“MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT TANTANGAN BERDAKWAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut defenisi yang dikemukakan oleh Abu Risman, dakwah
adalah segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk
merangsang orang lain agar lebih memahami, meyakini dan kemudian menghayati
ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Bahwa dakwah adalah ajakan
yang dikemukakan di atas, dapat di simpulkan bahwa dakwah adalah ajakan,
seruan, undangan dan doa yang dilakukan seorang muslim ataulebih yang ditujukan
kepada orang lain atau kelompok dengan tujuan agar mereka memahami,menghayati
serta mengamalkan ajaran Islam. dalam melaksanakannya tentu tidaklah mudah
semakin berkembangnya zaman yang berganti dan tetap terjadi hal yang sama namun
dengan wajah yang berbeda yaitu dihadapkan kepada mereka pembenci ajaran islam,
ajaran al-Quran.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
menjelaskan tentang tantangan dalam berdakwah
2.
menjelaskan tafsir,isi kandungan qs al-a’raf ayat 199-200
3.
menjelaskan tafsir isi kandungan qs al-hajj ayat 78
4.
menjelaskan tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui tantangan dalam berdakwah
2.
Untuk mengetahui tafsir,isi kandungan qs al-a’raf ayat 199-200
3.
Untuk mengetahui tafsir isi kandungan qs al-hajj ayat 78
4.
Untuk mengetahui tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tantangan Dalam Berdakwah
Tantangan dakwah islam dari waktu ke waktu semakin berat dan sulit
, namun itulah kenyataanya yang harus kita hadapi bersama , dakwah islam harus
terus berke mbang harus terus berjalan dengan cita – cita Ilaa yaumilqiyamah,
ini adalah cita – cita luhur yang harus
kita perjuangkan bersama agar umat islam bisa bersama – sama bahagia dunia
akhirat (masuk surge bersama)
Al Qur’аn Al Hasyr: 19 ,” Janganlah kalian sebagaimana orang –
orang yang melupakan Allah kemudian mereka melupakan diri mereka sendiri, Merekalah
Orang – orang yang Fasik.Coba kita melihat tantangan dakwah di Era globalisasi
saatini adalah era keterbukaan penuh. Nilai usia pencampuran satu sama lain.
Globalisasi dalam teori ilmu sosial adalah proses menyusut dunia menjadi satu.
Hari ini dunia menjadi sempit, apa yang terjadi sekarang di Amerika kita bisa
melihatnya. Apa yang terjadi di Kerajaan Arab Saudi pada saat ini, kita bisa
mendengarkan hari ini.
B.
Tafsir dan isi kandungan Qs al-a’raf ayat 199-200
{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ
عَنِ الْجَاهِلِينَ (199) وَإِمَّا
يَنزغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نزغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ (200)
Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan
serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang
yang bodoh Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Isi kandungan :
Terimalah (wahai rasul kamu juga umatmu), apa yang berlebih dari
perilaku-perilaku manusia dan tindak-tunduk mereka, dan janganlah kamu menuntut
dari mereka hal-hal yang memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh. Dan
perintahlah (orang) untuk bertutur kata yang baik dan perbuatan yang indah, dan
berpalinglah dari setiap penentangan orang-orang yang bodoh dan duduk-duduk
bersama orang-orang bodoh lagi dungu.
Tafsir al muyasar :
Terimalah -wahai Rasul- perbuatan dan perangai yang mampu dan mudah
dilakukan oleh manusia. Jangan membebani mereka dengan sesuatu yang sulit
diterima oleh tabiat mereka, karena hal itu akan membuat mereka menjauh darimu.
Berikanlah mereka perintah dengan kata-kata yang sangat lembut dan tindakan
yang baik. Dan abaikanlah orang-orang yang bodoh. Jangan membalas kebodohan mereka
dengan tindakan serupa. Siapa yang menyakitimu jangan kamu balas dengan
menyakitinya. Dan siapa yang kikir kepadamu jangan kamu balas dengan kikir
kepadanya.
