1

loading...

Jumat, 01 November 2019

MAKALAH DIFABEL MACAM-MACAM KONSEP PARADIGMA ABK DAN LAYANAN PENDIDIKAN


MAKALAH DIFABEL MACAM-MACAM KONSEP PARADIGMA ABK DAN LAYANAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki arti yang lebih luas dibandingkan pengertian Anak Luar Biasa. ABK adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan. Oleh karena itu memerlukan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
Secara umum rentangan anak berkebutuhan khusus meliputi dua kategori yaitu anak berkebutuhan khusus permanen, yaitu akibat dari kelainan tertentu, dan anak berkebutuhan khusus temporer, yaitu mereka yang mengalami hambatan dalam perkembangan dan belajar karena kondisi dan situasi lingkungan. Anak berkebutuhan khusus temporer apabila tidak mendapatkan intervensi yang tepat dan sesuai dengan hambatan belajarnya bisa menjadi permanen. Secara umum faktor yang menyebabkan hambatan belajar ada tiga, yaitu (1) faktor lingkungan (2) faktor internal/ diri sendiri (3) kombinasi diantara keduanya.
Berikut ini akan dibahas mengenai anak berkebutuhan khusus temporer dan anak berkebutuhan khusus permanen.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan ABK Temporer?
2.      Apakah yang dimaksud dengan ABK permanen?
3.      Apakah yang dimaksud dengan ABK CIBI(cerdas istimewa dan bakat istimewa)?
4.      Bagaimanakah pendidikan ABK di Negara maju dan berkembang?
C.    Tujuan
1.      Dapat mengerti yang dimaksud dengan ABK Temporer.
2.      Untuk mengetahui apa itu ABK permanen.
3.      Dapat mengetahui apa ABK CIBI.
4.      Dapat mengetahui bagaimana pendidikan ABK di Negara maju dan berkembang.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Anak Berkebutuhan Khusus Temporer
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperkosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanen. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus. Di sekolah biasa banyak anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bersifat temporer, dan mereka memerlukan pendidikan yang disesuaikan yang disebut pendidikan skebutuhan khusus.
Contoh lain, anak baru masuk kelas I Sekolah Dasar yang mengalami kehidupan dua bahasa antara pada saat di rumah dan di sekolah. Hal ini dapat menyebabkan munculnya kesulitan dalam belajar membaca dalam bahasa Indonesia. Anak seperti ini dapat dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus sementara (temporer). Oleh karena itu ia memerlukan layanan pendidikan yang disesuikan. Apabila hambatan belajar membaca seperti itu tidak mendapatkan intervensi yang tepat boleh jadi anak ini akan menjadi anak berkebutuhan khusus permanen. Anak akan sulit memahami dan membedakan bahasa yang ia pelajari. Ini akan menyebabkan anak berkesulitan dalam berbahasa dengan sifat permanen.
B.     Anak Berkebutuhan Khusus Permanen
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak-anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gannguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gangguan gerak (motorik), gangguan iteraksi-komunikasi, gangguan emosi, sosial dan tingkah laku. Dengan kata lain anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanent sama artinya dengan anak penyandang kecacatan. Anak berkebutuhan khusus permanen meliputi:

1.      Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
Secara umum tunanetra dikelompokkan menjadi buta dan kurang lihat. Sebagian ahli mengelompokkannya menjadi kurang lihat (low vision), buta (blind), dan buta total (totally blind). Anak yang memiliki kerusakan ringan pada penglihatannya (seperti myopia dan hypermetropia ringan) masih dapat dikoreksi dengan bantuan kacamata dan bisa mengikuti pendidikan seperti anak lainnya, sehingga tidak dikelompokkan pada tunanetra.
2.      Anak dengan Gangguan Pendengaran dan / Wicara (Tunarungu)
Anak dengan gangguan pendengaran sering disebut tunarungu. Istilah tunarungu dirasa lebih halus daripada tuli. Klasifikasi tunarungu:
a.    Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran, ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)   Tunarungu ringan (mild hearing loss) anatara 27-40 dB.
Siswa yang mengalami kondisi ini sulit mendengar suara yang jauh sehingga membutuhkan tempat duduk yang strategis.
2)      Tunarungu sedang (moderate hearing loss) anatara 41-55 dB.
Ia dapat mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara berhadapan (face to face), tetapi tidak dapat mengikuti diskusi kelas. Ia membutuhkan alat bantu dengar serta terapi bicara.
3)      Tunarungu agak berat (moderately severe hearing loss) antara 56-70dB. Ia hanya dapat mendengar suara dari jarak dekat sehingga ia perlu menggunakan hearing aid.
4)      Tunarungu berat (severe hearing loss) antara 71-90dB.
Ia hanya dapat mendengar suara – suara yang keras dari jarak dekat. Siswa tersebut membutuhkan pendidikan khusus secara intensif, alat bantu dengar, serta latihan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.
5)      Tunarungu berat sekali (profound hearing loss)
Pada kondisi ini mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90dB. Mungkin ia masih mendengar suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui getarannya (vibrations) daripada pola suara.
3.      Anak dengan Kelainan Kecerdasan di bawah Rata-rata (Tunagrahita)
Anak dengan kelainan kecerdasan di bawah rata – rata sering disebut dengan istilah tunagrahita. Klasifikasi tunagrahita yang dikemukakan oleh AAMD (Halaman, 1982:43) sebagai berikut:
a.    Mild mental retardation (tunagrahita IQ-nya 70 – 55 ringan)
b.    Moderate mental retardation (tunagrahita IQ-nya 55 – 40 sedang)
c.    Severe mental retardation (tunagrahita IQ-nya 40 – 25 berat)
d.   Profound mental retardation (tunagrahita IQ-nya 25 ke bawah) (sangat berat).
4.      Anak dengan gangguan anggota gerak (tunadaksa).
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak (tulang, sendi, otot). Pengertian anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tunadaksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatanya terganggu sehingga mengalami kelainan di dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ciri-ciri anak tunadaksa dapat dilukiskan sebagai berikut:
a.       Jari tangan kaku dan tidak dapat mengenggam.
b.      Ada bagian anggota gerak yang tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
c.       Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur, bergetar)
d.      Terdapat cacat pada anggota gerak
e.       Anggota gerak layu, kaku, lemah/
5.      Anak Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan prilaku).
Anak Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan prilaku) memiliki ciri-ciri, diantaranya:
a.       Cenderung membangkang.
b.      Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah.
c.       Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu.
d.      Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum.
e.       Cenderung prestasi belajar dan motivasi rendah, sering bolos, jarang masuk sekolah.
6.      Anak Dengan Kesulitan Belajar Spesifik (specific learning disability)
