MAKALAH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN PADA PASIEN DEWASA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahluk social, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
orang lain. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa
manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan bagian kekal bagi manusia seperti halnya
bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu komunikasi. Komunikasi
merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat karena tanpa adanya komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk.
Adanya komunikasi disebabkan oleh adanya bkebutuhan akan
mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkunngannya. Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan
sangat ditentuka.n oleh beberapa factor yaitu : cakap, pengetahuan, sikap,
system social, kondisi lahiriah.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara
terus-menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melaksanakan,
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik
komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hunbungan antar manusia Kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi Bidang tenaga kesehatan serta perubahan
konseppetugas kesehatan dari perawatan orang sakit secara individual
kepada perawatan paripurna serta peralihan dari pendekatan yang berorientasi
medis penyakit kemodel penyakit yang berfokus pada orang yang bersifat pribadi
menyebabkan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan.
Petugas kesehatan dituntut untuk menerapkan model komunikasi
yang tepat dan disesuaikan dengan tahap perkembangan pasien. Pada orang dewasa
mereka mempunyai sikap,pengetahuan dan keterampilan yang lama menetap dalam
dirinya sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. Oleh sebab itu perlu
kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai
dengan efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang
mencoba menerapkan model konsep komunikasi yang tepat pada dewasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
komunikasi?
2. Bagaimana suasana komunikasi
pada klien dewasa?
3. Bagaimana penerapan
model-model komunikasi pada klien dewasa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan komunikasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana
suasana komunikasi pada klien dewasa.
3. Untuk mengetahui bagaimana
penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi
bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup
pekerjaan maupun hubungan antar manusia.
Pada
orang dewasa, mereka mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang lama
menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. oleh
sebab itu perlu kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan
komunikasi dapat tercapai dengan efektif. Bertolak dari hal tersebut kami
mencoba membuat makalah yang mencoba untuk menerapkan model konsep kornunikasi
yang tepat pada klien dewasa.
Menurut
Ericsson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs isolasi,
dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih,
minat, masalah dengan orang lain.
Orang
dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak
jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah
untuk mengubahnya. Juga Pengetahuan yang selarna ini dianggapnya benar dan
bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan
tidak sejalan dengan yang lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas
kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada
orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu unfuk merubah tingkah lakunya dengan
cepat. Orang dewasa belajar kalau ia sendiri ingin belajar, terdorong akan
tidak puas lagi dengan perilakunya yang sekarang, maka menginginkan suaru
perilaku lain di masa mendatang, lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku
baru itu.
Dari
segi psikologis, orang dewasa dalarn situasi. Komunikasi mempunyai sikap-sikap
tertentu yairu :
1.
Komunikasi
adalah suatu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka
orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang
lebih mutakhir.
2.
Komunikasi
adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan
dan pikiran.
3.
Komunikasi
adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan
belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannya mengenai suatu masalah.
B. Suasana Komunikasi Pada Klien
Dewasa
Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi orang dewasa, maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana
komunikasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
berkomunikasi dengan orang dewasa adalah :
A.
Suasana
hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya
B.
Suasana
saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan
mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai. Meremehkan
diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.
C.
Suasana
saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan
dapat membawa hasil yang diharapkan.
D.
Suasana
saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan
orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama
lain. seperti pada anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang
dewasa. Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang
status emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa
mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya,
tidak aman dan tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang.
Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang
memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman
yang mengancam dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini
dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien
sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu bergerak
lebih jauh dari immobilitas biopsikososialnya untuk mencapai penerimaan
terhadap masalahnya.
C. Model-model Komunikasi pada Klien Dewasa
1. Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan
tingkat kecermatan nya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi
atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima.
Dengan kata lain model shannon & weaver mengasumsikan bahwa
sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk di komunikasikan dari
seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah pesan
menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise)
yang dapat menganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model Shannon-Weaver
dapat diterapkan kepada konsep komunikasi interpersonal. Model ini memberikan
keuntungan bahwa sumber informasi jelas dan berkompeten, pesan langsung kepada
penerima tanpa perantara. Tetapi model ini juga mempunyai keterbatasan yaitu
tidak terlihat nya hubungan tansaksional diantara sumber pesan dan penerima. Penerapannya
terhadap komunikasi klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa, klien akan lebih
mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan karena tanpa adanya perantara
yang dapat mengurangi kejelasan informasi. Tetapi tidak ada hubungan
transaksional antara klien dan perawat, juga tidak ada feedback untuk mengevaluasi
tujuan komunikasi.
2. Model Komunikasi Leary
Refleksi dari model komunikasi interaksi dari Leary ( 1950 ) ini
menggabungkan multidimensional yang ditekankan pada hubungan interaksional
antara 2 (dua) orang, dimana antara individu saling mempengaruhi dan
dipengaruhi .Leary mengamati tingkah laku klien, dimana didapatkan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dari gambaran model leary ; pesan
komunikasi dapat terjadi dalam 2 dimensi: 1) Dominan -Submission, dan 2) Hate –
love.
Model Leary dapat diterapkan di bidang kesehatan karena dalam
bidang kesehatan ada keseimbangan kekuatan antara professional dengan klien.
Selama beberapa tahun pasien akut ditempatkan pada peran submission dan profesi
kesehatan selalu mondominasi peran dan klien ditempatkan dalam keadaan yang
selalu patuh. Seharusnya dalam berkomunikasi ada keseimbangan asertif dalam
menerima dan memberi antara pasien dan profesional.
Penerapan Pada Klien Dewasa :
Bila model konsep ini diterapkan pada klien dewasa, peran dominan
oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam keadaan darurat/akut untuk
menyelamatkan kehidupan klien, sehingga klien harus patuh terhadap segala yang
dilakukan perawat. Kita tidak dapat menerapkan posisi dominan ini pada klien
dewasa yang dalarn keadaan kronik karena klien dewasa mempunyai komitmen yang
kuat terhadap sikap dan pengetahuan yang kuat dan sukar untuk dirubah dalam
waktu yang singkat. Feran Love yang berlebihan juga tidak boleh diterapkan
terhadap klien dewasa, karena dapat mengubah konsep hubungan profesional yang
dilakukan lebih kearah hubungan pribadi. Model ini menekankan pentingnya
"Relationship" dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara
langsung. Komunikasi therapeutik adalah ketrampilan untuk mengatasi stress yang
menghambat psikologikal dan belajar bagaimana berhubungan efektif dengan orang
lain.
Pada komunikasi ini perlu
diterapkan kondisi empati, congruen (sesuai dengan situasi dan kondisi), dan
penghargaan yang positif (positive regard). Sedangkan hasil yang diharapkan
dari klien melalui model kornunikasi ini adalah adanya saling pengertian dan
koping yang lebih efektif.
Bila diterapkan pada klien dewasa dikondisikan untuk lebih mengarah
pada kondisi dimana individu dewasa berada di dalam keadaan stress psikologis.
3. Model lnteraksi King
Model King memberikan penekanan pada proses komunikasi antara
perawat - klien. King menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan
bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk memberi bantuan kepada klien.
Pada dasarnya model ini meyakinkan bahwa interaksi perawat - klien secara
simultan membuat keputusan tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan
berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.Keputusan berperan penting yang
merangsang terjadi reaksi. Interaksi merupakan proses dinamis yang meliputi
hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan dan tindakan perawat - klien.
Transaksi adalah hubungan relationship yang timbal balik antaraperawar-klien
seiama berpartisipasi. Feedback dalam model ini menunjukkan pentingnya arti
hubungan perawat-klien. Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa:
Model ini sesuai untuk klien dewasa karena mempertimbangkan
faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik klien dewasa yang pada akhirnya
bertujuan untuk menjalin transaksi. Adanya feedback menguntungkan untuk
mengetahui sejauh mana informasi yang disampaikan dapat diterima jelas oleh
klien atau untuk mengetahui ada tidaknya persepsi yang salah terhadap pesan
yang disampaikan.
4. Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional
kesehatan - klien. 3 (tiga) faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan
yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dar 3) Konteks. Hubungan Relationship
dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang profesional dapat
meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang memiliki
latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman dibidang
kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan. orang lain
(significant order) penting untuk mendukung terjadinya interaksi khususnya
mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan. Transaksi merupakan kesepakatan
interaksi antar partisipan di dalarn proses komunikasi tersebut. Konteks yaitu
kornunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan
biasanya disesuaikan dengan tempat dan situasi
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa
,karena profesional kesehatan ( perawat ) memperhatikan karakteristik dari
klien yang akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang
dilakukan terjadi secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik.
Komunikasi ini juga melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan
klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang
diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan
tertentu seperti; sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan,
usia, faktor budaya, nilai yang dianut, faktor psikologi, sehingga perawat
harus memperhatikan hal-hal tersebut agar ttdak terjadi kesalahpahaman. Pada
komunikasi orang dewasa diupayakan agar perawat menerima pasien sebagaimana
manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap orang berbeda satu
dengan yang lain. Berdasarkan pada hal tersebut diatas, model konsep komunikasi
yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model komunikasi
interaksi King dan model komunikasi kesehatan. Karena pada kedua model
komunikasi ini menunjukkan hubungan relationship yang rnemperhatikan
karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerirna, serta adanya
umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi. Komunikasi merupakan alat
yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik
sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep komunitasi yang
tepat untuk setiap karakteristik klien.Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu
singkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.Model
Konsep Komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi King
dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang
saling memberi dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah
informasi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
D. contoh komunikasi modil king
PERAWAT : Permisi, Selamat
Siang Bu
PASIEN :
Selamat Siang Sus
PERAWAT : Bagaimana bu,
sebaiknya ibu harus banyak istirahat dan menjaga kesehatan ibu dan dan
jangan terlalu kelelahan.
PASIEN :
Baik sus, akhir-akhir ini saya memang sibuk dengan pekerjaan saya,sehingga
kurang istirahat. Baiklah sus saya akan menjaga kesehatan saya.
PERAWAT :Baiklah bu,jika anda
sudah mengerti kalau begitu saya permisi dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu
ibu dapat menghubungi saya di ruang jaga perawat. Permisi bu.
PASIEN :Iya
sus. Terima kasih sus.
PERAWAT :Sama-sama bu. Permisi
E. Contoh Komunikasi Model Shanon Dan Weaver
PERAWAT : Permisi, selamat siang bu.
PASIEN :
Selamat siang sus.
PERAWAT : Bagaimana keadaannya bu?
PASIEN : Baik
sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak seperti dulu.
PERAWAT : Baguslah bu,baiklah saya akan
menjelaskan kepada ibu, cara mencegah
agar penyakit
maag ibu tidak kambuh lagi. Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola makan ibu,agar
teratur serta hindari makanan yang pedas dan asam karena makanan
tersebut dapat mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung
bu.
PASIEN : Baik
sus.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau
perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN : Saya
rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
PERAWAT : Kalau begitu saya permisi dulu bu.
PASIEN : Iya
sus.
F. Contoh Komunikasi Model Komunikasi Leary
PERAWAT :
Selamat Siang!
KELUARGA PASIEN : Selamat Siang Sus!
PERAWAT :
Maaf sebelumnya,saya dewi yang ditugaskan untuk menangani pasien ini
KELUARGA PASIEN : Iya sus,tolong cepat ditangani sus
PERAWAT :
Baiklah, ibu tarik nafasnya bu, lalu hembuskan
PASIEN :
(pasien menarik nafas dan menghembuskan)
PERAWAT :
Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang (sambil memberikan minum)
PASIEN :
(Meminum air yang d berikan)
PERAWAT :
Ibu sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya, lukanya akan segera saya
bersihkan!
PASIE :
Iya sus
PERAWAT :
Tahan posisinya ya bu,jangan goyang
PASIEN :
Iya sus
PERAWA :
(Perawat membersihkan lukanya, 15 menit kemudian luka
selesai dibersihkan) Ibu lukanya sudah selesai di
bersihkan, luka ibu ini dalam dan lebar bu,ini harus dijahit.
PASIEN :
Iya sus,tapi saya tidak berani di jahit!
PERAWAT :
Tapi ini harus di jahit,karena jika tidak dijahit lukanya ini,akan susah sembuhdan
biasa-bisa terkena infeksi
PASIEN :
Iya sus.
PERAWAT :
Perawat menyuntikan bius, disekitar kaki yang luka, dan mulai menjahit,
20 menit kemudian luka selesai dijahit). Ibu lukanya
sudah selesai dijahit, luka ibu ini dijahit yaitu 4 jahitan.
PASIEN :
Iya sus.
PERAWAT :
Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan keluarga
biasa menunggu menunggu diruangan ini dulu, perawat linda akan segera dating
memberikan resep obat yang akan ditebus, dan pembayarannya keluarga bias
langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA PASIEN : Iya sus,terimakasih.
PERAWAT :
sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang
PASIEN&KELUARGA : Iya sus, selamat siang.
G. Contoh Komunikasi Kesehatan
ANALIS KESEHATAN
|
: Selamat siang dok
|
|||
DOKTER
|
: Selamat siang
|
|||
ANALIS KESEHATAN
|
: Dok, dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang
berada di kamar 1 menderita penyakit kecacingan, karena
saya menemukan ada telur cacing
|
acraris lumricoides pada feses pasien tersebut.
|
||
Dokter
|
: Baiklah, berikan obat mibendazol dan pastikan agar pasien
tersebut rutin Meminum obat tersebut selama 7 hari.
|
|||
Analis Kesehatan
|
: Baik dok, permisi
|
H. Contoh Komunikasi Perawat Kepada Pasien
Dewasa Tentang Penyuluhan Kepulangan Pasien
PERAWAT
|
Selamat siang
|
PASIEN
|
Selamat siang
|
PERAWAT
|
Maaf sebelumnya bu, perkenalkan nama saya Nilu Kumala Dewi,
biasa dipanggil Dewi bu.
