Model Pemecahan Hambatan Moral
Lawrence
Kohlberg menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral individu, yaitu:
- Tahap pra-pembiasan berpikir hitam putih
Pada tingkat ini anak cenderung pada kaidah-kaidah budaya
dan symbol-simbol baik dan buruk,benar dan salah. Namun ia menafsirkan symbol-simbol ini dalam
istilah-istilah konsekuensi-konsekukuensi ini.
Menghindari hukuman dan tanpa mempedulikan rasa hormat pada kekuatan di
anggap sebagai hak mereka sendiri, bukan karena kaidah moral yang didukung oleh
hukuman dan otoritas.
- Tahap pembiasaan berpikir berdasarkan kelompok
Pada tingkat ini, memelihara kehormatan keluarga, kelompok
atau bangsa, dirasakan anak sebagai nilainya sendiri, tanpa ada konsekuensi
–konsekuensi yang jelas dan penting. Sikap ini tidak hanya sesuai dengan
kehormatan diri dan kaidah sosial, namun juga keloyalan secara aktif,
memelihara, mendukung dan menaati kaidah itu, serta jati diri pribadi atau
kelompok yang terlibat.
- Tahap pasca pembiasaan berpikir mandiri
Pada tingkat ini ada usaha yang jelas dalam mendefinisikan
nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang mempunyai validitas dan aplikasi
yang lepas dari pengidentifikasian diri diri sendiri dengan kelompok-kelompok
ini.
- PENGERTIAN MORAL
Istilah Moral berasal dari bahasa
Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu
mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila
kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata
’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai
arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama
dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan yang membedakan hanya
bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa
Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak
bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan
norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa
pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin
moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada
lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi
moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah
sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk.
- Model Pemecahan Hambatan Moral
Teori pengembangan moral berasal
dari Lawrence Kohlberg yang menjelaskan mengenai bagaimana seseorang berargumen
tentang masalah moral pada berbagai tahap kehidupannya. Kohlberg menegaskan
bahwa tahap-tahap berargumen moral adalah merupakan sesuatu gejala perkembangan
yang bersifat universal.
Selanjutnya Kohlberg menemukan bahwa
individu-individu yang bergerak kea rah tahap perkembangan yang lebih tinggi,
berbuat lebih jujur dan sesuai dengan nilai-nilainya. Untuk mendukung ketentuan
moral ini dikembangkan individu-individu
yang lebih asli dan berbuat sesuai kepercayaaanya.
Tujuan dari model pemecahan hambatan
moral :
Menghadiri hambatan
pada tiap tahap dan supaya peserta didik memperoleh kemampuan berpikir
post-konvensional atau universal.
Peranan guru/ fasilitator pelatihan . Fungsi utama guru/
fasilitator pelatihan atau ialah perannya di dalam merangsang pengembangan
moral. Guru/fasilitator atau pelatihan ataupun orang tua, tidak seharusnya
berusaha mempercepat pengembangan moral anak. Hal terpenting yang dilakukan
guru / fasilitator pelatihan atau orangtua ialah berusaha mencegah terhambatnya
pencapaian tahapan-tahapan perkembangan moral tersebut.
No comments:
Post a Comment