, tanda
jejak terdiri dari 2 macam, yaitu tanda jejak yang menunjukkan arah dan tanda
jejak yang menunjukkan kondisi.
Tanda jejak yang menunjukkan
arah digunakan untuk menunjukkan arah tertentu dalam sebuah rute perjalanan
atau pendakian. Tanda jejak yang menggunakan arah dapat dapat dibuat di atas
tanah dengan menggunakan goresan di atas tanah atau menggunakan sesuatu yang
diletakkan begitu saja di atas tanah.
Cara lainnya adalah dengan mematahkan ranting mati ke arah yang harus dituju.
Dengan menumpuk batu sedemikian rupa sehingga seperti panah yang dapat
memberikan informasi mengenai arah yang dituju. Sedangkan tanda jejak yang
menggunakan rumput dapat dilakukan dengan mengikat sekumpulan rumput dan
menundukkannya kearah yang harus dituju.[10]
Jejak yang menunjukkan kondisi
lebih banyak dibuat di atas tanah dengan membuat goresan di atas tanah. Cara
lainya adalah dengan menyusun ranting atau batu sedemikian rupa sehingga
membentuk tanda jejak yang memberikan informasi kepada kelompok pendaki atau
penjelajah mengenai kondisi di jalur pendakian atau penjelajahan. Sebagai
contoh, tanda jejak yang menunjukkan sumber air yang boleh diminum dan tidak
boleh diminum, tanda jejak yeng menunjukkan ada bahaya di depan, tanda jejak
memohon pertolongan, tanda jejak yang memerintahkan untuk kembali ke posisi
sebelumnya, atau bahkan tanda yang melarang melanjutkan perjalanan.
Bermacam-macam tanda jejak dapat
diciptakan dalam situasi yang kondisional namun tanda jejak pada gambar-gambar
di atas adalah tanda jejak yang biasa digunakan dan dianggap mudah untuk di
paham. Dalam situasi tertentu yang darurat dapat membuat tanda jejak dengan
menggunakan peralatan yang ada.
2.
Tanda medan
Tanda medan untuk kegiatan
mapping dalam kepramukaaan dalam berbagai kegiatan di kepramukaan, penggunaan
tanda medan adalah mutlak. Mapping(pemetaan), seperti peta pita, peta lapangan,
peta lokasi, ataupun peta perjalanan, selalu membutuhkan tanda medan. Karena
itu, bagi seorang anggota pramuka penguasaan akan tanda medan menjadi sebuah
teknik kepramukaan(scouting skill) yang sangat diperlukan. Baik untuk membaca
peta maupun sebaliknya, untuk membuat peta.
Tanda medan adalah simbol-simbol
atau gambar-gambar yang melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah
peta. Tanda medan digunakan dalam bebagai kegiatan mapping(pemetaan) seperti
peta perjalanan dan peta pita sebagai petunjuk keadaan di kanan dan kiri jalan.
Juga pada peta lapangan dan lokasi sebagai penanda kondisi dan situasi medan
yang tergambar di peta.
Scouting skill dalam pembuatan
tanda menggunakan gambar-gamabr(simbol) yang sederhana, mudah dibuat, dan umum
diketahui oleh orang lain. Sehingga pada saat melakukan perjalanan sekalipun
tanda-tanda ini dapat dibuat dengan cepat tanpa menghambat perjalanan.
Begitupun bagi orang lain yang membacanya akan langsung dapat memahami makna
dari simbol-simbol yang digunakan sebagai tanda medan[11].
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas
tentunya kita bisa tahu bahwasanya api unggun bukan lah sesembahan terhadap api
melainkan memiliki fungsi tersendiri di antara manfaatnya manfaat api unggun
adalah mempererat persaudaraan, memupuk kerjasama (Gotong royong), menambah
rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri, mengembangkat bakat, membuat
suasana kegembiraan dan kebebasan, memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton.
Dan tentunya perkemahan tanpa adanya api unggun bias dikatakan acara tersebut
kurang lengkap tanpa api unggun.
B.
Saran
Menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail
dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat lebih dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menggapai terhadap kesimpulan
dari bahasa makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus, Zuli Firmansyah. 2015. Panduan Resmi Pramuka. Jakarta: Wayumedia.
Bob,
Andri Sunardi. 2013. Boyman Latih Pramuka.
Bandung: Nuansa Indah.
DAP,
Team. Buku Pintar Pramuka. Jakarta:
DAP.
Tim, PAH. Panduan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: PUSTAKA AGUNG HARAPAN.
[1] Zuli Agus Firmansyah, Panduan
Resmi Pramuka,(Jakarta: Wahyumedia, 2015), hlm. 111.
[2] Tim PAH, Panduan Lengkap
Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 131.
[3] Tim PAH, Panduan Lengkap
Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 131-132.
[4] Tim PAH, Panduan Lengkap
Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 133.
[5] Andri Bob Sunardi, Boyman
Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 200-203.
[6] Andri Bob Sunardi, Boyman
Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 200-203.
[7] Andri Bob Sunardi, Boyman
Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 201.
[8] Team DAP, Buku Pintar Pramuka,
Jakarta, hal. 302.
[9] Tim PAH, Panduan Lengkap
Gerakan Pramuka, Surabaya, hal. 106.
[10] Andri Bob Sunardi, Boyman
Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 206.
[11] Andri Bob Sunardi, Boyman
Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Indah), hal. 206.
No comments:
Post a Comment