1

loading...

Senin, 01 Juli 2019

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN “PENELITIAN EKSPERIMEN DAN PENELITIAN KULITATIF’’


MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“PENELITIAN EKSPERIMEN DAN PENELITIAN KULITATIF’’



BAB I 
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Penelitian eksperimental (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Pendekatan penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau ilmu kealaman,sebab memang awal pengembangannya adalah dalam bidang tersebut.
Penelitian-penelitian dalam bidang sains baik fisika,kimia maupun biologi hampir seluruhnya ditujukan untuk menguji peengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu atau beberapa hal atau variabel. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian  yang cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Penelitian seringkali ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua hal, segi, aspek, komponen atau lebih. Hal, segi, aspek atau komponen tersebut memiliki kualitas atau karakteristik yang bervariasi sehingga sering disebut sebagai variabel. Hal,segi, aspek, komponen yang sama atau tidak bervariasi pada sesuatu objek atau seseorang disebut konstan.
Permasalahan kita saat ini adalah apa yang dimaksud dengan penelitian eksperimen, karakteristik penelitian eksperimen dan prosedur penelitian eksperimen? Dan macam-macam penelitian eksperimen untuk menjawab permasalahan tersebut mari kita simak lebih lanjut tulisan ini.

BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Penelitian Eksperimen
1.      Pendahuluan
Penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimenyt research) adalah kegiatan percobaan,bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitrian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan itu berupa perlakukan atau intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap perubahan yang lauin.
Tujuan utama penelirtian eksperimen adalah untuk menyelkidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan interpensi atau mengenalkan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen,kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan terhadap kelompok yang tidak dikenalkan perlakuan (kelompok control).

2.      Langkah-langkah penelitian eksperimen
1.      Melakukan tinjauan literature,terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2.      Mengindentifikasi dan membatasi masalah penelitian
3.      Merumuskan hipotesis-hipotesis
4.      Menyusun rencana eksperimen
5.      Melakukan pengumpulkan data tahap pertama
6.      Melakukan eksperimen
7.      Mengumpultan data tahap ke dua
8.      Mengelola dan m,enganalisis data 
9.      Menyusun laporan
Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sample yang relative kecil, bila dibandingkan besarnya populasi,oleh karena itu ,hasil penelitian eksperimen ini diolah dan dianalissis dengan uji statistic yang cermat,sehingga dapat dilakukan generaliusasi yang memadai.[1]

3.      Kontrol
Dalam penelitian eksperimen sering digunakan kontrolYang dimaksud control dalam hal ini adalah suatru kelompok atau individu yang tidak dikenai perlakuan atau percobaan .
Faktor-faktor yang dikontrol dalam eksperimen ini meliputi :
1.      Sasaran atau objek yang diteliti (diamati)
2.      Peneliti atau orang yang melakukan percobaan
3.      Fariabel bebas (dependen variable) yaitu kondisi munculnya variable terikat
4.      Variable terikat (independen fariable),yaitu variable yang akan terpengaruh / berubah setelah dikenakan perlakukan atau percobaan
5.      Kelompok eksperimen dan kelompok control
6.      Populasi dan sample
3
7.      Sekor rata-rata (mean hasil tes)

Dalam penelitian eksperimel adalah control mempunyai peranana sangat penting sebagai berikut adalah :
1.      Untuk mencegah munculnya factor-faktor yang sebenarnya tidak diharpkan berpangaruh terhadap fariabel terkait
2.      Untuk membedakan berbagai fariabel yang tidak diperlukan dari fariabel.
3.      Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara variable bebas dan varuiable terikat,dan sejauh mana tingkat hubungan antara kedua variable tersebut

4.      Validitas Hasil Penelitian Eksperimen
1.      Validitas internal
Validitas internal berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi perubahan-perubahan variable-variable keluaran(hasil eksperimen),hanya sebagai akibat dari adanya perlakukan(eksperimen). Factor-faktor yang memperngaruhi validitas tersebut dapart disebut sebagai ancaman-ancaman validitas internal sebagai berikut :
a.       Sejarah(hidtory)
b.      Kematangan(maturitas)
c.       Seleksi(selection)
d.      Prosedur tes(testing)
e.       Instrument(instrumentation)
f.       Martalitas(mortality)
4
g.      Regresi kearah nilai rata-rat(regression towar the mean)
2.      Validitas eksternal
Validitas eksternal ini berkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari hasil eksperimen tersebut. Untuk mengontrol validitas eksternal ini perlu dilakukan pengujian terhadap factor-faktor berikut :
a.       Efek seleksi berbagai “bias”
b.      Efek pelaksanaan prites
c.       Efek prosedur eksperimen
d.      Gangguan penangan perlakuan berganda
e.        
5.      Desain (rancangan) penelitian eksperimen
Rancangan penelitian eksperimen di kelompokkan menjadi tiga yakni :
1.      Rancangan pra-eksperimen ( pre-eksperimen designs )
a.       Postes only design
b.      One group pretest-postest
c.       Static group comparison
2.      Rancangan eksperimen sungguhan ( true-eksperimen designs )
a.       Pretest posttest with control group
b.      Randomized salomon four group
c.       Posttest only control group design
3.      Rancangan eksperimen semu ( quasi eksperimen designs )
a.       Time series design
b.      Control time series design
c.       Non-equivalent control group
d.      Separate sample pretest-postest
5
e.       Separate sample pretest-posttest[2]

     B.     Penelitian kualitatif
1.      Pengertian pelitian
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis, dengan penekatan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah dalil-dalil (bagi penilian ilmu-ilmu alam) dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil tersebut.


2.      Metode penelitian kualitatif
Metode yang dikembangkan dan digunakan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan objek yang diteliti. Namun demikian dalam suatu kajian ilmiah perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat terutama dalam kaitannya dengan penggunaan metode ilmiah dalam suatu penelitian.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirka dan Muller pada awalnya bersumber pada pengamatan kualititaf. Karakteristik penelitian kualitatif terletak pada objek yang menjadi fokus penelitian. Jika penelitian kualitatif mengukur objek dengan suatu penghitungan, dengan angka, prosentase, statistic bahkan dewasa ini dengan computer sehingga penekanannya pada metode kualitatif.
Akan tetapi pada penelitian kualitatif tidakn menekankan pada kuantum atau jumlah, jadi lebih menekankan  pada segi kualitas secara alamiah karena menyangkut pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri yang melekat pada objek lainnya.

3.      Ciri-ciri penelitian kualitatif
Kaitannya dengan para dikma penelitian kualitatif maka perlu diperhatian hal-hal sebagai berikut:
1)      Dunia ini nyata oleh karena itu penelian berkaitan dengan masalah-masalah dan hokum-hukum yang mungkin terjadi di alam
2)      Manusia adalah makhluk yang unik dan bersifat multidimensional, oleh karena itu, manusia dengan segala pola budayanya tidaklah mungkin hanya dikenakan pembatasan yang pasti (eksak)
3)      Manusia pada hakikatnya lebih banyak kaitan dengan kualitas oleh karena itu bagaimana ilmu pengetahuan mampu merekamnya secara objektif
Ada ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain sebagai berikut:
1)      Berdasarkan keadaan alamiah
2)      Penelitian sebagai instrument
3)      Bersifat deskriptif
4)      Metode kualitatif
5)      Lebih mementingkan proses daripada hasil
6)      Mengutamakan data langsung
7)      Data yang purposive
8)      Mengutamakan perspektif emic
9)      Menonjolkan rincian kontekstual
10)  Mengadakan analisis sejak awal penelitian
11)  Analisis data secara induktif
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Menggunakan metode logika ini berdasarkan pada suatu pertimbangan:
Pertama          :  proses induktif lebih dapat menemukan suatu kenyataan-kenyataan  ganda sebagai mana yang terdapat dalam data.
Kedua                         : analisis induktif  lebih dapat membuat hubungan penelitian dengan sumber daya menjadi eksplisif dan terkendali.
Ketiga             : analisis induktif lebih dapat menguraikan  latar secara penuh dan dapat membuat keputasan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan terhadap latar lainnya.
Keempat         : analisis induktif  lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan.
Kelima            : analisis induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisif sebagai bagian dari struktur analitik.
Keenam          : untuk  model penelitian kepustakaan, pilsafat, analisis data secara induktif, akan dapat merumuskan kostruksi teoritis suatu sisitem pilsafat tertentu yang merupakan objek material penelitian pilsafat.[3]

BAB III
PENUTUP

     A.    KESIMPULAN
Kelompok eksperimen itu ada banyak tipe yang sudah dijelaskan pada makalah di atas, sebagai contoh yaitu kelompok murid yang dijadikan praktek metode AVA itu disebut kelompok eksperimen. Untuk mengetahui apakah hasilnya lebih positif, maka kepada kelompok murid yang sama, kita beri pelajaran yang sama dengan metodre biasa di gunakan. Kelompok itu disebut kelompok control. Hasil dari kelompok control menjadi perbandingan dari kelompok eksperimen untuk mengetahui apakah hasil kelompok eksperimen itu lebih efektif daripada hasil kelompok control. Tipe penelitian seperti ini disebut penelitian eksperimen. Tipenelitian ini sangat berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dari beberapa ahli yang berpendapat bisa disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber daya dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Notoatmadjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT RINEKA CIPTA. 2005.
Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta, Paradigma. 2005.
Anggito, Albi dan Setiawan, Johan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jawa Barat, CV Jejak. 2018



[1] Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Pemelitiam Kualitatif, ( Jawa Barat : CV Jejak, 2018 ), Hlm. 165-185
[2] Soekidjo natoatmadjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, ( Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2005 ), Hlm. 156-172
[3] Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, ( Yogyakarta : Paradigma, 2005 ), Hlm. 1-24

MAKALAH KOMUNIKASI MASSA“PRODUKSI BUDAYA MEDIA”

MAKALAH KOMUNIKASI MASSAPRODUKSI BUDAYA MEDIA 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Budaya adalah bentuk praktek sosial dimana pemaknaan terproduksi, tersikulasi dan terganti. Budaya adalah aspek sosial yang berkaitan dengan pemaknaan. Budaya dalam society, bersanding dengan aspek sosial lainnya seperti aspek ekonomi, pendidikan, hukum, pemerintah dan lainnya. Masyarakat yang hidup tanpa aspek ekonomi bisa disebut dengan kemiskinan atau jika masyarakat itu hidup tanpa aspek pendidikan disebut masyarakat yang akrab dengan kebodohan, tapi membayangkan sebuah masyarakat tanpa budaya adalahsesuatu yang mustahil. Hakekat manusia selalu melakukan pemaknaan menjadikan budaya sebagai dasar kehidupan masyarakat bahkan menyentuh aspek sosial lainnya. Praktik pemaknaan juga berlangsung di setiap aspek kehidupan sosial masyarakat, oleh karena itu ada istilah budaya ekonomi atau budaya hukum.
Media adalah alat komunikasi massa yang terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu media cetak (statis) dan media audio-visual (dinamis). Yang termasuk ke dalam kelompok media statis adalah bahan-bahan cetak (print) seperti buku, poster, selebaran dan sebagainya. Sedangkan media audio-visual yang bersifatdinamis dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti televisi dan film. Namun media audio-visual tidak selalu harus berteknologi seperti teater, sirkus, tari-tarian, wayang dan sebagainya. Budaya tersajikan lewat Budaya Media.
Budaya media bisa ditemukan dalam bentuk images, suara dan tontonan yang memproduksi struktur kehidupan sehari-hari, mendominasi waktu luang seseorang, membentuk pandangan politik dan prilaku sosial juga menyediakan material bagi bahan pembentukan identitas. Budaya media merupakan sarana konstruksi seseorang akan kesadaran kelas,etnik, ras, kebangsaan seksuality juga istilah kita dan mereka. Budaya mediaadalah industri kebudayaan, diorganisasikan dalam model produksi massa yang digolongkan kepada type-type atau genre, dengan formula, kode-kode dan aturantertentu (Kellner, 2003:1). Budaya media terkandung dalam film, tiap tontonan yang disajikan tv nasional maupun tv berbayar internasional, radio, musik juga bentuk-bentuk budaya media lainnya.
Budaya Media merupakan medan berlangsungnya kontes reproduksiideologi atau hanya sekedar makna dan penanamannya kepada khalayak, jadi bukan hanya sebuah instrumen dominasi (Kellner, 2003:102). Yang inginditemukan pada pengkajian kritis akan sebuah budaya media adalah ideologi yangtertanam di dalamnya dengan melihat konteks sosial masyarakat yang luas danterbagi atas kekuatan-kekuatan tertentu. Ada kelompok dominan yang selalu berhasil menggiring opini karena mereka mayoritas dan memiliki sumber daya, juga kelompok lainnya yang berjuang dengan ideologi mereka termasuk kelompok resistensi yang mencoba melawan kekuatan dominasi.

      B.        Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Produksi Budaya Media?
2.      Bagaimanakah produk budaya media pada institusi, organisasi dan peran media?



C.        Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian produksi budaya
2.      menjelaskan hubungan produksi budaya pada institusi, organisasi
3.      menjelaskan peran media


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Budaya Media
Salah satu pengertian budaya media adalah suatu kondisi proses kebudayaan di mana dialektika dari berbagai unsur budaya dalam membentuk sosok mapan sementara dari suatu kebudayaan melibatkan banyak interaksi media. Artinya : Kebudayaan tidaklah merupakan produk akhir yang mantap selama-lamanya. Ia senantiasa dibentuk dalam kondisi tesis-antitesis  antara berbagai unsur budaya.
Dalam masyarakat tradisional (dengan penyangga ekonomi pertanian) istilah ‘budaya media’ punya arti tersendiri.  Masyarakat etnik dengan  latar pertanian tradisi pada perkembangan dialektiknya mencapai ‘sosok  budaya ‘ (sistem pertanian, kekerabatan,sistem budaya) melalui wahana media yang erat dengan ritual/upacara. Upacara-upacara tersebut mempunyai makna yang khas sebagai ‘media’  karena berfungsi menyampaikan informasi.
Budaya media bisa ditemukan dalam bentuk images, suara dan tontonan yang memproduksi struktur kehidupan sehari hari, mendominasi waktu luang seseorang, membentuk pandangan politik dan prilaku sosial juga menyediakan material bagi bahan pembentukan identitas. Budaya media merupakan sarana konstruksi seseorang akan kesadaran kelas,etnik, ras, kebangsaan seksuality juga istilah kita dan mereka. Budaya mediaadalah industri kebudayaan, diorganisasikan dalam model produksi massa yang digolongkan kepada type-type atau genre, dengan formula, kode-kode dan aturantertentu (Kellner, 2003:1). Budaya media terkandung dalam film, tiap tontonan yang disajikan tv nasional maupun tv berbayar internasional, radio, musik juga bentuk-bentuk budaya media lainnya.
Budaya Media merupakan medan berlangsungnya kontes reproduksiideologi atau hanya sekedar makna dan penanamannya kepada khalayak, jadi bukan hanya sebuah instrumen dominasi (Kellner, 2003:102). Yang inginditemukan pada pengkajian kritis akan sebuah budaya media adalah ideologi yangtertanam di dalamnya dengan melihat konteks sosial masyarakat yang luas danterbagi atas kekuatan-kekuatan tertentu. Ada kelompok dominan yang selalu berhasil menggiring opini karena mereka mayoritas dan memiliki sumber daya, juga kelompok lainnya yang berjuang dengan ideologi mereka termasuk kelompok resistensi yang mencoba melawan kekuatan dominasi.
B.        Konteks Produksi Budaya Media
Dalam hal ini institusi media cenderung untuk mengembangkan semangat satu atau lebih dari pers normatif, serta menciptakan aturan permainan yang lebih berthan dan bersifat umum menyangkut masalah fungsi atau tujuan dalam masyarakat, perbedaaan antar media, lingkup kegiatan media dan mempunyai hubungan dengan institusi tersebut. Institusi media juga membantu terciptanya interelasi antar media dan antar bidang pekerjaan.
Organisasi Media, merupakan latar belakang khusus yang sedikit banyak memiliki sistem manajemen tersendiri, seperti yang terdapat didalam media surat kabar, atau dimedia yang lain. Dalam konsep organisasi media tidak selamanya mudah diterapkan dalam praktek, karena batas dan aturan organisasi sering kali ditata ulang, serta tidak jelas. Semua itu disebabkan karena, adanya amalgansi(integrasi)kedalam multimedia atau kelompok multinasional.
Istilah komunikator massa, terkenal didalam masyarakat sejak tahun 1939, yang mengacu kepada orang yang bekerja pada media, serta mempunyai peran untuk mengontrol atau menguasahi saluran komunikasi massa. Ada beberapa cara, untuk mengindenfikasikan jenjang analisis, didalam memahami produksi media, menurut pendapat dari Dimmick dan coit (1882), yaitu:
1.Supranasional ( badan atau perusahaan internasional )
2.Jenjang masyarakat
3.Jenjang industri
4.Supraorganisasi
5.Jenjang komunitas
6.Kelompok intraorganisasi.
C.        Keaneragaman Internal Institusi Media
            Ragam utama definisi media institusi dan variabel penerapan”aturan”institusi berhubungan erat dengan beberapa faktor sebagai berikut :
!. Tipe Madia
2. Skala dan jangkauan operasi
3. Kewajiban kerja atau fungsi
4. Bentuk kepemilikan

D.  Peran media ditengah kekuatan sosial.
               Dalam hal ini, menurut pendapat dari gerbner (1969) menggambarka bahwa para komonikator massa dalam situasi yang tertekan,karena menghadapi berbagai kekuatan dari luar terutama yang berasal dari klien.
Beberapa hubungan organisasi media ditengah-tengah kekuatan sosial :
1. Hubungan dengan masyarakat

    Maksudnya yaitu, didalam penayampaian media massa harus mempunyai sasaran       organisasi didalam media,yang sesuai dengan keadaan masyarakat, serta harus menjadi pemihak atau netralitas didalam masyarakat.

2. Hubungan dengan klein,pemilik, dan pemasok.
Maksudnya yaitu, kita harus benar-benar bisa memperhatikan berbagai macam kasus yang ada disekitarnya, terutama terhadap yang bersangkutan langsung dengan permasalahan didalam media.
3. Hubungan dengan sumber
Maksudnya yaitu, bahwa kita harus bisa memilih darinsekian banyak pengarang atau seniman untuk menentukan publikasi, serta melakukan penngamatan terhadap pengumpulan informasi.
4. Hubungan internal organisasi media.
Maksudnya yaitu, sejauh mana kita didalam menganalisis hubungan organisasi media dengan badan diluar media yang memberiakan kesan adanya kesatuan dalam tubuh organisasi.
5. Hubungan Audiens
Maksudnya yaitu, klien merupakan sumber yang utama didalam mencari sebuah berita dilingkungan sekitar.



E.        Kegiatan organisasi media.
1. Penjagaan garbang, yaitu membatasi jangkauan permasalahan sekitar kegiatan berita yang sedang belangsung.
2. Lokasi dan seleksi, yaitu pengumpulan beritta yang merupakan pembahasan rutinisasi sebelum berita itu diturunkan.
3. Waktu dan seleksi, yaitu bahwa kecepatan waktu merupakan hal yang sangat penting didalam prosesi, karena menyangkut hal yang baru dan relevan dan sangat penting sekali.
4. Tokoh dan seleksi, yaitu mencari sebuah subyek permasalahan yang kemudian melakukan sebuh pemilihan didalam media mssa.
Kecenderungan memiliki atau menyimpan bukan saja disebabkan oleh prosedur seleksi yang berpola, tetapi juga karena adanya mekanisme yang terjadi dalam organisasi yang menangani isi sebagai bagian dari kegiatan rutin didalam organisasi.
Didalam peninjauhan terhadap mekanisme dalam dunia media massa yang bercirikan komersial – industri, diperlukan sebuah kerangka model proses pengambilan keputusan ndalam seni media, yaitu :
a.Model lini perakitan, yaitu sebuah proses pembuatan produk industri, beserta keterampilan dan keputusan yang terkait dalam mekanisme proses tersebut.
b.Model ketrampilan dan kewiraswastaan, yaitu kemampuan untuk menangani masalah, mengelola segenap masukan para seniman.
c.Model konvensi dan formula, yaitu sebuah cara untuk menyikapi sebuah resep yang mengandung berbagai unsure didalam memproduksi karya dalam gaya tertentu.
d.Model citra khalayak dan konflik, yaitu sebuah cara untuk menilai didalam proses produksi kreatif sebagai upaya menyelaraskan produksi.
e.Model citra produk, yaitu pembuatan karya yang memiliki kemungkinan terbesar untuk diterima oleh para penagambil keputusan pada tahap selanjutnya.

Produksi Budaya Media; Intitusi, Organisasi dan Peran Media, Isi media
A. Kontek Produksi Budaya Media

            Komponen utama permasalahan produksi media ialah membicarakan sejumlah kegiatan yang menyajikan apa yang dilakukan oleh para komunikator massa dalam organisasi media dan institusi yang lebih luas. Isntitusi media cenderung mengemban semangat teori pers normatif, serta menciptakan aturan permainan yang menyangkut fungsi dan tujuan dalam masyarakat, perbedaan antarmedia, lingkup kegiatan media dan hubungannya dengan institusi lain (politik, pendidikan, agama, sosial, budaya dan lain-lain) serta kebebasan media untuk membentuk publiknya. Sementara organisasi media merupakan latar (setting) memiliki sistem manajemen. Konsep organisasi media sering ditata ulang sesuai dengan kebutuhan disebabkan adanya amalgamasi (integrasi) ke dalam multimedia atau kelompok multinasional.
Istilah komunikator massa dikenal sejak 1939 yang mengacu kepada orang yang bekerja pada media, sedang pandangan tentang peran khusus yang dijalankan oleh orang yang mengontrol atau menguasi saluran komunikasi massa dikenal sejak lama.
Dimmick dan Coit (1982) mengidentifikasikan jenjang penerapan pengaruh kekuasaan analisis untuk memahami produksi media, diantaranya
           1. Supranasional (badan atau perusahaan internasional)
           2. Masyarakat (pemerintahan)
           3. Industri (perusahaan media; perusahaan iklan)
           4. Supraorganisasi (jaringan atau kelompok)
           5. Komunitas (kota kecil, masyarakat lokal, kelompok usaha niaga)
           6. Kelompok intraorganisasi (baik formal atau nonformal)

B.        Keanekaragaman Internal Institusi Media

           Ragam utama definisi media institusi adalah:
           1. Tipe Media (standar media-media)
           2. Skala dan jangkauan operasi (nasional, internasioanal, lokal)
           3. Kewajiban kerja atau fungsi (produksi)
          4. Bentuk kepemilikan, pengendalian atau manajemen
C.        Hubungan dengan Masyarakat
           1. Sasaran organisasi media
           2. Pemihakan atau netralitas media
           3. Ciri-ciri komunikator massa
           4. Akses
D.        Hubungan dengan Klien, Pemilik dan Pemasok (supplier)
Beberapa faktornya antara lain:
          1. Sumber dana (tujuan mencari untung, profesionalitas)
          2. Tujuan para profesional
          3. Media seperti perusahaan
          4. Media berorientasi pasar
          5. Media publik
E.        Hubungan dengan Sumber
             Konsep media sebagai ‘penjaga pintu gerbang’ (White) untuk menggambarkan perusahaan surat kabar yang memilih sejumalh kecil bahan berita. Pola penyeleksian sumber diidentifikasikan:
        1. Memilih pengarang (seniman) untuk menentukan publikasi karya.
        2. Kontak kesinambungan orang ‘dalam’
        3. Pengamatan langsung (sumber berita)
        4. Memanfaatkan pelayanan badan pemasok berita
F.         Hubungan Internal Organisasi Media
   Orientasi dasar pembagian media secara internal sebagai berikut:
        1. Ditujukan pada sasaran efisiensi dan keberhasilan dalam bidang ekonomi yang    ditargetkan oleh manajer.
        2. Ditujukan pada sasaran profesional yang ditetapkan oleh penilaian para ahli dan teman sejawat
       3. Ditujukan pada masyarakat luar yang dipengaruhi oleh berita, pendapat dan seni kreatif.
      4. Ditujukan pada kemashuran dan keberhasilan bersama publik tertentu
G.        Hubungan dengan Audiens
             Para pelaksana media cenderung menunjukan ‘autism” yang tinggi (keasyikan menilai diri sendiri) yang sangat bergantung pada pengentahuan mereka (profesional) dari pada pengentahuan klien.
H.        Kegiatan Organisasi media: Penjaga Gerbang (getkeeper)
        1. Penjagaan gerbang
        2. Tokoh dan seleksi
        3. Lokasi dan seleksi
        4. Waktu dan seleksi
        5. Faktor lain dan media lainnya
I.          Kegiatan Organisasi Media: Mekanisme Proses dan Penyajian
            Walaupun komunikasi massa merupakan salah satu bentuk produksi massal, tetapi standarisasinya berkaitan dengan reproduksi dan distribusi yang dilakuakan berkali-kali. Ragam isi atau ide yang bermacam-macam dan unik disesuaikan dengan bentuk yang tidak asing bagi produsen media dan diaanggap akrab dengan khalayak (spessipiksi yang ditentukan oleh organisasi).

            Tinjauan terhadap mekanisme dalam dunia media massa yang bercirikan komersial-industrial menurut Ryan dan Peterson (1982) menyajikan lima kerangka proses pengambilan keputusan dalam seni media (terutama industri musik)

       1. Model lini perakitan (assembly line)

       2. Model keterampilan dan kewiraswastaan (craft and enterpreneurship)
       3. Model konvensi dan formula (convention and formula)
       4. Model citra khalayak dan konflik (audinence image and conflict)
       5. Model citra produk (product image)
Isi Media
A.        Tujuan Analisis Isi
1. Isi seperti yang dikirim dan diterima
2. Pelacakan dampak
3. Isi sebagai bukti komunikator
4. Isi media sebagai bukti masyarakat dan budaya
5. Penilaian media dan organisasinya
6. Studi isi demi isi itu sendiri
7. Konflik dan ketidakkonsistenan tujuan
B.        Modus Pembahasan dan Metode Analisis
1. Analisis isi tradisional
2. Strukturalisme dan semiologi
C.        Varian dan Kemungkinan lain
Berelsonian (Barthian) mengkombinasikan kedua pendekatan di atas. Prinsipnya setiap upaya sistematis untuk mencirikan dan mengidentifikasikan kekhasan tubuh isi dapat berinklusi di dalam jajaran pendekatan yang telah diidentifikasikan antara kategorisasi nyata dan evaluasi kritis atau moral.

D.        Isi Media dan Realitas Sosial
1. Tema yang mempersatukan
2. Teori tentang Penyimpangan realitas
a. teori fungsional
b. teori hegemoni
c. teori organisasi
E.        Aliran Berita
1. Pemusatan berita
2. Pengertian berita
3. Berita dan kepentingan manusiawi
4. Nilai dan struktur berita
5. Bentuk dan laporan berita


BAB III
PENUTUP


A.           Kesimpulan
Produksi budaya media dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peran gatekeeping (redaksi); Faktor ideologis organisasional, genre, dan sosial budaya. Pilihan berita dipengaruhi beberapa hal seperti keterlibatan figuritas, lokasi jarak atau kekuasaan, fenomena yang dapat diprediksi, nilai eklusifitas, informasi yang paling terkini, dan keuntungan ekonomi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa media disusupi oleh kelompok luar yang memiliki kepentingan baik secara terang-terangan atau sembunyi. Terdapat pula promotor peristiwa atau kelompok yang sengaja membuat isu atau fenomena agar mengganggu perhatian media.  Hal ini berpengaruh pada pasokan informasi yang masuk dan akan dipublikasikan. Padahal semestinya media bersifat selektif dan sesuai tujuan mereka sendiri. Untuk itulah diperlukan hal standar yang masuk dalam kategori logika media.

Konvergensi media berpengaruh erat terhadap berubahnya pola produksi budaya media. Seperti konsumsi atau partisipasi media masyarakat. Termasuk kaburnya batas profesional dan amatir.

      Saran
Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini dapat memberikan maanfaat bagi pembaca,dan juga kami menerima kritikan dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.Terima kasih.






DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.undip.ac.idmedia dan produksi budaya”
http://www.academia.edu media_dan_budaya
http://dieragil.wordpress.com