1

loading...
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH PEMBELAJARAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH PEMBELAJARAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 November 2019

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KARAKTERISTIK


MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN  DAN KARAKTERISTIK 

BAB 1
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar siswa dan kratifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggiakan selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantuk efektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu,sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan media?
2.      Sebutkan jenis-jenis media pembelajaran?
3.      Bagaimana karakteristik media pembelajaran?

     C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi media
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran
3.      Untuk mengetahui karakteristik media pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Asociation for Education and CommunicationTechnology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibacakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional. 
Media pembelajaran adalah alat bantu proses dalam belajara mengajar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih efektif.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah  sebagai berikut: 
1.      Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
2.      Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
3.      Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
4.      Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
5.      Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
6.      Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
7.      Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
Kesimpulan pendapat-pendapat di atas yakni media pembelajaran segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pula merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
     B.     Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1.      Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      Proyeksi visual diam: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6.      Visual gerak: film bisu
7.      Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      Objek fisik: Benda nyata, model, spesimen
9.      Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran
10.  Komputer: CAI.
Berdasrakan muatan materinya
1.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafikan.
Webseter mendefinisikan grpichs sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran mekanik. Dalam pengertian media visual, istilah grapich atau garphics adalah material yang mempunyai arti yang luas, bukan hanhya sekedar menggambar. Dalam bahasa Yunani, Graphikos mengandung pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang ifektif.
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut media penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, menjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak digarafiskan. 
                   Contoh media grafis :
a.       Media bagan
Media bagan adalah suatu media pembelajaran yang menyajikannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang–lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang.
Ada beberapa jenis bagan, antara lain :
a)      Bagan pohon (tree chart)
Mengganbarkan arus diagram berasal dari akar ke batang, menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting.
b)      Bagan organisasi
Menggambarkan susunan dan hirarki suatu organisasi. Bagan semacam ini dihubungkan oleh garis-garis, dan masing-masing garis mempunyai arti tertentu.
c)      Bagan arus (Flow chart)
Menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antara berbagai bagian atau seksi seperti halnya bagan organisasi.
b.      Grafik (grafh)
Grafik merupakan gambar sederhana yang disusun merupakan prinsip matematika, dengan menggunakan data berupa angka-angka. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingkan suatu objek atau peristiwa yang paling berhubungan secara singkat dan jelas.
c.       Media diagram
Diagram merupakan susunan garis-garis dan menyerupai peta dari pada gambar. Diagram sering juga digunakan untuk meningkatkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian lainnya.
d.      Poster
Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang jelas.
Ciri foster yang baik:
1)      Sederhana
2)      Menyajikan satu ide
3)      Dengan slogan yang ringkas
4)      Gambar dan tulisan yang jelas
5)      Mempunyai komposisi dan variasi yang bagus.
e.       Gambar atau foto
Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Informasi yang dsampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperhatikan kepada anak-anak dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama.
Karakteristik media grafis
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
2.      Media Audio
Media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam dan memancarkan suara manusia, binatang, dll dan untuk tujuan interview. Media audio digunakan dalam pengembangan keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif berupa kata-kata, musik, dan efek suara (sound effect).
ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokan dalam media audio, diantaranya:
a.       Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan akurat, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
b.      Alat perekam pita magnetik
Kaset tape recoder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut digulung-gulung pada kumpulan yang berada dalam kotak yang disebut kaset.
c.       Labolatorium bahasa
Labolatorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.

Karakteristik media audio
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
3.      Media audio visual
Media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio-visual terbagi dua macam, yakni: Audio visual murni yaitu balk unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu satu sumber seperti video kaset.
Karakteristik media audio visual
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat audio visual merupakan alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual.
4.      Media Proyeksi
Media Proyeksi merupakan salah satu media yang terklasifikasi pada media visual. Media ini memberikan rangsangan-rangsangan visual yaitu melalui indera penglihatan. Media ini langsung berinteraksi dengan pesan yang ingin disampaikan. Masksud pesan disini tentu saja materi pelajaran yang akan disampaikan. Jadi dengan media proyeksi, materi tersebut dapat terserap dengan baik.

Karakteristik media proyeksi
Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek-obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu  (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

     C.    Karakteristik Media pembelajaran
Karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. 
Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1.      Ciri fiksatif
Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek;
2.      Ciri manipulative
Yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut;
3.      Ciri distributif
Yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
      Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Media pembelajaran adalah alat bantu proses dalam belajara mengajar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih efektif.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
      Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1.      Ciri Fiksatif
2.      Cirri Manipulative
3.      Cirri Distributif

B.     SARAN
      Melalui makalah ini semoga dapat membantu memberikan informasi mengenai media pembelajaran IPA menurut muatan materinya. Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami masih menyadari kekurangan yang ada. Maka dari itu kritik dan saran yang sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Intermasa


Kamis, 09 Mei 2019

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP KEMATANGAN DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR


MAKALAH PRINSIP-PRINSIP KEMATANGAN DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu psikologi  adalah ilmu yang mempelajari gejalah jiwa. Maka dari itu, psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang gejalah- gejalah jiwa yang berkenan tentang pendidikan, misalnya tentang belajar dan berbagai aspeknya. Dalam hal belajar ini terdapat berbagai aspek yang salah satunya mengenai hal kematangan dalam hal belajar. Dalam buku child development, Elizabeth B. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan pribadi  manusia itu merupakan hasil atau akibat daripada kematangan dab belajar.
Mungkin masih sangat membingungkan apa yang dimaksud dengan kematangan, aspek- aspeknya, prinsip- prinsipnya dan hubungan anak dalam belajar. Oleh karena itu, mengenai kematangan mak kami akan mencoba membahasnya sedetail mungkin.
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai- nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setela berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki- laki akan kelihatan berjalan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang, sedangakn anak perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan sosial ditandai oleh sikap sosial yang menetap sebagai anggotanya masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai merasakan adanya tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarskat. Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosin sehingga ledakan- ledakan yng sering terjadi semakin berkuraang dan bahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda- beda ada anak yang cepat matang da nada juga yang sangat lambat. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus arif dalam menandai perkembangan atau kematangan sisiwa.
B.     Rumusan Masala
1.      Pengertian kematangan
2.      prinsip- prinsip pembentukan kematangan
3.      Ciri- ciri adanaya kematangan
4.      Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
5.      Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku
A.    Tujuan Masalah
1.      Menjelaskan Pengertian kematangan
2.      Menjelaskan prinsip- prinsip pembentukan kematangan
3.      Menjelaskan Ciri- ciri adanaya kematangan
4.      Menjelaskan Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
5.      Menjelaskan Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian kematangan
Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara- cara tertentu. Singkatan ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fatansi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya) turut mempengaruhi intelegensi seseorang.
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan struktur fisiologi dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu matang mengadakan reaksi- reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.
Menurut engglish dan engglish, kematangan adalalah “maturity iis the state or condition of complete or adult from structure, and function of anorganism, wether in respect to a single trait or, more often, all traits.” (engglish dan engglish, 1958:308).
Dari definisi di atas dapat di artikan bahwa kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk, struktur dan kondisi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism baik terhadap suatu sifat, bahkan seringkali semua sifat.[1]
Kematangan (maturity) membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu, yang disebut “readiness” (kesiapan). Readiness yang dimaksud yaitu readiness untuk bertingka laku yang ingstingtif, maupun tingkah laku yang dipelajari.
1.      Ciri tingkah laku instingtif:
a)      tingka laku instingtif terjadi menurut pola pertumbuhan hereditary.
b)      tingkah laku instingtif adalah tanpa didahului dengan latihan atau praktek sebelumnya.
c)      tingka laku yang instingtif berulang setiap saat tanpa ada saraf yang menggerakan nya.
Tingka laku instingtif ini biasanya terjadi karena adanya kematangan seksual, atau fungsi saraf. Yang termasuk tingkah laku yang diwariskan adalah bukan hanya tingka laku insting. Reaksi- reaksi psikologi seperti: reflex,takut berani haus, lapar marah tertawa, dan lain- lain adalah tidak usah dipelajari melainkan sudah diwariskan
Tingkah laku apapun yang dipelajari, memerlukan kematangan. Orang tak akan dapat berbuat secara iteligen apabilah kapasitas itelektualnya belum memungkinkanya. Untuk itu kematangan dalam struktur otak dan system saraf sangat diperlukan. Dalam kehidupan individu, banyak hal yang tidak dapat dilakukan atau diperoleh hanya dengan kematangan, melainkan harus dipelajari.
Misalnya mengenai, kemampuan berbiicara, membaca, menulis dan berhitung. Dalam hal ini melakukukan aktivitas- aktivitas semacam itu, kematangan memang tetap diperlukan sebagai penentu readiress untuk belajar.
B.     prinsip- prinsip pembentukan kematangan
Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabilah di dalam dirinya sudah terdapat “readiness” untuk mempelajari sesuatu ituu. Ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untu berbuat sesuatu.
Readiness dalam belajar melibatkann beberapa faktor yang bersama- sama membentuk readiness yaitu:
1.      Perlemgkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertubuhan terhadap perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alay- alat indra, dan kapasitas intelektual.
2.      Motivasi yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan tertentu individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasii berhubungan dengan system kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan- tekanan lingkungan.
Dengan demikian, readiness seseorang itu senantiasa mengalami perubahan setiap hari sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fsiologis individu serta adanya desakan- desakan dari lingkungan seseorang. Perkembanagan readiness terjadi dengan mengikuti prinsip- prinsip. Adapun prinsip- prinsip tertentu. Adapun prinsip- prinsip tersebut ialah sebagai berikut:
1.      Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.
2.      Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.
3.      Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi- fungsi kepribadian individu, baik yang jasmanilah maupun yang rohaniah.
4.      Apabilah readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka sat- saat tertentu dalam kehidupan sesorang merupakan masa  formatif bagi perkembanagan pribadinya.
Berdasarkan prinsip- prinsip tersebut, jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa- masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktifitas- aktifitasnya sekarang. Apa yang telah terjadi pada sat sekarang. Apa yang telah terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang.
C.    Ciri- ciri adanaya kematangan
Mengetahui adanaya tahap kematangan  suatu sifat sangat penting arti nya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik- baiknya terhadap semua usaha bagi mereka.[2]
Adanay ciri- ciri kematangan tersebut pada diri si anak adalah ditndai dengan adanaya:
1.      perhatian si anak
2.      lamanya perhatian berlangsung
3.      kemajuan jika diajar atau dilatih
telah banayak percobaan- percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seseorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajar ataupun pengalaman. Hasilnya antara lain:
1.      perhatian si anak
2.      lamanya perhatian berlangsung
3.      kemajuan jika diajar atau di lati.
Telah banyak percobaan- percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seseorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran ataupun pengalaman. Hasilnya antara lain:
1.      Pada tahun- tahun ini pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan pengajaran atau latihan.
2.      Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat  perbedaan  diantara anak kembar dan anak yang berbeda rasanya.
3.      Berlangsung secara bersama- sama antarpertumbuhan kodrad (kematangan) dengan pengajaran atau latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembanagan amak`
D.    Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
Dalam perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:
1.      Pemberian bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan: misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahann untuk perkembangan berjalan
2.      Pemberi batas dann kualitas perkembangan, makin baik kualitas  perkembangan suatu fungsi akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang terjadi dan juga sebaliknya.
3.      Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabilah melatih, membingbing ataupun mengajarnya.
4.      Kematangan sebagai dasar dari pembentukan readiness
Pengaruh kondisi jasmania terhadap pola tingjah laku atau pengakuan  social sangat tergantung kepada:
1.      Pengakuan individu yang bersangkutan terhadap diri sendiri (self concept)
2.      Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya. Masing masing individu mempunyai sikap tersendiri terhadapp keadaan fisiknya.
perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu mencapai kematanga n. kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan social, apabilah individu yang bersangkutan menguasakan “social learning” (belajar berinteraksi dengan orang lain atau keompok serta menyesuaikan diri dengan nilai- nilai serta minat- minat kelompok)` dengan diusahakannya tingkat- tingkat kematanganya sesuai dengan tahap- tahap pertumbuhannya, belajarnya, dann lingkungan nya sosialnya.
E.     Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku
Tingka laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya,. System saraf merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis. System saraf terdiri atas komposisi sel sel yang disebut neoronns. Tiao tiap neorun mengandung tenaga yang berasal dari proses kimiawi dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan- dorongan elektronis yang merangsang gerakan neurons lainya guna merangsang gerakan urat- urat dan otot- otot tubuh.
Pusat system saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Itulah yang berfungsi sebagai pengatur geraakan jasmaniah pada tubuh .berbagai fungsi otak telah dilokalisasi melalui proses- proses kegiatan neural sebagai berikut:
1.      Lokalisasi fungsi otak melalui stimulus elektris dari kimiawi terhadap semua bagian otak.
2.      Lokalisasi fungsi otak melalui pencatatan aktifitas neural di bagian- bagian otak yang berlainan posisi dan manfaat.
3.      Lokalisasi fungsi otak melalui teknik pelukan (penggarisan jejak jejak neural)
4.      Lokalisasi melalui penelitian- penelitiann neuroanatomis dan komparatif.
5.      Lokalisasi melalui penelitiann- penelitian biokimiawi
Otak otak kita terdiri dari 3 bagian yaitu:
a)      Cerebrum
Bagian yang mengatur segenap proses mental dan aktifitasnya
b)      Cerebellum
Bagian yang mengkoordinasi aktifitas urat saraf.
c)      Brain stem
Bagian pusat- pusat pengatur system badani yang vital seperti jantung- paru- paru, dan respirasi.[3]
Kesadaran individu terhadap stimuli di alam sekitar maupun dalam tubuh dipimpin oleh aktifitas sel- sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptors”`
1.      Striated muscle ,
2.      Smoth muscle,
3.      Cardiac muscle,
4.      Duct glands,
5.      Ductess glands,
Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam reaksi yaitu:
a)      Respondent behavior; yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak sengaja, selalu  tergantung kepada stimuli.
b)      Operant behavior: yaitu tingkah laku disengaja dan tidak disengaja tergantung kepada stimuli.
c)      Lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentuk readiness
Perkembangan pada diri seorang aanak tergantung pengaru lingkungan dan kultur disamping akibat tumbuhnya pada pola jasmaniah. Stimulisasi lingkungan serta hambatan- hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan metal, kebutuhan, minat, tujuan tujuab, perasaan, dan karakter individu yang bersangkutan.
Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang dihadapi atau direaksi semakin luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui beberapa cara antara lain:
1.      Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi fifik anak. Makin tua umur manusia makin luas pula medan gegrafis yang dihadapi, dan arah stimulasinya semakin melebar pula.
2.      Manusia yang mengalami perkembangan kapasiatas  intelektual dan di samping itu pemikiranya meningkat, maka dalam hidupnya terjaddi banyak perubahan lingkungan. Dengan perkataan lain, lingkungan banyak mengalami perubahan didalam diri manusia, misalnaya di dalam pengamatanya, kesan kesanya, ingatanya, imajinasinya, dan terlebih penting adalah dalam pemikiranya.
3.      Akibat dari keadaan itu, terjadialah perubahan lingkungan di dalam kenanpuan individu membuat keputusan. Perubahan lingkungan itu terjadi akibat belajar serta bertambahnya kematangan manusia. Semakintua atau dewasa , manusia pun menjadi merdeka dan bertanggung jawab .dengan adanaya kemampuan mengonterol lingkungan yang lebih luas, maka makin banyyaklah kesempatan manusia untuk belajar. Dengan makin banyaknya manusia belajar, maka kematangan tidak semakin berkurang, melainkan dapat lestri bahkan mengikat.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai maccam jiwa erat bersangkutan di dallamnya (ingatan, fantasi,perasaan, perhatian, minat dan sebagainya yang turut mempengaruhi intelegensi seseorang)
Prinsip- prinsip pembentukan kematangan  diantaranya:
1.      semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness
2.      pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan fisiologis individu.
3.      pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi- fungsi kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
4.      apabilah readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-nsat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembagan pribadinya.
5.      adanya ciri- ciri kematangan pada diri anak ditandai dengan adanya
6.      perhatian anak lamany perhatian berlamgsung
7.      kemajuan jika diajar atau dilatih.
B.     SARAN
Semoga makalah ini bermemfaat bagi para pembaca, serta menambah pengetahuan tentang sejarah sebagai sumber dan media pendidikan.makala ini tidak luput dari kesalahan dalam penulisan maupun dalam tata bahasa, untuk itu saya mintak kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah saya, agar kedepanya makala. saya lebih baik lagi dari makalah yang sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA
Dalyono. 2005. Psikologi  Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarta
Ramayulis. 2004. Psikologi Agama. Bandung: Kalam mulia
Soemanto, Wasty. 1996.  Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Ahmadi, Munawar Sholeh. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta


[1] Sukmadinata. 2004. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja. Hal 22
[2] Sukmadinata. 2004. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja. Hal 34
[3] Yusuf. 2006. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 67