1

loading...

Friday, September 6, 2019

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN DAKWAH


MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN DAKWAH 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penulis menganalisis tema pada mata kuliah ilmu dakwah.Salah satu temanya adalah ‘Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah “.Hal ini penting karena Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuannya masih tertinggal dibandingkan dengan panjangnya sejarah dakwah yang ada.
     Ilmu dakwah dimaksudkan sebagai seperangkat keilmuan yang mempelajari tentang bagaimana dakwah atau proses pembumian islam dilakukan. Dalam hal ini, maka ilmu dakwah sebenarnya lebih dekat ke arah sebagai bagian dari ilmu- ilmu social.Salah satu hal yang masih perlu penyempurnaan adalah menyangkut factor akar sejarah yang jelas. Meskipun ilmu dakwah memiliki akar sejarah yang jelas, akan tetapi belum direkontruksi secara siestematis dengan tujuan akar kesejarahan tersebut mampu menjadi perspektif historis bagi ilmu dakwah tersebut. Di sinilah letak arti penting tulisan ini,yang diharapkan dengan tertorehkannya sejarah ilmu dakwah, maka dari kilasan sejarah tersebut akan mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh tentang empat syarat berikutnya,sehingga secara sepintas memang langsung terlihat akan posisi keilmuan dakwah[1].
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah ilmu dakwah ?
2.Bagaimana urgensi sejarah ilmu dakwah ?
3. Bagaimana sejarah pemikiran dakwah ?
4. Bagaimanaperkembangan ilmu dakwah di Indonesia ?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian sejarah ilmu dakwah
2. Untuk mengetahui  urgensisejarah ilmu dakwah
3. Untuk mengetahui sejarah pemikiran dakwah
4.Untuk mengetahuiperkembangan ilmu dakwah di Indonesia 

 BAB II
PEMBAHASAN 

2.1. Sejarah Ilmu Dakwah

     Sejarah dakwah berasal dari dua kata,yaitu “sejarah” dan “dakwah”. Sejarah berasal dari bahasa arab “syajarah” yang berarti pohon. Salah satu alasan terpilihnya kata yang bermakna pohon ini, barangkali karena sejarah mengandung konotasi genealogi, yaitu pohon keluarga, yang menunjuk kepada asal usul sesuatu marga. Sedangkan “dakwah” secara etimologis berasal dari kata da’a,yad’u,da’watan. Kata da’a mengandung arti : menyeru,memanggil, dan mengajak.”dakwah” artinya seruan,panggilan, dan ajakan. Dakwah islam dapat dipahami sebagai seruan,panggilan, dan ajakan kepada islam. Dengan demikian,”sejarah dakwah” dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat manusia dalam upaya mereka menyeru,memanggil dan mengajak umat manusia kepada islam serta bagaimana reaksi umat yang diseur dan perubahan-perubahan apa yang terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung[2].
      Dakwah sebagai aktivitas muncul semenjak islam dihadirkan Allah swt. Atas manusia.Sementara ilmu dakwah akhirnya muncul dan berkembang, sehubungan dengan semakin berkembangnya area dakwah sebagai aktivitas yang harus dihadapi.Jadi, memang kemunculan dakwah sebagai ilmu bukanlah berangkat dari konsep ilmu murni dalam perspektif pengetahuan modern.Jika kemudian, dakwah sebagai aktivitas (praktik), dan harus membutukan ilmu sebagai pijakan, tentu bukanlah hal yang salah. Sehingga dalam hal ini,menjadi penting untuk membicarakan tahap-tahap khusus perkembaangan pemikiran dakwah, dan kemudian pentahapan sejarah perkembangan ilmu dakwah.