Analisis :
Menurut
pemakalah ayat ini
mencakup akhlak mulia yang patut dilakukan terhadap orang lain dan bagaimana
bergaul dengan mereka. Akhlah tersebut adalah: Pertama, ‘afwu, yakni bersikap
samahah (toleransi) atau memaafkan kesalahan orang lain dan tidak
membesar-besarkannya, berterima kasih terhadap perkataan dan perbuatan baik
orang lain, memaafkan kekurangan mereka dan menundukkan pandangannya dari
melihat kekurangannya, tidak bersikap sombong terhadap anak kecil karena
usianya, tidak bersikap sombong kepada orang yang kurang akal karena kelemahannya,
demikian pula tidak bersikap sombong kepada orang miskin karena kefakirannya,
bahkan ia bergaul dengan mereka menggunakan kelembutan dan dengan sikap yang
sesuai keadaan dan sesuai hal yang menyenangkan hati mereka.
Kedua, menyuruh orang lain mengerjakan yang ma’ruf baik dengan
menyampaikan ilmu atau mendorong mengerjakan kebaikan, seperti mendirikan
shalat, silaturrahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan manusia, atau
memberi nasehat yang bermanfaat, tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan,
melarang perbuatan buruk, memberikan pengarahan terhadap hal yang dapat
menghasilkan maslahat agama maupun dunia. Oleh karena mengarahkan kepada
kebaikan terkadang mendatangkan gangguan dari orang-orang yang jahil (bodoh).
ketiga, yaitu:menghadapi orang yang jahil dengan berpaling darinya
dan tidak menghadapinya dengan kebodohannya. Siapa saja yang menyakitimu dengan
perkataan atau perbuatannya, maka jangan balas menyakitinya. Siapa saja yang
tidak memberimu, maka berilah dia, siapa saja yang memutuskan hubungan
denganmu, maka sambunglah, dan siapa saja yang menzalimimu, maka berbuat
adillah padanya.
C.
Menjelaskan tafsir dan isi kandungan Qs al-hajj ayat 78
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا
بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ
وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Artinya : Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu
dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia
adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Isi kandungan :
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad,
rukuk dan sujudlah kalian dalam shalat kalian, sembahlah Tuhan kalian semata,
tanpa menyekutukan apa pun denganNya, dan lakukanlah kebajikan-kebajikan, agar
kalian beruntung. Dan berjihadlah menundukkan diri kalian sendiri,
laksanakanlah perintah Allah dengan sempurna, dan serulah manusia ke jalanNYa.
Berjihadlah kalian dengan harta benda, lisan dan diri kalian, dengan
mengikhlaskan niat padanya karena Allah, juga berserah diri kepadaNya dengan
hati dan anggota tubuh kalian.
Dia telah memilih kalian untuk mengemban agama ini. Dan Dia telah
mencurahkan kenikmatan pada kalian dengan menjadikan ajaran syariat agama
kalian penuh kemudahan, tidak menyempitkan dan tidak menyulitkan dalam beban
ajaran-ajaran dan hokum-hukumNya, sebagaimana dulu terjadi pada sebagian umat
sebelum kalian. Ajaran agama yang penuh kemudahan ini merupakan ajaran bapak
moyang kalian, Ibrahim. Dan sesungguhnya Dia telah menamakan kalian dengan nama
“orang-orang Muslim” sejak sebelumnya, yaitu dalam kitab-kitab suci yang
diturunkan sebelumnya dan juga dalam al- Qur’an ini.
Dan Dia telah mengkhususkan kalian dengan pilihan ini supaya
penutup para rasul,Muhamad menjadi saksi atas kalian bahwa dia telah
menyampaikan risalah Tuhannya pada kalian, dan kalian menjadi saksi-saksi atas
umat-umat bahwa rasul-rasul mereka sungguh telah menyampaikan apa yang
dikabarkan Allah pada kalian dalam kitab sucinya. Maka kewajiban kalian untuk
menyadari urgensi kenikmatan ini, lalu kalian mensyukurinya, dan menjaga
rambu-rambu agama Allah dengan menjalankan shalat dengan memenuhi rukun-rukun
dan syarat-syaratnya, mengeluarkan zakat yang wajib, dan agar kalian kembali
kepada Allah dan bertawakal kepadaNya. Dia adalah sebaik-baik Pelindung bagi
orang yang berwala’ kepadaNYa dan Dia sebaik-baik Penolong bagi hamba yang
meminta pertolongan kepadaNYa.
Tafsir :
(Dan berjihadlah
kamu pada jalan Allah) Yakni berperang melawan orang-orang kafir dan membela
diri dari serangan mereka jika mereka menyerang negeri kaum muslimin. ( dengan
jihad yang sebenar-benarnya) Yakni jihad yang ikhlas karena Allah tanpa takut
cercaan orang lain. (Dia telah memilih kamu) Yakni Wahai kaum muslimin, Allah
telah memilih kalian untuk memeluk agama-Nya. (dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan) Yakni kesempitan dan
kesulitan. Allah memberi keringanan bagi kalian dalam pernikahan dengan
membolehkan untuk menikahi dua, tiga, dan empat perempuan serta budak wanita
yang kalian miliki; membolehkan mengqashar shalat dan tidak berpuasa bagi
musafir, menjalankan shalat dengan isyarat bagi yang tidak mampu melakukannya
dengan sempurna.
Allah tidak mempersempit mereka dengan membebankan apa yang berat
bagi mereka, allah memberi jalan keluar bagi dosa mereka dengan taubat dan
menerima permohonan ampun serta penghapusan dosa dengan kaffarat dan ganti rugi
yang disyariatkan Allah dalam hal ini, dan berbagai rukhshah lainnya. ( agama
orang tuamu Ibrahim) Yakni ikutilah agama bapak kalian, Nabi Ibrahim. (Dia)
Yakni Allah. (telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu) Yakni
dalam kitab-kitab yang terdahulu. Pendapat lain mengatakan yang menamai mereka
adalah Nabi Ibrahim dengan perkataannya “dan (jadikanlah) anak cucu kami (juga)
umat yang berserah diri kepada-Mu” (dan (begitu pula) dalam (Al Quran)
ini) Yakni kalian disebut dalam al-Qur’an dengan sebutan orang-orang muslim. (
supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu) Bahwa dia telah menyampaikan
risalah kepada kalian. (dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia) Bahwa Rasul mereka telah
menyampaikan risalah kepada mereka. Atau maksudnya adalah agar kalian menjadi
saksi atas umat-umat yang telah kalian sampaikan kepada mereka agama Allah. (maka
dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat) Allah mengkhususkan penyebutan dua ibadah ini
karena keduanya memiliki keutamaan yang lebih. ◌ِ (dan berpeganglah kamu
pada 9 tali Allah)
Yakni jadikanlah Dia sebagai pelindung dari apa yang kalian takuti, dan
kembalilah kepada-Nya dalam setiap urusan. ◌ۖ ( Dia adalah
Pelindungmu) Yakni penolong kalian dan pengatur urusan kalian. (maka Dialah
sebaikbaik Pelindung dan sebaik-baik Penolong) Yakni tidak ada yang
menyerupai-Nya dalam mengurus urusan kalian dan dalam menolong kalian untuk
melawan musuh-musuh kalian.
Analisis :
Menurut pemakalah untuk menegakkan agama-Nya. Jihad artinya mengerahkan
kemampuan untuk mencapai sesuatu. Berjihad di jalan Allah dengan
sebenar-benarnya maksudnya adalah melaksanakan perintah Allah dan mengajak
manusia kepada jalan-Nya dengan segala cara yang dapat mengantarkan kepadanya,
dengan nasehat, pengajian, memerangi, memberi adab, melarang, menasehati, dll
D.
Menjelaskan tafsir isi kandungan qs fusilat ayat ayat 26-29
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya:
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar
dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya,
supaya kamu dapat mengalahkan mereka".
Isi kandungan:
Orang-orang kafir saling berwasiat diantara mereka, “Jangan
mendengarkan al-Qur’an ini dan jangan menaatinya, jangan tunduk kepada
perintahperintahnya, buatlah kegaduhan dengan meninggakan siulan, suara dan
teriakan kalian di depan Muhammad bila dia membaca al-Qur’an, agar kalian bisa
mengalahkannya, lalu dia menghentikan bacaannya, maka kita menang atasnya.”
Tafsir :
Quraish Shihab Orang-orang
kafir berkata satu sama lain, "Jangan kalian dengarkan al-Qur'ân ini!
Sebaliknya, bermain- mainlah pada saat al-Qur'ân itu dibacakan hingga tidak ada
yang mendengar dan memanfaatkannya. Dengan begitu, semoga kalian bisa
mengalahkan Muhammad."
Analisis :
orang quraish nenantang
al-qur’an dengan mengatakan untuk melecehkan al-qur’an dengan niat bisa
mengalahkan nabi Muhammad saw. (Dan orangorang yang kafir berkata) sewaktu Nabi
saw. membaca Alquran, ("Janganlah kalian 10 mendengar bacaan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya)
yakni buatlah suara gaduh dan hiruk-pikuk untuk mengganggu bacaannya, dan
mereka memang membuat hiruk-pikuk bilamana Nabi membaca Alquran (supaya kalian
dapat mengalahkan") bacaannya lalu ia menjadi diam tidak membaca Alquran.
Surat Fussilat Ayat 29
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا رَبَّنَا أَرِنَا اللَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ الْأَسْفَلِينَ
Arab-Latin: Wa
qālallażīna kafarụ rabbanā arinallażaini aḍallānā minal-jinni wal-insi
naj'al-humā taḥta aqdāminā liyakụnā minal-asfalīn
Terjemah Arti:
Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami
dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan
manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua
jenis itu menjadi orang-orang yang hina".
Isi Kandungan
Orang-orang
yang kafir kepada Allah dan rasulNya berkata saat mereka di neraka, “Wahai
Tuhan kami, tunjukkan lah kepada kami dua golongan dari makhlukMu yang
menyesatkan kami dari kalangan jin dan manusia, kami akan meletakkan keduanya
di bawah kaki kami, agar keduanya menjadi kerak api neraka.”
Tafsir
Al-Muyassar 29.
Orang-orang yang kafir kepada Allah dan
mendustakan utusan-utusan-Nya berkata, “Tunjukkanlah kepada kami dua orang yang
telah menyesatkan kami dari kalangan jin dan manusia, yaitu Iblis yang membuka
jalan kekufuran dan mengajak kepadanya, dan anak Adam yang membuka jalan
penumpahan darah. Kami akan menjadikan keduanya di bawah telapak kaki kami,
agar keduanya berada di lapisan Neraka yang paling bawah di mana mereka adalah
penghuninya yang paling berat azabnya.”
g senantiasa menuntun
gerbonggerbongnya, yaitu masyarakat secara luas. Hingga jauh setelah
perkembangannya globalisasi menjadi sosok yang menyeramkan dan selalu mengincar
masyarakat untuk terseret dalam pusaran arus yang cenderung negatif. Dari
sinilah kemudian permasalahan dakwah menjadi semakin rumit dan kompleks.
Sebagai umat Islam yang taat tentu tidak akan berpangku tangan ketika melihat
keadaan etika dan moral masyarakat yang semakin lama tergerus oleh kehadiran
globalisasi.
Setidaknya diperlukan metode ataupun strategi untuk berdakwah
mengarungi globalisasi. Mulai dari kompetensi da’i selaku pembawa cahaya
pencerahan hingga materi yang akan disampaikan di masyarakat. Tentu metode yang
digunakan antara satu waktu dengan waktu yang lain akan mengalami perkembangan.
Pun juga dengan keadaan demografis dari mad’u itu sendiri, diperlukan adanya
kepekaan dari organisasi dakwah untuk terus menegakkan agama Allah, agama
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Syaikh Bin Nasir As-Sa’di, Tafsir Al-Qur’an,
Pt.Elba Fitra Mandiri
Sejahtera, Surabaya:2015 Hal.603
Shihab, M Quraish, Tafsir Al Misbah, Lentera Hati, Edisi 9 Hal
73-75
Widya Cahaya, Al- Qur’an Dan Tafsirannya, Ikrar Mandiriabadi ,
Jakarta :
2011,Halaman 384
Dr. Basayir Hikmat, Dr. Haidar Hazim, Tafsir
Muyassar 2.Mushaf al – quran, jakarta : 1437 M, Halaman 2
No comments:
Post a Comment