Nama ibu Linda Ayu Lestari, yang biasa dipanggil ibu Ayu, ibu dirawat dirumah
sakit ini sudah satu minggu dengan keterangan ibu mengidap penyakit Mag
Kronis, benar tidak bu yang saya sampaikan ini?
|
PASIEN
|
Iya benar sus
|
PERAWAT
|
Oh, iya bu, Apa ibu sudah yakin merasa sehat dan siap untuk
pulang?
|
PASIEN
|
Insya Allah, saya sudah merasa sehat dan siap pulang hari ini
|
PERAWAT
|
Baiklah, kalau ibu sudah merasa yakin sebelum pulang saya akan
menyampaikan informasi tentang hal-hal yang perlu ibu ketahui dan rencana
tindak lanjut perawatan setelah ibu pulang nanti
|
PASIEN
|
Oh, iya sus. Silahkan!
|
PERAWAT
|
Baiklah bu, ketika ibu pulang nanti, hal-hal yang
perlu ibu ketahui yaitu obat-obat yang sudah ditebus seperti
antasida, Agen cysoprotekfif dan pankreating ini diminum dua kali sehari
yaitu 2 jam sebelum makan dan 2 sesudah makan. Masing-masing diminum 1 tablet.
Oh, ya bu obat antisida ini berfungsi menetralisir asam lambung dan berfungsi
melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus dan obat pankreating ini
berfungsi untuk mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung,
mual dan sering sendawa. Selain itu ibu juga harus menjaga pola makan ibu dan
juga pola tidur ibu. Ibu juga harus menghindari makan-makanan yang dapat
merangsang meningkatnya asam lambung seperti kopi, minuman yang beralkohol
5-20%. Hindari juga makanan yang dapat merusak dinding lambung seperti cuka,
pedas, merica. Dan ibu harus kembali kerumah sakit yaitu 2 minggu sekali
untuk terus mengkontrol kesehatan ibu!
|
PASIEN
|
Oh, iya sus
|
PERAWAT
|
Baiklah. Apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang saya
sampaikan?
|
PASIEN
|
Iya sus, saya sudah mengerti !
|
PERAWAT
|
Maaf bu, jika ibu sudah mengerti. Jika ibu tidak keberatan bias
diulang apa yang saya sudah sampaikan !
|
PASIEN
|
Iya bisa sus (pasien menjelaskan hal-hal yang sudah disampaikan
oleh perawat dengan baik dan benar)
|
PERAWAT
|
Saya rasa ibu sudah benar-benar mengerti dengan apa yang saya
sampaikan dan sudah benar-benar siap untuk kembali kerumah. Dan untuk Bapak
tolong diingatkan kepada ibu untuk melakukan hal-hal yang sudah saya
sampaikan, agar ibu bias benar-benar pulih
|
KELUARGA PASIEN
|
Iya sus, Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya sama-sama bu, pak. Oh, ya bu. Apakah ibu sudah menyelesaikan
administrasi KRS?
|
PASIEN
|
Iya sudah sus !
|
PERAWAT
|
Baiklah, kalau sudah. Silahkan barang-baranf yang akan dibawa
dicek kembali agar tidak ada yanf ketinggalan. Jangan lupa tetap menjaga
kesehatan dan kontrol sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan. Kami selalu
siap membantu apabila ada yang ingin ditanyakan kepada kami !
|
PASIEN
|
Iya sus, Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya sama-sama bu. Saya waktunya sudah cukup dan ibu serta bapak
juga sudah siap untuk pulang. Selamat jalan pak, bu. Mohon maaf apabila
pelayanan kami selama ibu dan keluarga disini kurang baik
|
PASIEN
|
Iya sama-sama sus. Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Selamat siang pak, bu. Saya permisi !
|
PASIEN
|
Iya, Selamat siang.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus
menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik
komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia.
Suasana komunikasi pada klien dewasa antara lain : suasana hormat
menghormati, suasana saling menghargai, suasana saling percaya, dan suasana
saling terbuka.
Model-model komunikasi pada klien dewasa yaitu : model komunikasi
shanon dan weaver, model komunikasi leary, model komunikasi king, dan model
komunikasi kesehatan.
B. Saran
- Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan konikasi.
- Diharapkan kedapa mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui suasana dalam komunikasi pada klien dewasa.
- Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui model-model komunikasi pada klien dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan: aplikasi
dalam pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi dalam keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Ellis, R., Gates, R.,dan Kenworthy, N. 2000. Komunikasi
Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Penerjemah: Susi
Purwoko. Jakarta: EGC.
Dalami, Ernawati. 2009. Komunikasi Keperawatan.
Jakarta-Timur : TIM.
No comments:
Post a Comment