1

loading...

Monday, February 11, 2019

MAKALAH KESEHATAN MATERNAL DAN MORTALITAS BAYI DALAM PERSPEKTIF ISLAM


MAKALAH KESEHATAN MATERNAL DAN MORTALITAS BAYI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
     1.      Latar Belakang
Lebih dari 50 juta perempuan di dunia menderita akan masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang buruk ataupun penyakit serius yang berhubungan dengan kehamilan. Disetiap tahunnya lebih dari 500.000 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran bayi. Kebanyakan kematian terjadi di Asia, namun resiko kematian tertinggi terjadi di Afrika.
Fakta diatas menunjukkan bahwa Kesehatan Maternal dan Mortalitas Bayi amat lah penting. Banyak faktor yang menyebabkan sedikitnya yang peduli akan Kesehatan Ibu dan kematian bayi. Salah satunya adalah Kurang memadainya Saran Prasarana dan Pelayanan. Hal diatas sangat membutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Namun, masalah ini dapat diselesaikan dengan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Agar di dapat hasil yang signifikan dalam upaya mengatasi kematian ibu dan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
     1.      Kesehatan Maternal dan Mortalitas Bayi
Kesehatan maternal dan mortalitas bayi merupakan tercapainya Kesehatan ibu dan bayi serta upaya mencegah kematian dini pada ibu dan bayi. Hal ini membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Di negara berkembang, lebih dari 10 juta anak meninggal setiap tahunnya, yang sebagian besarnya dapat dicegah melalui nutrisi yang cukup, pelayanan yang baik dan perawatan medik yang memadai. Meskipun rata-rata mortalitas anak-anak berumur dibawah 5 tahun berkurang 15% sejak tahun 1990 serta Kematian anak turun pesat 25 tahun terakhir, namun kemajuan ini menurun sejak tahun 1990-an, dan sedikit negara yang mengalami kemajuan pada periode yang sama. Rata-rata mortalitas yang tinggi di berbagai negara dikarenakan oleh hasil pelayanan kesehatan reproduktif yang tidak memadai bagi perempuan dan ruang kelahiran yang tidak sesuai. Oleh karenanya, seluruh dunia bekerja sama untuk mengurangi rasio mortalitas maternal tersebut menjadi tiga perempat antara tahun 1990-2015.
Dengan kerja sama yang erat dan terarah akan sangat menentukan keberhasilan dalam berbagai kebijakan dan strategi yang disusun untuk mengatasi kematian ibu dan anak, terutama dalam proses persalinan. Kepercayaan yang dianut masyarakat juga sebagai peran penting dalam menentukan perilaku kesehatan, termasuk untuk kesehatan maternal dan bayi.
Islam pun telah membahas akan pentingnya kesehatan maternal dan bayi dalam berbagai ajarannya. Posisi ibu merupakan posisi penting, bahkan dikatakan bahwa Surga berada di telapak kaki ibu. Pada masa Baginda Rasulullah Saw, ajaran Islam telah berhasil menghilangkan adat istiadat Suku Arab yaitu kasus pembunuhan anak perempuan yang baru lahir (female infanticide). Namun, adat istiadat juga memiliki kontribusi penting yang mempengaruhi visi Islam tentang Perempuan. Angka kematian di berbagai negara Islam pun masih tergolong tinggi daripada negara lainnya. Untuk itu, perilaku sehat dalam kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan, begitu pun dengan kesalahan perilaku dalam penanganan masaah reproduksi harus dihilangkan dengan strategi dan kebijakan yang mengatur hal tersebut.
     2.      Kesehatan Reproduksi dalam Ajaran Islam
Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang masalah kesehatan reproduksi. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah sangat menghargai kesulitan dan penderitaan ibu saat melahirkan. Allah memberikan kewajiban bagi hamba-Nya untuk berbuat paik kepada kedua orang tuanya, terutama Ibu.
Kami perintah kan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai meyapihnya adalah tiga puluh bulan... (QS. Al-Ahqaf [46] : 15).
Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKudan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kamu kembali. (QS. Luqman [31] : 14).
Al-Hadits menyatakan bahwa ibu merupakan orang yang paling berhak untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan, bahkan dibandingkan ayah, ataupun orang lain yang dekat.
Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak mendapatkan pelayanan dan persahabatanku?” Nabi SAW menjawab “Ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutaffak’Alaih).
Al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk menjaga kemurnian keturunannya. Perempuan yang mengalami perceraian dengan suaminya wajib menunggu masa iddah selama 3 kali masa menstruasi atau sekitar 3 bulan, sebelum diperbolehkan menikah lagi dengan laki-laki lainnya.
