1

loading...

Senin, 14 Januari 2019

MAKALAH PERBANDINGAN ALIRAN-ALIRAN IMAN DAN KUFUR


MAKALAH PERBANDINGAN ALIRAN-ALIRAN IMAN DAN KUFUR 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Membicarakan Masalah Iman dan Kufur, umat Islam telah terjadi perselisihan dimana yang satu adalah umat yang mudah mengkafirkan orang lain sekalipun orang itu masih bisa dianggap  muslim. Sedang yang lainnya adalah yang berpendirian bahwa kita tidak boleh  menghukum kafirkan seseorang sekalipun orang tersebut benar-benar telah kafir dan murtad dari agam islam.
Sesungguhnya penilaian bahwa seseorang itu kufur dan benar-benar telah menyimpang dari hukum islam adalah wewenang Allah. Terkecuali orang tersebut mengatakan dengan terang-terangan bahwa dia tidak menunaikan perintah Allah karena ingkar pada Allah.
Dalam makalah ini, kami berusaha untuk menerangkan secara mendetail tentang Iman dan Kufur dari berbagai aliran serta memberikan beberapa solusi yang tepat untuk menanggapi permasalahan ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Iman dan Kufur ?
2.      Bagaimanakah Perbandingan Antar Aliran mengenai Iman dan Kufur ?
3.      Bagaimanakah Konsep Iman dan Kufur dari Berbagai Aliran?
C.    Tujuan Pembuatan Makalah
1.      Memahami apa yang di maksud dengan Iman dan Kufur,
2.      Mengerti tentang Perbandingan Antar Aliran mengenai Iman dan Kufur,  
3.      Mengetahui Konsep Iman dan Kufur dari Berbagai Aliran.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Iman dan Kufur
Perbincangan konsep iman dan kufur menurut tiap-tiap aliran teologi islam, seperti yang terlihat dari berbagai literatur ilmu kalam, acapkali lebih dititikberatkan pada satu aspek saja dari dua term, yaitu iman atau kufur. Ini dapat dipahami sebab kesimpulan tentang konsep iman bila dilihat kebalikannya juga berarti kesimpulan tentang konsep kufur.
Agenda persoalan yang pertama-tama timbul dalam teologi islam adalah masalah iman dan kufur. Persoalan itu dimunculkan pertama kali oleh kaum khawarij  tatkala mencap kafir sejumlah tokoh sahabat nabi SAW yang dipandang telah berbuat dosa besar, antara lain ali bin abi thalib, mu’awiyyah bin abi sufyan,abu musa al-asy’ari,amr bin al-ash,thalha bin ubaidillah, zuber bin awwan, dan aisyah,istri rasulullah SAW.¹masalah ini lalu dikembangkan olehkhawarij dengan tesis utamanya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir.
Pernyataan teologis itu selanjutnya bergulir menjadi bahan perbincangan dalam setiap diskursus aliran-aliran teologis islam yang tumbuh kemudian, termasuk aliran teologi islam yang tumbuh kemudian, termasuk aliran Murji’ah. Aliran lainnya, seperti Mu’tazilah, Asy’ariyah, dan Maturidiyah turut ambil bagian dalam polemic tersebut.malah tak jarang di dalam tiap-tiap aliran tersebut terdapat perbedaaan pandangan di antara sesama pengikutnya.
1.      KEIMANAN
Menurut pendapat-pendapat ulama fiqih bahwa iman merupakan sebuah Tasdiq di dalam hati hal tersebut yaitu menurut, antara lain:


a.       Menurut Abu Abdullah bin Khafif
Iman adalah sebuah pembenaran hati terhadap sesuatu yang telah di jelaskan oleh Al Haq (Allah) tentang masalah-masalah yang gaib
b.      Menurut Abdullah At Tustari
Bahwa iman adalah merupakan kesaksian Al Haq. Karena jika Allah di pandang dengan penglihatan tanpa pembatas, dan jika dengan pengetahuan tanpa berakhir.
c.       Menurut Hasan Hanafi
Setidaknya ada empat istilah kunci biasanya dipergunakan oleh para theology Muslim dalam membicarakan konsep iman, yaitu :
1.      Ma’rifah bi al-aql, mengetahui dengan akal
2.      Amal, perbuatan baik atau patuh
3.      Iqrar, pengakuan secara lisan dan
4.      Tashdiq, membenakran dengan hati, termasuk pula di dalamnya   marifah bi al-qalb  (mengetahui dengan hati) 
Keempat istilah kunci di atas misalnya terdapat dalam Hadist Nabi SAW, yang diriwayatkan oleh mulim dari Abu Sa’id Al-Khudri:
مَنْ رَأَى  مِنكُمْ مُنكَرًا فَليُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ َبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَالِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ (رواه مسم) 
Artinya:
“Barang siapa diantara kalian yang melihat (marifah) kemungkaran, hendaklah mengambil tindakan secara fisik. Jika engkau tidak kuasa, lakukanlah dengan ucapanmu. Jika itu pun tidak mampu, lakukanlah dengan kalbumu. (akan tetapi yang terakhir) ini merupakan iman yang paling lemah.” (H.R. Muslim)  
Para Mutakallimin dalam golongan ahlus sunnah wal jama’ah secara umum merumuskan unsur-unsur iman terdiri dari al-tasdiq bi al-qalb; al-iqrar bi al-lisan; dan al-‘amal bi al-jawarih. Ada yang berpendapat unsur ketiga dengan istilah yang lain: al-‘amal bi al-arkan yang membawa maksud melaksanakan rukun-rukun Islam. Perbedaan dan persamaan pendapat para mutakallimin dalam konsep iman nampaknya berkisar di sekitar unsur tersebut. Jika dilihat dari asal bahasa kata iman berasal dari bahasa arab yang berarti membenarkan, dan dalam bahasa Indonesia kata iman berarti percaya yaitu sebuah kepercayaan dalam hati dan membenarkan bahwa adanya Allah SWT itu benar-benar ada serta membenarkan dan mengamalkan semua yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan mempercayai Rasul-Rasul sebelumnya.
Apakah hanya sebatas rosul. Maka Iman adalah mempercayai dan membenarkan terhadap adanya Allah,para Malaikat,kitab-kitab-Nya ,para Rasul-Nya,Hari Akhir dan takdir baik maupun buruk ,manis maupun pahit dan bahwa kesemuanya itu berasal dari Allah. Seperti hadits nabi
ان تؤ من با الله وملا ئكته ورسله واليوم الآخر وتؤمن با اقدر خيره وشره
Artinya:Hendaknya engkau beriman kepada Allah ,para malaikat-Nya,Kitab-kitab-Nya,Para Rasul-Nya,Hari Akhir dan hendaknya engkau juga beriman kepada Taqdir,baik maupun buruk. 
Adapun menurut syara’ iman berarti :
a)      Membenarkan
Allah berfirman :  “ dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau,  dan mereka yakin tentang aanya hari akhirat.” (QS. Al-Baqarah:4) Membenarkan dan yakin adalah dua perbuatan dari sekian banyak perbuatan hati. Diantara ulama’ ada yang mendefinisikan iman sebagai ucapan dan perbuatan, dan ini dinamakan ucapan hati. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa makna dalam hati ini adalah satu-satunya makna iman.
b)      Mengumumkan lewat ucapan
Allah berfirman: “ Ktakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang  diturunkan kepada Ibrahim, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi  dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya. (QS> Al-BAqarah:136) Rasulullah bersabda: “ Aku diperintah agar memerangi manusia hingga mereka berkata Tiada Tuhan selain Allah.” Nash-nash syara’ di atas menunjukkan bahwa iman merupakan ucapan, telah dimaklumi bersama bahwa kafir tidak dianggap islam kecuali bila ia mengucapkan dua kalimah syahadad , kecuali bila ia bisu maka ia dianggap islam dengan adanya tanda-tanda yang menunjukkan keimanannya.
c)      Dalam Al-Kitab dan As-Sunnah disebutkan bahwa iman mempunyai makna perbuatan. Allah berfirman: “ Dan kemudian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kitab-kitab (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik kebelakang. Sungguh (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.  Dan Allah tidak akan meyia-nyiakan imanmu. Sungguh Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”(QS. Al-Baqarah:143) Nabi Muhammad bersabda: “Orang mukmin yang paling mul;ia imannya adalah orang yang paling baik budi pekartinya.” Budi pekerti merupakan perbuatan.
Iman merupakan inti dasar dari sebuah peribadatan, tanpa adanya keimanan sangat mustahil seseorang dapat membenarkan adanya Tuhan.
Dalam pembahasan ilmu kalam konsep iman terbagi menjadi tiga golongan yaitu :
a)      Iman adalah Tasdiq dalam hati atas wujud Allah dan keberadaan Nabi atau Rasul Allah. Menurut konsep ini iman dan kufur semata-mata adalah urusan hati, bukan Nampak dari luar. Jika seseorang membenarkan atau meyakini adanya Allah maka ia dapat disebut teklah beriman kepada Allah meskipun perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Konsep iman ini banyak dianut oleh mazhab murjiah yang sebagian besar penganutnya adalah Jahamiyah dan sebagian kecil Asy’ariyah. Menurut paham diatas bahwa keimanan seseorang tidak ada sangkut pautnya dengan perbuatan atau amaliyah-amaliyah zahir, dikarenakan hati adalah sesuatu yang tersembunyi sehingga tidak dapat disangkut pautkan dengan keadaan yang zhahir. 
b)      Iman adalah Tasdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah. Dengan demikian seseorang dapat digolongkan beriman apabila mempercayai dalam hati keberadaan Allah dan mengikrarkan  (mengucapkan) dengan lidah. Disini antara keimanan dan perbuatan manusia tidak ada hubungannya. Yang terpenting dalam iman adalah Tasdiq dalam hati dan diikrarkan dengan lisan konsep ini dianut oleh sebagian pengikut Mahmudiyah
c)      Iman adalah Tasdiq dalam hati dan diikrarkan dengan lisan serta dibuktikan dengan perbuatan. Disini diterangkan bahwa antara iman dan perbuatan Terdapat keterkaitan karena keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya konsep iman ini dianut oleh Mu’tazilah dan Khawarij.
    2.      KEKUFURAN
Kufur secara lughat (bahasa) kata kufur berasal dari bahasa Arab yang bermakna ingkar. Kufur dalam banyak pengertian sering diantagoniskan sebagai kedaan yang bertolak belakang dengan iman. Adapun yang dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya/tidak beriman kapada Allah SWT. Maka orang yang kufur/kafir adalah orang yang tidak percaya/tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak bertuhan, seperti paham komunis (ateis). Kufur ialah mengingkari Tauhid, Kenabian, Ma'ad, atau ragu terhadap kejadiannya, atau mengingkari pesan dan hukum para nabi yang sudah diketahui kedatangannya dari sisi Allah SWT. Ciri dari kekufuran adalah mengingkari secara terang-terangan terhadap suatu hukum Allah SWT yang mereka tahu tentang kebenarannya dan mereka memiliki tekad untuk memerangi agama yang hak. Dari sinilah syirik (mengingkari tauhid) termasuk salah satu ciri konkret dari kekufuran.
Oleh karena itu orang-orang kufur/kafir sangatlah dimurkai oleh Allah SWT karena mereka tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah. Adapun kufur/kafir sangatlah erat kaitannya atau hubungannya dengan keadaan-keadaan yang menyesatkan seperti syirik, nifak, murtad, tidak mau bersyukur kepada Allah SWT, dan lain sebagainya. (menurut saya, kata nifak dan tidak syukur nikmat, tidak bisa di golongkankan/tidak sejalan denga konsep kufur dalam definisi kufur yang telah anda ungkapkan di atas, karena orang yang nifak dan orang yang tidak bersyukur kepad Allah, tetap tergolong muslim dan tidak dapat di golongkan dalam golongan kufur atau musyrik  ).
Bagi golongan Ibadiah, orang yang melakukan dosa besar termasuk dalam arti yang pertama, yaitu mereka masih tetap muwahhidun, sah syahadatnya, boleh nikah dan waris mewarisi, bahkan yang terpenting haram darah mereka, artinya tidak diperangi.


Nampaknya pendapat Ibadiah ini lebih sederhana dari Azariqah. Bagi Azariqah, orang yang tidak masuk golongan mereka boleh diperangi, karena bukan daerah Islam tetapi adalah dar al-harb atau dar al-kufr, darah mereka adalah halal. Yang dianggap dar al-Islam bagi mereka hanyalah orang yang termasuk wilayah atau golongan mereka saja. Menurut al-Bazdawi, konsep Khawarij mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan berdosa besar dan berdosa kecil yang tidak bertaubat akan kekal dalam neraka.
Bagi kaum Murjiah secara umumnya berpendapat bahwa soal kufur dan tidak kufur adalah lebih baik ditunda saja sampai ke Hari Pengadilan Tuhan di akhirat kelak. sebab itu, kaum Murjiah tetap menganggap sahabat-sahabat yang terlibat dengan arbitrase adalah orang-orang yang dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Tetapi ada juga di kalangan cabang Murjiah yang mempersoalkan tentang soal kufur seperti Muhammad Ibn Karran. Menurutnya, orang-orang yang tidak mengucap dua kalimat syahadat, serta orang yang mendustakan dan mengingkari adanya Allah dengan perkataan bukan dengan perbuatan adalah kafir.
Argumentasi Murjiah, ialah bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar masih mengucap dua kalimat syahadat dan Nabi Muhammad adalah Rasul-Nya, orang seperti ini masih mukmin bukan kafir atau musyrik. Dalam dunia ini ia tetap dianggap mukmin bukan kafir. Soalnya di akhirat diserahkan kepada keputusan Tuhan, kalau dosa besar diampunkan, ia segera masuk syurga, kalau tidak akan masuk neraka untuk waktu yang sesuai dengan dosa yang dilakukan dan kemudian masuk surga. 
Kalau patuh dan taat terhadap yang wajib dan sunah disebut iman, ini bukan berarti kalau tidak melakukan yang wajib dan sunah langsung menjadi kufur. Menurut Hisyam al-Fathi, salah seorang pemuka Mu’tazilah, menyebut keadaan seperti itu dengan
contoh tentang orang yang melaksanakan shalat dan berzakat.
Menunaikan shalat dan zakat disebut realisasi iman, maka orang yang melakukan keduanya disebut mukmin, tetapi kalau shalat dan zakat tidak ditunaikan, orang tersebut tidak boleh pula disebut kafir. Untuk orang yang tidak melaksanakan yang wajib seperti shalat dan zakat serta lainnya diistilahkan sebagai fasiq saja. Sedangkan pendapat Ibad Ibn Sulaiman, dari kalangan pemuka Mu’tazilah juga, agak sederhana dari pendapat terdahulu, ia berpendapat iman adalah kepatuhan kepada yang wajib bukan sunah. Seseorang yang tidak beriman kepada Allah disebut kafir millah, yaitu kafir agama.
Dari pendapat pemuka Mu’tazilah, dapat disimpulkan bahawa kufur adalah tidak mengucap dua kalimat syahadat dengan iringan keyakinan penuh; dan fusuq adalah perbuatan dosa besar, serta iman adalah pengakuan dengan hati yang dinyatakan dengan lisan dan melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi dosa besar. Menurut al-Asy’ari sendiri, iman ialah pengakuan dalam hati tentang ke-Esaan Allah dan tentang kebenaran Rasul-Rasul serta segala apa yang mereka bawa, mengucapkannya dengan lidah dan mengerjakan rukun-rukun Islam merupakan cabang iman. Dengan demikian, untuk menjadi mukmin, cukup dengan pengakuan dalam hati tentang dua kalimah syahadah serta membenarkan apa yang dibawa oleh Rasul.
Dengan itu, tentulah yang disebut kufur ialah orang yang tidak membuat pengakuan atau membenarkan tentang ke-Esaan Tuhan dan tentang kebenaran Rasul serta segala yang mereka bawa. Menurut Asy’ariyyah seorang muslim yang berdosa besar jika meninggal dunia tanpa bertaubat, nasibnya terserah kepada ketentuan Tuhan, mungkin orang itu diampuni Allah karenarahmat dan kasih sayang-Nya. Ada kemungkinan juga tidak akan diampuni Allah dosa-dosanya dan akan diazab sesuai dengan dosa-dosa yang dibuatnya dan kemudian baru ia dimasukkan ke dalam syurga, kerana ia tidak mungkin akan kekal tinggal dalam neraka. Ringkasan dari uraian ini dapat disimpulkan menurut Asy’ariyyah orang-orang yang berdosa besar bukanlah kafir, dan tidak akan kekal dalam neraka. Orang demikian adalah mukmin dan akhirnya akan masuk syurga. Selanjutnya bagi Maturidiyyah, orang yang berdosa kecil, dosa-dosa kecilnya akan dihapus oleh kebaikan salat dan kewajipan-kewajipan lain yang dijalankan.
B.     Perbandingan Antar Aliran mengenai Iman dan Kufur
1.      KHAWARIJ
Khawarij mengatakan pengertian iman itu ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa. Khawarij cabang al-Azariqah, sangat kuat berpegang kepada nas (teks) al-Quran. Menurutnya bahwa iman yang sempurna itu, adalah iman orang yang benar-benar dapat menyesuaikan dan menyatukan perkataan dan perbuatan. Iman adalah qaul wa amal. Bagi kaum Khawarij amal merupakan suatu kemestian, yang mesti ditunaikan, karena amal adalah bergandengan dengan pengakuan atau al-tasdiq. Pemahaman iman dan amal Khawarij disepakati pula oleh Mu’tazilah, kecuali dalam hal-hal menjauhkan diri dari dosa.
Khawarij menetapkan dosa itu hanya satu macamnya yaitu dosa besar agar dengan demikian orang islam yang tidak sejalan dengan pendiriannya dapat diperangi dan dapat dirampas harta bendanya dengan dalih mereka berdosa dan setiap yang berdosa adalah kafir. Mengkafirkan Ali, Utsman, 2 orang hakam, orang-orang yang terlibat dalam perang Jamal dan orang-oranng yang rela terhadap tahkim dan mengkafirkan orang-orang yang berdosa besar dan wajib berontak terhadap penguasa yang menyeleweng.
Iman menurut Khawarij,iman bukanlah tasdiq dan iman dalam arti mengetahui pun belumlah cukup. Menurut Abd.Al-Jabbar orang yang tahu Tuhan tetapi melawan kepadaNya, bukanlah orang yang mukmin dengan demikian iman bukanlah tasdiq bukanlah ma’rifah tetapi amal yang timbul sebagai akibat dari mengetahui Tuhan tegasnya iman bagi mereka adalah pelaksanaan perintah-perintah Tuhan.Sehingga mereka berpendapat bahwa iman itu bukan pengakuan dakam hati dan ucapan dengan lisan saja ,tetapi amal ibadah menjadi rukun iman pula.
Lain halnya dengan subsekte khawarij yang sangat moderat, yaitu ibadiyah. Subsekte ini memiliki pandangan bahwa setiap pelaku dosa besar tetap sebagai muwahhid (yang mengesakan tuhan), tetapi bukan mukmin. Pendeknya, ia tetap disebut kafir tetapi hanya merupakan kafir nikmat dan bukan kafir milah(agama). Siksaan yang bakal mereka terima di akhirat nanti adalah kekal di dalam neraka bersama orang-orang kafir lainnya.
Kaum khawarij juga berpendapat ,Barang siapa yang tidak mengerjakan sembahyang,puasa ,zakat dan lain –lain maka orang itu kafir.Pendeknya bagi kaum khawarij, sekalian orang mukmin yang berbuat dosa baik dosa besar maupun kecil ,maka orang itu kafir,wajib diperangi dan boleh dibunuh,boleh dirampas hartanya.Oleh karena sayyidina Muawiyah sudah membuat dosa dengan melawan kepda khalifah yang sah yaitu sayyidina Ali, maka kaum khawarij men cap Syayyidina Muawiyah dan pengikutnya dengan kafir dan wajib diperangi.Siti Aisyah r,a, karena melawan khalifah Ali adalah kafir.
Setelah menganalisa penafsiran ayat tersebut, setelah itu kita coba membandingkan nya dengan ahlu sunnah wa al-Jama’ah, maka sangat kelihatan sekali keanehan dan keganjilan penafsiran al-Khawarij tersebut. Berdasarkan itu dapat kita katakan bahwa penafsiran al-Khawarij sangat jauh dari kaedah penafsiran yang sebenarnya, dan fenomena menyimpang ini dapat menimbulkan pertentangan dan konflik dikalangan umat Islam Diantara keganjilan-keganjilan itu yang bertentangan dengan faham Ahlu Sunnah Waljamaah yaitu: Masalah iman ,Kaum Ahlu Sunah Waljamaah berpendirian bahwa rukun iman itu hanyalah dua, yaitun membenarkan dalam hati dan mengikrarkan dengan lisan . Seseorang kalau sudah membenarkan dalam hatinya bahwa Tuhan itu ada dan tunggal, bahwa Nabi Muhammad itu Rasul-Nya, sesudah itu diucapkannya dengan lisan maka orang itu sudah muslim dan mu’min dan berlaku baginya sekalian hukum yang bertaliaan dengan orang mu’min. Mereka hanya diminta dengan mengucapkan Syahadatain. Adapun amal ibadat, seumpama sembahyang , puasa , zakat dan lain-lain maka itu untuk kesempurnaan iman . Orang yang sembahyang dan mengerjakan amal ibadah sebaik-baiknya maka orang itu adalah orang mukmin yang sempurna. Masalah Kafir, bagi Ahlus Sunnah  adalah orang-orang yang mengi’tiqadkan bahwa sembahyang itu tidak wajib baginya ,bahwa puasa tidak wajib baginya,bahwa mencuri baginya,bahwa zina halal baginya ,Orang yang semacam ini dihukum kafir karena ia menghalalkan yang sudah diharamkan Tuhan. Nafi,I bin azraq,yang digelari Amirul Mu’minin oleh kaum Khawarij menyatakan bahwa yang menjadi musyrik/kafir bukan hanya orang Islam yang melakukan dosa besar saja, tetapi juga semua orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka,maka hala darahnya, hartanya dan anak isterinya.Pdndapat ini berbeda dengan Ahlus Sunnah,mereka tidak lekas-lekas mengkafirkan orang lain walupun menentang pendapatnya,karena kalimat “kafir” sangat  berbahaya ,karena dapat menentukan kecelakaan manusia yang abadi dunia akhirat.
2.      MURJI’AH
Berdasarkan pandangan mereka tentang iman itu sendiri,Abu Hasan Al-Asy’ari mengklasifikasikan aliran teologi murji’ah menjadi 12 subsekte: Al-Jahwiyah,Ash-Salihiyah,Al-Yunusiyah,Asy-Syimriyah,As-Saubaniyah,An-Najjariyah,Al-Kailaniyahbin Syabib dan pengikutnya,Abu Hanifah dan pengikutnya, At-Tumaniyah,Al-Marrisyah, dan Al-Krraniyah Sedangkan, Harun Nasution dan Abu Zahra Karramiyah membedakan Murji’ah menjadi dua kelompok utama,yaitu Murji’ah Moderat(Murji’ah Sunnah) dan Murji’ah Ekstrim(Murji’ah Bid’ah).Diantara kalangan Murji’ah yang berpendapat senada adalah Subsekte Al-Jahmiyah,As-Salihiyah,dan Al-Yunusiyah. Mereka yang berpendapan bahwa iman adalah tashdiq secara kalbu saja,atau ma’rifah( mengetahui) Allah dengan kalbu,bukan secara demokratif,baik secara ucapan maupum tingkah laku.
Kelompok Murji’ah ekstrim yang terkenal adalah “perbuatan tidak dapat menggugurkan keimanan,sebagaimana ketaatan pun tidak dapat membawa kekufuran.” Dapat disimpulkan bahwa kelompok ini memandang bahwa pelaku dosa besar tidak akan mdisiksa  di neraka.
Sedangkan kelompok Murji’ah Moderat berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun mereka disiksa di neraka. Ia tidak kekal didalamnya.tergantung pada dosa yang pernah dilakukannya. Meskipun demikian,masih terbuka kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya sehingga bebas dari siksaan neraka. Ciri khas dari kelompok murji’ah lainnya adalah dimasukkannya iqrar sebagai bagian penting dari iman dan tashdiq (ma’rifah).
Satu hal yang patut dicatat oleh seluruh subsekte Murji’ah yang disebutkan oleh Al- Asy’ari, kecuali As-Saubaniyah ,At-Tuminiyah,Al-Karramiyah berpendapat bahwa yang dimaksud ma’rifah adalah cinta kepada Tuhan dan tunduk kepada-Nya.
3.      MU’TAZILAH
Mu’tazilah mengatakan pengertian iman itu ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa. Dalam hal ini yang mereka maksud adalah hanya menjauhkan diri dari dosa besar saja. Mu’tazilah tidak menentukan status dan predikat yang pasti  bagi pelaku dosa besar. Apakah tetap mukmin atau telah kafir, kecuali dengan sebutan yang sangat terkenal  al-munzilah bain al-manzalatain.  Setiap pelaku dosa besar menurut Mu’tazilah menempati posisi tengah diantara posisi mukmin dan posisi kafir. Tidak boleh disebut mukmin, walaupun dalam dirinya ada iman, kerana pengakuan dan ucapan dua kalimat syahadatnya, dan tidak pula disebut kufur, walaupun ‘amal perbuatan dianggap dosa, kerana ia tidak mempengaruhi imannya Bagi mereka, orang yang menyebutnya sebagai mukmin atau kafir adalah orang yang tidak mempunyai landasan berfikir.
Dalam perkembangannya kemudian, beberapa tokoh mu’tazilah seperti Washil Bin Atha dan Amr Bin Ubaid memperjelas sebutan itu dengan sebutan fasik yang bukan mukmin dan bukan kafir, melainkan sebagai kategori netral dan independent.
Seluruh pemikir mu’tazilah sepakat  bahwa amal perbuatan merupakan salah satu unsure terpenting dalam konsep iman, bahkan hampir mengidentikkannya dengan iman.
Aspek penting lainnya dalam konsep mu’tazilah tentang iman adalah apa yang mereka identifikasikan sebagai ma’rifah ( pengetahuan dan akal ). Ma’rifah  menjadi unsur yang tak kalahpenting dari iman karena pandangan mu’tazilah yang bercorak rasional. Ma’rifah sebagai unsure pokok yang rasional dari iman berimplikasi pada setiap penolakan keimanan berdasarkan otoritas yang lain ( al-iman bi at-taqlid ). Disini terlihat bahwa mu’tazilah sangat menekankan pentingnya pemikiran logis atau penggunaan akal dan segala kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang mendalam. Dengan demikian, menurut mereka, iman seorang dapat dikatan benar apabila didasarkan pada akal bukan karena taqlid kepada orang lain.
Pandangan mu’tazilah seperti ini, menurut  Toshihiko Izutsu, pakar teologi Islam dari Jepang, sangat sarat dengan konsekuensidan omplikasi yang cukup fatal. Hal ini karena hanya para mutakallim ( teolog ) saja yang benar-benar dapat menjadi orng yang beriman, sedangkan masyarakat awam yang mencapai jumlah mayoritas tidak dipandang sebagai orang yang benar-benar beriman ( mukmin ).
Mengenai perbuatan apa yang mereka kategorikan sebagai dosa besar, mereka agaknya merumuskan secara lebih konseptual ketimbang aliran khawarij. Yang dimaksud dengan dosa besar menurut mereka adalah segala perbuatan yang seluruh ancamannya disebutkan secara tegas didalam nas, sedangkan dosa kecil adalah sebaliknya, yaitu segala ketidakpatuhan yang ancamannya tidak disebutkan secara tegas didalam nas. Tampaknya kelimpok ini menjadikan ancaman sebagai criteria dasar bagi dosa besar maupun dosa kecil.  Sedangkan dalam konsep kebaikan dan keburukan mereka berpendapat bahwa perbuatan baik adalah sesuatu yang disepakati kebaikannya oleh orang banyak, dan perbuatan buruk adalah sesuatu yang bertentangan dengan kesepakatan mereka ( orang banyak ).
Masalah fluktuasi iman, yang merupakan persoalan teologi yang diwariskan oleh aliran murji’ah disinggung pula oleh mu’tazilah. Aliran ini berpendapat bahwa manakala seseorang meningkatkan dan melaksanakan amal kebaikannya, imannya semakin bertambah. Setiap kali ia berbuat maksiat, imannya semakin berkurang. Kenyataan ini dapat dipahami mengingat  mu’tazilah, seperti khawarij memAsukkan unsure amal sebagai unsure penting dari iman (al amal juz’tun min al-iman).
Sedangkan dalam hal kekafiran,  Menurut mayoritas Mu’tazilah, orang yang tidak patuh terhadap yang wajib dan yang sunat disebut ma’asi. Ma’asi terbahagi kepada dua, iaitu pertama, ma’asi kecil dan kedua ma’asi yang besar. Ma’asi yang besar dinamakan kufur.Ma’asi yang besar, yang membawa kepada kufur ada tiga  yaitu:
1.      Seseorang yang menyamakan Allah dengan makhluk.
2.      Seseorang yang menganggap Allah tidak adil atau zalim.
3.      Seseorang yang menolak eksistensi Nabi Muhammad yang menurut nash telah disepakati kaum muslimin.
Kalau patuh dan taat terhadap yang wajib dan sunah disebut iman, ini bukan berarti kalau tidak melakukan yang wajib dan sunah langsung menjadi kufur.
Menunaikan shalat dan zakat disebut realisasi iman, maka orang yang melakukan keduanya disebut mukmin, tetapi kalau shalat dan zakat tidak ditunaikan, orang tersebut tidak boleh pula disebut kafir. Untuk orang yang tidak melaksanakan yang wajib seperti shalat dan zakat serta lainnya diistilahkan sebagai fasiq saja.
Sedangkan pendapat Ibad Ibn Sulaiman, dari kalangan pemuka Mu’tazilah juga, agak sederhana dari pendapat terdahulu, ia berpendapat iman adalah kepatuhan kepada yang wajib bukan sunah. Seseorang yang tidak beriman kepada Allah disebut kafir millah, yaitu kafir agama. Dari pendapat pemuka Mu’tazilah, dapat disimpulkan bahawa kufur adalah tidak mengucap dua kalimat syahadat dengan iringan keyakinan penuh; dan fusuq adalah perbuatan dosa besar, serta iman adalah pengakuan dengan hati yang dinyatakan dengan lisan dan melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi dosa besar.
4.      ASY’ARIYAH
Agak pelik untuk memahami makna iman yang di berikan oleh Abu Al-Hasan Al-Asy’ari sebab, di dalam karya-karyanya seperti Maqalat. Al-Ibanah dan Al-Luma, ia mendefinisikan iman secara berbeda-beda. Dalam Maqalat dan Al-Ibanah disebutkan bahwa iman adalah qawl dan amal dan dapat bertambah serta berkurang. Dalam Al-Luma, iman diartikannya sebagai tashdiq bi allah. Argumentasinya, bahwa kata mukmin seperti disebutkan dalam Al Qur’an surah Yusuf ayat 7 memiliki hubungan makna dengan kata sadiqin dalam ayat itu juga. Dengan demikian, menurut Al-Asy’ary,iman adalah tashdiq bi al-qalb (membenarkan dengan hati).
Manusia harus percaya adanya Tuhan,aliran Asy’ariyah mewajibkan kita untuk meyakini Tuhan karena kita diajari oleh Nabi Muhammad SAW bahwa Tuhan itu ada dan hal itu dinyatakan dengan Al-Qur’an. Jadi tegasnya, kita wajib percaya pada adanya Tuhan, karena diperintahkan oleh Tuhan dan perintah ini kita tangkap dengan akal. Maka dengan demikian akal itu bukanlah sumber tetapi hanya sekedar sebagai alat saja. Dari keterangan yang menggambarkan adanya Tuhan di atas,terlihat bahwa seorang itu wajib beriman karena diperintahka oleh Tuhan. Maka nampak disini bahwa Asy’ariyah lebih menekankan pada fungsi wahyu dari pada akal. Dan kalaupun akal digunakan kedudukannya tidak lebih hanya  sebagai penguat atau alat.
Aliran Asy’ariyah sangat kuat berpegang teguh pada wahyu dan bercorak Theocentris dan segalanya bermula pada Tuhan. Baik dan buruk semuanya ditentukan oleh Tuhan. Maka dari itu aliran Asy’ariyah dikategorikan sebagai aliran yang bercorak tradisional. Kemudian faham teologi tradisional juga di anut oleh Maturidiah Bukhara. Dalam faham theologinya al Badzawi selamanya tidak sepaham dengan Maturidiah. Antara Maturidi Bukhara dan al-Maturidi Samarkand terdapat perbedaan yang berkisar  pada persoalan kewajiban mengetahui Tuhan. Kalau Maturidi Bukhara kewajiban mengetahui Tuhan itu di capai dengan wahyu sedangkan Maturidi Samarkand tidak demikian halnya, yaitu mewajibkan mengetahui Tuhan dengan akal. Dan pula kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk, tidaj dapat diketahui dengan akal tetapi diketahui dengan wahyu.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari beberpa pemaparan diatas, serta segala penjelasan-penjelasan, yang kami dapat mengambil kesimpulan, yaitu iman merupakan suatu bentuk urusan hati yang mendorong seseorang untuk melakukan amaliah-amaliah serta iman merupakan dasar atau pondasi seseorang untuk dapat dekat dengan Allah. Dan sebaliknya kufur adalah merupakan sesuatu yang sangat dimurkai oleh Allah. Kufur juga merupakan ketidak percayaan terhadap Allah AWT beserta segala Kekuasaan-Nya. Sehingga kufur merupakan suatu bentuk urusan hati yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela.
Berdasarkan perbandingan yang telah dikemukakan, nampak jelas bagaimana konsep iman dan kufur menurut perspektif aliran yang kelima dalam teologi. Pada mulanya konsep ilmu kalam dalam pembahasan iman dan kufur agak sederhana, seperti yang terdapat di kalangan Khawarij dan Murjiah, tetapi kemudian pembahasannya lebih terperinci. Hal ini terjadi setelah datangnya tingkatan perkembangan kemajuan berfikir dan penelitian dari tokoh-tokoh Mu’tazilah. Pada masa berikutnya, aliran ini pernah menjadi anutan penguasa di zaman Bani Abbas.
Kemajuan ini mungkin karena telah terjadinya interaksi intelektual dengan falsafah Yunani. Dengan falsafah dan logika itu, Mu’tazilah mengembangkan konsep-konsep dan faham yang lebih logis dan sistematis dibandingkan dengan faham sebelumnya. Dari metode berfikir kaum Mu’tazilah yang mempergunakan rasio itulah sebenarnya yang menjadi dasar pembahasan tentang iman dan kufur pada aliran-aliran berikutnya seperti Asy’ariyyah dan Maturidiyyah di kalangan ahli al-Sunnah wa al-jama’ah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid Musa, Jalal. 1975. Nassy’ah al-asyariyyah wa tatawwaruha. Dar Al-Kitab Al-Arabi: Lebanon
Amin, Ahmad. 1969. Zuhr al-Islam juz IV. Dar Al-Kitab Al-Arabi: Lebanon
Anwar, DR Rosihon. lmu Kalam  
Az-Zindani, Syeikh Abdul Majid.  Samudera Iman
Bashori.2001. Ilmu Tauhid. UIN-Pers
Husain, Abu Lubabah.  Pemikirn Hadis Mu’tazilah
Mahmud, Ahmad. 1998. Tauhid Ilmu Kalam. Pustaka Cetia: Bandung
Mohd. Said Ishak  Jurnal Teknologi, 36(E) Jun. 2002: 61–74 © Universiti Teknologi Malaysia
Nasution, Harun. 1983. Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan). UIN-Pers : Jakarta
Nasution, Harun. 1986. A[dal dan Wahyu dalam Islam. UIN-Pers: Jakarta
Subhi. 1982.  Fi’ilm  Al-Kalam.
 Syukur,Rof Aswadie.2001. LC Al-milal wa Al-nihal
Rozak ,Abdur.2007.Ilmu Kalam.Bandung :Pustaka Setia
Abbas Sirajuddin.1991.I’tiqad Ahlus Sunnah Waljama’ah.Jakarta : Pustaka Tarbiyah


KARYA ILMIAH AKTIVITAS SEMUT DI DALAM TANAH


KARYA ILMIAH

AKTIVITAS SEMUT DI DALAM TANAH




ABSTRAK
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari kelurga formicidae. Semut termasuk dalam ordo Hymenoptera bersama dengan lebah atau tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Ciri-ciri khusus semut pemotong daun, yang  disebut “Atta”, adalah kebiasaan mereka membawa potongan daun yang mereka potong di atas kepalanya. Semut ini bersembunyi di bawah daun, yang sangat besar dibandingkan ukuran tubuh mereka.
Kebiasaan makan serangga mati atau makanan tercemar semut juga mirip vektor beberapa kuman seperti (Salmonnella, Clostridium, Pseudomonas, Streptococcus dan beberapa Spesies jamur).Keberadaaan semut juga sangat viral dalam keberlangsungan ekonimi bawah tanah dimana semut sangat berguna dalam lancarnya oksigen masuk ke dalam tanah, karena adanya rongga-rangga rumah semut. Semut juga dapat memakan serangga-serangga pengganggu (hama) sehingga dapat mengurangi tingkat kegagalan panen dalam sistem pertanian sendiri. Macam-Macam Semut : Semut Api (Solenopsis invicta), Semut Agentina (Linepithema humile), Semut Siafu (Dorylus nigricans).

Kata Kunci : semut, vektor, tanah 

ABSTRACT

Ants are eusocial insects derived from kelurga formicidae. Ants are included in the order Hymenoptera along with bees or wasps. Ants are divided into more than 12,000 groups, with a large proportion in the tropics. The special characteristics of leaf-cutting ants, called "Atta", are their habit of carrying pieces of leaves that they cut on their heads. These ants hide under the leaves, which are very large compared to their body size.
The eating habits of dead insects or food contaminated with ants are also similar to vectors of several germs such as (Salmonnella, Clostridium, Pseudomonas, Streptococcus and some fungal species). because of the cavities of ant houses. Ants can also eat annoying insects (pests) so they can reduce the rate of crop failure in their own farming system. Kinds of Ants: Fire Ants (Solenopsis invicta), Semut Agentina (Linepithema humile), Siafu Ants (Dorylus nigricans).

Keywords : Formicidae, Hymenoptera, Solenopsis invicta, Linepithema humile,
                   Dorylus nigricans


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari kelurga formicidae. Semut termasuk dalam ordo Hymenoptera bersama dengan lebah atau tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis.
 Semut memiliki struktur tubuh yang terdiri dari kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala, dia memiliki mulut yang terdiri dari mandibula, maksila, dan palpi. Dia memiliki tubuh yang berkerangka luar yang memberi perlindungan dan sebagai tempat untuk melekatnya otot-otot tubah, kepala semut mempunyai banyak organ sensor dan juga antena yang berguna untuk mendeteksi komunikasi dengan semut yang lainnya, dan juga alat peraba yang berguna untuk mendeteksi sesuatu yang bebahaya ataupun yang ada didepannya. Pada bagian tubuhnya, khususnya bagian kepala juga terdapat sepasang rahang (mandibula) yang berguna untuk membawa makanan, membangun sarang dan juga untuk mempertahankan diri.
Koloni semut kadang kala disebut “superorganisme” karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut perkoloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut prajurit, semut penjantan, dan ratu semut. Semut jantan mampu menopang beban dengan belat lima puluh kali dari berat badanya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri.
Semut memiliki kebiasaan hidup yang unik dan bebeda dari hewan-hewan yang lainnya. Cara hidup ini dilakukan oleh mereka untuk bertahan hidup dan melangsungkan keturunan mereka. Salah satu cara hidup yang unik dari semut adalah sistem koloni mereka. Dalam konsep berkoloni, mereka tidsk mengenal diskriminasi, seperti kaya-miskin atau perebutan kekuasaan.
Seekor semut selalu menggunakan maksila untuk mengunyah makanannya. Jangan pernah berfikir kalau semut tidak bisa melumatkan makanan yang keras sekalipun. Dia gunakan maksikla untuk membantu menghancurkan makanan yang keras tersebut. Mereka cenderung menyukai cairan yang berasa manis seperti madu, cairan gula, atau cairan yang berasal dari nektar bunga. Beberapa koloni semut, manfaatkan kutu daun sebagai makanannya. Kutu dauun tersebut hidup dengan cara menghisap cairan embun yang manis. Cara semut mendapatkan cairan embun tersebut dengan cara   menggelitik bagian ujung abdomen kutu sehingga kutu-kutu tersebut mengeluarkan cairannya.
Semut berkembangbiak dengan cara bertelur. Dia mengawali kehidupannya dengan cara bertelur, setelah telur-telurnya dibuahi, maka mereka akan tumbuh menjadi larva. Setelah larva mengalami pertumbuhan, fase berikutnya adalah menjadi pupa. Larva pada semut sangat rentan sekali dengan penyakit dan juga predator, hal ini dikarenakan larva semut belum mempunyai kaki ataupun organ gerak lainnya untuk melindungi diri mereka sendiri. Sedangkan semut dewasa akan memberikan makan pada larva. Larva tersebut melalui proses yang dinamakan trophallaxis, dinamakan seekor semut mendistribusikan makanan yang telah disimpan sebelumnya.
Disamping sisi yang unik, semut juga dapat menjadi masalah bagi kita. Hewan yang bermetamorfosis sempurna ini juga mengnggu di dalam dan sekitar gedung, dan semut ini juga berpotensi menularkan penyakit dan menggangu kesehatan pada manusia dan hewan, karena sengatannya cuukup meyakitkan.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, muncul rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa saja macam-macam species semut?
2.      Apa saja jenis penyakit atau gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh semut?
3.      Apa saja macam-macam semut yang berbahaya?
1.3 Tujuan
Tujuan dari susunan makalah ini antara lain :
1.      Untuk mengetahui macam-macam species semut.
2.      Untuk mengetahui jenis penyakit gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh semut.
3.      Untuk mengetahui macam-macam semut yang berbahaya.
1.4 Manfaat
     Manfaat dari susunan ini yaitu agar para pembaca menjadi lebih mengerti bagaimana sisi lain semut dan cara pengendalian semut sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.  

 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Species Semut Berdasarkan Habitat, Gaya Hidup, Ciri-ciri dan Fungsinya           
Meskipun semua semut tampak serupa, mereka terbagi dalam dalam banyak species berdasarkan gaya hidup dan ciri-ciri fisiknya. Mahluk hidup ini sebenarnya memiliki sekitar 8800 species. Setiap species juga memilki sifat yang patut dikagumi.
        A.    Semut Pemotong Daun
Ciri-ciri khusus semut pemotomh daun, yang  disebut “Atta”, adalah kebiasaan mereka membawa potongan daun yang mereka potong di atas kepalanya. Semut ini bersembunyi di bawah daun, yang sangat besar dibandingkan ukuran tubuh mereka. Daun ini mereka tahan dengan dagu yang terkatup rapat. Oleh karena itu, perjalanan pulang semut pekerja setelah bekerja seharian memberi pemandangan sangat menarik.Orang yang melihatnya akan merasa seolah lantai hutan menjadi hidup dan berjalan. Di hutan hujan, pekerjaan mereka mengambil sekitar 15 persen produksi daun.
Semut telah disebutkan di dalam Al – Qur’an yaitu surat An- Naml yang berarti semut, di dalam (Q.S. An-Naml: 18) menjelaskan bahwa semut dapat berbicara. Fakta tersebut telah dinyatakan kurang lebih sekitar 1400 tahun lalu, dan secara m[1]engagumkan, penemuan – penemuan ini sangat sesuai dengan penemuan – penemuan ilmiah saat ini. Ayat ini juga menggugah akal untuk memperhatikan struktur dan pengaturan kepemimpinan yang rapi dan baik.
Alasan mereka membawa potongan daun tentu saja bukan untuk perlindungan dari matahari. Semut ini juga tidak memakan potongan daun. Lalu bagaimana mereka memanfaatkan begitu banyak daun. Ternyata Atta menggunakan daun untuk memproduksi jamur. Daun itu sendiri tidak dapat mereka makan karena di dalam tubuh mereka tak ada enzim yang dapat mecerna selulosa dalam daun. Semut pekerja menumpuk potongan daun setelah ia kunyah, dan ia simpan di ruang-ruang dalam sarang di bawah tanah. Di ruangan ini mereka menanam jamur di atas daun. Dengan ini, mereka memperoleh protein yang mereka butuhkan dari pucuk jamur.
Namun, jika Atta disingkirkan kebun itu biasanya mulai rusak dan segera tersaingi jamur liar. Lalu bagaimana Atta, yang membersihkan kebunnya hanya sebelum “penanaman”, terlindungi dari jamur liar.Cara menjaga kultur jaringan murni jamur tanpa harus selalu disaingi tampaknya bergantung pada air liur yang dimasukkan senut ke dalam kompos saat mereka mengunyah. Diduga air liur tersebut mengandung antibiotik yang menghambat pertumbuhan jamur yang tak diinginkan. Air liur juga mungkin mengandung zat pendukung pertumbuhan untuk jamur  yang tepat.[2]
       B.     Semut Rangrang
Semut rangrang hidup di pohon, membangun sarang dari daun. Dengan mengkombinasikan daun, mereka mampu membentuk satu sarang di beberapa pohon, sehinggan dapat mendukung populasi yang jauh lebih besar.
Tahap-tahap pembangunannya menarik pertama, perkerja mencari sendiri-sendiri lokasi di wilayah koloni yang cocok untuk perluasan. Kalau menemukan batang yang cocok, mereka menyebar ke daun-daun batang tersebut dan menaik dedaunan itu dari samping. Setelah berhasil membengkokkan sebagian daun, para pekerja di dekatnya bergerak menghampiri dan menarik daun itu bersama-sama. Jika daunnya lebih lebar dari ukuran semut, atau jika perlu menarik dua daun sekaligus, para pekerja membentuk jembatan hidup diantar dua titik yang akan di satukan. Setelah itu, sebagian semut di dalam rantai ini menaiki punggung di sebelahnya sehingga memendekan rantai, dan ujung-ujung daun di satukan. Ketika daun sudah terbentuk tenda, sebagian semut terus memegang daun dan rahang, sementara yang lain kembali ke sarang yang lama dan membawa ke situ larva yang di besarkan secara khusus. Para pekerja menggosokkan larva maju-mundur pada penyatuaan daun, dengan menggunakan larva sebagai sumber sutra.
Dengan sutra yang di sekresikan dari lubang di bawah mulut larva, daun-daun pun menempel di tempat yang diperlukan. Artinya, larva di gunakan sebagai mesin jahit.Larva ini yang di besarkan untuk tali sutranya,memiliki kelenjar sutra yang lebih besar dri rata-rata,tetapi mudah dibawah karena ukurannya  lebih kecil. Larva ini memberikan semua sutranya untuk kebutuhan koloni,ali-alinya menggunakan sendiri. Ali-ali memproduksi sutra perlahan-lahan dari kelenjar sutra tersebut,mereka menyekresikan sutra dalam jumlah besar pada satu saat tertentu,dan bahkan tidak membangun kepompong sendiri. Selam sisa hidupnya,semut pekerja akan melakukan apa yang biasa dilakukan larva untuk mereka.
     C.    Semut pemanen
Mekanisme pemberia makan diantara semut pemanen ini cukup canggih dan rumit,jika dibandingkan dengan mekanisme pemberian makan jenis lain. Mereka mengumpulkan benih dan menyimpannya dalam ruangan yang disiapkan secara khusus. Benih-benih ini,yang mengandung karbohidrat digunakan untuk memproduksi gula yang akan memberi makan larva kepada pekerja lain. Semestara banyak semut menggunakan gula dan biji sebagai makan,hanya semut pemanen yang memiliki sistem yang berdasarkan pada pengumpulan dan pemprosesan benih.
Semut ini mengumpulkan benih pada musim tumbuh dan menyimpannya untuk digunakan pada musim kemarau. Diruangan khusus dalam sarang,mereka menyortir benih dari benda-benda lain yang salah dibawa pulang. Beberapa kelompok  semut tinggal dalam sarang  jam demi  jam,mengunyah isi benih sehingga menghasilkan sesuatu yang disebut roti semut.

     D.    Semut madu
Banyak jenis semut yang diberi makan dengan buangan pencernaan aphid (serangga daun) yang disebut “madu”. Zat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan madu biasa. Akan tetapi, buangan pencernaan kutu ini yang memakan getah tumbuhan dinamai demikian karena mengandung gula dalam kadar tinggi. Jadi, para pekerja spesies ini, disebut semut madu, mengumpulkan madu dari kutu, biji (coccidae), dan bunga. Medote semut mengumpulkan dari kutu sangat menarik. Si semut mendekati kutu dan mulai mendorong perutnya. Kutu memberikan setetes buangan kepada semut. Semut mulai mendorong perut kutu lagi untuk mendapatkan madu yang lebih banyak, lalu menyedot cairan yang keluar.
Dalam setiap sarang terdapat satu ratu, para pekerja, dan juga para penampung madu. Koloni semut jenis ini biasanya terletak di dekat pohon kerdil, yang dapat diambil nektarnya oleh para pekerja. Pekerja menelan nektar itu dan membawanya ke sarang. Nektar itu lalu ia keluarkan dari mulutnya dan ia tuangkan ke mulut  pekerja muda yang akan menampung madu ini. Pekerja madu ini, yang dinamai pot madu, menggunakan tubuh mereka sendiri untuk menyimpan makanan cair manis yang sering diperlukan koloni untuk melewati masa sulit di gurun pasir. Mereka diberi makanan hingga membengkak sampai sebesar bluberi. Lalu mereka bergantung di langit-langit ruangan seperti bola kuning, sampai mereka di panggil untuk memuntahkan nektar itu untuk saudaranya yang lapar. Selagi menempel pada langit-langit, mereka mirip dengan kelompok anggur kecil dan tembus cahaya. Jika mereka jatuh, para pekerja langsung mengembaliksnnya ke posisi semula. Madu dalam pot madu beratnya hampir 8 kali lipat berat si semut.
Pada musim dingin atau musim kemarau, pekerja biasa mengunjungi pot madu untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari. Semut pekerja menempelkan mulutnya pada mulut si “pot”, yang mengeluakan setetes madu dari tempat penyimpanannya dengan mengerutkan otot. Pekerja memakan madu yang bernilai gizi tinggi ini sebagai makanan pada musim sulit.
       E.     Semut kayu
Terkenal dengan bukit yang mereka bangun dari daun cemara dan cabang tipis di atas sarang bawah tanah mereka. Sarang ini biasanya ditemukan di sekitar batang pohon. Bagian sarang yang di atas tanah, terbuat dari ranting, tangkai daun, dan daun cemara, adalah atap sarang. Atap ini bisa mencapai dua meter tingginya, mencegah meresapnya air hujan ke dalam dan mengatur suhu sarang dalam cuaca yang sangat panas atau sangat dingin.
Semut kayu, seperti semut lain, juga rajin bekerja. Mereka selalu saja menghias ulang sarang. Mereka memindahkan lapisan permukaan semua ke lapisan bawah secara bertahap dan mereka menaikkan material dari lapisan bawah untuk mengganti lapisan atas. Ada pengamatan menarik tentang perubahan yang dibuat semut pada sarang. Cat biru disemprotkan ke puncak bukit sarang dan empat hari kemudian diamati bahwa puncak bukit sudah kembali coklat. Partikel biru ditemukan 8-10 cm di bawah permukaan. Dalam sebulan sebuah partikel ini turun hingga kedalaman 40 cm. Selanjutnya partikel ini mencapai lagi permukaan.
     F.     Semut api
Semut api adalah serangga merah berukuran kecil. Namun, mereka mampu melakukan hal-hal besar. Ratu semut jenis ini, yang memiliki 20 varietas di amerika saja, dapat memproduksi hingga 5000 telur sehari. Sementara banyak koloni spesies semut memiliki beberapa ratus pekerja. Satu ratu semut api yang sudah kawin dapat memproduksi sebuah koloni dengan 240.000 pekerja.
Pekerja semut api menyerang mangsa dengan sangat agresif menggunakan jarum beracun. Telah diamati bahwa semut api muda dapat mencederai atau bahkan membunuh reptil atau bayi menjagan. Selain  itu, semut agresif ini bisa menyebabkan padam  listrik dengan merusak kabel. Pernah mereka menyerang Amerika selatan dan mengakibatkan kerusakan yang mengerikan. Jurnal dan majalah tahun itu informasikan bahwa semut-semut ini mengunyah putus kabel listrik sehingga listrik padam, mengagalkan panen senilai miliaran dolar, meruntuhkan jalan tol dan menyengat manusia, mengakibatkan shock alergi yang melumpuhkan. Mereka melakukan semua ini dengan rahang mereka yang kuat. Mereka bahkan menggali terowongan di bawah jalan menyebabkan jalan dan jalan tol runtuh, juga kerusakan lain di lingkungan.

BAB III
HASIL KAJIAN STUDI
     1.      Semut Hitam
Merupakan semut dengan penyebaran sangat luas di kawasan asia tenggara dan di daerah daratan tinggi dan gunung-gunung. Hidupnya lebih diatas tanah seperti tumpukan batu.
Semut hitam termasuk dalam ordo Hymenoptera dengan klasifikasi sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexamenoptera
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Sub Famili : Dolichoderinae
Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus thoracicus smith
     2.      Semut Merah
Semut merah sendiri lebih aktif idup di daun-daun tumbuhan hidup, membuat sarang dengan cara mengumpalkan daun-daun menjadi sebuah rumah untuk perlindungan perkembangbiakannya.
Klasifikasi semut merah :
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Gen : Oechophylla
Spesies : Oechophylla Smaragdina
     3.      Antena Semut
Antena inilah yang sangat berguna untuk semut sendiri. Jika semut berjalan selalu berpapasan satu sama lain seolah-olah bersalaman. Inilah yang bergunya antena semut sebagai pendeteksi makanan maupun tanda bahaya sehingga semut satu dengan yang lain saling mengingatkan dengan menyatukan antena saat berpapasan. Anena ini juga berfungsi sebagai petunjuk jalan keluar jadi tidak akan pernah bertabrakan dengan semut yang lain meskpun keadaan sedah gelap. Juga untuk mendeteksi adanya semut-semut musuh yang bukan anggota koloni nya.
    4.      Manfaat Semut
Keberadaaan semut juga sangat viral dalam keberlangsungan ekonimi bawah tanah dimana semut sangat berguna dalam lancarnya oksigen masuk ke dalam tanah, karena adanya rongga-rangga rumah semut. Semut juga dapat memakan serangga-serangga pengganggu (hama) sehingga dapat mengurangi tingkat kegagalan panen dalam sistem pertanian sendiri.
Dalam dunia kedokteran sendiri juga sudah banyak ditemukan manfaat-manfaat jika mengkonsumsi semut. Di jepang, masyarakatnya sudah begitu kenal dengan semut yamg sangat berguna bagi kesehatan dan kesembuhan penyakit seperti untk mengobati meringakan penyakit jantung, meringankan diabetes, mengatur kadar kolesterol, serta meningkatkan vitalitas pria.[3]
  
BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
1.      Macam-macam spesies semut
A.    Semut Pemotong daun
B.     Semut Rangrang
C.     Semut Pemanen
D.    Semut Madu
E.     Semut Kayu
F.       Semut Api
2.      Jenis penyakit atau gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh semut yakni :
a.       Dapat menyebabkan iritasi dan luka pada kulit serta menularkan kuman pathogen. 
b.      Kebiasaan makan serangga mati atau makanan tercemar semut juga mirip vektor beberapa kuman seperti (Salmonnella, Clostridium, Pseudomonas, Streptococcus dan beberapa spesies jamur).
c.       Gigitan dari sebagian spesies semut pekerja menimbulkan rasa nyeri dan gatal.
3.      Macam-macam semut berbahaya :
a.       Semut Api (Solenopsis invicta)
b.      Semut Agentina (Linepithema humile)
c.       Semut Siafu (Dorylus nigricans)
4.2  Saran
Perlu dilakukan pengendalian terhadap semut, tetapi penendalian tersebut dilakukan secara insidental dan tidak memberikan efek ketidakseimbanga ekologi. Dan kita sebagai sesama makhluk hidup yang saling berkaitan dan membutuhkan seharusnya kita tidak hanya melihat kekurangan dan kerugian dari aktivitas semut kepada sesama makhluk hidup. Bahkan semut juga memiliki berbagai manfaat untuk sesama makhluk hidup. Jadi sebagai makhluk hidup yang dibekali akal pikiran kita harus saling menjaga dan memanfaatkan sesuatu dengan baik. 

DAFTAR PUSTAKA
Http: // www.academi.edu/9646981/Makalah-Pengendalian _Semut.
Http:// KisahMuslim.com/2235-Kehidupan-Sosial-Semut-Html.
Thalbah, Hisyam.2010.ENSIKLOPEDIA Mukjizat Al – Qur’an dan Hadis.Semarang: Sapta Sentosa


[1] Thalbah, Hisyam.2010.ENSIKLOPEDIA Mukjizat Al – Qur’an dan Hadis.Semarang: Sapta Sentosa
[2] Http: // www.academi.edu/9646981/Makalah-Pengendalian _Semut.
[3] Http:// KisahMuslim.com/2235-Kehidupan-Sosial-Semut-Html.