MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sistem
informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundangundangan yang menyebutkan sistem
informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes
mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan
dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the
art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi
nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara
detail sehingga
data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu.
Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi
secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan
bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua
tingkt pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Informasi
kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari
analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi,
pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi
terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.
B. TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian sistem
informasi kesehatan (SIK).
2.
Mengetahui tujuan sistem informasi
kesehatan (SIK).
3.
Mengetahui contoh-contoh sistem
informasi kesehatan (SIK).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Pengertian sistem
informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Dalam literature lain menyebutkan
bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua
tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Menurut WHO, sistem informasi
kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama
dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem
kesehatan tersebut adalah:
a)
Service delivery (pelaksanaan
pelayanan kesehatan).
b)
Medical product, vaccine, and
technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan).
c)
Health worksforce (tenaga medis)
d)
Health system financing (system pembiayaan
kesehatan).
e)
Health information system (sistem
informasi kesehatan).
f)
Leadership and governance
(kepemimpinan dan pemerintah).
Sedangkan di dalam tatanan Sistem
Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub
sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang
memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar
berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain
di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Adapun sub
sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1.
Upaya kesehatan
2.
Penelitian dan pengembangan kesehatan
3.
Pembiayaan kesehatan
4.
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
6.
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7.
Pemberdayaan masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat,
dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang
tertata dan terlaksana dengan baik.
B. TUJUAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Melalui hasil pengembangan sistem
informasi diatas, maka diharapkan dapat
menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perangkat
lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan
oleh pemerintah daerah.
2. Dengan
menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable
dengan jaringan lain.
3. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menanalisis,
memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi
bagi seluruh stakeholders
7. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point
lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya
8. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen
SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat
digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah
pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
C. CONTOH-CONTOH
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Penggunaan
Sistem Informasi Untuk Administrasi Kesehatan Masyarakat Organisasi
kesehatan masyarakat memerlukan sistem informasi yang dirancang dengan baik
yang dimaksudkan untuk membuat penggunaan secara optimal dari pemasangan
penawaran yang berhubungan dengan data kesehatan.
Pertimbangan
desain kunci dalam mengembangkan sistem informasi termasuk layanan- based dan
berbasis populasi aplikasi tujuan, unit analisis, data sumber, metode data
keterkaitan, pemilihan teknologi dan integrasi strategis, dan perlindungan
informasi privasi. Kumpulan berkembang model dan sumber daya sekarang ada untuk
mengembangkan sistem informasi yang efektif untuk kesehatan masyarakat
organisasi.
Sistem
informasi telah muncul sebagai komponen utama kesehatan masyarakat. Hari ini,
sistem informasi menyediakan data riil untuk memandu pengambilan keputusan di
bidang kesehatan masyarakat. Terbitnya sistem informasi kesehatan (Hiss)
memiliki tiga dasar sumber penting yaitu :
1. Memperluas
data yang sesuai dengan sumber masyarakat maupun perorangan
2. Kemajuan
teknologi informasi (TI), dan
3. Semakin
dikenalnya kekuatan informasi di kesehatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan.
Data
administratif dari pelayanan kesehatan masyarakat dan swasta serta asuransi
mengandung sejarah elektronik dari biaya perawatan dan penggunaan pelayanan
kesehatan. Survei pemerintah memberikan tingkat belum pernah terjadi sebelumnya
rinci di- formasi pada status kesehatan, status fungsional, penggunaan
perawatan medis dan expendi- membangun struktur, nutrisi, faktor
sosiodemografi, dan perilaku kesehatan.
Organisasi
pelayanan kesehatan masyarakat bergantung pada sistem informasi untuk mendukung
sejumlah kegiatan utama, termasuk:
1. Epidemiologi
penyakit dan surveilans faktor risiko.
2. Menilai
kegiatan pengobatan dan kesehatan masyarakat.
3. Administrasi
dan program (tagihan, persediaan, rekam medis, pemanfaatan pelayanan), analisis
produktivitas dan efektifitas biaya.
4. Analisis
Pemanfaatan dan estimasi permintaan
5. Program
perencanaan dan evaluasi
6. Jaminan
kualitas dan pengukuran kinerja
7. Analisis
kebijakan kesehatan masyarakat
8. Penelitian
klinis
9. Pendidikan
kesehatan dan penyebaran informasi kesehatan
Teknologi
informasi kini telah maju ke titik dimana satu tahun medicare program sekitar
200 juta pengamatan biasa dilakukan melalui computer pribadi. Perkembangan
teknologi informasi secara dramatis mempengaruhi organisasi kesehatan
masyarakat dan peranan historis mereka dalam mengumpulkan dan menyebarkan data.
Statistic vital dan register penyakit memiliki fungsi baik di tingkat local
maupun nasional yang mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan. Namun sumber
daya yang mengelola system informasi kesehatan sulit dikembangkan untuk
mengatasi tantangan kesehatan masyarakat saat ini. Untuk menjadikan system
informasi kesehatan menjadi efektif, administrator kesehatan harus mampu
menilai sumber data yang tersedia, cetak biru desain yang dapat mengekstraksi
informasi menjadi pengetahuan dan mengevaluasi manfaat yang dapat diperoleh
dari system ini.
Isu penting
yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam
sistem informasi suatu organisasi adalah :
1. Pengambilan
keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
2. Informasi
yang tersedia, tidak relevan.
3. Informasi
yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
4. Informasi
yang ada, tidak tepat waktu.
5. Terlalu
banyak informasi.
6. Informasi
yang tersedia, tidak akurat.
D. RUANG
LINGKUP ORGANISASI KESEHATAN
Ruang lingkup Aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen
pasien (front officemanagement). Lingkup ini antara lain sebagai
berikut:
1.
Registrasi Pasien, yang mencatat
data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun
pembuatan statistik dari pasien masuk sampaikeluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar
rawat inap.
2.
Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia
di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi,
KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah
orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga
mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan
rekam medis pasien.
3.
Rawat Inap. Modul ini mencatat
diganosa dan tindakan terhadap pasien,konsultasi dokter, hubungan dengan
poliklinik/penunjang medis.
4.
Penunjang Medis/Laboratorium, yang
mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan,
Endoscopy, dan lain-lain.
5.
Penagihan dan Pembayaran, meliputi
penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
(laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui
jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi
harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen
deposit dan lain-lain.
6.
Apotik/Farmasi, yang meliputi
pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah
sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap,
tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Data dan
informasi merupakan kunci pokok dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang
efektif dan efisien.
2. Kebijakan
pemerintah dalam pengembangan sistem informasi telah ada, akan tetapi dalam
pelaksanaanya masih banyak kendala-kendala dan hambatan yang di hadapi.
3. Pengembangan
sistem informasi baik di pusat atau daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya
karna keterbatsan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan sumber daya
manusia.
B. SARAN
1. Perlunya
dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
sistem informasi kesehatan.
2. Kebutuhan
data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem informasi
yang dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Scribd. 2012. Sistem Informasi Kesehatan. http://www.SISTEM-INFORMASI-KESEHATAn.html.
No comments:
Post a Comment