1

loading...

Monday, January 14, 2019

MAKALAH ILMU TAUHID


MAKALAH ILMU TAUHID 

BAB I

PENDAHULUAN
            
1.1   Latar Belakang
Perihal mengenai Aqidah ataupun Tauhid tak akan lepas dari Arkanul Iman (Rukun Iman).Secara bahasa Aqidah diartikan dengan : Simpulan, ikatan dan sangkutan. Secara teknis diartikan dengan : Iman, kepercayaan dan keyakinan. Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan : Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan,karena ia tak mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan.Petunjuk akal telah menyatakan kewujudan Allah,karena seluruh makhluk yang ada ini, termasuk yang sudah berlalu maupun yang akan datang kemudian,sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya.Yang artinya, tidak ada suatu hasil penciptaan tanpa Pencipta .”Apabila anda ditanya,dengan apa anda mengenala Rabb anda? Maka jawablah, dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk-Nya. Diantara ayat-ayat-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta siapa saja yang berada didalamnya serta apa saja yang berada diantara keduanya.
Dasar iman orang-orang islam adalah ada enam iman yang harus selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan harus diyakini. Sesungguhnya, bagaimanapun besar kekuatan yang ada di jagat raya ini, ia dapat ditundukkan oleh satu kekuatan sepele yang diiringi oleh kemauan yang kuat, yang dilandasi oleh pengusaan terhadap seba-sebab penaklukan dan pengendalian terhadap kekuatan penghambat. Inilah yang dinamakan hukum alam kontinu.
Suatu akidah yang bersih lagi hak, jika telah melekat dengan mantap pada seseorang, pastilah membuat segala perilaku kehidupannya menjadi istiqamah. Dan, jika aqidah yang bersih lagi hak telah menaungi suatu masyarakat, maka akan tegaklah masyarakat tadi dan sanggup mencapai kesempurnaan puncak kemanusiaan.

1.2   Rumusan Masalah
1.Apa pengertian iman kepada allah?
2.Apa pengertian kepada malaikat?
3.Apa pengertian kepada kitab-kitab Allah?

1.3   Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah:
1.      Menjelaskan iman kepada Allah
2.      Menjelaskan iman kepada Malaikat
3.      Menjelaskan iman kepada kitab-kitab Allah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Iman Kepada Allah
Iman yang wajib ditanam ke dalam diri muslim dengan ikhlas dan teguh yang disebut aqidah, maksudnya dalam bahasa kita ikatan, laksana mengikat sesuatu dengan simpulan yang teguh sehingga tidak dapat dirungkai lagi, Allah menjelaskan al Baqarah ayat 256.
“maka siapa yang tidak percayakan tanghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh yang tidak akan putus dan (ingatlah), Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.)
Iman itu juga perlu menepati sebenar-benarnya dengan petunjuk Allah yang memandu akal, walaupun akal wajib digunakan tetapi ia tetap mengandungi kelemahan makhluk. Petunjuk itu pula berlandaskan wahyu yang diamanahkan kepada manusia pilihan Allah adalah mereka adalah para rasul dan nabi yang berakhir dengan Nabi Muhammad kesinambungan risalahnya dilaksanakan oleh para ulama yang beribawa dengan ilmu dan sifat para ulama muktabar.
Beriman kepada Allah adalah asas agama islam. Ia juga menjdi dasar rukun iman dan islam. Oleh itupengakuan “Tiada Tuhan yang sebenar melainkan Allah’’ menjadi bahagia pertama dua kalimat syahadah. Beriman kepada Allah menjadi rukun iman yang pertama.dalam surah al-baqarah ayat 177,beriman kepada Allah erletak pada kedudukan yang pertama. Begitu juga Allah terletak pada kedudukan yang pertama. Begitu juga dalam hadis yang dilaporkan oleh Umar bin Khatab dan direkodkan oleh muslim Nabi Muhammad.


