1

loading...

Tuesday, January 15, 2019

MAKALAH LAFADZ TAKBIR


MAKALAH 

MATERI IBADAH KEMASYARAKATAN LAFADZ TAKBIR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Shalat merupakan kewajiban hamba Allah Swt yang beriman. Bentuknya adalah serangkaian gerakan dan do’a dengan menghadapkan wajahnya kepada Yang Maha Pencipta. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dan pertama kali dihisab di hari akhir. Di dalam ibadah shalat ada dua macam bentuk, yaitu: shalat wajib dan shalat sunat. Salah satu sholat sunnat adalah shalat ‘ied.Shalat ‘ied dalam islam ada dua yaitu  sholat idul fitri dan sholat idul adha. Idul Fitri maupun Idul Adha telah menjadi “ibadah tahunan” bagi umat Islam di seluruh dunia, yang menjadikan momentum kedua hari raya ini sebagai hari “kemenangan” dan hari “besar” setelah perjuangan yang melelahkan menghadapi cobaan selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan saat berkumpul serta bersatunya umat Islam di seluruh dunia dalam menjalankan ibadah haji dan berkurban dijalan Allah.
Idul Fitri dan Idul Adha adalah hari raya yang telah jelas pelaksanaannya disesuaikan dengan syari’at Islam dan sebagai syi’ar agama yang senyata-nyatanya. Islam telah menghadirkan pembaruan terhadap tradisi menyimpang dari perilaku masyarakat jahiliyah yang kemudian diganti dengan peringatan dua hari raya besar yang mengandung banyak hikmah di dalamnya. Shalat ‘ied merupakan bagian dari ibadah dan ritualitas keagamaan umat Islam yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan hari raya Idul Fitri di bulan Syawal dan Idul Adha di bulan Dzulhijjah. Sehingga ibadah ini merupakan ibadah tahunan–dimana umat Islam di seluruh dunia berbondong-bondong untuk menjalankannya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana tata cara  bacaan takbir sholat idul fitri ?
b. Bagaimana tata cara bacaan takbir sholat idul adha ?

C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui Bagaimana tata cara  bacaan takbir sholat idul fitri
b. Untuk mengetahui Bagaimana tata cara bacaan takbir sholat idul adha

BAB II
 PEMBAHASAN
     A.   SHALAT ‘ID/HARI RAYA
   Shalat hari raya ada dua, yaitu hari raya fitrah tanggal 1 syawal dan pada hari ray idul adha tanggal 10 dzulhijah.
Waktu sholat ‘id dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya. Kedua shalat hari raya tersebut, hukumnya sunah muakkad ( sangat ditekankan) bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir. [1]

a.  Cara mengerjakannya
1.  Pada pagi hari tanggal 1 syawal, sesudah kita menunaikan sholat subuh dan sesudah kita mandi sunah hari raya, lalu berangkatlah menuju masjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapkan takbir.
2.  Setelah tiba di masjid, maka sebelum duduk shalat tahiyyatul masjid dua rakaat. Kalua di tanah lapang tidak ada sholat tahiyyatul masjid, hanya duduklah dengan ikut mengulang bacaan takbir, sampai mulai shalat ‘id itu.
3.  Lafal/niatnya ialah sebagai berikut:
Jika sholat ‘idul fitri :
اصلي سنّة لعيد الفطر اماما/مأموما لله تعالى

artinya : “ aku niat shalat idul fitri dua rakaat ( imaman/ makmuman) karena Allah ta’ala “
jika sholat ‘idul adha :
اصلي سنّة لعيد الآضحى اماما/مأموما لله تعالى
artinya : “ aku niat shalat idul adha dua rakaat ( imaman/ makmuman) karena Allah ta’ala “
            Pada rakaat pertama: sesudah niat mula-mula membaca takbiratul ihram kemudian membaca doa iftitah, selanjutnya takbir sebanyak 7 kali dan setiap habis takbir disunahkan membaca subhanallahi walhamdulillahi walailaha ilallahu wallahu akbar. Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih tersebut. Kemudian membaca surah al-fatihah dan disambung dengan membaca surah yang disukai, dan lebih utama mmebaca surah Qaf atau surah Al-A’la.
             Pada rakaat kedua, sesudah berdiri untuk rakaat kedua membaca takbir 5 kali, dan setiap takbir disunnahkan membaca tasbih seperti tersebut pada rakaat pertama. Kemudian membaca surah al-fatihah dan diteruskan dengan bacaan surah yang kita kehendaki, tetapi lebih utama membaca surah al-ghasyiah.
            Sholat ini dikerjakan dua rakaat dan dilakukan sebagaimana shalat-shalat lainnya.
       Khutbah dilakukan seseudah sholat ‘id dua kali, yaitu pada khutbah pertama membaca takbir 9 kali dan pada khutbah kedua membaca takbir 7 kali dan pembacaannya harus berturut-turut.
            Hendaknya dalam khutbah ‘idul fitri berisi penerangan tentang zakat fitrah dan pada hari raya haji berisi penerangan tentang ibadah haji dan hokum berkurban.
         Hal-hal yang dilakukan sebelum shalat ‘id
1.      Pada hari raya disunnahkan mandi, dan berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya .
2.      Disunnahkan makan sebelum pergi shalat ‘idul fitri, tetapi pada hari raya haji disunahkan tidak makan kecuali setelah shoalt.
3.      Pergi untuk mengerjakan shalat dan pulangnya dari shalat hendaknya mengambil jalan yang berlainan.
4.      Takbiran.

          B.     LAFADZ TAKBIRAN
Diantara hal yang dilakukan oleh umat Islam untuk menghidupkan malam hari raya adalah apa yang dikenal dengan istilah “takbiran”. Mengumandang takbir pada hari raya merupakan amaliyah yang disyariatkan, termasuk juga pada malam hari raya.[2]
 Adapun hukum takbir pada hari raya (‘Idul Fithri dan ‘Idul Adhaa) adalah sunnah. Menurut Imam Nawawi rahimahullah didalam Al-Majmu’, hal itu berdasarkan riwayat,

 نافع عن عبد الله بن عمر ان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يخرج في العيدين مع الفضل بن عباس و عبد الله والعباس وعلي وجعفر والحسن والحسين واسامة بن زيد وزيد بن حارثة وايمن بن ام ايمن رضي الله عنهم رافعا صوته بالتهليل والتكبير فيأخذ طريق الحدادين حتى يأتي المصلى وإذا فرغ رجع على الحذائين حتى يأتي منزله

“Dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berangkat pada hari raya beserta al-Fadll bin Abbas, Abdullah, Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, Ayman Ibn Ummu Aiman –Radliyallahu ‘Anhum-, mereka meninggikan suaranya (mengeraskan suara) dengan membaca tahlil dan takbir, mengambil rute satu jalan hingga tiba di mushalla (tempat shalat), dan ketika mereka selesai shalat, mereka kembali melewati rute yang lainnya hingga tiba di kediamannya”. [HR. Al-Baihaqi didalam As-Sunanul Kubro, dan Shahih Ibnu Khuzimah]
Berikut bacaan takbiran lengkap:
اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
Tulisan takbiran berbahasa latin:
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.
Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu
Mukhlishiina lahuddiin
Walau karihal - kaafiruun
Walau karihal munafiqun
Walau karihal musyriku
Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah.
Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Artinya bacaan takbiran:
Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar.
Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah
Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar
Allah maha besar dengan segala kebesaran,
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya,
Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya.
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah. (*)
Perlu diketahui bahwa pada hari ‘idul fitri dan adha, anak-anak besar kecil, tua muda supaya meramaikannya, bahkan bagi wanita-wanita yang sedang haid pun dianjurkan keluar ek lapangan, sekalipun mereka tidak ikut shalat. 
BAB III
PENUTUP

          A.   KESIMPULAN
Sholat ‘ied adalah sholat sunnat yang dikerjakan pada tanggal 1 Syawal dan setelah puasa ramadhan untuk sholat ‘Ied Fitri serta tanggal 10 Dzulhijjah untuk sholat ‘Ied Adha. Syarat dan rukun sholat ‘ied sama dengan syarat dan rukun sholat fardhu pada umumnya. Sedangkan untuk sunnah-sunnah yang dilakukan dalam sholat ‘ied antara lain: dilakukan berjamaah, Rakaat pertama takbir tujuh kali setelah doa iftitah dan sebelum membaca Al-Fatihah, sedangkan rakaat kedua takbir sebanyak 5 kali sebelum membaca Al-Fatihah, Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada setiap takbir, Membaca tasbih diantara beberapa takbir,  Membaca surat Qaf pada rakaat pertama dan membaca surat Al-Qamar pada rakaat kedua atau membaca Al-A’la pada rakaat pertama dan Al-Ghasiyah pada rakaat kedua, Mengeraskan bacaan, kecuali makmum, Khutbah dua kali setelah sholat, keadaan khutbahnya seperti khutbah dalam sholat jum’at, Pada khutbah pertama hendaknya dimulai dengan takbir sebanyak 9 kali atau membaca puji-pujian (al-hamdulillah), Hendaklah di dalam khutbah hari raya idul fitri diterangkan tentang zakat fitrah dan pada hari raya idul  adha diterangkan tentang hukum-hukum berkurban,
Pada hari raya disunnahkan untuk mandi dan dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya, Disunnatkan untuk makan dahulu sebelum melaksanakan sholat idul fitri sedangkan hari raya idul adha disunnatkan untuk tidak makan terlebih dulu, melainkan setelah sholat, Hendaklah ketika berangkat maupun pulang sholat melalui jalan yang berbeda. Dalam sholat idul fitri khutbah sebaiknya berisi tentang materi yang berhubungan dengan zakat fitrah sedangkan dalam sholat idul Adha sebaiknya berhubungan dengan materi berkorban maupun berhubungan dengan wukuf di Arafah maupun tentang haji yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’I, moh. Risalah tuntunan shalat lengkap, (semarang: PT.Karya toha putra, 2010)

Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam, (Jakarta: CV Sinar Baru Bandung, 1986).



[1] Moh rifa’I, risalah tuntunan shalat lengkap, semarang,PT karya toha, 2014,hlm 118
[2] Sulaiman rasyid, fiqh islam,  Jakarta, s inar baru,  2010,  hlm 120

No comments:

Post a Comment