1

loading...

Jumat, 29 November 2019

MAKALAH STATISTIK UJI T UNTUK SAMPEL YANG TIDAK BERHUBUNGAN ATAU BERBEDA


MAKALAH STATISTIKUJI T UNTUK SAMPEL
YANG TIDAK BERHUBUNGAN ATAU BERBEDA

BAB I
PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang
Statistik merupakan kumpulan data atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Statistik berperan penting dalam setiap kegiatan penelitian, khususnya peneliian kuantitatif. Kegiatan sebuah penelitian adakalanya dimaksudkan untuk menguji keadaan atau sesuatu yang terdapat dalam suatu kelompok dengan kelompok-kelompok yang lain. Peneliti menggunakan statistik untuk dua tujuan: (1) statistik digunakan untuk mengorganisasi dan meringkaskan informasi agar peneliti dapat melihat apa yang terjadi dalam penelitiannya dan dapat mengomunikasikan hasilnya kepada orang lain; (2) statistik membantu peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasakan hasil kalkulasi statistik yang diperoleh.
Dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari kita sering dihadapkan pada berbagai persoalan yang menuntut penyelesaian secara tepat dan akurat. Penyelesaian yang dalam hal tertentu dapat disamakan artinya dengan pembuatan keputusan yang dapat dilakukan secara tepat dan akurat jika kita memiliki informasi yang cukup tentang persoalan yang akan diputuskan dan analisis informasi tersebut secara tepat pula. Jadi. Untuk dapat membuat keputusan secara tepat, terlebih dahulu dibutuhkan informasi dan analisis terhadap informasi tersebut yang keduanya harus juga diperoleh dan dilakukan secara tepat pula. Untuk keperluan inilah statistik dibutuhkan dan karenanya menjadi penting.
Dalam makalah ini, akan membahas mengenai Uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda. Rata-rata hitung yang ingin diuji perbedaannya, yaitu apakah berbeda secara signifikan atau tidak, dapat berasal dari distribusi  sampel yang berbeda, dapat pula dari sampel yang berhubungan. Distribusi sampel yang berbeda dimaksudkan sebagai sampel-sampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda, atau singkatnya kelompok subjeknya berbeda, atau sering juga disebut sebagai sampel bebas (independent samples).
     B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Apa pengertian uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda ?
2.    Apa tujuan dan kegunaan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda ?
3.    Apa kelebihan dan kekurangan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda ?
4.    Bagaimana penghitungan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda ?

     C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda.
2.      Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda.
4.      Untuk mengetahui enghitungan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda.

BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Pengertian Uji T untuk Sampel yang Tidak Berhubungan atau Berbeda
Menurut Sudjiono, uji T atau tes T adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Statistik yang digunakan untuk menganalisis perbedaan di antara dua kelompok tersebut adalah uji T sampel yang tidak berhubungan atau berbeda (bebas). Rata-rata hitung yang ingin diuji perbedaannya, yaitu apakah berbeda secara signifikan atau tidak, dapat berasal dari distribusi  sampel yang berbeda, dapat pula dari sampel yang berhubungan. Distribusi sampel yang berbeda dimaksudkan sebagai sampel-sampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda, atau singkatnya kelompok subjeknya berbeda, atau sering juga disebut sebagai sampel bebas (independent samples).
Statistik uji T digunakan untuk menguji hipotesis mengenai nila rata-rata populasi dalam hal tidak diketahui nilai deviasi baku populasi.[1] Rumus untuk uji T tersebut memiliki struktur yang sama sebagaimana rumus skor –z, kecuali uji T menggunakan perkiraan kesalahan baku sebagai pembaginya. Dalam statistik, uji T merupakan salah satu metode uji parametrik (parametric test) yaitu instrumen statistik yang digunakan untuk meneliti seberapa sering hasil pengamatan dapat terjadi semata-mata karena faktor kebetulan. Uji parametrik membuat asumsi mengenai populasi dari data yang diperoleh dari sampel. Statistik parametrik digunakan untuk membandingkan mean atau nilai rata-rata sampel yang diamati dengan nilai rata-rata yang diharapkan secara normal dari distribusi nilai rata-rata. Singkatnya, uji T membandingkan nilai rata-rata satu sama lain untuk menentukan adanya signifikansi statistik.
Uji beda dua rata-rata hitung dari dua sampel pada hakikatnya merupakan uji dari dua distribusi rata-rata hitung. Untuk maksud itu diperlukan alat taksir untuk mengetes ada atau tidaknya perbedaan yang mencakup kedua distribusi yang bersangkutan. Alat estimasi yang dipergunakan adalah simpangan baku perbedaan rata-rata hitung (S1-1) kedua distribusi sampel tersebut.
Perbedaan antara rata-rata hitung dua sampel (12) dicari dengan menghitung rasio-t (t-rasio) Rasio-t dihitung dengan cara: mencari selisih antara rata-rata hitung kelompok sampel ke-1 dengan kelompok sampel ke-2 dibagi simpangan baku perbedaan rata-rata hitung kelompok sampel ke-1 dan ke-2 (S1-1). Cara yang dimaksudkan dapat dituliskan dengan rumus:
            t =                                 [7.1]
Adapun rumus untuk mencari simpangan baku perbedaan rata-rata hitung (S1-2) itu adalah sebagai berikut.
            S1-2 =           [7.2]
            S1-2 : Simpangan baku perbedaan rata-rata hitung sampel ke-1 dan ke-2
                     : Varians populasi
            N1, N2    : Jumlah subjek kelompok sampel ke-1 dan ke-2
Karena simpangan baku perbedaan rata-rata hitung (S1-1). Kedua distribusi sampel diperoleh dari rumus diatas, rumus t-tes juga dapat dituliskan ke dalam rumus berikut.
t =                             [7.3]
Untuk mengerjakan rumus [7.2] di atas terlebih dahulu harus diketahui besarnya varians populasi (s2) yang merupakan alat untuk estimasi. Varians populasi diperoleh dari kombinasi kedua data sampel, dan haruslah merupakan varians yang tidak berpihak. Rumus varians populasi (s2) yang dimaksud adalah sebagai berikut.
            s2 =          [7.4]
Untuk menghitung varians populasi (s2) tersebut juga dapat dicari dengan menggunakan    rumus lain yang lebih menguntungkan.
            s2  =                  [7.5]
Karena terdapat dua distribusi sampel, simpangan baku rata-rata hitung kuadrat itu harus pula dihitung dari kedua distribusi sampel yang bersangkutan. Sebelum menghitung simpangan baku perbedaan rata-rata hitung terlebih dahulu harus dihitung simpangan baku rata-rata hitung kuadrat untuk tiap distibusi sampel tersebut. Adapun rumus yang digunakan yaitu:
            S21  =                   [7.6]
Simpangan baku perbedaan rata-rata hitung antara kedua distribusi sampel diperoleh dengan cara mengakar jumlah simpangan baku rata-rata hitung kuadrat distribusi sampel pertama dengan simpangan baku rata-rata hitung kuadrat distribusi sampel kedua. Rumusnya adalah :
            S1 -2 =+                    [7.7]
    B.     Tujuan dan Kegunaan Uji T untuk Sampel yang Tidak Berhubungan atau Berbeda
Tujuan dari uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda yang diulas dalam makalah ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok-kelompok yang diuji. Ada atau tidak ada perbedaan itu telah diwujudkan ke dalam bentuk hipotesis. Sementara kegunaan uji T untuk sampel yang tidak berhubungan atau berbeda ialah teknik statistik uji coba itu dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian, baik berupa hipotesis nol atau hipotesis nihil (Ho) maupun hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha).[2]
    C.    Contoh Penghitungan
Misalnya, lewat sebuah penelitian kita bermaksud menguji signifikansi beda kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris antara mahasiswa yang bertipe ekstrover (lebih menyukai lingkungan yang interaktif) dengan yang bertipe introver (lebih senang menyendiri). Berdasarkan sejumlah landasan teoretis yang dikembangkan, hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Terdapat perbedaan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris yang signifikan antara mahasiswa yang bertipe ekstrover dengan yang bertipe introver”.
Setelah dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tim penilai kemampuan berbicara yang dapat dipertanggungjawabkan, hasilnya disajikan dalam tabel di bawah ini. Kelompok pertama (X1) adalah mahasiswa yang bertipe ekstrover, sedang kelompok kedua (X2) adalah yang bertipe intover. Berikut merupakan hasil tes kemampuan berbicara bahasa Inggris mahasiswa yang bertipe ekstrover, sedang kelompok kedua (X2) adalah yang bertipe intover.
No
Urut