Perempuan-perempuan yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kal quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka itu menghendaki ishlah. Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah [2] : 228).
Islam juga mengajarkan ibu untuk menyusui anak-anaknya. Al-Qur’an mengajarkan bahwa periode menyusui tersebut, jika dilakukan dengan penuh, lamanya 2 tahun.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf... (QS. Al-Baqarah [2] : 233).
Perempuan yang hamil dan menyusui dalam ajaran Islam memiliki berbagai dispensasi. Selain berhak mendapatkan nafkah dari ayah bayi yang dikandungnya, mereka juga diperkenankan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan dan dapat diganti di hari lain. Sehingga mereka mendapatkan nutrisi dan gizi yang cukup bagi anak-anaknya, baik janin dalam kandungan maupun bayi yang sedang menyusui.
Tata cara penyambutan kelahiran bayi pun juga diajarkan dalam Islam. Tata cara tersebut untuk mengingatkan orang tua bahwa mereka akan menjalani babak baru kehidupan seseorang. Bayi yang baru lahir sesegra mungkin dibacakan Adzan ke telinga kanan oleh Ayahnya. Dengan pembacaan Adzan ini, bayi sedini mungkin mendengar nama penciptanya “Allah” dan kalimat “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Dengan demikian, orang tua telah sedini mungkin mendidik anak-anaknya dengan cara Islam. Kemudian langsung dibacakan doa iqamah. Selain itu, terdapat cara penyambutan lainnya sesuai adat istiadat setempat.
Islam sangat menekankan pentingnya pemberian air susu ibu kepada bayi. Menurut ajaran Islam, ibu yang menyusui walaupun telah bercerai dengan suaminya, memiliki hak untuk mendapatkan nafkah dari suaminya. Penelitian ilmiah saat ini menunjukkan pentingnya pemberian air susu ibu secara eksklusif selama dua tahun bagi ketahanan tubuh dan perkembangan bayi, lebih baik daripada susu formula dan susu sapi.
    3.      Strategi dan Kebijakan Kesehatan Reproduksi
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadakan the U.N. Millennium Summit, pada bulan September 2000, yang menghasilkan delapan tujuan perkembangan millenium (MDGs) yang mencakup peningkatan kesehatan maternal dan pengurangan kematian balita.
Untuk mencapai tujuan pada bidang tersebut, baik negara secara regional maupun nasional menyusun berbagai strategi dan kebijakan. Middle East and North Africa/MENA telah secara bersama-sama menyusun strategi pembangunan regional. Yang diantaranya membahas tentang kesehatan reprduksi dan keluarga berencana, perlindungan dan kesehatan perempuan serta perlindungan dan kesehatan anak-anak.
1)        Promosi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
Selama tahun 1996 kesehatan reproduksi telah diteruskan oleh WHO melalui serangkaian proses konsultatif. Kantor regional secara aktif berpartisipasi pada pertemuan kedua dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam kesehatan keluarga dan reproduktif yang dilakukan pusat WHO di Jenewa bulan Juni 1996.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pusat Program Khusus Penelitian, Pengembangan, dan Pelatihan Penelitian tentang Reproduksi Manusia WHO meneruskan bantuan aktif untuk mengkolaborasi pusat di Mesir, Republik Islam Iran, Pakistan, dan Sudan untuk melakukan kegiatan penelitian pada tahap yang berbeda-beda dalam reproduksi manusia.
Program ini memberikan kekuatan yang signifikan pada berbagai negara di wilayah. Kantor regional secara aktif berpartisipasi dalam mengembangkan metode evaluasi cepat untuk pelayanan kesehatan maternal dan anak di Irak untuk meningkatkan kualitas pelayanan ini, dan memperkenalkan paket ibu-anak pada pelayanan distrik di Mesir. Kantor regional berkolaborasi dengan markas WHO dan UNICEF mengorganisasikan kursus untuk ahli pelatihan konseling pemberian ASI di Alexandria, Mesir bulan September 1996. Kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi bersama United Nations Population Fund (UNFPA) untuk memberikan dukungan dalam berbagai area kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana.Islam dan Pilihan Reproduksi Perempuan
Dalam Islam membahas masalah kesehatan reproduksi memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Namun, masing-masing negara memiliki Politik dan budaya yang menjadi salah satu faktor untuk mengimplementasikan ajaran tersebut. Negara memiliki peran dalam membentuk opini tentang perempuan yang dapat berbeda satu sama lainnya.
Dari perspektif feminis aktivis hak asasi, istilah reproduksi memiliki implikasi dua prinsip dasar. Prinsip pertama yaitu otonomi, yang berarti perempuan dapat mengambil keputusan sendiri berkiatan dengan hal reproduksi, dan mendapatkan akses informasi dan pelayanan yang membuat pilihannya mungkin. Prinsip kedua terdapat pemahaman bahwa kesehatan reproduksi merupakan bagian integral dari kehidupan seseorang perempuan, dan dengan demikian tidak hanya terbentuk hanya oleh kondisi medik, namun juga oleh tekanan sosial dan kekuatan hubungan sosial yang terentang ari keuarga sampai institusi internasional.
2)        Mortalitas Bayi
Untuk mencapai pengurangan mortalitas bayi dilakukan berbagai upaya, terutama dengan meningkaykan kualitas pelayanan keseharan. Kematian bayi juga tidak terlepas dari kondisi sosial, ekonomi dan adat istiadat yang memengaruhi perilaku pasangan yang memiliki anak. Kasus aborsi yang terjadi, misalnya, sering kali dipengaruhi hal-hal di luar teknis pelayanan kesehatan.
Selain itu, terdapat berbagai kasus di mana kematian bayi yang baru lahir sering kali terjadi tiba-tiba,bahkan tanpa sebab yang jelas. Bayi tampaknya tidak mengidap kelainan atau penyakit tertentu. Bayi yang sedang tidur dengan tenang tiba-tiba meninggal. Namun, melalui penelitian terlihat berbagai perilaku yang dapat menjadi risiko yang berhubungan dengan kematian tersebut. Gejala kematian ini dikenal dengan istilah Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
3)        Kesehatan Ibu dan Anak Menurut UNICEF
Isu-isu Penting
Menurut data UNICEF Setiap tiga menit, di manapun di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu, setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan.
Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) kelima, berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Rasio kematian ibu, diperkirakan sekitar 28 per 100.000kelahiran hidup, tetap tinggal di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. Hal ini bertentangan dengan negara-negar miskin di sekitar Indonesia yang menunjukkan peningkatan lebih besar pada MDG kelima.
4)        Pola-pola Kematian Anak
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. Seperti di negara berkembang lainnya yang mencapai status pendapatan menengah, kematian anak Indonesia karena infeksi dan penyakit anak-anak lainnya telah mengalami penurunan, seiring dengan peningkatan pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan dan akses ke pelayanan kesehatan.
Angka kematian anak terkait dengan kemiskinan. Anak-anak dalam rumah tangga termiskin umumnya memiliki angka kematian balita lebih dari dua kali lipat dari angka kematian balita di kelompok kuintil paling sejahtera. Angka kematian anak di daerah-daerah miskin di pinggiran perkotaan jauh lebih tinggi daripada rata-rata angka kematian anak di perkotaan.
5)        Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah tingginya angka kematian. Di Indonesia, angka kematian bayi baru lahir pada anak-anak yang ibunya mendapatkan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh profesional medis adalah seperlima dari angka kematian pada anak-anak yang ibunya tidak mendapatkan pelayanan ini.
Indonesia menunjukkan angka peningkatan proporsi persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang terlatih , dari 41 persen pada tahun 1992 menjadi 82 persen pada tahun 2010. Sedangkan proporsi persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah, yaitu sebesar 55 persen. Lebih dari setengah perempuan di 20 provinsi melahirkan di rumah mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
    A.     Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Maternal dan Mortalitas bayi adalah suatu hal yang sangat penting. Dimana hingga sekarang masih terus diupayakan untuk mencegah kematian pada Ibu dan Bayi. Ibu yang baru melahirkan sangat rentan apabila tidak diberikan pelayanan pasca melahirkan. Begitu pula dengan Bayi yang baru lahir, sangat rentan akan lingkungan, bakteri dan virus hingga akhirnya akan menyebabkan kematian.
Dengan banyak faktor yang telah dipaparkan, disarankan agar kita lebih mawas diri di masa depan, terutama calon ibu yang akan melahirkan anak-anaknya. Serta cara-cara penanggulangan yang sudah dijelaskan, bahwa kita bisa mempersiapkan sejak dini akan hal-hal yang mungkin terjadi. Jadi, dalam makalah ini menekan kan awareness orang tua, baik ibu maupun ayah agar dapat segera melakukan hal-hal yang memang diperuntukkan untuk ibu yang baru saja melahirkan serta bayi baru lahir.
    B.     Saran
Untuk makalah selanjutnya, diharapkan pemakalah dapat lebih rinci menjelaskan tentang Kesehatan Maternal dan Mortalitas Bayi dalam Perspektif Islam dengan data dan fakta-fakta terbaru, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesempurnaan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
PDF Ringkasan kajian UNICEF Indonesia Kesehatan Ibu dan Anak. Oktober 2012.
Hasan, Aliah B.P. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta : Rajawali Pers


No comments:

Post a Comment