MAKALAH ILMU TAUHID
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perihal mengenai Aqidah ataupun Tauhid tak akan
lepas dari Arkanul Iman (Rukun Iman).Secara bahasa Aqidah diartikan dengan :
Simpulan, ikatan dan sangkutan.
Secara teknis diartikan dengan : Iman,
kepercayaan dan keyakinan. Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan : Aqidah
adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan
dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan merupakan fitrah
manusia sebagai makhluk yang diciptakan,karena ia tak mampu hadir tanpa ada
yang menghadirkan.Petunjuk akal telah menyatakan kewujudan Allah,karena seluruh
makhluk yang ada ini, termasuk yang
sudah berlalu maupun yang akan datang kemudian,sudah tentu ada pencipta yang
menciptakannya.Yang artinya, tidak
ada suatu hasil penciptaan tanpa Pencipta .”Apabila anda ditanya,dengan apa
anda mengenala Rabb anda? Maka jawablah, dengan
ayat-ayat dan makhluk-makhluk-Nya. Diantara ayat-ayat-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit
dan tujuh bumi beserta siapa saja yang berada didalamnya serta apa saja yang
berada diantara keduanya.
Dasar iman orang-orang islam adalah ada enam iman yang harus selalu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan harus diyakini. Sesungguhnya,
bagaimanapun besar kekuatan yang ada di jagat raya ini, ia dapat ditundukkan
oleh satu kekuatan sepele yang diiringi oleh kemauan yang kuat, yang dilandasi
oleh pengusaan terhadap seba-sebab penaklukan dan pengendalian terhadap
kekuatan penghambat. Inilah yang dinamakan hukum alam kontinu.
Suatu akidah yang bersih lagi hak, jika telah melekat dengan mantap
pada seseorang, pastilah membuat segala perilaku kehidupannya menjadi istiqamah. Dan,
jika aqidah yang bersih lagi hak telah menaungi suatu masyarakat, maka akan
tegaklah masyarakat tadi dan sanggup mencapai kesempurnaan puncak kemanusiaan.
1.2
Rumusan
Masalah
1.Apa
pengertian iman kepada allah?
2.Apa
pengertian kepada malaikat?
3.Apa
pengertian kepada kitab-kitab Allah?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dalam
penulisan makalah:
1.
Menjelaskan iman kepada Allah
2.
Menjelaskan iman kepada Malaikat
3.
Menjelaskan iman kepada kitab-kitab Allah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Iman
Kepada Allah
Iman
yang wajib ditanam ke dalam diri muslim dengan ikhlas dan teguh yang disebut
aqidah, maksudnya dalam bahasa kita ikatan, laksana mengikat sesuatu dengan
simpulan yang teguh sehingga tidak dapat dirungkai lagi, Allah menjelaskan al Baqarah ayat 256.
“maka
siapa yang tidak percayakan tanghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh yang
tidak akan putus dan (ingatlah), Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.)
Iman itu juga
perlu menepati sebenar-benarnya dengan petunjuk Allah yang memandu akal,
walaupun akal wajib digunakan tetapi ia tetap mengandungi kelemahan makhluk.
Petunjuk itu pula berlandaskan wahyu yang diamanahkan kepada manusia pilihan
Allah adalah mereka adalah para rasul dan nabi yang berakhir dengan Nabi
Muhammad kesinambungan risalahnya dilaksanakan oleh para ulama yang beribawa
dengan ilmu dan sifat para ulama muktabar.
Beriman
kepada Allah adalah asas agama islam. Ia juga menjdi dasar rukun iman dan
islam. Oleh itupengakuan “Tiada Tuhan yang sebenar melainkan Allah’’ menjadi
bahagia pertama dua kalimat syahadah. Beriman kepada Allah menjadi rukun iman
yang pertama.dalam surah al-baqarah ayat
177,beriman kepada Allah erletak pada kedudukan yang pertama. Begitu juga Allah
terletak pada kedudukan yang pertama. Begitu juga dalam hadis yang dilaporkan
oleh Umar bin Khatab dan direkodkan oleh muslim Nabi Muhammad.
Semua
rukun iman yang lain dinyatakan bersamanya. Kita perlu memberi perhatian
beriman kepada Allah bukan sekedar keperluan fitrah manusia sahaja. Manusia
juga perlu memberi penekanan betapa perlunya beriman kepada Allah dalam
menanamkan keseluruhan akidah yang betul. Penanaman akidah yang betul terhadap
keseluruhan rukun iman dan membatalkan segala yang berlawanannya dengannya.