Mahasiswa Ekstrover (X1)
Mahasiswa Introver (X2)
Skor
(X1)
f
fX1
fX12
Skor
(X2)
f
fX2
fX22
1.
80
4
80
6.400
75
1
75
5.625
2.
75
4
300
22.500
73
1
73
5.329
3.
72
5
360
25.920
70
3
210
14.700
4.
70
10
700
49.000
66
5
330
21.780
5.
68
15
1.020
69.360
65
9
585
38.025
6.
65
13
845
54.925
62
15
930
57.660
7.
63
6
378
23.814
60
9
540
32.400
8.
60
4
240
14.400
58
4
232
13.456
9.
65
2
110
7.050
55
3
165
9.075
10.
­­-
-
-
-
50
2
100
5.000




N = 60

 = 4.033
X12= 272.369

N= 52
= 3.240
X12= 203.050


1  =  = 67,217
2  =   = 62, 308
Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus-rumus yang telah disebutkan di atas. Sebelum menghitung koefisien t, terlebih dahulu haruslah dihitung varians populasi ) yang digunakan untuk menghitung simpangan baku perbedaan rata-rata hitung (S1-1) kedua distribusi sampel itu. Kedua penghitungan pendahuluan itu sebagai berikut:
            )     =
=
= 22,3387279
Setelah besarnya varians populasi ) ditemukan, selanjutnya dapat dihitung simpangan baku perbedaan rata-rata hitung (S1-1) kedua distribusi sampel itu dengan lebih sederhana. Namun, berdasarkan  tersebut dapat juga langsung dihitung indeks t-rasio. Hal yang terakhir itulah yang dicontohkan berikut:
            t =
         =
            = 5,4819131 (dibulatkan menjadi: 5,482)
Nilai t-rasio atau dapat juga disebut sebagai: t-observasi atau t-parametrik tersebut haruslah dikonsultasikan dengan tabel nilai-nilai kritis t (tabel di atas). Namun, sebelumnya terlebih dahulu harus dihitung besarnya derajat kebebasan (db, degree of fredom, df). Rumus untuk menghitung db adalah: N1+N2-2 (60+52-2=110). Perlu dicatat bahwa nilai t tidak membedakan positif atau negatif karena yang digunakan adalah angka mutlaknya. Artinya, baik nilai t itu positif atau negatif, hal itu tidak berpengaruh.
Derajat kebebasan (db) 110 tidak ditemukan tabel nilai-nilai kritis t, sedang yang ada di sekitar itu adalah db 60 dan 120. Nilai kritis t dengan db 60 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,000, 1% sebesar 2,660, dan 0,1% sebesar 3,460, sedang dengan db 120 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,980, 1% sebesar 2,617 dan 0.1% sebesar 3,373. Karena db 110 lebih besar daripada 60 dan lebih kecil daripada 120, kita perlu melakukan interpolasi. Untuk amannya, kita dapat membagi dua jumlah db 60 dan 120. Jadi, taraf signifikansi 5% sebesar 1,990(2,000+1,980:2=1,990), 1%, sebesar 2,638 (2,660+2,617:2=2,638), dan 0,1% sebesar 3,416 (3,460+3,373:2=3,416).
Ternyata nilai t tabel baik pada taraf signifikansi 5%, 1% maupun 0,1% semuanya lebih kecil daripada nilai t-observasi. Dengan kata lain, nilai t yang diperoleh dari penghitungan lebih besar daripada nilai t tabel pada taraf signifikansi 0,1%.
Dengan demikian, berdasarkan bukti empirik yang diperoleh di lapangan, Ha yang berbunyi: Terdapat perbedaan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris yang signifikan antara mahasiswa yang bertipe ekstrover dengan yang bertipe introver”, diterima. Artinya, berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh lewat kerja penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang bertipe ekstrover dengan yang bertipe introver dalam hal kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.
                                                   BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Statistik merupakan kumpulan data atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Statistik berperan penting dalam setiap kegiatan penelitian, khususnya peneliian kuantitatif. Kegiatan sebuah penelitian adakalanya dimaksudkan untuk menguji keadaan atau sesuatu yang terdapat dalam suatu kelompok dengan kelompok-kelompok yang lain. Uji T atau tes T adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Statistik yang digunakan untuk menganalisis perbedaan di antara dua kelompok tersebut adalah uji T sampel yang tidak berhubungan atau berbeda (bebas). 

DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan dan Marzuki. 2009. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Morissan. 2016. Statistik Sosial. Jakarta: Kencana.











[1] Morissan. Statistik Sosial (Jakarta: Kencana, 2016) hlm 187.
[2] Burhan Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki. Statistik Terapan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009) hlm 180.

MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT TANTANGAN BERDAKWAH

“MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT TANTANGAN BERDAKWAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
       Menurut defenisi yang dikemukakan oleh Abu Risman, dakwah adalah segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk merangsang orang lain agar lebih memahami, meyakini dan kemudian menghayati ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Bahwa dakwah adalah ajakan yang dikemukakan di atas, dapat di simpulkan bahwa dakwah adalah ajakan, seruan, undangan dan doa yang dilakukan seorang muslim ataulebih yang ditujukan kepada orang lain atau kelompok dengan tujuan agar mereka memahami,menghayati serta mengamalkan ajaran Islam. dalam melaksanakannya tentu tidaklah mudah semakin berkembangnya zaman yang berganti dan tetap terjadi hal yang sama namun dengan wajah yang berbeda yaitu dihadapkan kepada mereka pembenci ajaran islam, ajaran al-Quran.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      menjelaskan tentang tantangan dalam berdakwah
2.      menjelaskan tafsir,isi kandungan qs al-a’raf ayat 199-200
3.      menjelaskan tafsir isi kandungan qs al-hajj ayat 78
4.      menjelaskan tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29
C.  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui tantangan dalam berdakwah
2.      Untuk mengetahui tafsir,isi kandungan qs al-a’raf ayat 199-200
3.      Untuk mengetahui tafsir isi kandungan qs al-hajj ayat 78
4.      Untuk mengetahui tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29
BAB II
PEMBAHASAN
      A.   Tantangan Dalam Berdakwah
Tantangan dakwah islam dari waktu ke waktu semakin berat dan sulit , namun itulah kenyataanya yang harus kita hadapi bersama , dakwah islam harus terus berke mbang harus terus berjalan dengan cita – cita Ilaa yaumilqiyamah, ini adalah cita – cita luhur  yang harus kita perjuangkan bersama agar umat islam bisa bersama – sama bahagia dunia akhirat (masuk surge bersama)
Al Qur’аn Al Hasyr: 19 ,” Janganlah kalian sebagaimana orang – orang yang melupakan Allah kemudian mereka melupakan diri mereka sendiri, Merekalah Orang – orang yang Fasik.Coba kita melihat tantangan dakwah di Era globalisasi saatini adalah era keterbukaan penuh. Nilai usia pencampuran satu sama lain. Globalisasi dalam teori ilmu sosial adalah proses menyusut dunia menjadi satu. Hari ini dunia menjadi sempit, apa yang terjadi sekarang di Amerika kita bisa melihatnya. Apa yang terjadi di Kerajaan Arab Saudi pada saat ini, kita bisa mendengarkan hari ini.

     B.   Tafsir dan isi kandungan Qs al-a’raf ayat 199-200

{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199) وَإِمَّا يَنزغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نزغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (200)

Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Isi kandungan :
Terimalah (wahai rasul kamu juga umatmu), apa yang berlebih dari perilaku-perilaku manusia dan tindak-tunduk mereka, dan janganlah kamu menuntut dari mereka hal-hal yang memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh. Dan perintahlah (orang) untuk bertutur kata yang baik dan perbuatan yang indah, dan berpalinglah dari setiap penentangan orang-orang yang bodoh dan duduk-duduk bersama orang-orang bodoh lagi dungu.