Semua rukun iman yang lain dinyatakan bersamanya. Kita perlu memberi perhatian beriman kepada Allah bukan sekedar keperluan fitrah manusia sahaja. Manusia juga perlu memberi penekanan betapa perlunya beriman kepada Allah dalam menanamkan keseluruhan akidah yang betul. Penanaman akidah yang betul terhadap keseluruhan rukun iman dan membatalkan segala yang berlawanannya dengannya.
Akidah yang betul meningkatkan kedudukan mukmin itu ke peringkat kesempurnaan mengenal Allah atau juga dikenali dengan makrifatullah. Kesempurnaan mengenal kepada Allah ini menentukan peringkat takwa muslim itu. Peringkat takwa individu itu yang menjadinilai ukuran manusia dan kecintaannya terhadap Tuhannya.

2.2  Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin.Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat,mengucapkan dengan lisan,dan mengamlakan dengan seluruh anggota badan.Menurut M.Quraish Shihab,kata malaikat berasal dari kata arab yaitu mala’ikah yang merupakan bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti “ menyampaikan sesuatu”. Jadi,malak /malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari allah swt.Dari cahaya,sebagai utusan allah swt.yang taat,patuh,serta tidak pernah membangkang terhadap perintah-nya
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah swt menciptakan malaikat sebagai makhluk ghaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintah-nya. Hukum beriman kepada malaikat Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu’ain .

Ia merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah,kitab-kitab-nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Tentang penciptaan malaikat Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat adalah degan berpedoman kepada al-qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Perbedaan malaikat dengan manusia dan jin dari asal kejadian, malaikat berbeda dengan manusia dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia dan jinmasing-masing diciptakan dari tanah dan api. Ciri-ciri malaikat, manusia, dan jin sebagai berikut:
Malaikat
Manusia
Jin
Gaib
Nyata
Nyata
Tidak memiliki nafsu
Memiliki nafsu
Memiliki nafsu

Jumlah malaikat
Karena sifatnya gaib,berapa jumlah malaikat secara terincisebgaiman manusia, hanya Allah swt dan rasul-rasul-Nyayang tahu. Dan ini lah penjelasan tentang malaikat:
a.       Malaikat Jibril
Malaikat jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-qur’an. Tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. Malaikat jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran nabi isa as. Kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-qur’an kepada nabi Muhammad saw.
b.      Malaikat Mikail
Adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur urusan makhluk Allah Swt. Sekaligus mengatur rezekiterutama kepada manusia.

c.       Malaikat Israfil
Diberi tugas untuk meniup sangkakala,israfil selalu memegang terompet suciyang terletak di bibirnya selama berabad-abad,menunggu perintah dari Allah swt.
d.      Malaikat Malik
   Bertugas untuk menjaga api neraka.
e.       Malaikat Raqib
   Bertugas untuk mencatat segala amal kebaikan manusia.
f.       Malaikat Atid
   Bertugas mencatat segala amal keburukan manusia.
g.      Malaikat Ridwan
Bertugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah swt.
Hikmah Beriman Kepada  Allah
1.      Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
2.      Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dari perbuatansegala apa yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah swt.
3.      Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra.
4.      Menambah rasa syukur kepada Allah swt  karena melalui malaikat-malaikat-Nya manusia banyak memperoleh karunia.
5.      Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak terlihat oleh orang lain ketika melakukannya.
6.      Menumbuhkan cinta kepada amal sleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
7.      Semakin dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah swt tanpa usaha dan kerja keras.
2.3  Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan wahyu-Nya yang berupa kitab dan shuhuf kepada para nabi /rasul untuk disampaikan dan diajarkan kepda umat manusia.
Beriman kepada wahyu Allah Swt (kita dan shuhuf) mrupakan salah satu rukun iman. Oleh karena itu sebagia wujud keimanan itu, kita harus mengimani kitab dan shuhuf.
Jenis-jenis kitab:
1.      Kitab Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan orang Yahudi dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum Yahudi. Firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 44 :
”Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya...”. 
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
1.      Kewajiban meyakini keesaan Allah SWT
2.      Larangan menyembah berhala/patung
3.      Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia 
4.      Perintah mensucikan hari Sabtu (Sabat) 
5.      Kewajiban menghormati kedua orang tua 
6.      Larangan membunuh sesama manusia 
7.      Larangan berbuat zina 
8.      Larangan mencuri 
9.      Larangan menjadi saksi palsu 
10.  Larangan mengambil hak orang lain. 
2.      Kitab Zabur 
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang dzikir, nasehat dan hikmah tidak memuat hukum-hukum syari’at. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani kitab Zabur sekarang terdapat dalam kitab perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150 pasal. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umar Nabi Dawud As. agar bertauhid kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS Al Isra ayat 55 :
” ... dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
3.      Kitab Injil 
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi sebagian menghapus hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu. Sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaanya.
 Firman Allah SWT dalam QS Al-Maidahayat46 :
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. 
4.      Kitab Suci Al Qur’an 
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam bahasa dan tulisan bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an berisi tentang aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan muamalat, sebagian isinya menghapus hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai dengan perkembangan zaman. Firman Allah SWT dalam QS Yusuf ayat 2 :”Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Dari keempat kitab itu yang masih terjaga hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga kesuciannya sampai hari Kiamat sebab Allah SWT sendiri yang menjamin keasliannya.



Firman Allah SWT dalam QS Al Hijr ayat 9 :
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” 
Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:
a.       Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad     SAW
b.      Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
c.       Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
d.      Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
Ada 3 macam tingkatan dalam beriman kepada kitab-kitab Allah Swt:
1.      Qotmil (membaca saja)
2.      Tartil (membaca dan memahami)
3.      Hafizh (membaca, memahami, mengamalkan dan menghafalkan).      

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan
   Iman kepada Allah Iman yang wajib ditanam ke dalam diri muslim dengan ikhlas dan teguh yang disebut aqidah, maksudnya dalam bahasa kita ikatan, laksana mengikat sesuatu dengan simpulan yang teguh sehingga tidak dapat dirungkai lagi, Allah menjelaskan al Baqarah ayat 256.
“maka siapa yang tidak percayakan tanghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh yang tidak akan putus dan (ingatlah), Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.)
Iman kepada Malaikat Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin.Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat,mengucapkan dengan lisan,dan mengamlakan dengan seluruh anggota badan.Menurut M.Quraish Shihab,kata malaikat berasal dari kata arab yaitu mala’ikah yang merupakan bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti “ menyampaikan sesuatu”. Jadi,malak /malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari allah swt.
Iman kepada Kita-kitab Allah Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan wahyu-Nya yang berupa kitab dan shuhuf kepada para nabi /rasul untuk disampaikan dan diajarkan kepda umat manusia.
3.2  Saran
   kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu  kami berpesan ambilah sesuatu yang positif dari makalah yang kami buat, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun  pembaca. dan menjadi  wawasan kita dalam memahami bahasa kita sendiri dan sebagai kata,marilah terus berusaha untuk menggapai sebuah cita-cita yang luhur.
                                               DAFTAR PUSTAKA
       Anwar, Rosihon. 2008. Akidah Akhlak. Bandung : Pustaka Setia.
       Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Akhlak. Surabaya : Al-Ikhlas.
      Moh. Rifai,Rs Abdul Azis, Ba Jalaludin. 1994. Akidah Akhlak. Semarang :     Wicaksana.
      Zainuddin, A dan Jamhari Muhammad. 1999. Al-Islam 1: Akidah dan    Ibadah. Bandung : Pustaka Setia.
     Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1999. Mutiara Ilmu Tauhid. Bandung : Pustaka Setia.
       Afif Muhammad. 1986. Tauhid. Bandung : Bina Ilmu.



[1] Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115
[2]  Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115.
[3]  Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[4] Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[5] Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
6 Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 121.
[6] Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 120.
[7]  Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 121.


No comments:

Post a Comment