Akidah
yang betul meningkatkan kedudukan mukmin itu ke peringkat kesempurnaan mengenal
Allah atau juga dikenali dengan makrifatullah.
Kesempurnaan mengenal kepada Allah ini menentukan peringkat takwa muslim itu.
Peringkat takwa individu itu yang menjadinilai ukuran manusia dan kecintaannya
terhadap Tuhannya.
2.2
Pengertian
Iman Kepada Malaikat
Iman
secara bahasa artinya percaya atau yakin.Iman dari segi istilah artinya
meyakini setulus hati yang mengakar kuat,mengucapkan dengan lisan,dan mengamlakan
dengan seluruh anggota badan.Menurut M.Quraish Shihab,kata malaikat berasal
dari kata arab yaitu mala’ikah yang merupakan bentuk jamak dari kata malak yang
terambil dari kata la’aka yang berarti “ menyampaikan sesuatu”. Jadi,malak
/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari allah swt.Dari
cahaya,sebagai utusan allah swt.yang taat,patuh,serta tidak pernah membangkang
terhadap perintah-nya
Iman kepada
malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah swt menciptakan malaikat
sebagai makhluk ghaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintah-nya. Hukum
beriman kepada malaikat Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu’ain .
Ia merupakan
salah satu rukun iman selain iman kepada Allah,kitab-kitab-nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Tentang penciptaan malaikat Sumber
yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat adalah degan berpedoman
kepada al-qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Perbedaan malaikat
dengan manusia dan jin dari asal kejadian, malaikat berbeda dengan manusia dan
jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia dan
jinmasing-masing diciptakan dari tanah dan api. Ciri-ciri malaikat, manusia,
dan jin sebagai berikut:
Malaikat
|
Manusia
|
Jin
|
Gaib
|
Nyata
|
Nyata
|
Tidak memiliki nafsu
|
Memiliki nafsu
|
Memiliki nafsu
|
Jumlah malaikat
Karena sifatnya gaib,berapa jumlah malaikat secara
terincisebgaiman manusia, hanya Allah swt dan rasul-rasul-Nyayang tahu. Dan ini
lah penjelasan tentang malaikat:
a. Malaikat
Jibril
Malaikat jibril
dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia adalah satu dari tiga malaikat
yang namanya disebut dalam al-qur’an. Tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu
dari Allah Swt. Malaikat jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran nabi
isa as. Kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-qur’an kepada nabi Muhammad
saw.
b. Malaikat
Mikail
Adalah malaikat
yang diberi tugas untuk mengatur urusan makhluk Allah Swt. Sekaligus mengatur
rezekiterutama kepada manusia.
c. Malaikat
Israfil
Diberi tugas
untuk meniup sangkakala,israfil selalu memegang terompet suciyang terletak di
bibirnya selama berabad-abad,menunggu perintah dari Allah swt.
d. Malaikat
Malik
Bertugas untuk menjaga api neraka.
e. Malaikat
Raqib
Bertugas untuk mencatat segala amal kebaikan
manusia.
f. Malaikat
Atid
Bertugas mencatat segala amal keburukan
manusia.
g. Malaikat
Ridwan
Bertugas menjaga dan
mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah swt.
Hikmah
Beriman Kepada Allah
1. Menambah
keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
2. Senantiasa
hati-hati dalam setiap ucapan dari perbuatansegala apa yang dilakukan manusia
tidak luput dari pengamatan malaikat Allah swt.
3. Menambah
kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra.
4. Menambah
rasa syukur kepada Allah swt karena
melalui malaikat-malaikat-Nya manusia banyak memperoleh karunia.
5. Menambah
semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak terlihat oleh orang lain
ketika melakukannya.
6. Menumbuhkan
cinta kepada amal sleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
7. Semakin
dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah swt
tanpa usaha dan kerja keras.
2.3
Iman
Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah artinya
mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan
wahyu-Nya yang berupa kitab dan shuhuf kepada para nabi /rasul untuk
disampaikan dan diajarkan kepda umat manusia.
Beriman kepada wahyu Allah Swt (kita dan
shuhuf) mrupakan salah satu rukun iman. Oleh karena itu sebagia wujud keimanan
itu, kita harus mengimani kitab dan shuhuf.
Jenis-jenis
kitab:
1. Kitab
Taurat
Kitab
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12
Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan orang Yahudi dan orang yang berpegang teguh
kepadanya disebut kaum Yahudi. Firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 44 :
”Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh
nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab
Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya...”.
