MAKALAH ALIRAN YAMAN
BAB II
PEMBAHASAN
A
ALIRAN YAMAN
Yaman adalah
sebuah negeri yang terletak di bagian selatan jazirah arab,karena ituseringjuga
disebut sebagai arab selatan. Berbeda dengan arab bagian utara,negeri yaman
pernah mengalami kemajuan peradaban. Pada masa kebangkitan islam
pertama,penduduk yaman dapat dikatakan sebagai sedikit lebih berperadaban dari
pada penduduk arab utara. Kalau penduduk arab utara ketika itu belum
memperhatikan pentingnya tulis-menulis,maka penduduk yaman sejak lama sudah
menulis peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Mereka juga sudah mengenal
kalender sejak tahun 115 SM.[1]
Berita penting
yang di peroleh dari tulisan-tulisan yang di temukan di tempat-tempat
peribadatan mereka sebelum islam,yang terpentig di antaranya adalah berita
tentang runtuhnya bendungan ma’arib yang menimbulkan banjir besar di negeri itu
dan memaksa penduduknya hijrah ke hijaz,thihamah,nejd,irak dan sriya. Berita
lainya adalah sepert tentang kerajaan
saba’ dan ratu bilqis nya,yang berhubungan dengan nabi sulaiman,tentang
kerajaan Himyar,tentang penaklukan Abbasiyah (ethopia) atas yaman,tentang
serbuan yaman (atas nama Abbasiyah) ke mekkah dan tentara gajah pada tahun 571
M,dan tentang peperangan yang Sayf ibn Yazn al-himyari berhasil mengusir
orang-orang habasiyah dari negeri yaman atas bantuan persia.
Akan tetapi,berita-berita itu terutama yang
berkembang di massa islam,di dalamnya bercampur antara yang faktual (historis)
dan yang bersifat dongeng dan legenda. Menurut perkiraan muhamad ahmad
Tarhini,munculnya legenda dan dongeng dalam berita-berita itu adalah di
karenakan tingginya fanatisme ke daerahan orang-orang yaman pada abad pertama
dan ke dua hijrah. Dengan legenda-legenda itu,mereka ingin memperlihatkan bahwa
arab selatan lebih unggul dari pada arab utara,karena dengan munculnya nabi
muhamad saw.
Di hijaz
orang-orang arab utara ketika itu merasa lebih unggul dari pada orang-orang
arab selatan. Riwayat-riwayat tentang yaman di masa silam kebayakan dalam
bentuk hikayat (al-qashash,cerira),sebagai mana al-ayyam di kalangan arab
utara. Isinya adalah cerita-cerita khayal dang dongeng-dongeng kesukuan. Dia
merupakan kelanjutan dari corak sejarah ssebelum islam.
Penulisanya dapat di juluki tukang hikayat
(narator) dan kitab-kitab nya dapat dikatakan riwayat-riwayat sejarah (novel
sejarah). Oleh karena itu,para sejarawan tidak menilai hikayat-hikayat itu
sebagai memiliki nilai hstoris. Para penulis hikayat-hikayat yang banyak di
kutip oleh sejarahwan muslim berikutnya yang terpenting di antara merek adalah
:ka’b al-ahbar,wahb ibn munabih,dan ubayd ibn sariyah mereka bertiga ini di
pandang sebagai tokoh aliran yaman.
1.
Ka’b
al-Ahbar (w.32 H)[2]
Nama lengkapnya adalah Abbu ishaq-Ka’b
al-Ahbar. Dia adalah seorang yang sangat terkenal dari suku Dzu Ru’ain Himyar.
Dia melewati masa mudanya sebagai pemeluk agama yahudi dan memeluk agama islam
pada masa pemerintahan khalifah umar ibn khaththab, sebagian menyebutkan pada
masa pemerintahan khalifah Abu bakr al-shiddiq. Riwayat yang dikutip Al-waqidi
dari yunus ibn maysarah ibn hulasy terdapat petunjuk bahwa ketika ‘Ali ibn abi
Thalib mengunjungi yaman, Ka’b datang kepadnya untuk mendengarkan
pembeciraanya. Ia memohon kepada Ali untuk menceritakan pribadi nabi muhamad
saw. Setelah menderngarkan apa yang disampaikan ali itu,dia berkata “semua itu
persis apa yang terdapat di dalam kitab suci kami. Saya percaya dan masuk
islam.”
