1

loading...

Tuesday, March 20, 2012

MAKALAH Akidah Islam Tentang Malaikat.



 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkah, rahmat, serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan pokok bahasan Akidah Islam Tentang Malaikat. Semoga dengan ini akan menemukan kebenaran yang sebenarnya. Dan dapat menjadi pedoman kita untuk mempertahankan agama kita dari problema yang ada.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu di mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.



Bengkulu,  Oktober 201

Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Malaikat salah satu mahluk Allah yang termasuk dalam katagori mahluk halus merka adalah satun-satunya mahluk gaib yang mempunyai kedudukan tertinggi di sisi Allah . hal ini disebabkan mereka mempunyai tingkat kepatuhan dan ketaatan yang melebhi kepatuhan mahluk-mahluk gaib lain, termasuk mahluk “kasar” bernama manusia berdasarkan esensi kodrat penciptaannya, malaikat tidak mempunyai hawa napsu sebagaiman golongan jin dan Manusia.
2.      Rumusan Masalah
a.       Apa Hakikat Malaikat ? 
b.      Nama dan tugas malaikat ?
c.       Apakah Manusia lebih mulia dari pada malaikat ?
d.      Hikmah beriman kepada malaikat  ?
3.      Tujuan
Agar kita bisa mengetahui dan mengimani salah satu rukun Iman
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Siapakah Malaikat itu ?
1.      Pengertian Malaikat
Secara etimologis kata Malaikah (dalam Bahasa Indonesia disebut Malaikat) adalah bentuk jamak dari Malak, berasal dari mashdar Al-Alukah artinya Ar-Risalah (missi atau pesan). Yang membawa missi atau pesan disebut Ar-Rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur’an Malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Hud ayat 69. Bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia menjadi para malaikat atau malaikat-malaikat. Secara terminologis Malaikat adalah mahluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.
2.      Pencipta Malaikat
Malikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
خُلِقَتِ اْلمَََلاَ ئِكَةُمِنْ نُورٍوخلق الجان من مارجٍ مِنْ نَارٍ وخلِقَ أدَمٌ مِمَّا وُصِفَ لَكٌمْ
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada mu semua.” (HR. Muslim)
Tentang kapan Malaikat diciptakan oleh Allah SWT, tidak ada penjelasan. Tapi yang jelas, Malaikat dicipatakan lebih dahulu dari manusia pertama (Adam AS) sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30:
وَإذِقَالَ رَبُّكَ لِْلمَلكِئكَةِ إِنىِ خَا عِلٌ فىِ الأَرْضِ خَليِقَةً
“ingatlah ketika Tuhan mu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak mencuptakan seorang Khalifah di muka bumi…”(Al-Baqarah 2: 30
3.      Wujud Malaikat
Sebagai mahluk ghaib wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia, atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindra, kecuali jika Malaikat menampukan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia.
Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis lelaki dan perempuan, dan tidak berkeluarga. Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini. Yang mengetahui hakikat wujud Maliakat hanyalah Allah SWT.
4.      Sifat Malaikat
Malaikat adalah hamba-hamba Allah SWT yang mulia:
Malaikat selalu memperhambakan diri kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada Allah SWT:
لاَ يَْسبِقُوْنَهُ بِالقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِه يَعْلُوْنَ
“mereka (Malaikat-Malaikat itu) tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya’ 21: 27)
B.     Nama dan Tugas Malaikat
Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak bisa diperkirakan. Sama meraka juga ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukan.
Sebagian dari Malaikat disebut dengan nama-nama mereka dan sebagiannya lagi hanya dijelaskan tugas-tugasnya saja.
Diantara nama-nama dan tugas-tugas Malaikat adalah sebagau berikut:
1.      Malaikat Jibril ‘alaihis salam, bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan rasul-rasul.
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّاحِبِبْرِيَلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَاىُ قَلْبِكَ بِاذٍْنِ اللهِ مُصَدِ قًا لمَِا بَيْنَ يْدَوَهُدًى وبُثُرَ ى لِلْمَوْمِنِيَن

“Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan Al-Qur’an kedalam hatimu dengan seizin Allah, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”(Al-Baqarah 2: 97)
Nama lain dari Jibril adalah Ruh Al-Qudus (An-Nahl 16: 102), Ar- Ruh Al-Amin (Asy-Syu’ara’ 26: 193dan An-Namus (sebagaumana yang perna dikatakan oleh Waraqah bin Naufal kepada Rasulullah SWA pada permulaan kalinya menerima Wahyu).
2.      Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam seperti melepaskan angin, menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Nama Mikail disebut didalam surat Al-Baqarah ayat 98:
من كانَ عد والله وملئكته ورسله وجبريل وميكل فإن اللهَ عدولكفرين
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (Al-Baqarah 2: 98).
3.      Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet dihari kiamat dan hari berbangkitnya nanti. Tentang terompet itu Al-Qur’an menyebutkan:
وهوألذى خلق السموت والأَرضَ باحق ويوم يقولكن فيكون قوله احق وله الملك يوم ينفخ فى الصورعلم الغيب والثهادةوهواحكيم أخبير
4.      Malaikat Izrail dikenal dengan Malaikat maut, yang mana bertugas menyabut nyawa-nyawa manusia dan mahluk hidup lainnya.
قل يتوفكم ملك الموت الذىوكل بكم ثم الى ربكم ترجعن
“katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawaa akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Tuhan mulah kamu akan dikembalikan.” (As-Sajdah 32: 11).
5.      Malaikat Raqub dan Atid yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia, kedua malaikat mencatat setiap perbuatan, yang satu duduk disebelah kanan dan yang satu dusebelah kiri, tidak ada suatu yang dikatakan melainkan mencatat. Disamping Rakib dab Atid, ada lagi malaikat Kiraman Katibin yang bertugas menuliskan amal perbuatan manusia, kemudian ada lagi malaikat Hafazhah (penjaga atau pemelihara), yang bertugas memelihara catatan amalan manusia itu, sebagaimana ulama berpendapat, malikat Rakib dan Atid, Kiraman Katibin dan Hafazhah itu dalam satu kesatuan tugas dalam bidang yng berbeda-beda, ada yang mengawasi, ada yang mencatat dan ada yng memelihara catatan itu.
6.      Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas menanyai mayat dalam alam kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dansiapa nabinya.
7.      Malaikat Ridwan, bertugas menjaga soga dan memimpin para malaikat didalam sorga.
8.      Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka, dan memimpin para malaika mrnyiksa penghuni neraka, Allah berfirman tentang ucapn penghunu neraka terhadap malaikat Malik:
ونادوايملك ليكدعليناربك قا ل انكم ما كثون
“Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhan mu membunu kami saja” Dia menjawab: “kamu akan tetap tinggal di neraka ini”(Az-Zukhruf 43: 77)
9.      Malaikat yang bertugas memikul ‘Arasy.
ا لد ين يحملو ن ا لعر ش ومن حوله يسبحون بحمد ربِهِم
“malaikat-malaikat yang memikul ‘ Arsy dan malaikat yang berada disekelilingnya bertasbih memuji tuhannya…” (Gafir 30: 7)
10.  Malaikat yang bertugas mengerakkan hati manusia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran. Rasululallah SAW bersabda:
إِن للثيطانلمة با بن أدموللملك لمة فام لمة الثيطان فإيعادبا لثروتكد يب با نحق وأما لمةالملك فإيعاد بانحير وتصديق بلحق
“Syaitan dapat menggerakkan hati anak Adam, demikian pula malaikat dapat menggerakkan hati. Bisikan syaitan berupa godaan untuk melakukan kejahatan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan ajakan malaikat merupakan dorongan untuk berbuat kebaikan dan meyakini kebenaran…” (HR Ibn Hatim dan Tirmizi).
11.  Malaikat yang bertugas mendo’akan orang-orang yang beriman supaya diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya, diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala keburukan dan do’a-do’a. dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan hadits riwayat Tarmizi, dijelaskan bahwa Malaikat-malaikat memohon rahmat untuk orang-orang yang beriman umumnya dan untuk orang-orang yang mengerjakan kebaikan khusunya.
Bahkan para malaikat sebagaimana disebutkan didalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam ahmad, Abu dawud, dan Nasa’I ikut pula membaca “Amin” bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan, sholat.
Dismaping tugas-tugas yang sudah disebutkan diatas, tentu masih banyak lagi tugas-tugas Malaikat yang lain seperti : ikut menghadiri sholat subuh dan ashar (HR. Bukhari dan Muslim), menghadiri majlis-majlis dzikir (H.R Muslim), memberikan bantuan kepada orang-orang yang beriman (Al-anfal 8 : 12), dan tugas-tugas lain yang dapat kita ketahhui baik dari Al-Quran maupun hadits Rasulullah SAW.
C.    MANUSIA LEBIH MULIA DARI PADA MALAIKAT
Manusiajika beriman dan taat kepada Allah SWTlebih mulia dari malaikat. Ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut :
1.      Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat untuk bersujud, (Hormat) kepada adam AS.
2.      Malaikat tidak bisa jawab pertanyaan Allah tentang Al-asman’ (nama-nama Ilmu Pengetahuan) sedangkan adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT.
3.      Kepatuan malaikat kepada Allah SWT karenasudah tabiat-Nya, sebab malaikat tidak memiliki Hawa Nafsu, sedangkan kepatuhan Manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa Nafsu dan godaan Syaitan.
4.      Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi Khalifah di permukaan Bumi  
D.    HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Imam kepada malaikat adalah salah satu dari arkanul Iman yang tidak boleh sedikitpun bercampur  dengan keraguan. Imam kepada malaikat termasuk dalam pengertian ‘al-birru’ (kebajikan) sebagaimana yang dinyatakan oleh allah swt
ولكن البر من أمن با لله واليوم الاخر والملكة
"tetapi yang sebut kebijakan itu adalah orang yang beriman kepada allah dan hari akhirnya serta malaikat ….. "(al-baqarah 1; 177)
Dengan beriman kepada malaikat seseorang akan ;
1.      Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan allah swt yang menciptakan dan menugaskan para malaikat tersebut.
2.      Lebih besyukur kepada alah swt atas perhatian dan perlindungan-nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan hambah-hambahnya.
3.      Berusaha berhubungan dengan para malaikat dengan jalan mensucikan jiwa, membersihkan hati dan meningkatkan ibadah kepada allah swt, sehingga seseorang sangat beruntung, bila termasuk golongan yang di do’akan para malaikat, sebab do’a malaikat tidak pernah ditolak tuhan.
4.      Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjahui segala kemaksiatan serta ingat senantiasa kepada allah swt, sebab para malikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Didalam pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber. Namun didalam makalah ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami. Dari berbagai pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa malaikat di ciptakan oleh Allah tidak ada penjelasan, tetapi yang jelas malaikat lebih dahulu dari manusia pertama (Adam AS) dan diciptakan dari cahaya dan berbentuk Gaib. 
B.     Saran
Didalam pembuatan makalah ini kami masih banyak mendapatkan kesulitan. Diantaranya dalam pencarian sumber referensi. Oleh karena itu kami menyarankan kepada para Dosen agar berusaha menambah Buku-buku tentang sejarah peradapan Islam maupun buku-buku yang lain yang ada diperpustakaan,  karena kami banyak kekurangan materi. Dan kepada Dosen pengajar dan rekan-rekan sekalian, kami selaku pemapar menyadari masih benyak kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami masi mengharapkan saran dan arahan dari rekan-rekan sekalian. 









KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkah, rahmat, serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan pokok bahasan Akidah Islam Tentang Malaikat. Semoga dengan ini akan menemukan kebenaran yang sebenarnya. Dan dapat menjadi pedoman kita untuk mempertahankan agama kita dari problema yang ada.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu di mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.



Bengkulu,  Oktober 201

Penulis






DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 1951. Kunci Ibadah. Semarang ; CV. Taha Putra.
Hiyas, Yuhar. 2009. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta ; MPII Universitas Muhammadya Yogyakarta
Rahmah, Syifalir. 2008. Malaikatpun ingin menjadi Manusia. Surabaya ; Ikhtiar Surabaya
Saadah, S. 2006. Meteri Ibadah menjaga akidah dan khusuk ibadah. Surabaya ; Amelia.






No comments:

Post a Comment