Menurut Federal law atau hukum federal (IDEA, 1997): Istilah “kesulitan belajar spesifik” menerangkan semua anak yang mengalami gangguan pada satu atau lebih proses psikologis dasar yang melibatkan pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan dimana gangguan yang terjadi dapat termanifestasikan menjadi kemampuan yang tidak sempurna untuk mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau mengerjakan perhitungan matematika. Menurut Association for Children and Adult with Learning Disability (ACALD) “Kesulitan belajar spesifik” adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari faktor neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan, integrasi dan /atau kemampuan verbal dan/atau non verbal.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar spesifik meupakan kelainan sistem saraf yang dialami oleh seseorang yang mengakibatkan pola pertumbuhan yang tidak seimbang dan kelemahan pada proses syaraf, sehingga akan mengakibatkan seseorang kesulitan dalam menyelesaikan tugas akademik dan pembelajaran. Kesulitan-kesulitan tersbut seperti kesulitan berfikir, membaca, berhitung, berbicara.
7.      Anak Lamban Belajar (slow learner)
Anak lamban belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai ketidakmampuan untuk belajar dan  menyesuaikan diri, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lamban belajar antara lain karena masalah tingkat konsentrasinya yang rendah, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional.
8.      Anak Autis
Autisme adalah gangguan yang parah pada kemampuan komunikasi yang berkepanjangan yang tampak pada usia tiga tahun pertama, ketidakmampuan berkomunikasi ini diduga mengakibatkan anak penyandang autis menyendiri dan tidak ada respon terhadap orang lain (Sarwindah, 2002). Yuniar (2002) menambahkan bahwa Autisme adalah gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain, sehingga sulit untuk mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan definisi autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan.
.     Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner. Ciri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi. Gejala-gejala anak autis tampak sejak lahir, biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Berikut beberapa gejala-gejala anak autis:
a.    Tidak bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai
b.    Terlambat bicara/tak bisa bicara tanpa kompensasi penggunaan isyarat
c.    Penggunaan bahasa yang berulang
d.   Minat yang terbatas dan abnormal dalam intensitas dan fokus
e.    Sensitifitas berlebihan /kurang sensitif
f.     Terdapat bakat-bakat dibidang membaca, aritmatika, menggambar, mengeja, olahraga, komputer
C.    Pengertian Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI)
Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan  bakat istimewa (gifted) adalah anak yang secara significant  mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan  olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Anak Cerdas Istimewa Bakat istimewa adalah anak yang memiliki kemampuan   intelektual tinggi (gifted) serta menunjukan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lain (talented)
            “Anak berbakat merupakan satu interaksi di antara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai” Ciri-ciri anak cerdas istimewa dan bakat istimewa : seorang anak cerdas istimewa dapat mempunyai beberapa dari ciri-ciri berikut ini:
1.      Sangat peka dan waspada.
2.      Belajar dengan mudah dan cepat.
3.      Mampu berkonsentrasi
4.      Sangat logis
5.      Cepat berespon secara verbal dengan tepat
6.      Lancar berbahasa
7.      Mempunyai daya ingat yang baik
8.      Mempunyai pengetahuan umum yang luas
9.      Mempunyai minat yang luas dan mendalam
10.  Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
11.  Cermat atau teliti dalam mengamati.
12.  Kemampuan membaca yang baik.
13.  Lebih menyukai kegiatan verbal daripada kegiatan tertulis.
14.  Mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dengan sangat cepat.
15.  Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.
16.  Menunjukkan cara pemecahan masalah yang tidak lazim.
17.  Mempunyai pendapat dan pandangan yang sangat kuat terhadap suatu hal.
18.  Mempunyai rasa humor.
19.  Mempunyai daya imajinasi yang hidup dan orisinil
20.  Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
21.  Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya
22.  Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar
23.  Tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan anak-anak yang berusia lebih tua darinya
24.  Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dewasa, bahkan lebih baik daripada jika berkomunikasi dengan anak sebayanya
25.  Bisa belajar sendiri dalam bidang-bidang yang diminati
26.  Berfokus pada minatnya sendiri, bukan pada apa yang diajarkan
27.  Mempunyai keterampilan social.
