1

loading...

Tuesday, March 20, 2012

Model Pemecahan Hambatan Moral


Model Pemecahan Hambatan Moral
Lawrence Kohlberg menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral individu, yaitu:
  1. Tahap pra-pembiasan berpikir hitam putih
Pada tingkat ini anak cenderung pada kaidah-kaidah budaya dan symbol-simbol baik dan buruk,benar dan salah.  Namun ia menafsirkan symbol-simbol ini dalam istilah-istilah konsekuensi-konsekukuensi ini.  Menghindari hukuman dan tanpa mempedulikan rasa hormat pada kekuatan di anggap sebagai hak mereka sendiri, bukan karena kaidah moral yang didukung oleh hukuman dan otoritas.
  1. Tahap pembiasaan berpikir berdasarkan kelompok
Pada tingkat ini, memelihara kehormatan keluarga, kelompok atau bangsa, dirasakan anak sebagai nilainya sendiri, tanpa ada konsekuensi –konsekuensi yang jelas dan penting. Sikap ini tidak hanya sesuai dengan kehormatan diri dan kaidah sosial, namun juga keloyalan secara aktif, memelihara, mendukung dan menaati kaidah itu, serta jati diri pribadi atau kelompok yang terlibat. 
  1. Tahap pasca pembiasaan berpikir mandiri
Pada tingkat ini ada usaha yang jelas dalam mendefinisikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang mempunyai validitas dan aplikasi yang lepas dari pengidentifikasian diri diri sendiri dengan kelompok-kelompok ini.





  1. PENGERTIAN MORAL
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
  1. Model Pemecahan Hambatan Moral
Teori pengembangan moral berasal dari Lawrence Kohlberg yang menjelaskan mengenai bagaimana seseorang berargumen tentang masalah moral pada berbagai tahap kehidupannya. Kohlberg menegaskan bahwa tahap-tahap berargumen moral adalah merupakan sesuatu gejala perkembangan yang bersifat universal.
Selanjutnya Kohlberg menemukan bahwa individu-individu yang bergerak kea rah tahap perkembangan yang lebih tinggi, berbuat lebih jujur dan sesuai dengan nilai-nilainya. Untuk mendukung ketentuan moral ini  dikembangkan individu-individu yang lebih asli dan berbuat sesuai kepercayaaanya.
Tujuan dari model pemecahan hambatan moral :
Menghadiri  hambatan pada tiap tahap dan supaya peserta didik memperoleh kemampuan berpikir post-konvensional atau universal.
Peranan guru/ fasilitator pelatihan . Fungsi utama guru/ fasilitator pelatihan atau ialah perannya di dalam merangsang pengembangan moral. Guru/fasilitator atau pelatihan ataupun orang tua, tidak seharusnya berusaha mempercepat pengembangan moral anak. Hal terpenting yang dilakukan guru / fasilitator pelatihan atau orangtua ialah berusaha mencegah terhambatnya pencapaian tahapan-tahapan perkembangan moral tersebut.

No comments:

Post a Comment