Pokok
ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at
yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh Perintah
Tuhan), yaitu :
1. Kewajiban
meyakini keesaan Allah SWT
2. Larangan
menyembah berhala/patung
3. Larangan
menyebut nama Allah dengan sia-sia
4. Perintah
mensucikan hari Sabtu (Sabat)
5. Kewajiban
menghormati kedua orang tua
6. Larangan
membunuh sesama manusia
7. Larangan
berbuat zina
8. Larangan
mencuri
9. Larangan
menjadi saksi palsu
10. Larangan
mengambil hak orang lain.
2. Kitab
Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud
As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan
Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang
dzikir, nasehat dan hikmah tidak memuat hukum-hukum syari’at. Menurut
orang-orang Yahudi dan Nasrani kitab Zabur sekarang terdapat dalam kitab
perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150 pasal. Kitab Zabur merupakan
petunjuk bagi umar Nabi Dawud As. agar bertauhid kepada Allah SWT. Firman Allah
SWT dalam QS Al Isra ayat 55 :
” ... dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian
nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
3. Kitab
Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi
Isa As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan
Ibrani dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok
ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi
sebagian menghapus hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak
sesuai dengan zaman itu. Sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi
keberadaanya.
Firman Allah
SWT dalam QS Al-Maidahayat46 :
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
4. Kitab
Suci Al Qur’an
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam
bahasa dan tulisan bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an
berisi tentang aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan muamalat, sebagian
isinya menghapus hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu
dan melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Firman Allah SWT dalam QS Yusuf ayat 2 :”Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Dari
keempat kitab itu yang masih terjaga hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan
kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut
telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan
maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut
telah banyak berubah atau diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan
kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga kesuciannya sampai hari Kiamat sebab Allah
SWT sendiri yang menjamin keasliannya.
Firman Allah SWT
dalam QS Al Hijr ayat 9 :
”Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”
Kedudukan-kedudukan
al-Qur’an antara lain:
a. Sebagai
wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
b. Sebagai
mukjizat Nabi Muhammad saw
c. Sebagai
pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
d. Sebagai
sumber dari segala sumber hukum Islam
Ada 3 macam
tingkatan dalam beriman kepada kitab-kitab Allah Swt:
1. Qotmil
(membaca saja)
2. Tartil
(membaca dan memahami)
3. Hafizh
(membaca, memahami, mengamalkan dan menghafalkan).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Iman kepada Allah Iman
yang wajib ditanam ke dalam diri muslim dengan ikhlas dan teguh yang disebut
aqidah, maksudnya dalam bahasa kita ikatan, laksana mengikat sesuatu dengan
simpulan yang teguh sehingga tidak dapat dirungkai lagi, Allah menjelaskan al Baqarah ayat 256.
“maka siapa yang
tidak percayakan tanghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka sesungguhnya
ia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh yang tidak akan
putus dan (ingatlah), Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.)
Iman
kepada Malaikat Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin.Iman dari segi
istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat,mengucapkan dengan
lisan,dan mengamlakan dengan seluruh anggota badan.Menurut M.Quraish
Shihab,kata malaikat berasal dari kata arab yaitu mala’ikah yang merupakan
bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti “
menyampaikan sesuatu”. Jadi,malak /malaikat adalah makhluk yang menyampaikan
sesuatu dari allah swt.
Iman
kepada Kita-kitab Allah Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan wahyu-Nya yang
berupa kitab dan shuhuf kepada para nabi /rasul untuk disampaikan dan diajarkan
kepda umat manusia.
3.2
Saran
kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa
yang kami sajikan, oleh karena itu kami berpesan ambilah sesuatu yang
positif dari makalah yang kami buat, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kami maupun pembaca. dan menjadi wawasan kita dalam memahami
bahasa kita sendiri dan sebagai kata,marilah terus berusaha untuk menggapai
sebuah cita-cita yang luhur.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,
Rosihon. 2008. Akidah Akhlak. Bandung : Pustaka Setia.
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah
Aqidah Akhlak. Surabaya : Al-Ikhlas.
Moh. Rifai,Rs Abdul Azis, Ba Jalaludin.
1994. Akidah Akhlak. Semarang : Wicaksana.
Zainuddin, A dan Jamhari Muhammad.
1999. Al-Islam 1: Akidah dan
Ibadah. Bandung : Pustaka Setia.
Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul
Djaliel. 1999. Mutiara Ilmu Tauhid. Bandung : Pustaka Setia.
Afif Muhammad. 1986. Tauhid. Bandung
: Bina Ilmu.
[1] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115
[2] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115.
[3] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[4] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[5] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
6 Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 121.
[6] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[7] Abdullah
Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara
Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 121.
No comments:
Post a Comment