PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat
cepat pula merupabah pola pikir masyarakat, hal ini mengakibatkan program
pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar
tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan
yang berkualitas. Berbagai ilmu telah berkembang untuk menyesuaikan jaman ,
seperti ilmu management yang berkembang pesat . Perkembangan ilmu
management yang ada sesuai dengan perkembangan Negara kita, yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yg semakin berkembang dan semakin ingin
menuju kategori negara maju . Keberadaan ilmu management sangat bermanfaat bagi
para pemuda karena di dalam ilmu management terdapat ilmu yang dapat
diimplikasikan dalam kehidupan masyarakat atau sehari – hari . Oleh
karena itu Management sangat dibutuhkan tidak hanya di perusahaan saja tetapi
juga didunia pendidikan.
Sering kita mendengar kata manajemen,
namun banyak di antara kita tidak mengetahui pengertian manajemen pendidikan,
fungsi dari management pendidikan itu sendiri apa, dan apa sajakah unsure-unsur
yang terksndung di dalam manajemen pendidikan. Banyak orang bertanya – tanya
tentang hal itu ,namun dengan berkembangnya tekhnologi dan berkembangnya
Internet di Negara kita , kita dapat langsung mengetahui perkembangan
management dengan mudah. Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis akan
memberikan pemaparan dan penjelasan mengenai pengertian, fungsi, unsur
manajemen pendidikan dan pentingnya SDM dalam pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Pengertian
Karakteristik Manajemen Sekolah ?
2.
Apa
Saja unsur-unsur Manajemen ?
3.
Apa
saja Fungsi-Fungsi Manajemen ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Karakteristik Manajemen Sekolah
2.
Untuk
Mengetahui unsur-unsur Manajemen
3.
Untuk
Mengetahui Fungsi-Fungsi Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Manajemen Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki karakteristik yang perlu
dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. Dengan kata lain, jika sekolah
ingin sukses dalam menerapkan MBS, sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki.
Karakteristik MBS tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif.
Jika MBS merupakan wadah/kerangka, sekolah efektif merupakan isinya. Oleh
karena itu, karakteristik MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah
efektif yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.
Dalam menguraikan karakteristik MBS
pendekatan sistem, yaitu input, proses, dan output digunakan untuk
memandunya (Rohiyat, 2010). Hal ini didasari oleh pengertian bahwa sekolah
merupakan sebuah sistem sehingga penguraian karakteristik MBS (yang juga
karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input, proses,
dan output). sedangkan proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat
lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan
dua tingkat lebih rendah dari output.
Dengan demikian, secara umum
karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (Syaiful Sagala, 2011)adalah:[1]
1.
Kemandirian,
yang menggambarkan otonomi manajemen sekolah yang efektif dan layanan belajar
yang bermutu, menggunakan evaluasi hasil belajar yang standar, prestasi
pembelajaran.
2.
Kemitraan,
memanfaatkan potensi pemangku kepentingan sekolah (pemberdayaan potensi
sekolah) dan masyarakat.
3.
Partsiipasi,
kepemimpinan sekolah yang lugas, visioner, antisipasif dan berjiwa
enterpreneurship mengikutsertakan potensi sumber daya sekolah.
4.
Keterbukaan,
senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan kompetitif.
5.
Akuntabilitas,
melakukan analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan, dan evaluasi kinerja
sesuai visi misi untuk mencapai tujuan dan target sekolah, menyediakan
kesejahteraan personal sekolah yang cukup dan pantas.
6.
Sekolah
tersebut menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran
7.
Sekolah
merupakan agen perubahan
8.
Adanya
komunikasi yang efektif antara warga sekolah
9.
Kepemimpinan
yang efektif (memiliki kepribadian, manajerial, kewirausahaan)
10. Adanya kolaboratif team work dan memiliki tujuan bersama
11. Adanya learning to discovery, dan adanya stakeholders.
Output pendidikan yang diharapkan:
Sekolah harus mempunyai output yang diharapkan, prestasi sekolah
yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Output dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu; output yang berupa prestasi akademik
(academic achievement) dan output yang berupa no akademik (non academic
achievement). Contoh output akademik, Yaitu :
a)
Nilai
ujian sekolah dan nilai raport pada bidang studi akademis
b)
Nilai
tes hasil belajar pada bidang studi akademik
c)
Lomba
bidang studi
d)
Lomba
karya ilmiah tingkat sekolah dasar, lomba mengarang, cara-cara berpikir kritis
diskusi.