Yang jelas,pada masa pemeritahan umar ibn
al-khatab dia datang dan menetap di kota Madinah untuk beberapa lama. Di madinh
dia bergaul dengan para sahabat nabi,meriwayatkan berita-berita yang bersumber
dari kitab-kitab Isra’iliyat (agama yahudi),di samping belajar hadist-hadist
nabi saw. Di akhir hayatnya,dia menjaadi seorang ulama yang cemerlang. Kemudian
dia pindah di syria dan tinggal di hamash sampai meninggal dunia pada tahun
32H,pada masa pemerintahan usman ibn affan.
Sebagai seorang bekas penganut agama
yahudi,dia di nilai sebagai sangat menguasai kitab-kitab yahudi dan dapat
membedakan antara yang benar dan yang bathil. Riwayat-riwayatnya tentang hadist
terdapat di dalam sunnan abu dawud,sunnan a-tarmizi dan sunnan al-nasa’i.
Kisah-kisah para nabi banyak bersumber darinya.
Dia dinilai oleh sejarawan klasik islam
sebagai seorang sejarawan yang banyak memasukkan keterangan mitologi dalam karyanya. Oleh karena itu, para
sejarawan yang sangat berhati-hati dalam mengutip suatu riwayat, seperti ibn
qutaybah al-dinawari, tidak memasukkan riwayat-riwayat yang datang daripadanya.
Namun, di dalam karya sejarah al-thabri,seorang sejarawan besar muslim,
terdapat sedikit riwayat yang berasal dari kaa’ab al-ahbar itu.
2.
Wahb
ibn munnabih (34H-10 atau 141H/729 atau732M)[3]
Wahb ibn munabbih lahir pada tahun 34H. Dia
adalah seorang narator yang terkenal tentang asal-usul yaman dan jabtanya
setingkat dengan qadhi. Dia banyak mempengaruhi sejarah penulisan arab dalam
banyak hal. Pertama dia adalah seseorang yang memperkenalkan kandungan
kitab-kitab suci yahudi dan asal mula tahmud dalam sejarah islam. Kedua,dia
adalah seorang penduduk yaman yang berdarah persia.
Dia
sangat dalam melangkah materi cerita rakyat (folklore) yaman yang legendaris
yang ditransmisikanya untuk keperluan ahli tafsir dalam penafsiran al-qur’an
dan penulis-penulis maghazi. Dia meskipun demikian,adalah seorang perintis
penyusunan al-maghazi,sebagaimana yang dikembangkan oleh aliran madinah,dalam
penulisan sejarah,yaitu pada abad pertama hijrah. Di samping itu,diantara
jasanya dalam lapangan sejarah adalah:
1)
Meriwayatkan
sejarah bangsa arab sebelum islam,
2)
Meriwayatkan
bangsa-bangsa bukan arab,terutama yang bersumber dari kitab-kitab suci yahudi
dan nasrani,
3)
Menciptakan
kerangka sejarah para nabi,mulai dari nabi adam sampai nabi muhamad saw. Dan
4)
Memasukan
unsur kisah ke dalam lapangan sejarah.
Dia
meninggalkan beberapa tulisan yang berkenaan dengan sejarah arab sebelum islam.
Ibn Sa’ad menyebutkan bahwa dia adalah pengarang buku yang berjudul Ahadist
al-Anbiya’wa al-Ibad wa Ahadist bani isra’il (Berita tentang
nabi-nabi,orang-orang saleh,dan Bani israil) ibn al-nadim menyebutkan bahwa dia
adalah pengarang buku yang berjudul al-mubtada’ ibn qutaybah menyebutkan
beberapa karanganya,yaitu Qashas al-anbiya (kisah para nabi),Mubtada’ al-khalq
(awal penciptaan),al-mabda’ dan al-mubtada’:sebagaimana disebut di atas,yaqut
menyebutkan bahwa,di samping al-mubtada’,wahb ibn munabbih juga menulis karya
lain yang berjudul kitab al-muluk al-mutawajjab mim himyar wa akbbarubun wa
Ghayr Dzalik (kitab tentang raja-raja bermahkota dari himyar,sejarah mereka,dan
lain-lain).
Karya-karyanya tidak di jumpai lagi,tetapi
bagian-bagian tertentu dari padanya dapat di jumpai di dalam karya-karya
sejarawan yang datang sesudahnya,seperti ibn qutaybah,ibn ishaq,ibn hisyam
al-thabari,dan lain sebagainya.
3.
Abid
ibn syariyyah al-jurhumi
Dia adalah orang yang berusia sangat panjang.
Sebagian sejarawan menyebutkan bahwa dia hidup selama 300tahun dan sebagian
lagi menyatakan bahwa usianya sampai 220tahun. Yang jelas dia hidup di masa,pra
islam dan masa islam. Dia tidak mendapatkan penghargaan di negeri nya. Menurut
ibn hisyam,dia pernah ikut perang Dahis. Sejarah tentang abid juga di ceritakan
dalam bukunya al-tijan mim muluk himyar wa al-yaman (mahkota raja-raja himyar
dan yaman).[4]
Muawiyah ibn abi sufyan,khalifah pertama
daulah bani umayah,pernah memanggilnya dari san’a ke ibu kota,damaskus,untuk
menyelidiki serta memeriksa tentang ilmu bahasa,ilmu alam,dan
geografisnya.selama masa pemerintahan muawiyah, abid dihormati sebagai pakar
sejarah dunia.[5]
Mu’awiyah merasa sangat puas dengan ide-idenya
dan menyuruh wakilnya untuk menulis sejrah detail tentang abid.atas dasar
kepercayaan itulah abid hidup bbersama khalifah bani umayah sampai khalifah abd
al-malik ibn marwan. Ibn al-nadim telah menulis di dalam kitabnya al-fibrist
bahwa abid pernah menulis sebuah buku,yaitu kitab al-amtsal (cerita alegoris)
dan kitab al-muluk wa akhbar al-madhi (raja-raja dan sejarah masa silam).
Menurut ibn al-nadim yang mengaku pernah melihat kitab al-amtsal itu,tebal
kitab itu adalah 50 halaman.
Karya ini di transmisikan secara lisan oleh
zayib ibn kayyis al-namery, abd al-wudd al-jurhumi dan alaqah ibn karim
al-kilabi. Transmitter terakhir adalah anggota suku al-kilab.Pada masa yazid
ibn mu’awiyah ia seorang informan yang di hormati bangsa arab terdahulu.
Sebagai kritikus menyatakan bhawa karyanya yang terakhir itu lebih dekat kepada hikyat dari pada karya
sejarah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Yaman adalah
sebuah negeri yang terletak di bagian selatan jazirah arab,karena ituseringjuga
disebut sebagai arab selatan. Berbeda dengan arab bagian utara,negeri yaman
pernah mengalami kemajuan peradaban. Pada masa kebangkitan islam
pertama,penduduk yaman dapat dikatakan sebagai sedikit lebih berperadaban dari
pada penduduk arab utara. Kalau penduduk arab utara ketika itu belum
memperhatikan pentingnya tulis-menulis,maka penduduk yaman sejak lama sudah
menulis peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Mereka juga sudah mengenal
kalender sejak tahun 115 SM.
Para penulis
hikayat-hikayat yang banyak di kutip oleh sejarahwan muslim berikutnya yang
terpenting di antara merek adalah :ka’b al-ahbar,wahb ibn munabih,dan ubayd ibn
sariyah mereka bertiga ini di pandang sebagai tokoh aliran yaman.
Aliran Yaman
1.
Ciri : al-ayyam, al-ansab
2.
Tema
:biografi, al-maghazi
3.
Sumber :lisan, hadist
4.
Sejarawan/ :
dan karyanya
·
ka’b
al-ahbar
“
al-mubtada”
·
wahb
ibn munabih
“al-muluk al kutawajjah mim himyar wa akhrahum
wa ghayr dzalik”
·
abid
ibn syariyah al-jurhumi
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim, Historiografi Islam
(PT. logos Wacana : 1997)
[1]
Badri Yatim, Historiografi islam, Logos Wacana, 1997.
Hlm 48-50
[3]
Badri Yatim, Historiografi islam, Logos Wacana, 1997.
Hlm 51
[4]
Badri Yatim, Historiografi islam, Logos Wacana, 1997.
Hlm 53
No comments:
Post a Comment