Tafsir al muyasar :
Terimalah -wahai Rasul- perbuatan dan perangai yang mampu dan mudah dilakukan oleh manusia. Jangan membebani mereka dengan sesuatu yang sulit diterima oleh tabiat mereka, karena hal itu akan membuat mereka menjauh darimu. Berikanlah mereka perintah dengan kata-kata yang sangat lembut dan tindakan yang baik. Dan abaikanlah orang-orang yang bodoh. Jangan membalas kebodohan mereka dengan tindakan serupa. Siapa yang menyakitimu jangan kamu balas dengan menyakitinya. Dan siapa yang kikir kepadamu jangan kamu balas dengan kikir kepadanya.

Analisis :
 Menurut pemakalah ayat ini mencakup akhlak mulia yang patut dilakukan terhadap orang lain dan bagaimana bergaul dengan mereka. Akhlah tersebut adalah: Pertama, ‘afwu, yakni bersikap samahah (toleransi) atau memaafkan kesalahan orang lain dan tidak membesar-besarkannya, berterima kasih terhadap perkataan dan perbuatan baik orang lain, memaafkan kekurangan mereka dan menundukkan pandangannya dari melihat kekurangannya, tidak bersikap sombong terhadap anak kecil karena usianya, tidak bersikap sombong kepada orang yang kurang akal karena kelemahannya, demikian pula tidak bersikap sombong kepada orang miskin karena kefakirannya, bahkan ia bergaul dengan mereka menggunakan kelembutan dan dengan sikap yang sesuai keadaan dan sesuai hal yang menyenangkan hati mereka.
Kedua, menyuruh orang lain mengerjakan yang ma’ruf baik dengan menyampaikan ilmu atau mendorong mengerjakan kebaikan, seperti mendirikan shalat, silaturrahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan manusia, atau memberi nasehat yang bermanfaat, tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, melarang perbuatan buruk, memberikan pengarahan terhadap hal yang dapat menghasilkan maslahat agama maupun dunia. Oleh karena mengarahkan kepada kebaikan terkadang mendatangkan gangguan dari orang-orang yang jahil (bodoh).
ketiga, yaitu:menghadapi orang yang jahil dengan berpaling darinya dan tidak menghadapinya dengan kebodohannya. Siapa saja yang menyakitimu dengan perkataan atau perbuatannya, maka jangan balas menyakitinya. Siapa saja yang tidak memberimu, maka berilah dia, siapa saja yang memutuskan hubungan denganmu, maka sambunglah, dan siapa saja yang menzalimimu, maka berbuat adillah padanya.

      C.   Menjelaskan tafsir dan isi kandungan Qs al-hajj ayat 78

 وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Artinya : Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Isi kandungan :
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad, rukuk dan sujudlah kalian dalam shalat kalian, sembahlah Tuhan kalian semata, tanpa menyekutukan apa pun denganNya, dan lakukanlah kebajikan-kebajikan, agar kalian beruntung. Dan berjihadlah menundukkan diri kalian sendiri, laksanakanlah perintah Allah dengan sempurna, dan serulah manusia ke jalanNYa. Berjihadlah kalian dengan harta benda, lisan dan diri kalian, dengan mengikhlaskan niat padanya karena Allah, juga berserah diri kepadaNya dengan hati dan anggota tubuh kalian.
Dia telah memilih kalian untuk mengemban agama ini. Dan Dia telah mencurahkan kenikmatan pada kalian dengan menjadikan ajaran syariat agama kalian penuh kemudahan, tidak menyempitkan dan tidak menyulitkan dalam beban ajaran-ajaran dan hokum-hukumNya, sebagaimana dulu terjadi pada sebagian umat sebelum kalian. Ajaran agama yang penuh kemudahan ini merupakan ajaran bapak moyang kalian, Ibrahim. Dan sesungguhnya Dia telah menamakan kalian dengan nama “orang-orang Muslim” sejak sebelumnya, yaitu dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya dan juga dalam al- Qur’an ini.
Dan Dia telah mengkhususkan kalian dengan pilihan ini supaya penutup para rasul,Muhamad menjadi saksi atas kalian bahwa dia telah menyampaikan risalah Tuhannya pada kalian, dan kalian menjadi saksi-saksi atas umat-umat bahwa rasul-rasul mereka sungguh telah menyampaikan apa yang dikabarkan Allah pada kalian dalam kitab sucinya. Maka kewajiban kalian untuk menyadari urgensi kenikmatan ini, lalu kalian mensyukurinya, dan menjaga rambu-rambu agama Allah dengan menjalankan shalat dengan memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya, mengeluarkan zakat yang wajib, dan agar kalian kembali kepada Allah dan bertawakal kepadaNya. Dia adalah sebaik-baik Pelindung bagi orang yang berwala’ kepadaNYa dan Dia sebaik-baik Penolong bagi hamba yang meminta pertolongan kepadaNYa.