28.  Mudah bosan pada hal-hal yang dianggapnya rutin
29.  Menunjukkan kepemimpinan yang tinggi
30.  Kadang-kadang tingkah lakunya tidak disukai orang lain.
Penyebab anak memiliki cerdas istimewa dan bakat istimewa :
a.       Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua atau keturunan meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang.
b.      Lingkungan
Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya tersebut.
D.    Pendidikan defabel di Negara maju
1.         Fasilitas prima
Hal paling menonjol dari pelaksanaan sistem jaminan sosial bagi difabel di negara maju seperti Jerman adalah aksesibilitas fasilitas publik. Meski tak semua kategori cacat fisik dapat terakomodasi, tetapi hampir semua infrastruktur publik di Jerman menyediakan aksesibilitas bagi difabel. Sarana transportasi umum, misalnya, pintu bus atau kereta dibuat lebar dan sejajar halte, ini memudahkan kursi roda masuk. Di dalam kereta terdapat tulisan imbauan untuk mengutamakan tempat duduk bagi difabel dan pemberitahuan suara menjelang setiap pemberhentian kereta. Pemerintah Jerman juga membebaskan biaya sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. Fasilitas sekolahnya pun asyik. Foerderschule, sekolah khusus anak-anak penyandang cacat fisik di Cologne, misalnya, menyediakan mobil antar-jemput, makan siang, dokter anak, ahli gizi, serta fasilitas terapi dan olahraga bagi murid.
2.         Stigma dan keterbatasan
Serupa dengan yang dihadapi difabel di Indonesia, para difabel di Jerman juga bermasalah dengan stigma dan kesulitan akses lapangan kerja. Menurut Prof Mathilde Niehaus dari Unit of Labour and Vocational Rehabilitation Universitas Cologne, Pemerintah Jerman sudah menetapkan peraturan bahwa setiap perusahaan harus menyediakan kuota bagi tenaga kerja difabel. Bahkan sanksi berupa denda akan dikenakan jika perusahaan tak memenuhi kuota itu
3.         Dari dan untuk difabel
Model konseling ini unik karena baik pemberi maupun peserta konseling adalah difabel. Peer-counseling khususnya ditujukan bagi difabel yang memasuki usia nonproduktif, untuk proses penyesuaian diri yang berkelanjutan. Masih dengan konsep dari ”difabel untuk difabel”, ZSL menerbitkan buku city guide Kota Cologne. Buku ini berisi panduan tempat dan sarana transportasi yang aksesibel sesuai dengan kategori cacat tubuh di Cologne. Harapan ZSL, buku ini bisa meningkatkan kemampuan difabel untuk ”berdiri sendiri”.
4.         Pertukaran kebudayaan
Selain kegiatan akademis dan observasi lapangan, DAAD pun menjadwalkan kegiatan kultural untuk memperkenalkan budaya dan kehidupan sosial Jerman kepada peserta Study Visit.
E.     Pendidikan ABK di Negara Berkembang
Kita lihat contoh di yang dekat saja yaitu Negara kita Indonesia, Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah RI mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan. Mengenai anak- anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental , undang – undang itu menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan ( pasal 6 ayat 2 ) dan untuk itu anak –anak tersebut ( pasal 8) yang mengatakan semua anak – anak yang sudah berumur 6 tahun dan 8 tahun berhak dan diwajibkan belajar disekolah sedikitnya 6 tahun dengan ini berlakunya undang – undang tersebut maka sekolah – sekolah baru yang khusus bagi anak – anak penyandang cacat.Termasuk untuk anak tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut sekolah luar biasa.
Berdasarkan urutan sejarah berdirinyaSLB pertama untuk masing – masing katagorikecacatan SLB itu dikelompokan menjadi :
a.       SLB bagian A untuk anaktuna netra
b.      SLB bagian B untuk anak tuna rungu
c.       SLB bagian C untuk anak tuna Grahta
d.      SLB bagian D untuk anak tuna daksa
e.       SLB bagian E untuk anak tuna laras
f.       SLB bagian Funtuk anak tuna ganda
Konsep pendidikan terpadu diperkenalkan di indonesia pada tahun1978 yang bertujuankhusus untuk anak tuna netra.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konsep-konsep paradigm ABK seperti abk temporer Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperkosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Dan ABK permanen.
B.     Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah diatas, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus, 2014.
Kompas. Difabel di Negara Maju, 2010

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KARAKTERISTIK


MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN  DAN KARAKTERISTIK 

BAB 1
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar siswa dan kratifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggiakan selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantuk efektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu,sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan media?
2.      Sebutkan jenis-jenis media pembelajaran?
3.      Bagaimana karakteristik media pembelajaran?

     C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi media
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran
3.      Untuk mengetahui karakteristik media pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Asociation for Education and CommunicationTechnology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibacakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional. 
Media pembelajaran adalah alat bantu proses dalam belajara mengajar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih efektif.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah  sebagai berikut: 
1.      Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
2.      Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
3.      Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
4.      Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
5.      Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
6.      Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
7.      Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
Kesimpulan pendapat-pendapat di atas yakni media pembelajaran segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pula merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
     B.     Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1.      Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      Proyeksi visual diam: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6.      Visual gerak: film bisu
7.      Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      Objek fisik: Benda nyata, model, spesimen
9.      Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran
10.  Komputer: CAI.
Berdasrakan muatan materinya
1.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafikan.
Webseter mendefinisikan grpichs sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran mekanik. Dalam pengertian media visual, istilah grapich atau garphics adalah material yang mempunyai arti yang luas, bukan hanhya sekedar menggambar. Dalam bahasa Yunani, Graphikos mengandung pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang ifektif.
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut media penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, menjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak digarafiskan. 
                   Contoh media grafis :
a.       Media bagan
Media bagan adalah suatu media pembelajaran yang menyajikannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang–lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang.
Ada beberapa jenis bagan, antara lain :
a)      Bagan pohon (tree chart)
Mengganbarkan arus diagram berasal dari akar ke batang, menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting.
b)      Bagan organisasi
Menggambarkan susunan dan hirarki suatu organisasi. Bagan semacam ini dihubungkan oleh garis-garis, dan masing-masing garis mempunyai arti tertentu.
c)      Bagan arus (Flow chart)
Menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antara berbagai bagian atau seksi seperti halnya bagan organisasi.
b.      Grafik (grafh)
Grafik merupakan gambar sederhana yang disusun merupakan prinsip matematika, dengan menggunakan data berupa angka-angka. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingkan suatu objek atau peristiwa yang paling berhubungan secara singkat dan jelas.
c.       Media diagram
Diagram merupakan susunan garis-garis dan menyerupai peta dari pada gambar. Diagram sering juga digunakan untuk meningkatkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian lainnya.
d.      Poster
Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang jelas.
Ciri foster yang baik:
1)      Sederhana
2)      Menyajikan satu ide
3)      Dengan slogan yang ringkas
4)      Gambar dan tulisan yang jelas
5)      Mempunyai komposisi dan variasi yang bagus.
e.       Gambar atau foto
Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Informasi yang dsampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperhatikan kepada anak-anak dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama.
Karakteristik media grafis
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
2.      Media Audio
Media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam dan memancarkan suara manusia, binatang, dll dan untuk tujuan interview. Media audio digunakan dalam pengembangan keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif berupa kata-kata, musik, dan efek suara (sound effect).
ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokan dalam media audio, diantaranya:
a.       Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan akurat, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
b.      Alat perekam pita magnetik
Kaset tape recoder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut digulung-gulung pada kumpulan yang berada dalam kotak yang disebut kaset.
c.       Labolatorium bahasa
Labolatorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.

Karakteristik media audio
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
3.      Media audio visual
Media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio-visual terbagi dua macam, yakni: Audio visual murni yaitu balk unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu satu sumber seperti video kaset.
Karakteristik media audio visual
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat audio visual merupakan alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual.
4.      Media Proyeksi
Media Proyeksi merupakan salah satu media yang terklasifikasi pada media visual. Media ini memberikan rangsangan-rangsangan visual yaitu melalui indera penglihatan. Media ini langsung berinteraksi dengan pesan yang ingin disampaikan. Masksud pesan disini tentu saja materi pelajaran yang akan disampaikan. Jadi dengan media proyeksi, materi tersebut dapat terserap dengan baik.

Karakteristik media proyeksi
Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek-obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu  (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

     C.    Karakteristik Media pembelajaran
Karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. 
Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1.      Ciri fiksatif
Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek;
2.      Ciri manipulative
Yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut;
3.      Ciri distributif
Yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
      Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Media pembelajaran adalah alat bantu proses dalam belajara mengajar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih efektif.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
      Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1.      Ciri Fiksatif
2.      Cirri Manipulative
3.      Cirri Distributif

B.     SARAN
      Melalui makalah ini semoga dapat membantu memberikan informasi mengenai media pembelajaran IPA menurut muatan materinya. Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami masih menyadari kekurangan yang ada. Maka dari itu kritik dan saran yang sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Intermasa