2.2. Urgensi Sejarah Ilmu Dakwah

     Dengan banyaknya dakwah yang disampaikan dengan bil hal (perbuatan), bil lisan (perkataan), bil qalam (tulisan-tulisan), bil kitabah (buku), dan lain-lain. Maka sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan ilmu dakwah itu sendiri yang memiliki fungsi mengubah lingkungan yang menanamkan nilai-nilai keadilan, persamaan, persatuan,  perdamaian, kebaikan, dan keindahan. Dan juga dalam misi mengemban amar ma‟ruf dan nahi mungkar[3].
Mengingat fungsi dan peran dakwah yang demikian penting dan menentukan, maka dakwah dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya harus dipahami secara tepat dan benar, sejalan dengan ketentuan al-Qur’an, sunnah rasul, dan, siroh nabawiyah yang berisikan petunjuk bagaimana dakwah itu dilakukan, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang istiqomah dan tangguh dalam menyeru manusia kepada Agama Allah. Serta mampu melahirkan tatanan hidup masyarakat yang Islami.Disinilah letak perlunya seorang da’i untuk mengetahui dan mempelajari Ilmu Dakwah. Yakni Ilmu yang berisikan kumpulan kaidah-kaidah dan pokok-pokok ajaran yang digunakan untuk menyampaikan Islam, mengajarkan ajaran Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan nyata, juga tununan dan cara-cara bagaimana seharusnya seorangn da’i menarik perhatian orang lain untuk menganut, menyetujui, dan melaksanakan ajaran agama Islam. Maka dengan mempelajari ilmu Dakwah seorang da’i diharapkan mengetahui hakekat konsep dakwah Islam yang semestinya; mengetahui ayat-ayat atau hadits Nabi SAW yang bertemakan dakwah; mengetahui berbagai metode dakwah dan perkembangannya; menjalankan kegiatan dakwah dengan memperhatikan metode dan tehnik dakwah yang tepat untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Dan tentunya dengan mengetahui ilmu dakwah seseorang da’i akan lebih mudah dalam melakukan dakwah yang efektif dengan tujuan utama demi mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat melalui penyebaran dan pengamalan ajaran agama islam.

2.3. Sejarah Pemikiran Dakwah

     Perkembangan pemikiran  dakwah perlu dikemukakan terlebih dahulu,karena hal ini juga memiliki pengaruh besar terhadap proses terbentuknya ilmu dakwah. Disamping itu, agar nantinya juga tampak nyata adanya perbedaan antara pemikiran dakwah dengan ilmu dakwah[4].
     Sejarah perkembangan pemikiran dakwah islam, sebagaimana dikemukakan oleh Syukriadi Sambas dapat dikategorikan menjadi beberapa periode, yakni : periode nubuwat, periode Khulafa, Tabi’in, Tabi’ al-tabi’in, dan modern.
     Periode pertamaadalah periode Nubuwat, dimana semua nabi memang mengemban tugas memanggil, menyeru, dan mengajak manusia kepada agama Allah swt. Pada periode ini materi seruan menyangkut tauhidullahyang menyebabkan manusia memiliki dua fungsi ganda :khalifatullah dan ‘abidullah. Selain itu, pesan utama tentang perjalanan hidup manusia, al-mabda’ (asal kehadiran manusia), al-wasath( keadaan  manusia di alam kesadaran duniawi) dan al-ma’ad( tempat kembali mempertanggungjawabkan tugas kefitriannya.
            Periode kedua, Khulafa’ al-Rasyidin.Kesinambungan aktivitas dakwah mulai merambah ke persoalan teoretis keilmuan pada masa ini.Pemikirah dakwah yang berekembang pada periode ini adalah metode al-naqldan al-‘aqlsecara seimbang yang diorientasikan kepada gerakan futurat di semenanjung Arabia. Pada masa ini, sifat islam masih menekankan pada praktik amaliah dari ajaran keagamaan.
     Periode ketiga,masa taba’i dengan rijal al-dakwah utama Said bin Musyyahab,Hasan al-Bashri, Umar bin Abd al-Aziz dan Abu Hanafiah. Keempat tokoh ini menekankan proses ihtisab dengan memulai perbaikan pada diri sendiri, keluarga, kemudian perbaiki umat, pengembangan dakwah dengan surat,membina perasaan takut kepada Allah swt.
     Periode keempat, masa tabi’i al-tabi’in pada masa tokoh-tokoh Malik bin Annas, Syafi’i dan Imam Ahmad. Periode inilah yang disebut periode salaf, yang kemudian menjadi periode transisi.
     Periode kelima, masa tabi’I al-tabi’in.era dimulainya era khalaf, seekitar 300 tahun setelah periode nubuwat berakhir. Pada masa inilah sudah terjadi munculnya aneka corak pemikiran di berbagai bidang kajian keislaman sebagai hasil dari akumulasi interaksi antara budaya dalam perjalanan aktivitas dakwah sebagai aktualisasi dari pemikiran filosofis dakwah.
     Periode keenam, era modern.Periode ini ditandai dengan semangat pemikiran untuk mengembalikan balance of power terhadap hegemoni barat.Pada era ini pulalah dakwah sebagai ilmu mandiri mulai menggeliat, dan muncul ke permukaan[5].

2.4. Perkembangan Ilmu Dakwah di Indonesia

     Di indonesia, keberadaan Ilmu Dakwah tidak bisa lepas dari lembaga pendidikan yang mencetak pendakwah, seperti madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi islam. Sejak islam  pertama kali masuk di wilayah Nusantara, pala ulama dan sultan telah memikirkan upaya menyebarkan islam secara efektif. Untuk itu, kemudian dilakukan kederisasi melalui  pendidikan islam. A. Hasjmi (1974 : 383) menyebut Dayah Cot Kala yang didirikan oleh Muhammad Amin sebagai prguruan tinggi islam pertama di bangun di rantau Asia tenggara , Muhammad Amin behasil mengembangkan Dayah Cot Kala dalam mencetak pendakwah yang menyebarkan islan di penjuru nusantara. Para kiai jawa juga mengemban misi yang sama dengan para ulama aceh, yakni mencetak  pendakwah. Penting dicatat bahwa saat itu pendakwah lebih populer dari pad\a guru Agama. Sebagai pendakwah, para ulama banyak menghabiskan waktunya untuk berkelana menyebarkan agama islam. Kita mendapatkan informasi dakwah Wali Songo dari artefak yang di tinggalkan dan cerita rakyat secara lisan. Sebelum dakwah menjadi jurusan tersendiri, ia kerap dijadikan tema dalam perdebatan di media massa ilam maupun forum forum ilmiah, di padang sumatera barat, kaum modernis membuat sebuah majalah berbahasa melayu dengan nama Al-munir, majalah yang didirikan oleh Haji Abdullah Ahmad ini mengedepankan dakwah purifikatif (pemurnian tauhid) dan menyuarakan ide-ide metode pembaruan islam. Dari majalah Al-Munir tersebut, muncul beberapa majalah islam lainnya di indonesia. Sebelum kemerdekaan ilmiah tentang dakwah islam masih dilakukan secara informal.para ulama masih berkunjung untuk membicarakan masa depan umat islam indonesia. Dalam hal ini, belum ada institusi pendidikan islam yang memberikan fasilitas untuk mengadakan forum ilmiah tentang dakwah, setelah perguruan tinggi agama islam (PTAIN) di bentuk oleh pemerintah pada tanggal 26 september 1951, dakwah menjadi slah satu jurusannya selain jurusan tarbiyah, setelah PTAIN berganti nama menjadi IAIN dakwah masih menjadi sebuah jurusan dibawah fakultas ushuluddin pada tahun 1960 hingga 1968. Tahun 1967, rektor Ar-raniri Aceh dengan di dukung oleh yayasan pembina darusallam dan mentri kesejahteraan untuk mengusulkan status jurusan dakwah menjadi fakultas dakwah, usulan ini di penuhi SK. Mentri agama Agama Nomir `13 Tahun 1968, setelah menjadi sebuah fakultas tersendiri, ilmu dakwah di kembangkan menjadi leluasa hingga saat ini.

BAB III
PENUTUP 

3.1. Kesimpulan

Perkembangan ilmu dakwah mengalami kemajuan pesat pada awal abad ke-20 M. Dimana pertumbuhan ilmu dakwah sudah mulai dikaji sesuai dengan perkembangan dinamika keilmuan. Pada periode ini ilmu dakwah sudah mulai dikaji secara spesialisasi dan pembidangan ilmu, seperti metode dakwah, psikologi dakwah, manajemen dakwah, filsafat dakwah, komunikasi dakwah, sejarah dakwah, komjunikasi dakwah, dan lain-lain. Adapun dalam pendekatan kajian dakwah diperlukan pendekatan keilmuan lainnya untuk menunjang keberhasilan dakwah, seperti pendekatan edukatif, pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, pendekatan historis, pendekatan komunikasi, dan lain-lain sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran atau objek dakwah.

3.2. Saran

Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat mengambil sedikit hikmah dari kandungan yang ada didalamnya. Setiaip karya pasti indah, namun setiap keindahan itu belum tentu yang terbaaik. Maka penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penulisan ataupun kandung pokok bahasan. Kritik dan saran akan kami terima, guna karya yang lebih baik kedepannya. 

DAFTAR PUSTAKA 

Aziz Ali, Moh. Ilmu Dakwah. Jakarta : Kencana. 2004
Sambas, Syukriadi.Perkembangan Pemikiran Dakwah. dalam Aep Kusnawan
Nurwahid, Hidayat,Pengantar Sejarah Dakwah,Jakarta: Prenadamedia
           Group.2007
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT.RajaGrafindo
           Persada.2012
Rahman, Fazlur.Islam. terj. Ahsin Mohammad.Bandung: Pustaka.1997


[1]Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2012),hlm 156
[2]Hidayat Nurwahid,Pengantar Sejarah Dakwah,(Jakarta: Prenadamedia Group,2007),hlm 1
[3]Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2012),hlm 164
[4] Fazlur Rahman,Islam,terj. Ahsin Mohammad,(Bandung: Pustaka,1997),bab 1,3-10
[5]Syukriadi Sambas,Perkembangan Pemikiran Dakwah,dalam Aep Kusnawan,op.cit,hlm 33-38

No comments:

Post a Comment