1

loading...

Jumat, 08 Februari 2019

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN


MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN 

BAB I
PENDAHULUAN

   A.    LATAR BELAKANG
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam  rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah integrasi antara perangkat, prosedur  dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkt pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.

    B.     TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan (SIK).
2.    Mengetahui tujuan sistem informasi kesehatan (SIK).
3.    Mengetahui contoh-contoh sistem informasi kesehatan (SIK).
BAB II
PEMBAHASAN
    A.    PENGERTIAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
      a)    Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan).
      b)    Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan).
      c)    Health worksforce (tenaga medis)
      d)    Health system financing (system pembiayaan kesehatan).
      e)    Health information system (sistem informasi kesehatan).
f)     Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah).
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1.         Upaya kesehatan
2.         Penelitian dan pengembangan kesehatan
3.         Pembiayaan kesehatan
4.         Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
6.         Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7.         Pemberdayaan masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
     B.     TUJUAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkan      dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2.      Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders
7.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya
8.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9.      Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.  Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.  Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

     C.    CONTOH-CONTOH SISTEM INFORMASI KESEHATAN
  Penggunaan Sistem Informasi Untuk Administrasi Kesehatan Masyarakat Organisasi kesehatan masyarakat memerlukan sistem informasi yang dirancang dengan baik yang dimaksudkan untuk membuat penggunaan secara optimal dari pemasangan penawaran  yang berhubungan dengan data kesehatan.
Pertimbangan desain kunci dalam mengembangkan sistem informasi termasuk layanan- based dan berbasis populasi aplikasi tujuan, unit analisis, data sumber, metode data keterkaitan, pemilihan teknologi dan integrasi strategis, dan perlindungan informasi privasi. Kumpulan berkembang model dan sumber daya sekarang ada untuk mengembangkan sistem informasi yang efektif untuk kesehatan masyarakat organisasi.
Sistem informasi telah muncul sebagai komponen utama kesehatan masyarakat. Hari ini, sistem informasi menyediakan data riil untuk memandu pengambilan keputusan di bidang kesehatan masyarakat. Terbitnya  sistem informasi kesehatan (Hiss) memiliki tiga dasar sumber penting yaitu :
1.    Memperluas data yang sesuai dengan sumber masyarakat maupun perorangan
2.    Kemajuan teknologi informasi (TI), dan
3.    Semakin dikenalnya kekuatan informasi di kesehatan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Data administratif dari pelayanan kesehatan masyarakat dan swasta serta asuransi mengandung sejarah elektronik dari biaya perawatan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Survei pemerintah memberikan tingkat belum pernah terjadi sebelumnya rinci di- formasi pada status kesehatan, status fungsional, penggunaan perawatan medis dan expendi- membangun struktur, nutrisi, faktor sosiodemografi, dan perilaku kesehatan.
Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat bergantung pada sistem informasi untuk mendukung sejumlah kegiatan  utama, termasuk:
1.    Epidemiologi penyakit dan surveilans faktor risiko.
2.    Menilai kegiatan pengobatan dan kesehatan masyarakat.
3.    Administrasi dan program (tagihan, persediaan, rekam medis, pemanfaatan pelayanan), analisis produktivitas dan efektifitas biaya.
4.    Analisis Pemanfaatan dan estimasi permintaan
5.    Program perencanaan dan evaluasi
6.    Jaminan kualitas dan pengukuran kinerja
7.    Analisis kebijakan kesehatan masyarakat
8.    Penelitian klinis
9.    Pendidikan kesehatan dan penyebaran informasi kesehatan

Teknologi informasi kini telah maju ke titik dimana satu tahun medicare program sekitar 200 juta pengamatan biasa dilakukan melalui computer pribadi. Perkembangan teknologi informasi secara dramatis  mempengaruhi organisasi kesehatan masyarakat dan peranan historis mereka dalam mengumpulkan dan menyebarkan data. Statistic vital dan register penyakit memiliki fungsi baik di tingkat local maupun nasional yang mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan. Namun sumber daya yang mengelola system informasi kesehatan sulit dikembangkan untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat saat ini. Untuk menjadikan system informasi kesehatan menjadi efektif, administrator kesehatan harus mampu menilai sumber data yang tersedia, cetak biru desain yang dapat mengekstraksi informasi menjadi pengetahuan dan mengevaluasi manfaat yang dapat diperoleh dari system ini.
Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah :
1.      Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
2.      Informasi yang tersedia, tidak relevan.
3.      Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
4.      Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
5.      Terlalu banyak informasi.
6.      Informasi yang tersedia, tidak akurat.