Tafsir :
(Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah) Yakni berperang melawan orang-orang kafir dan membela diri dari serangan mereka jika mereka menyerang negeri kaum muslimin. ( dengan jihad yang sebenar-benarnya) Yakni jihad yang ikhlas karena Allah tanpa takut cercaan orang lain. (Dia telah memilih kamu) Yakni Wahai kaum muslimin, Allah telah memilih kalian untuk memeluk agama-Nya. (dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan) Yakni kesempitan dan kesulitan. Allah memberi keringanan bagi kalian dalam pernikahan dengan membolehkan untuk menikahi dua, tiga, dan empat perempuan serta budak wanita yang kalian miliki; membolehkan mengqashar shalat dan tidak berpuasa bagi musafir, menjalankan shalat dengan isyarat bagi yang tidak mampu melakukannya dengan sempurna.
Allah tidak mempersempit mereka dengan membebankan apa yang berat bagi mereka, allah memberi jalan keluar bagi dosa mereka dengan taubat dan menerima permohonan ampun serta penghapusan dosa dengan kaffarat dan ganti rugi yang disyariatkan Allah dalam hal ini, dan berbagai rukhshah lainnya. ( agama orang tuamu Ibrahim) Yakni ikutilah agama bapak kalian, Nabi Ibrahim. (Dia) Yakni Allah. (telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu) Yakni dalam kitab-kitab yang terdahulu. Pendapat lain mengatakan yang menamai mereka adalah Nabi Ibrahim dengan perkataannya “dan (jadikanlah) anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu” (dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini) Yakni kalian disebut dalam al-Qur’an dengan sebutan orang-orang muslim. ( supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu) Bahwa dia telah menyampaikan risalah kepada kalian.  (dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia) Bahwa Rasul mereka telah menyampaikan risalah kepada mereka. Atau maksudnya adalah agar kalian menjadi saksi atas umat-umat yang telah kalian sampaikan kepada mereka agama Allah. (maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat) Allah mengkhususkan penyebutan dua ibadah ini karena keduanya memiliki keutamaan yang lebih. ◌ِ (dan berpeganglah kamu pada 9 tali Allah) Yakni jadikanlah Dia sebagai pelindung dari apa yang kalian takuti, dan kembalilah kepada-Nya dalam setiap urusan. ◌ۖ ( Dia adalah Pelindungmu) Yakni penolong kalian dan pengatur urusan kalian. (maka Dialah sebaikbaik Pelindung dan sebaik-baik Penolong) Yakni tidak ada yang menyerupai-Nya dalam mengurus urusan kalian dan dalam menolong kalian untuk melawan musuh-musuh kalian.
Analisis :
Menurut pemakalah untuk menegakkan agama-Nya. Jihad artinya mengerahkan kemampuan untuk mencapai sesuatu. Berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya maksudnya adalah melaksanakan perintah Allah dan mengajak manusia kepada jalan-Nya dengan segala cara yang dapat mengantarkan kepadanya, dengan nasehat, pengajian, memerangi, memberi adab, melarang, menasehati, dll

     D.   Menjelaskan tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29


وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya: Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".

Isi kandungan:
 Orang-orang kafir saling berwasiat diantara mereka, “Jangan mendengarkan al-Qur’an ini dan jangan menaatinya, jangan tunduk kepada perintahperintahnya, buatlah kegaduhan dengan meninggakan siulan, suara dan teriakan kalian di depan Muhammad bila dia membaca al-Qur’an, agar kalian bisa mengalahkannya, lalu dia menghentikan bacaannya, maka kita menang atasnya.”

Tafsir :
 Quraish Shihab Orang-orang kafir berkata satu sama lain, "Jangan kalian dengarkan al-Qur'ân ini! Sebaliknya, bermain- mainlah pada saat al-Qur'ân itu dibacakan hingga tidak ada yang mendengar dan memanfaatkannya. Dengan begitu, semoga kalian bisa mengalahkan Muhammad."

Analisis :
 orang quraish nenantang al-qur’an dengan mengatakan untuk melecehkan al-qur’an dengan niat bisa mengalahkan nabi Muhammad saw. (Dan orangorang yang kafir berkata) sewaktu Nabi saw. membaca Alquran, ("Janganlah kalian 10 mendengar bacaan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya) yakni buatlah suara gaduh dan hiruk-pikuk untuk mengganggu bacaannya, dan mereka memang membuat hiruk-pikuk bilamana Nabi membaca Alquran (supaya kalian dapat mengalahkan") bacaannya lalu ia menjadi diam tidak membaca Alquran.
Surat Fussilat Ayat 29
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا رَبَّنَا أَرِنَا اللَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ الْأَسْفَلِينَ
Arab-Latin: Wa qālallażīna kafarụ rabbanā arinallażaini aḍallānā minal-jinni wal-insi naj'al-humā taḥta aqdāminā liyakụnā minal-asfalīn
Terjemah Arti: Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina".
Isi Kandungan
Orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasulNya berkata saat mereka di neraka, “Wahai Tuhan kami, tunjukkan lah kepada kami dua golongan dari makhlukMu yang menyesatkan kami dari kalangan jin dan manusia, kami akan meletakkan keduanya di bawah kaki kami, agar keduanya menjadi kerak api neraka.”
 Tafsir Al-Muyassar 29.
 Orang-orang yang kafir kepada Allah dan mendustakan utusan-utusan-Nya berkata, “Tunjukkanlah kepada kami dua orang yang telah menyesatkan kami dari kalangan jin dan manusia, yaitu Iblis yang membuka jalan kekufuran dan mengajak kepadanya, dan anak Adam yang membuka jalan penumpahan darah. Kami akan menjadikan keduanya di bawah telapak kaki kami, agar keduanya berada di lapisan Neraka yang paling bawah di mana mereka adalah penghuninya yang paling berat azabnya.”
 g senantiasa menuntun gerbonggerbongnya, yaitu masyarakat secara luas. Hingga jauh setelah perkembangannya globalisasi menjadi sosok yang menyeramkan dan selalu mengincar masyarakat untuk terseret dalam pusaran arus yang cenderung negatif. Dari sinilah kemudian permasalahan dakwah menjadi semakin rumit dan kompleks. Sebagai umat Islam yang taat tentu tidak akan berpangku tangan ketika melihat keadaan etika dan moral masyarakat yang semakin lama tergerus oleh kehadiran globalisasi.
Setidaknya diperlukan metode ataupun strategi untuk berdakwah mengarungi globalisasi. Mulai dari kompetensi da’i selaku pembawa cahaya pencerahan hingga materi yang akan disampaikan di masyarakat. Tentu metode yang digunakan antara satu waktu dengan waktu yang lain akan mengalami perkembangan. Pun juga dengan keadaan demografis dari mad’u itu sendiri, diperlukan adanya kepekaan dari organisasi dakwah untuk terus menegakkan agama Allah, agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Syaikh Bin Nasir As-Sa’di, Tafsir Al-Qur’an, Pt.Elba Fitra Mandiri
Sejahtera, Surabaya:2015 Hal.603
Shihab, M Quraish, Tafsir Al Misbah, Lentera Hati, Edisi 9 Hal 73-75
Widya Cahaya, Al- Qur’an Dan Tafsirannya, Ikrar Mandiriabadi , Jakarta :
2011,Halaman 384
Dr. Basayir Hikmat, Dr. Haidar Hazim, Tafsir Muyassar 2.Mushaf al – quran, jakarta : 1437 M, Halaman 2