Contoh output
non akademik, misalnya :
a)
Kesopanan,
kejujuran, kerajinan, kedisiplinan
b)
Kerjasama
yang baik, keingintahuan yang tinggi
c)
Harga
diri yang tinggi, rasa kasih sayang yang tinggi
d)
Tenggang
rasa yang tinggi, semangat kerja yang tinggi
e)
Prestasi
dalam bidang kesenian, dan olahraga.
Kriteria Input
Pendidikan, meliputi:
a)
Memiliki
kebijakan, strategi, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas.
b)
Sumber
daya tersedia dan siap pakai
c)
Staf
yang kompeten dan berdedikasi tinggi
d)
Memiliki
harapan prestasi yang tinggi
B.
Unsur-Unsur Manajemen
I. Unsur Manajemen
Unsur manajemen adalah sesuatu
yang menjadi bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen.
Ada banyak pendapat yang
mengemukakan tentang unsur-unsur manajemen, di antaranya yaitu :[2]
No
|
Pakar
|
Unsur-unsur
|
1
|
G.R
Terry
|
Dalam
bukunya Principle of Management mengatakan, ada enam sumber daya pokok dari
manajemen, yaitu:
1. Men
and woman
2. Materials
3. Machines
4. Methods
5. Money
6. Market
|
2
|
Harrington
Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V
|
1. Men
2. Money
3. Materials
4. Machines,
and
5. Methods.
|
3
|
Soekarno
K.
|
1.
Men : Tenaga
manusia digerakkan
2.
Money : Dana
yang diperlukan untuk
Mencapainya
3.
Methods :
Cara / sistem untuk mencapai
tujuan
4.
Material :
Bahan-bahan sebagai sumberdaya
pendidikan
yang mencapai tujuan
pendidikan.
5.
Machines :
Mesin-mesin yang diperlukan
6.
Market
: Pasaran, tempat untuk melempar
hasil produksi.
|
II. Unsur-Unsur Pendidikan
Adapun
unsur-unsur pendidikan adalah:
a)
Anak
didik : Pihak yang menjadi
obyek utama pendidikan
b)
Pendidik : Pihak yang
menjadi subyek dari pelaksanaan
pendidikan
c)
Materi : Bahan atau pengalaman
belajar yang disusun
menjadi kurikulum
d)
Alat
pendidikan : Tindakan yang menjdi kelamgsungan mendidik
e)
Lingkumgan : Keadaan
yang berbengaruh terhadap hasil
pendidikan
f)
Dasar
dan landasan pendidikan : Landasan yang menjadi fundamental dari segala
kegiatn pendidikan.
Pendidikan adalah
suatu usaha sadar yang teratur dan tematis yang dilakukan seseorang untuk
mempengaruhi agar anak mempunyai sifat dan tabiat yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.Yang menjadi eksistensi mendidik terletak pada tujuan mendidik,
sedang mengajar eksistensinya terletak pada materinya.Oleh karena itu dapat disimpulkan
mendidik lebih luas dari pada mengajar,dan mengajar merupakan sarana dalam
mendidik.[3]
Adapun faktor-faktoryang membatasi kemampuan pendidikan :
1.
Faktor
anak didik : di dalam anak didik terdapat potensi-potensi yang butuh
pendidikan dari luar
2.
Faktor
pendidik : guru mempunyai metode penyampain yang berbeda
dan Beragam
3.
Faktor
lingkungan : lingkungan sangat berpengaruh baik positif maupun
negatif
Menurut Lengeverd
bahwa di saat ketika anak itu telah sadar atau mengenal kewibawaan. Dia
akan memiliki ciri-ciri : adanya kestabilan,sifat tanggung jawab
dan sifat berdiri sendiri. Menurut sarjanawan pendidikan dari Barat pendidikan
tidak hanya di mulai sejak prenatal (dewasa) melainkan di mulai sejak
anak diciptakan (konsepsi). Bedasarkan hal tersebut manajemen
pendidikan merupakan salah satu masalah ynng sangat fundamental
dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu hal yang
paling dasar dalam memenejemen
pendidikan akan sangat menenetukan corak dan isi dari
pendidikan yang akan membawa anak tersebut ke depan.[4]
C.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Penting
untuk diingat, bahwa manajemen adalah suatu bentuk kerja. Harold Koontz dan
Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, yaitu:
1)
Planning-
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik
dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam
perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh
para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan
bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan
pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan
Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana
Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ
مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan
Ketika menyusun
sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk
mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui
batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk
mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa
dicapai secara seimbang.
Mahdi bin
Ibrahim[5]mengemukakan
bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah
perencanaan, yaitu :
1.
Ketelitian
dan kejelasan dalam membentuk tujuan
2.
Ketepatan
waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
3.
Keterkaitan
antara fase-fase operasionalrencana dengan penanggung jawab operasional, agar
mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
4.
Perhatian
terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat,
mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung
jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya,
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan
evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
5.
Kemampuan
organisatoris penanggung jaawab operasional.
Sementara itu menurut Ramayulis mengatakan bahwa
dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
1.
Penentuan
prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan
agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan,
masyarakat dan bahkan murid.
2.
Penetapan
tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan
3.
Formulasi
prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
4.
Penyerahan
tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman
Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas
berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan
berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah
perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2)
Organizing-
mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan
kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Ajaran Islam senantiasa
mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir
dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan
rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut
Terry [6] pengorganisasian
merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh
sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan
lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.
Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah
organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan[7]
Sementara itu Ramayulis [8] menyatakan
bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara
transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat
individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan
fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian
terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk
ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga
bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran,
tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan
saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk
menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap
keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3)
Staffing-
menentukan keperluan-keperluan sumberdaya manusia, pengarahan, penyaringan,
latihan dan pengembangan tenaga kerja.
4)
Motivating-
mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan. Bernard
Berelson dalam Siswanto, mendefenisikan motivasi sebagai keadaan jiwa dan sikap
mental manusai yang memberikn energi, mendorong kegiatan, dan mengarah dan
menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan. [9]
5)
Controlling-
mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana
perlu. [10]
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri [11]menyatakan
bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak
lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses
pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara
konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil.
Menurut Ramayulis [12]pengawasan
dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan
bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga
Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia.
Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan
yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah
sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep
Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang
dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penulis
menarik kesimpulan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mengandung suatu proses ataupun system yang mengkoordinasikan, memadukan,
menyelengggarakan dan mengimplikasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti
guru, sarana dan prasarana pendidikan, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan berkualitas.
Setelah kita mengetahui pengertian atau
definisi Management , maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kita
Dapat Memahami Fungsi Management.
2.
Dapat
Mengetahui Fungsi Management dari beberapa
ahli terkemuka didunia.
3.
Dapat
Mengimplementasikan Fungsi Management dalam kehidupan.
4.
Mengetahui
Lebih Detail Mengenai Fungsi Management .
5.
Mengetahui
unsur-unsur yang terkandung di dalam Manajemen Pendidikan.
B.
Saran
Adapun
saran yang disampaikan oleh penulis setelah menyelesaikan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.
Diharapkan
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.
2.
Diharapkan
agar nantinya makalah ini dapat menjadi bahan ajar tambahan
bagi pembaca.
3.
Melalui
makalah ini, penulis berharap agar kita semua dapat lebih memahami ilmu
Manajemen Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Brantas, Dasar-dasar Manajemen.
Alfabeta. 2009.
Didin Hafidudin dan Hendri
Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta : Gema Insani,
2003.
George R Terry, Prinsip-prinsip
Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
http://www.m-edukasi.web.id.unsur-unsur-pendidikan.html.
Diakses pada tanggal 30 September 201
Mahdi bin Ibrahim, Amanah
dalam Manajemen, Jakarta : Pustaka Al Kautsar, 1997.
Mulyasa. 2005. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment