1

loading...

Jumat, 08 Februari 2019

MAKALAH MEDIA PROMOSI KESEHATAN


MAKALAH 

MEDIA PROMOSI KESEHATAN 


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
 mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan  melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk perilaku sehat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui komunikasi. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang digunakanMedia pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.Alat peraga yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual), alat bantu dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Penggunaan alat peraga memperhatikan tujuan penggunaannya (sederhana dan kompleks), sasaran, tempat dan penggunanya. Dengan memahami komunikasi khususnya alat peraga dan media pendidikan kesehatan diharapkan analis laboratorium mampu menyampaikan informasi kesehatan terutama preventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mendahulukan mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang tepat akan mendorong peran analis laboratorium untuk mengajak masyarakat memanfaatkan profesi analis kesehatan bukan hanya pada saat sakit tetapi dimulai dari pencegahan penyakit serta meningkatkan kondisi kesehatannya melalui deteksi dini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2.      Apakah syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik ?
3.      Apakah harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan ?
4.      Bagaimana langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi promosi kesehatan
2.      Untuk mengetahui syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik
3.      Untuk mengetahui harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan
4.      Untuk mengetahui langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
    A.    Pengertian
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk memperagakan sesuatu di dalam proses promosi kesehatan
Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui pancaindera.
Semakin banyak pancaindera yang digunakan maka semakin jelas juga pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi peserta didik. Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.

    B.     Manfaat Media
a)      Menimbulkan minat sasaran.
b)      Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c)      Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.
d)     Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain.
e)      Memudahkan penyampaian informasi.
f)       Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran.
g)      Menurut penelitian 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata, 13-25% lainnya disalurkan melalui pancaindera lainnya. Oleh karena itu, dalam aplikasi pembuatan media disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat.
h)      Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami dan mendapat pengertian yang lebih baik.
i)        Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.
    C.    Jenis alat peraga
Pembagian alat peraga secara umum
1.      Alat bantu lihat (Visual aids) :Alat ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera penglihatan pada saat proses pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual, yaitu:
·         Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip
·         Alat bantu yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta, dan bagan. Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka.
2.      Alat bantu dengar (Audio Aids) : Alat ini digunakan untuk menstimulasi indera pendengar misalnya piringan hitam, radio, tape, CD.
3.      Alat bantu dengar dan lihat (Audio visual aids) : Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indera penglihatan  dan pendengaran seperti televisi, film dan video.
    D.    Media cetak
a)      `Buklet, merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b)     tulisan cetak yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan kesehatan. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar atau informasi dapat berupa gambar atau kombinasi.
c)       Flyer (selembaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
d)     Flip chart (lembar balik), merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri dari lembaran-lembaran yang berukuran kecil 38x50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih kecil 21x28 cm disebut flip book atau flip chart meja. Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan tertentu dan dibundel pada salah satu sisinya. Dibawah gambar, dituliskan pesan-pesan yang dapat dibaca oleh komunikan.
e)       Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f)       Poster merupakan bentuk media yang berisi pesan-pesan singkat atau informasi kesehatan yang biasanya menempel di dinding, tempat-tempat umum atau kendaraan umum dan dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya sekitar 50-60 cm, karena ukurannya sangat terbatas maka tema dalam poster tidak terlalu banyak biasanya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam poster tidak lebih dari tujuh kata dan hurufnya dapat dibaca oleh orang lewat dari jarak 6 meter. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan atau propaganda. Poster sesuai untuk tindak lanjut dari pesan yang sudah disampaikan pada waktu lalu. Jadi tujuan poster adalah untuk mengingatkan  kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.
g)      Media Elektronik.
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya. Antara lain:
h)      Televisi : Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sietron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato(ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.
i)        Radio : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan mealui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan(tanya-jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan sebagainya.
j)        Video : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.
k)      Slide : Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan.
l)        Film Strip : Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
m)    Media Papan (Billboard) : Papan  (Billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).
BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatannya.
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan promosi kesehatan dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


MAKALAH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN PASIEN


MAKALAH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN PADA PASIEN DEWASA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai mahluk social, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia  ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan bagian kekal bagi manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa adanya komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh  adanya bkebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkunngannya. Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentuka.n oleh beberapa factor yaitu : cakap, pengetahuan, sikap, system social, kondisi lahiriah.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus-menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melaksanakan, kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hunbungan antar manusia Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi Bidang tenaga kesehatan serta perubahan konseppetugas kesehatan dari perawatan orang sakit secara individual kepada perawatan paripurna serta peralihan dari pendekatan yang berorientasi medis penyakit kemodel penyakit yang berfokus pada orang yang bersifat pribadi menyebabkan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan. 
Petugas kesehatan dituntut untuk menerapkan model komunikasi yang tepat dan disesuaikan dengan tahap perkembangan pasien. Pada orang dewasa mereka mempunyai sikap,pengetahuan dan keterampilan yang lama menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. Oleh sebab itu perlu kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba menerapkan model konsep komunikasi yang tepat pada dewasa.
                             
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2.      Bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa?
3.      Bagaimana penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
3.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia.
Pada orang dewasa, mereka mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang lama menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. oleh sebab itu perlu kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba untuk menerapkan model konsep kornunikasi yang tepat pada klien dewasa.
Menurut Ericsson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, masalah dengan orang lain.
Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Juga Pengetahuan yang selarna ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu unfuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa belajar kalau ia sendiri ingin belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan perilakunya yang sekarang, maka menginginkan suaru perilaku lain di masa mendatang, lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu.
Dari segi psikologis, orang dewasa dalarn situasi. Komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yairu :
1.      Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir.
2.      Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
3.      Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
B.     Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa
Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang dewasa, maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa adalah :
    A.    Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan pikirannya
    B.     Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai. Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.
    C.     Suasana saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.   
   D.    Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama lain. seperti pada anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang dewasa. Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman yang mengancam dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari immobilitas biopsikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
C.    Model-model Komunikasi pada Klien Dewasa
1.      Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan nya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Dengan kata lain model shannon & weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk di komunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah pesan menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise) yang dapat menganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model Shannon-Weaver dapat diterapkan kepada konsep komunikasi interpersonal. Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber informasi jelas dan berkompeten, pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Tetapi model ini juga mempunyai keterbatasan yaitu tidak terlihat nya hubungan tansaksional diantara sumber pesan dan penerima. Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan karena tanpa adanya perantara yang dapat mengurangi kejelasan informasi. Tetapi tidak ada hubungan transaksional antara klien dan perawat, juga tidak ada feedback untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
2.      Model Komunikasi Leary
Refleksi dari model komunikasi interaksi dari Leary ( 1950 ) ini menggabungkan multidimensional yang ditekankan pada hubungan interaksional antara 2 (dua) orang, dimana antara individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi .Leary mengamati tingkah laku klien, dimana didapatkan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dari gambaran model leary ; pesan komunikasi dapat terjadi dalam 2 dimensi: 1) Dominan -Submission, dan 2) Hate – love.
Model Leary dapat diterapkan di bidang kesehatan karena dalam bidang kesehatan ada keseimbangan kekuatan antara professional dengan klien. Selama beberapa tahun pasien akut ditempatkan pada peran submission dan profesi kesehatan selalu mondominasi peran dan klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Seharusnya dalam berkomunikasi ada keseimbangan asertif dalam menerima dan memberi antara pasien dan profesional.
Penerapan Pada Klien Dewasa :
Bila model konsep ini diterapkan pada klien dewasa, peran dominan oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam keadaan darurat/akut untuk menyelamatkan kehidupan klien, sehingga klien harus patuh terhadap segala yang dilakukan perawat. Kita tidak dapat menerapkan posisi dominan ini pada klien dewasa yang dalarn keadaan kronik karena klien dewasa mempunyai komitmen yang kuat terhadap sikap dan pengetahuan yang kuat dan sukar untuk dirubah dalam waktu yang singkat. Feran Love yang berlebihan juga tidak boleh diterapkan terhadap klien dewasa, karena dapat mengubah konsep hubungan profesional yang dilakukan lebih kearah hubungan pribadi. Model ini menekankan pentingnya "Relationship" dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara langsung. Komunikasi therapeutik adalah ketrampilan untuk mengatasi stress yang menghambat psikologikal dan belajar bagaimana berhubungan efektif dengan orang lain.
 Pada komunikasi ini perlu diterapkan kondisi empati, congruen (sesuai dengan situasi dan kondisi), dan penghargaan yang positif (positive regard). Sedangkan hasil yang diharapkan dari klien melalui model kornunikasi ini adalah adanya saling pengertian dan koping yang lebih efektif.
Bila diterapkan pada klien dewasa dikondisikan untuk lebih mengarah pada kondisi dimana individu dewasa berada di dalam keadaan stress psikologis.
3.      Model lnteraksi King
Model King memberikan penekanan pada proses komunikasi antara perawat - klien. King menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk memberi bantuan kepada klien. Pada dasarnya model ini meyakinkan bahwa interaksi perawat - klien secara simultan membuat keputusan tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.Keputusan berperan penting yang merangsang terjadi reaksi. Interaksi merupakan proses dinamis yang meliputi hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan dan tindakan perawat - klien. Transaksi adalah hubungan relationship yang timbal balik antaraperawar-klien seiama berpartisipasi. Feedback dalam model ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien. Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa:
Model ini sesuai untuk klien dewasa karena mempertimbangkan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik klien dewasa yang pada akhirnya bertujuan untuk menjalin transaksi. Adanya feedback menguntungkan untuk mengetahui sejauh mana informasi yang disampaikan dapat diterima jelas oleh klien atau untuk mengetahui ada tidaknya persepsi yang salah terhadap pesan yang disampaikan.
4.      Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan - klien. 3 (tiga) faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dar 3) Konteks. Hubungan Relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang profesional dapat meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan. orang lain (significant order) penting untuk mendukung terjadinya interaksi khususnya mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan. Transaksi merupakan kesepakatan interaksi antar partisipan di dalarn proses komunikasi tersebut. Konteks yaitu kornunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan tempat dan situasi
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa ,karena profesional kesehatan ( perawat ) memperhatikan karakteristik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan tertentu seperti; sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan, usia, faktor budaya, nilai yang dianut, faktor psikologi, sehingga perawat harus memperhatikan hal-hal tersebut agar ttdak terjadi kesalahpahaman. Pada komunikasi orang dewasa diupayakan agar perawat menerima pasien sebagaimana manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Berdasarkan pada hal tersebut diatas, model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model komunikasi interaksi King dan model komunikasi kesehatan. Karena pada kedua model komunikasi ini menunjukkan hubungan relationship yang rnemperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerirna, serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi. Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep komunitasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.Model Konsep Komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi King dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling memberi dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
D. contoh    komunikasi modil king
PERAWAT      : Permisi, Selamat Siang Bu
PASIEN           : Selamat Siang Sus
PERAWAT      : Bagaimana bu, sebaiknya ibu harus banyak istirahat dan menjaga kesehatan ibu dan dan jangan terlalu kelelahan.
PASIEN           : Baik sus, akhir-akhir ini saya memang sibuk dengan pekerjaan saya,sehingga kurang   istirahat. Baiklah sus saya akan menjaga kesehatan saya.
PERAWAT      :Baiklah bu,jika anda sudah mengerti kalau begitu saya permisi dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu ibu dapat menghubungi saya di ruang jaga perawat. Permisi bu.
PASIEN           :Iya sus. Terima kasih sus.
PERAWAT      :Sama-sama bu. Permisi

E.  Contoh Komunikasi Model Shanon Dan Weaver
PERAWAT    : Permisi, selamat siang bu.
PASIEN         : Selamat siang sus.
PERAWAT    : Bagaimana keadaannya bu?
PASIEN         : Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak seperti dulu.
PERAWAT    : Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan kepada ibu, cara mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi. Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola makan ibu,agar teratur serta hindari makanan yang  pedas dan asam karena makanan tersebut dapat mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung bu.
PASIEN         : Baik sus.
PERAWAT    : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN         : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
PERAWAT    : Kalau begitu saya permisi dulu bu.
PASIEN         : Iya sus.

F.  Contoh Komunikasi Model Komunikasi Leary

PERAWAT                  : Selamat Siang!
KELUARGA PASIEN : Selamat Siang Sus!
PERAWAT                  : Maaf sebelumnya,saya dewi yang ditugaskan untuk menangani pasien ini
KELUARGA PASIEN : Iya sus,tolong cepat ditangani sus
PERAWAT                  : Baiklah, ibu tarik nafasnya bu, lalu hembuskan
PASIEN                       : (pasien menarik nafas dan menghembuskan)
PERAWAT               : Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang (sambil memberikan minum)
PASIEN                       : (Meminum air yang d berikan)
PERAWAT                  : Ibu sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya, lukanya akan segera saya bersihkan!
PASIE                          : Iya sus
PERAWAT                  : Tahan posisinya ya bu,jangan goyang
PASIEN                       : Iya sus
PERAWA               : (Perawat membersihkan lukanya, 15 menit kemudian luka selesai     dibersihkan) Ibu lukanya sudah selesai di bersihkan, luka ibu ini dalam dan lebar bu,ini harus dijahit.
PASIEN                      : Iya sus,tapi saya tidak berani di jahit!
PERAWAT                  : Tapi ini harus di jahit,karena jika tidak dijahit lukanya ini,akan susah sembuhdan biasa-bisa terkena infeksi
PASIEN                       : Iya sus.
PERAWAT                  : Perawat menyuntikan bius, disekitar kaki yang luka, dan mulai menjahit, 20    menit kemudian luka selesai dijahit). Ibu lukanya sudah selesai dijahit, luka  ibu ini dijahit yaitu 4 jahitan.
PASIEN                       : Iya sus.
PERAWAT            : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan keluarga biasa menunggu menunggu diruangan ini dulu, perawat linda akan segera dating memberikan resep obat yang akan ditebus, dan pembayarannya keluarga bias langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA PASIEN : Iya sus,terimakasih.
PERAWAT               : sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang
PASIEN&KELUARGA : Iya sus, selamat siang.
G.    Contoh Komunikasi Kesehatan

ANALIS KESEHATAN
: Selamat siang dok
DOKTER
: Selamat siang
ANALIS KESEHATAN
 : Dok, dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang berada di kamar  1 menderita penyakit kecacingan, karena saya  menemukan ada telur    cacing
 acraris lumricoides pada feses pasien tersebut.
Dokter
: Baiklah, berikan obat mibendazol dan pastikan agar pasien tersebut rutin Meminum obat tersebut selama 7 hari.
Analis Kesehatan
: Baik dok, permisi

H.    Contoh Komunikasi Perawat Kepada Pasien Dewasa Tentang Penyuluhan Kepulangan Pasien
PERAWAT
Selamat siang
PASIEN
Selamat siang
PERAWAT
Maaf sebelumnya bu, perkenalkan nama saya Nilu Kumala Dewi, biasa         dipanggil Dewi bu. Nama ibu Linda Ayu Lestari, yang biasa dipanggil ibu Ayu, ibu dirawat dirumah sakit ini sudah satu minggu dengan keterangan ibu mengidap penyakit Mag Kronis, benar tidak bu yang saya sampaikan ini?
PASIEN
Iya benar sus
PERAWAT
Oh, iya bu, Apa ibu sudah yakin merasa sehat dan siap untuk pulang?
PASIEN
Insya Allah, saya sudah merasa sehat dan siap pulang hari ini
PERAWAT
Baiklah, kalau ibu sudah merasa yakin sebelum pulang saya akan menyampaikan informasi tentang hal-hal yang perlu ibu ketahui dan rencana tindak lanjut perawatan setelah ibu pulang nanti
PASIEN
Oh, iya sus. Silahkan!
PERAWAT
Baiklah bu, ketika ibu pulang nanti, hal-hal yang perlu  ibu ketahui yaitu obat-obat yang sudah ditebus seperti antasida, Agen cysoprotekfif dan pankreating ini diminum dua kali sehari yaitu 2 jam sebelum makan dan 2 sesudah makan. Masing-masing diminum 1 tablet. Oh, ya bu obat antisida ini berfungsi menetralisir asam lambung dan berfungsi melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus dan obat pankreating ini berfungsi untuk mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual dan sering sendawa. Selain itu ibu juga harus menjaga pola makan ibu dan juga pola tidur ibu. Ibu juga harus menghindari makan-makanan yang dapat merangsang meningkatnya asam lambung seperti kopi, minuman yang beralkohol 5-20%. Hindari juga makanan yang dapat merusak dinding lambung seperti cuka, pedas, merica. Dan ibu harus kembali kerumah sakit yaitu 2 minggu sekali untuk terus mengkontrol kesehatan ibu!
PASIEN
Oh, iya sus
PERAWAT
Baiklah. Apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang saya sampaikan?
PASIEN
Iya sus, saya sudah mengerti !
PERAWAT
Maaf bu, jika ibu sudah mengerti. Jika ibu tidak keberatan bias diulang apa yang saya sudah sampaikan !
PASIEN
Iya bisa sus (pasien menjelaskan hal-hal yang sudah disampaikan oleh perawat dengan baik dan benar)
PERAWAT
Saya rasa ibu sudah benar-benar mengerti dengan apa yang saya sampaikan dan sudah benar-benar siap untuk kembali kerumah. Dan untuk Bapak tolong diingatkan kepada ibu untuk melakukan hal-hal yang sudah saya sampaikan, agar ibu bias benar-benar pulih
KELUARGA PASIEN
Iya sus, Terima kasih !
PERAWAT
Iya sama-sama bu, pak. Oh, ya bu. Apakah ibu sudah menyelesaikan administrasi KRS?
PASIEN
Iya sudah sus !
PERAWAT
Baiklah, kalau sudah. Silahkan barang-baranf yang akan dibawa dicek kembali agar tidak ada yanf ketinggalan. Jangan lupa tetap menjaga kesehatan dan kontrol sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan. Kami selalu siap membantu apabila ada yang ingin ditanyakan kepada kami !
PASIEN
Iya sus, Terima kasih !
PERAWAT
Iya sama-sama bu. Saya waktunya sudah cukup dan ibu serta bapak juga sudah siap untuk pulang. Selamat jalan pak, bu. Mohon maaf apabila pelayanan kami selama ibu dan keluarga disini kurang baik
PASIEN
Iya sama-sama sus. Terima kasih !
PERAWAT
Selamat siang pak, bu. Saya permisi !
PASIEN
Iya, Selamat siang.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia.
Suasana komunikasi pada klien dewasa antara lain : suasana hormat menghormati, suasana saling menghargai, suasana saling percaya, dan suasana saling terbuka.
Model-model komunikasi pada klien dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan weaver, model komunikasi leary, model komunikasi king, dan model komunikasi kesehatan.

B.     Saran
  •    Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan konikasi.
  •     Diharapkan kedapa mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui suasana dalam komunikasi pada klien dewasa.
  •     Diharapkan kepada  mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui model-model komunikasi pada klien dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan: aplikasi dalam pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ellis, R., Gates, R.,dan Kenworthy, N. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Penerjemah: Susi Purwoko. Jakarta: EGC.
Dalami, Ernawati. 2009. Komunikasi Keperawatan. Jakarta-Timur : TIM.