     D.    RUANG LINGKUP ORGANISASI KESEHATAN
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front officemanagement). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1.    Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien  untuk  memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampaikeluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2.    Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3.    Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4.    Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5.    Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6.    Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
BAB III
PENUTUP

     A.    KESIMPULAN
1.    Data dan informasi merupakan kunci pokok dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang efektif dan efisien.
2.    Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem informasi telah ada, akan tetapi dalam pelaksanaanya masih banyak kendala-kendala dan hambatan yang di hadapi.
3.    Pengembangan sistem informasi baik di pusat atau daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karna keterbatsan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan sumber daya manusia.

      B.     SARAN
1.    Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan.
2.    Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem informasi yang dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.

DAFTAR PUSTAKA

 Scribd. 2012. Sistem Informasi Kesehatanhttp://www.SISTEM-INFORMASI-KESEHATAn.html.


MAKALAH MEDIA PROMOSI KESEHATAN


MAKALAH 

MEDIA PROMOSI KESEHATAN 


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
 mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan  melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk perilaku sehat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui komunikasi. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang digunakanMedia pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.Alat peraga yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual), alat bantu dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Penggunaan alat peraga memperhatikan tujuan penggunaannya (sederhana dan kompleks), sasaran, tempat dan penggunanya. Dengan memahami komunikasi khususnya alat peraga dan media pendidikan kesehatan diharapkan analis laboratorium mampu menyampaikan informasi kesehatan terutama preventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mendahulukan mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang tepat akan mendorong peran analis laboratorium untuk mengajak masyarakat memanfaatkan profesi analis kesehatan bukan hanya pada saat sakit tetapi dimulai dari pencegahan penyakit serta meningkatkan kondisi kesehatannya melalui deteksi dini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2.      Apakah syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik ?
3.      Apakah harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan ?
4.      Bagaimana langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi promosi kesehatan
2.      Untuk mengetahui syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik
3.      Untuk mengetahui harapan rencana penyuluhan promosi kesehatan
4.      Untuk mengetahui langkah dalam perencaan penyuluhan promosi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
    A.    Pengertian
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk memperagakan sesuatu di dalam proses promosi kesehatan
Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui pancaindera.
Semakin banyak pancaindera yang digunakan maka semakin jelas juga pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi peserta didik. Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.

    B.     Manfaat Media
a)      Menimbulkan minat sasaran.
b)      Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c)      Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.
d)     Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain.
e)      Memudahkan penyampaian informasi.
f)       Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran.
g)      Menurut penelitian 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata, 13-25% lainnya disalurkan melalui pancaindera lainnya. Oleh karena itu, dalam aplikasi pembuatan media disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat.
h)      Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami dan mendapat pengertian yang lebih baik.
i)        Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.
    C.    Jenis alat peraga
Pembagian alat peraga secara umum
1.      Alat bantu lihat (Visual aids) :Alat ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera penglihatan pada saat proses pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual, yaitu:
·         Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip
·         Alat bantu yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta, dan bagan. Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka.
2.      Alat bantu dengar (Audio Aids) : Alat ini digunakan untuk menstimulasi indera pendengar misalnya piringan hitam, radio, tape, CD.
3.      Alat bantu dengar dan lihat (Audio visual aids) : Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indera penglihatan  dan pendengaran seperti televisi, film dan video.
    D.    Media cetak
a)      `Buklet, merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b)     tulisan cetak yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan kesehatan. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar atau informasi dapat berupa gambar atau kombinasi.
c)       Flyer (selembaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
d)     Flip chart (lembar balik), merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri dari lembaran-lembaran yang berukuran kecil 38x50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih kecil 21x28 cm disebut flip book atau flip chart meja. Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan tertentu dan dibundel pada salah satu sisinya. Dibawah gambar, dituliskan pesan-pesan yang dapat dibaca oleh komunikan.
e)       Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f)       Poster merupakan bentuk media yang berisi pesan-pesan singkat atau informasi kesehatan yang biasanya menempel di dinding, tempat-tempat umum atau kendaraan umum dan dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya sekitar 50-60 cm, karena ukurannya sangat terbatas maka tema dalam poster tidak terlalu banyak biasanya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam poster tidak lebih dari tujuh kata dan hurufnya dapat dibaca oleh orang lewat dari jarak 6 meter. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan atau propaganda. Poster sesuai untuk tindak lanjut dari pesan yang sudah disampaikan pada waktu lalu. Jadi tujuan poster adalah untuk mengingatkan  kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.
g)      Media Elektronik.
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya. Antara lain:
h)      Televisi : Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sietron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato(ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.
i)        Radio : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan mealui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan(tanya-jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan sebagainya.
j)        Video : Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.
k)      Slide : Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan.
l)        Film Strip : Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
m)    Media Papan (Billboard) : Papan  (Billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).
BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatannya.
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan promosi kesehatan dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta