1

loading...

Selasa, 02 Juli 2019

MAKALAH PRAMUKA "KESUKARELAAN, JANJI DAN KETENTUAN MORAL"


MAKALAH PRAMUKA 

"KESUKARELAAN, JANJI DAN KETENTUAN MORAL"

PEMBAHASAN
A.      Kesukarelaan, Janji dan Ketentuan Moral
1.        Kesukarelaan dalam Gerakan Pramuka
a.    Pengertian kesukarelaan
Kesukarelaan adalah salah satu dari prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Gerakan Pramuka.
Kesukarelaan merupakan sikap laku atau perbuatan yang bukan karena paksa atau tekanan-tekanan dan yang dilandaskan pada sifat-sifat :
1)   ketulusan hati
2)   tanpa pamrih
3)   mengutamakan kewajiban daripada hak
4)   pengabdian
5)   tanggung jawab
b.    Tujuan Kesukarelaan
Agar pendidikan kepramukaan itu masuk pada setiap peserta didik, sehingga menjadi pengabdi masyarakat yang tulus hati, tanpa pamrih bertanggungjawab dan mengutamakan kewajiban daripada hak.
c.    Pelaksanaan Kesukarelaan
1)   Kesukarelaan harus menjadi dasar bagi seseorang untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Kalau seseorang itu telah menjadi anggota Pramuka, maka atas dasar kesukarelaannya itu ia ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka.
2)   Seseorang itu adalah anggota Gerakan Pramuka dan mengenakan seragam Gerakan Pramuka serta menggunakan hak-haknya sebagai anggota Gerakan Pramuka, jika:
a)    dengan sukarela mengucapkan janji sebagai kode kehormatan Pramuka dalam suatu pelantikan menjadi anggota Gerakan Pramuka.
b)   dengan sukarela mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka memenuhi persyaratan umum sebelum dengan sukarela mengucapkan janji sebagai kode kehormatan Pramuka.
c)    dengan sukarela menyatakan kesanggupannya untuk ikut membina dan mengembangkan Gerakan Pramuka sebelum dengan sukarela mengucapkan janji sebagai kode kehormatan Pramuka.
3)   Kesukarelaan itu akan timbul dan berkembang pada setiap peserta didik dalam Gerakan Pramuka, jika :
a)    peserta didik merasakan suasana kekeluargaan yang akrab, cinta kasih, keadilan, kepantasan, kesanggupan berkorban, saling membantu, saling menghormati, disiplin dalam setiap satuan Pramuka.
b)   peserta didik merasa bahwa kegiatan kepramukaan itu baginya menarik, berguna bagi hidup dan penghidupannya, dihayati maksud, sasaran dan tujuannya serta dengan aspirasi, kebutuhan, situasi, dan kondisi peserta didik.
4)   Atas dasar uraian di atas tersebut, maka para pembina pramka dan semua orang dewasa harus mampu menciptakan faktor-faktor yang dapat menumbuhkan kesukarelaan pada peserta proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka.
2.        Janji dan Ketentuan Moral
a.    Pengertian Janji dan Ketentuan Moral
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya pramuka dan Ketentuan Moral yang disebut Darma pramuka. Satya pramuka diucapkan secara sukarela oleh calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus. Kode kehormatan pramuka disesuaikan dengan golongan usai dan perkembangan rohani serta jasmani anggota gerakan pramuka. Kode kehormatan  merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.[1]
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:
1)   Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
2)   Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
3)   Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Dharma adalah:
1)   Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
2)   Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
3)   Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
4)   Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

b.    Isi Janji dan Ketentuan Moral
1)    Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga, usia 7-10 tahun terdiri atas:
a)    Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dwisatya Pramuka Siaga:                                                                
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
Setiap hari berbuat kebajikan.
b)   Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dwidarma Pramuka Siaga:
Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
Siaga berani dan tidak putus asa.[2]
2)   Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang usia 11-15 tahun, terdiri atas:
a)    Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
Menepati Dasadarma.
b)   Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi:
Dasadarma Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
          3)      Kode kehormatan Pramuka Penegak usia 16-20 tahun. Kode kehormatan pramuka penegak                sama seperti kode kehormatan pramuka penggalang, perbedaannya terletak pada janji               
                 (Trisatya).Kode kehormatan janji, Trisatya:
a)      Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
Menepati Dasadarma.
         4)      Kode kehormatan pramuka pandega, usia 21-25 tahun atau perguruan tinggi.
Kode kehormatan pandega sama seperti kode kehormatan pramuka penegak. [3]
B.       Sistem Beregu dan Tanda Kecakapan
1.        Sistem Beregu
a.    Pengertian Sistem Beregu
Sistem beregu adalah salah satu prinsip dasar metodik pendidikan kepramuka. Banyak hal yang dapat di kerjakan dengan mudah dengan adanya Sistem Beregu ini. Karena itu perlu kita telaah dan dilaksanakan dalam satuan Pramuka. Pengertian regu dalam Sistem Beregu adalah kelompok kecil yamg terdiri atas 5 sampai 10 orang anggota.
b.    Manfaat Sistem Beregu
Dengan menggunakan Sistem Beregu akan diperoleh manfaat antara lain:
1)      Memberi kesempatan peserta didik, mengembangkan jiwa kepemimpinannya.
2)      Mempermudah dan memperlancar proses pendidikan bagi peserta didik.
3)      Mempermudah menggerakan peserta didik.
4)      Mempermudah pengawasan dan pengamatan.
5)      Mempermudah perkembangan pribadi peserta didik.
6)      Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih hidup bermasayarakat, berotong-royong, kerjasama, tenggang rasa, dll.
c.    Pembentukan Regu
1)   Regu Tetap (misalnya Barung Siaga, Regu Penggalang dan Sangga Penegak dalam satuan di gugus depan)
2)   Regu tidak tetap, yaitu kelompok yang di bentuk untuk sementara waktu, misalnya untuk permainan, untuk melakukan tugas tertentu.
d.   Tugas Pemimpin Regu
1)   Pemimpin regu bertugas
a)    Membantu Pembina dan pembantunya.
b)   Menjadi penghubung antar regunya dengan Pembina
c)    Memimpin regunya, berbagi tugas pada anggotanya, dan mengawasi  pelaksanaan tugas regunya.
d)   Melatih anggota regunya sesuai dengan kemampuannya.
e)    Merencanakan dan melaksanakan kegiatan regu, sesuai dengan keputusan Dewan Regunya.
f)    Membawa suara regunya dalam Dewan Siaga, Dewan Penggalang, Dewan Penegak dan Dewan Pandega serta dewan Kehormatan.
2)   Wakil Pemimpin Regu bertugas membantu Pemimpin Regu.
3)    Pemimpin Barung Utama, Pemimpin Regu Utama, dan Pradanam selain bertugas memimpin regunya, juga bertugas memimpin Dewan Siaga, Dewan Penggalang, Dewan Penegak atau Dewan Pandega.
e.    Dewan Dalam Satuan
1)   Dewan Siaga dan Dewan Penggalang terdiri atas :
a)    Ketua yaitu Pemimpin Barung Utama atau Pemimpin Regu Utama.
b)   Para Pemimpin Barung/Regu dan wakilnya, yang secara bergilir di tunjuk sebagai Sekretaris dan Bendahara.
c)    Para Pembina Pramuka dan Pembantunyayang bertindak sebai penasihat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak mengambil keputusan terakhir
2)   Dewan Penegak dan Dewan Pandega terdiri atas
a)    Ketua yang dipegang oleh Pradana
b)   Seorang wakil ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara serta beberapa seorang anggota yang dipilih dari pemimpin dan Wakil Pemimpin Sanggaatau dari anggota Racana yang bersangkutan.
c)    Masa bakti Dewan Penegak dan Dewan Pandega itu satu tahun. Pembina pramuka di sini tidak duduk dalam Dewan Penegak atau Dewan Pandega dan merupakan penasihat,  pengarah, dan pembimbing Dewan tersebut.
3)   Dewan-dewan tersebut Bertugas :
a)    Mengurus, mengatur dan merencanakan kegiatan
b)   Menjalankan keputusan Dewan
c)    Mengatur tata tertib dan Administrasi Satuan.
f.     Dewan Kehormatan
1)   Dalam perindukan Siaga tidak ada Dewan Kehormatan
2)   Dalam Pasukan Penggalang dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas :
a)    Ketua yang dipegang oleh Pembina Penggalang
b)   Wakil ketua dipegang oleh Pembantu  Pembina Penggalang
c)    Sekretaris dipegang oleh salah satu Pemimpin Regu
d)   Anggota Dewan Kehormatan terdiri atas Semua Pemimpin Regu
3)   Dalam Ambalan Penegak dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas :
a)    Ketua dipegang oleh pradana
b)   Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota adalah para Pemimpin Sangga dan wakil pemimpin sangga
c)    Pembina pramuka dan pembantunya sebagai penasihat dan pengarah
4)   Dalam Racana Pandega dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas:
a)    Ketua dipegang oleh Pradana
b)   Wakil Ketua Sekretaris dan anggota adalah para anggota Racana yang sudah di lantik.
c)    Pembina Pramuka bertindak sebagai penasihat dan Pengarah.
5)   Dewan Kehormatan Bertugas Membahas :
a)    Pelantikan seorang Pramuka
b)   Pelantikan Pemimpin Regu dan Wakilnya
c)    Pemberian penghargaan atas prestasi/karya seorang Pramuka
d)   Tindakan atas pelanggaran kode kehormatan
e)    Rehabilitasi anggota Satuan.
g.    Regu Kader
1)   Kalau kita baru membentuk Satuan Pramuka, maka terlebih dahulu di bentuk Regu Kader, yaitu kita membentuk satu regu yang anggotanya kita didik menjadi kader dari satuan itu. Kelak jika mereka sudah cakap mereka dapat di pilih oleh teman-temannya yang baru sebagai Pemimpin dan Wakil Pemimpin Regu.
2)   Untuk member bakal kepada para Pemimpin Regu dan Wakilnya, maka perlu di selenggarakan latihan khusus untuk mereka
a)    Gladian Pimpinan Regu, untuk para Pemimpin dan Wail Pemimpin Regu Penggalang.
b)   Gladian Pimpinan Satuan Penegak dan Pandega, untuk para Dewan Penegak dan Dewan Pandega
2.        Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan umum dalam gerakan pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian pramuka sebagai tanda kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Tanda kecakapan terdiri atas 3 macam yaitu:
a.    Tanda kecakapan umum
Tanda kecakapan umum (TKU) adalah tanda yang didapatkan pramuka setelah seorang pramuka menyelesaikan syarat-syarat kecakapan umum (SKU) dan dilantik pada tingkat SKU tertentu.
Macam-macam tanda kecakapan umum sesuai dengan tingkatan SKU pada masing-masing golongan pramuka. Berikut ini macam-macam tanda kecakapan umum :
1)   TKU untuk pramuka siaga
Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. Tanda kecakapan umum berbentuk jajar genjang  dengan tinggi 1,3 cm dan panjang 5 cm berwarna hijau tua dengan kemiringan 300 ke kanan atas. Terdapat tanda kelopak bunga kelapa yang mulai terbuka berwarna putih warna dalam warna dasar. Garis tepi berwarna hitam pada bentuk jajar genjang. TKU untuk pramuka siaga, terdiri atas yaitu : TKU siaga mula, TKU siaga bantu, TKU siaga tata
2)   TKU untuk pramuka penggalang
Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. Tanda kecakapan umum berbentuk huruf V lurus dengan tinggi 1,3 cm dan panjang 4,5 cm berwarna dasar merah membentuk sudur 120 derajat. Terdapat gambar mayang terurai atau bertangkai bunga tiga buah dan berwarna putih dalam pola dasar. Garis tepi berwarna hitam pada gambar huruf V lurus. TKU untuk pramuka penggalang, terdiri atas yaitu : TKU penggalang ramu, TKU penggalang rakit, TKU penggalang terap.  
3)   TKU untuk pramuka penegak, terdiri atas yaitu :
Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. TKU berbentuk trapesium dengan tinggi 7,5 cm dan panjang atas 4 cm, panjang bawah 5 cm berwarna dasar hijau tua. Terdapat gambar bintang bersudut lima, sepasang tunas kelapa yang berlawanan dan terdapat tulisan “BANTARA” atau “LAKSANA” di bawah tunas kelapa tersebut. TKU untuk pramuka penegak, terdiri atas yaitu TKU penegak bantara, TKU penegak laksana.
4)   TKU untuk pramuka pandega terdiri atas satu tingkatan yaitu TKU pandega. Semua tanda kecakapan umum siaga terbuat dari kain. TKU berbentuk trapesium dengan tinggi 7,5 cm dan panjang atas 4 cm, panjang bawah 5 cm berwarna dasar hijau tua. Terdapat gambar bintang bersudut lima, sepasang tunas kelapa yang berlawanan dan terdapat tulisan “PANDEGA” di bawah tunas kelapa tersebut.[4]

Tanda kecakapan umum ini digunakan pada pakaian seragam pramuka dengan ketentuan sebagai berikut:
1)   TKU pramuka siaga dipasang di lengan baju sebelah kiri di bawah tanda barung.
2)   TKU pramuka penggalang dipasang di lengan baju sebelah kiri di bawah randa regu.
3)   TKU pramuka penegak dipasang di lidah baju sebelah kanan dan kiri.
4)   TKU pramuka pendega dipasang di lidah baju sebelah kanan dan kiri.
b.    Tanda Kecakapan Khusus  
Tanda kecakapan khusus adalah tanda yang diperoleh setelah seorang anggota pramuka menyelesaikan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK). SKK merukapan aneka ragam jenis kecakapan dan keterampilan pada bidang-bidang tertentu. Berbeda dengan SKU, pencapaian SKK bersifat opsional yang artinya seorang pramuka dapat memilih jenis-jenis SKK yang dikuasainya saja. Adapun tingkatan dan bentuk TKK adalah sebagai berikut:
1)   Untuk pramuka siaga, terdiri atas satu tingkatan dengan bentuk segitiga sama kaki terbalik dan tidak memakai bintang.
2)   Untuk pramuka penggalang, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
a)    Purwa, berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna merah.
b)   Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah.
c)    Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna merah.
3)   Untuk pramuka penegak dan pandega, terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
a)      Purwa, berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna kuning.
b)      Madya, berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning.
c)      Utama, berbentuk segilima sama sisi dengan bingkai berwarna kuning.
Sepuluh tanda kecakapan khusus yang wajib:
Selain digolongkan berdasarkan tingkatan, TKK dapat digolongkan berdasarkan bidangnya. Berdasarkan bidangnyaa, TKK dikelompokkan dalam lima kelompok yang ditandai dengan warna dasar (background) pada gambarnya. Penggolongan berdasarkan bidang ini meliputi:
1)   Kuning: bidang agama, moral spiritual, pembentukan pribadi dan watak.
2)   Putih: bidang kesehatan dan ketangkasan.
3)   Biru: bidang sosial, prikemanusiaan, gotong royong dan ketertiban masyarakat.
4)   Merah: bidang patriotisme dan seni budaya.
5)   Hijau: bidang keterampilan dan teknik pembangunan.[5]
c.    Tanda Kecakapan Garuda
Tanda pramuka garuda adalah tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi Syarat Pramuka Garuda(SPK). Seorang dapat menjalani syarat pramuka garuda setelah menyelesaikan SKU tertinggi pada masing-masing golongannya.
Tanda pramuka garuda, sesuai dengan syarat pramuka garuda terdiri atas lima golongan, yaitu:
1)      Garuda hijau, yaitu untuk golongan pramuka siaga.
2)      Garuda merah, yaitu untuk golongan pramuka penggalang.
3)      Garuda kuning, yaitu untuk golongan pramuka penegak.
4)      Garuda perak, yaitu untuk golongan pramuka pandega.
5)      Garuda emas, yaitu untuk yang telah mencapai tiga kali pramuka garuda dalam golongan yang berbeda.
C.       Permainan Pendidikan
1.      Pesan Rahasia
Semua peserta berbaris dan pembina menyampaikan pesannya. Setelah pembina selesai menyampaikan pesannya kemudian peserta harus menyebutkan kembali apa yang disampaikan oleh pembina tadi. Pesan yang terkandung di dalamnya bisa nama-nama benda, hewan atau orang dan yang lain sebagainya. [6]
2.      Isi Ruangan
Setiap pramuka diperintahkan masuk ke dalam suatu ruangan secara bergantian dan memberi waktu selama setengah menit atau 30 detik untuk tiap. Kemudian setelah itu, setiap peserta harus menuliskan sebanyak-banyaknya barang yang dilihat. Permainan ini untuk melatih daya ingat.[7]
3.      Bau dan Harum
Pembina bisa menyediakan beberapa macam benda yang mempunyai bau seperti makanan, bumbu, obat-obatan, atau parfum dan sebagainya. Kemudian anggota pramuka harus mencium bau dari benda tersebut dengan mata tertutup dan menyebutkan bendanya, yang terbanyak menyebutkan itu lah pemenangnya.[8]
D.      Perkembangan Rasa, Karsa dan Karya
1.      Rasa : perasaan
2.      Karsa : niat atau kemauan
3.      Karya : perbuatan yang membuahkan hasil

PENUTUP
Kesimpulan
Kesukarelaan adalah salah satu dari prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya pramuka dan Ketentuan Moral yang disebut Darma pramuka. Satya pramuka diucapkan secara sukarela oleh calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus. Kode kehormatan pramuka disesuaikan dengan golongan usai dan perkembangan rohani serta jasmani anggota gerakan pramuka. Kode kehormatan  merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
Sistem beregu adalah salah satu prinsip dasar metodik pendidikan kepramuka. Banyak hal yang dapat di kerjakan dengan mudah dengan adanya Sistem Beregu ini. Karena itu perlu kita telaah dan dilaksanakan dalam satuan Pramuka. Pengertian regu dalam Sistem Beregu adalah kelompok kecil yamg terdiri atas 5 sampai 10 orang anggota. Tanda kecakapan terdiri atas 3 macam yaitu: Tanda kecakapan umum dalam gerakan pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian pramuka sebagai tanda kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Tanda kecakapan khusus adalah tanda yang diperoleh setelah seorang anggota pramuka menyelesaikan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK). SKK merukapan aneka ragam jenis kecakapan dan keterampilan pada bidang-bidang tertentu. Berbeda dengan SKU, pencapaian SKK bersifat opsional yang artinya seorang pramuka dapat memilih jenis-jenis SKK yang dikuasainya saja. Tanda pramuka garuda adalah tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi Syarat Pramuka Garuda(SPK). Seorang dapat menjalani syarat pramuka garuda setelah menyelesaikan SKU tertinggi pada masing-masing golongannya.
Salah satu permainan pendidikan bukan hanya sebatas seru-seruan tapi banyak pelajaran dan hal yang bisa melatih kualitas diri anggota pramuka. Rasa : perasaan, Karsa : niat atau kemauan, Karya : perbuatan yang membuahkan hasil

Daftar Pustaka
Firmansyah Zuli Agus. 2014 Panduan Resmi Pramuka. Jakarta Selatan: Wahyu Media.
Mendah Ala. 23 Januari 2017. Tanda Kecakapan dalam Gerakan Pramuka.  https://www.pramukaria.id/2017/01/tanda-kecakapan-dalam-gerakan-pramuka.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 pukul 16:54 WIB.
Sunardi, Andri Bob. 2013 Boyman Ragam Latih Pramuka. Bandung: Nuansa Muda.



[1] Firmansyah Zuli Agus, Panduan Resmi Pramuka, (Jakarta Selatan: Wahyu Media, 2014), hlm. 8
[2] Ibid, hlm 8                                                                                                           
[3] Ibid, hlm 9-10
[4] Ibid hlm 55-56
[5] Ibid hlm 59-61
[6] Sunardi, Andri Bob, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda) 2013 hlm.249
[7] Ibid hlm.247
[8] Ibid hlm.248

DISCOURSE ANALYSIS FOUR MAXIMS


DISCOURSE ANALYSIS

FOUR MAXIMS



ANALYSIS FOR FOUR MAXIMS
     1.      QUANTITY
Quantity maxim means that a word must be in accordance with the limits of information that needs to be conveyed, not excessive or lacking. Maxim is generally violated a lot when we answer questions.
Make your contribution as informative as is required (for the current purposes of the exchange). Do not make your contribution more informative than is required.
·         Conversation 1
Me       : Berape jam jak Kedurang tadi ning?
Nining : adak kalu lah malam nyampai tadi cung, lame tegalau
Analysis
The respon from the hearer is not fulfill the maxim of quantity. Because the speaker only want to ask how long the hearer spend the time.

·         Conversation 2
Me       : lah berape cucung di dusun ning?
Nining : Alhamdulillah lah lime cucungku di Kedurang
Analysis
The respon from the hearer is fulfill the maxim of quantity, because the hearer answer the speaker as simple as she can, simple respon but can answer the main question.

·         Conversation 3
Me       : banyak bemasak lebaran ini yuk?
Ayuk   : ghulihlah ndak lebaran pertame, asak jangan kosong geluk di atas mija tu. Tuape ame ade anak kecik, ndik tau nginak jeme ade kue, ndak e pule, mangke itulah paksekan mbuat mpuk dikit.
Analysis
            The conversation above is not fulfill the maxim of quantity. Because the respon or answer from the hearer(ayuk) is too long to answer a simple question from the speaker/me.

·         Conversation 4
Me       : Makai tuape mbuat lontong ni mangke kejal alap ni wak?
Uwak : adak nggi Makai bajik nilah kanku.
Analysis
            The conversation above is fulfill the maxim of quantity, as we know, the hearer/uwak respon the question with clear and simple answer but can make the speaker know about the flavor to make Lontong.

    2.      QUALITY
Quality is the maxim in which the words uttered by the speaker must be true and not made up, must be in accordance with the facts in the field. In this maxim do not say what you believe to be false. Please do not say something thatfor which youlack adequate evidence.
  v  Conversation 1
Me       : berape dapat THR jak di kakang Darus dek?
Lena    : besak dong, lime juta
Analysis
            The conversation above is not fulfill the quality maxim because Lena is lying the speaker about her THR. Because is too imposible to her to get THR about Five million rupiahs. So that is not fulfill the quality maxim.
  v  Conversation 2
Me       : Dimane kaba mbeli lemang ni ce?
Cahya  : Di Amerika ce haha
Analysis
            After we read the conversation above, we can know that the hearer or responden is contravene the quality maxim. Because it is imposible if the Lemang is buy in America.
  v  Conversation 3
Me                   : Dimane ghumah kamu mang?
Mamang          : Di samping puskesmas Tanah Hitam itu nah ding.
Analysis
            The conversation above is match with quality maxim because the hearer is answer with the fact in field.
  v  Conversation 4
Me       : Kebile masuk sekul dek?
Lena    :Tanggal 13 Juni ni kele yuk.
Analysis
            The conversation above is fulfill the maxim of quality, because in fact Lena is come back to school on 13th June 2019.
    3.      RELATION
Maxim relation which is where a word must be connected between the speaker and the listener. So in this maxim ask the answer/respon have a relation(relevant) with the question.   
  Ø  Conversation 1
Me       : Dang ngape kaba ce?
Ike       : Ngantuk aku ce
Analysis
            From the conversation, the answer is have no relation with the question, because the speaker ask what the activity that the hearer do at the time not about what the feeling from the hearer.
  Ø  Conversation 2
Me       : Tuape dikerjekah lame benagh pegi tadi yuk?
Ayuk   : udim kudai, dang litak aku ni
            The conversation above is not fulfill the maxim of relation, because what? Because the speaker ask where ayuk from, but ayuk respon with other expression so the conversation is not have a correlation/relevant.
  Ø  Conversation 3
Me       : berape mbeli HP alap ni fer
Fery     : ndik ku jual stitu,
Analysis
            The conversation above is not fulfill the maxim relation. It is because what the answer from the hearer is not what the speaker wants. The speaker asked only the price of the phone, but the answer given was not connected with the question.
  Ø  Conversation 4
Me       : jeme mane calon kaba ni?
Jhon     : Jeme talo nilah, ndik pule ndak jejauh
Analysis
            The conversation above is fulfill the maxim if relation. It is because the answer from Jhon is connected with what the speaker ask.

   4.      MANNER
            Be perspicuous
            Avoid obscurity of expression
            Avoid ambiguity
            Be brief (avoid unnecessary prolixity)
            Be orderly
*      Conversation 1
Dian    : Mintak due yuk
Me       : Tuape dek?
Dian    : kue tat tunah yuk

Analysis
            At the first sentence, Dian is contravene the maxim of manner because what that Dian said is ambiguity. She ask two but she didn’t explain what the two itself.
*      Conversation 2
Cica     : (look at me)luk artis bai
Me       : siape?
Analysis
            At the first sentence, Cica is contravene the maxim of manner because what that Cica said is ambiguity. She directly said ‘’luk artis bai’’ so the hearer was confused.
*      Conversation 3
Lena    : sape name kawan ayuk tadi yuk?
Me       : ye mane?
Analysis
            The first speaker is not fulfill the manner maxim because there is a ambigu sentence, the hearer was confused with the question because the hearer friends who came to their house is no only one or to but more than it.
*      Conversation 4
Petugas masjid     : sape saje ye mbatak HP tolong dimatikah, kite ndak sembayang kudai .
Me                               :…………(bingung)
Analysis
   The first speaker is nt fulfill the maxim because the sentence make the hearer do not understand, the Phone should be off or the people who bring the phone?