MAKALAH PANCASILA POLA PELAKSANAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Setelah kita
memiliki P-4, agar pancasila itu benar-benar terasa dalam kehidupan sehari-hari
dan dengan demikian sekaligus melestarikan Pancasila, maka kita perlu
melaksanakan P-4, dengan mendarah dagingkan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila dan yang sudah lebih terperinci dalam P-4.
Dengan
perkataan lain, dengan petunjuk P-4 itu kita masing-masing harus berusaha agar
nilai-nilai, norma-norma, sikap dan tingkah laku yang dijabarkan dari kelima
Sila dan Pancasila itu benar-benar menjadi bagian yang utuh dan tuntunan yang
diberian oleh P-4 itu menyatu dengan kepribadian setiap manusia Indonesia, oleh
karenanya dapat mengatur dan memberi arah tingkah laku dan tindak tanduknya.
2.1 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa makna dari Pancasila sebagai
moral pembangunan
2.
Apa saja peran kepemimpinan dalam
rangka pelaksanaan P-4
3.
Apa saja pola pelaksanaan P-4 dan
jalur-jalur yang digunakan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PANCASILA
SEBAGAI MORAL PEMBANGUNAN
Dengan bekal penghayatan Pancasila dan dengan
pengamalan Pancasila oleh setiap manusia di Indonesia, maka gerak pembangunan
yang kita lakukan bersama-sama akan berjalan lurus dan tiba dengan selamat pada
tujuannya. Unsur manusia dalam pembangunan ini sangat penting sebab manusia
adalah pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Karena pancasila adalah dasar
dan juga tujuan kehidupan bangsa ini. Maka setiap gerak, arah, dan cara kita
melaksanakan pembangunan itu juga harus senantiasa dijiwai oleh Pancasila.
Pembangunan ini bukan
saja harus mendatangkan kemakmuran, akan tetapi juga harus menjamin keadilan
sosial. Bukan saja berisi bidang kebendaan lahiriah, akan tetapi juga dalam keseimbangannya dengan bidang kejiwaan
rohaniah. Bukan hanya berkembang di suatu daerah melainkan harus merata ke
seluruh wilayah tanah air.
Republik Indonesia lahir
sebagai hasil perjuangan bangsa melawan penjajahan. Dari hasil perjuangan
kemerdekaan tersebut dibentuklah pemerintah negara Indonesia yan berkedaulatan
rakyat berdasar Pancasila. Dengan demikian, Pancasila juga merupakan suatu
hasil perjuangan yang sekaligus menjadi sumber inspirasi perjuangan bagi bangsa
Indonesia yang membangun suatu negara yang sanggup melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pembangunan bangsa di
berbagai bidang perlu dan memang sudah ditangani dengan segala kecermatan
perencanaan dan keahlian serta ketekunan pelaksanaan. Hasil yang telah dicapai
hingga sekarang cukup memadai. Namun, harus diakui bahwa disamping keberhasilan
yang nyata, proses pembangunan kita selama ini telah mencatat pula berbagai
kelemahan dan kekurangan di bidang tertentu, serta akibat sampingan yang tak
terduga.
Disamping berbagai faktor
lainnya, adanya kekurangan dan akibat samping tadi, pada akhirnya faktor yang
menentukan dalam setiap pembangunan itu adalah manusia yang harus mewujudkan
dan melaksanakan rencana pembangunan tersebut.
2.2 PERAN
KEPEMIMPINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN P-4
A.
Kedudukan dan pengertiam
kepemimpinan
Keberhasilan upaya
memasyarakatkan P-4 ditandai oleh menjelmanya P-4 yang mengandung 36 butir
menjadi tatanan yang ditaati oleh segenap anggota masyarakat sebagai tatanan
untuk hidup bersama dalam linngkungan sosialnya.
Pada ptaran atau giliran
beriutnya dan dalamm tingkatan yang lebih mendalam tatanan tersebut akan
menjelma menjadi keseluruhan tata pikir, pikran, sikap, tingkah laku, dan
erbuatan segenap anggota masyarakat yang membuahkan hasil nyata didalam
lingkungan masyarakat tersebut. Hal ini merupakan tanda keberhasilan upaya
membudayakan P4.
Dengan demikian
keberhasilan kedua rangkaian upaya terpadu tersebut (Memasyarakatkan dan
Membudayakan) ditentukan oleh tiga unsur berikut. Yaitu :
·
Unsur kelompok manusia sebagai
pelaku, sebagai anggota masyarakat, yang menjalin hubungan satu dengan yang
lain dan salingmempengaruhi. Berganntung kepada kadar pengetahuan dan mutu
sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia-manusia itulah terwujudnya tata
cara dan corak jalinan hubungan antar mereka.
·
Unsur masyarakat dan lingkungan
sebagai wadah dari para anggotanya. Masyarakatsebagai wadah terbentuk oleh
adanyan tata hubungan antar individu yang diakibatkan oleh persamaan, tempat
tinggal, kepentingan, lapangan kerja, dan
lain-lain.
·
Unsur pemimpin atau kepemimpinan
yang memadukan kedua unsurtersebut diatas dan memadu serta membimbingnya ke
arah terwujudnya tata kehidupan yang berkebudayaan dalam rangka mempertahankan
dan mengejar kehidupan yang lebih baik sesuai dengan naluri manusia.
B.
Tugas dan fungsi kepemimpinan
a.
Integritas dengan Lingkungan
Modal awal yang mula-mula harus dimiliki oleh
seorang pemimpin adalah menempatkan diri di tengah lingkungan masyarakat dan
menyatukan dirinya dalam sistem tata sosial yang berlaku. Dengan kedudukan
tersebut, seorang pemimpin pada tahap selanjutnya harus benar-benar mengenal
kemampuan lingkungan dalam memikul beban. Dengan demikian semua cetusan
gagasannya, ajakan, dan ungkapannya akan selalu dalam ambang batas kemampuan
masyarakat atau lingkungan.
b.
Pemberian teladan
Sikap, tingkah laku, dan perbuatan pemimpin harus selalu sesuai dengan norma
yang berlaku dengan disertai kesadarannya. Hal tersebut pada saatnya akan
menjadi teladan normatif bagi para anggota masyarakat.
c.
Meyakinkan orang
Membangktkan motivasi orang lain sebagai upaya awal
menumbuhkan kesadaran dan niatnya untuk berbuat baik bagi masyarakat.
d.
Mendidik
Seorang pemimppin dengan melalui proses belajar
mengajar, mendidik dan melatih harus mampu mengalihkan, mengembangkan
pengetahuan tentang P-4 untuk dihayati oleh setiap anggota masyarakat, menanamkan sikap dan tingkah laku, serta
memberikan keterampilan untuk mengamalkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
e.
Mengendalikan
Mengendalikan, menggerakkan, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan semua anggota masyarakat untuk mewujudkan Pancasila
menjadi kenyataan yang dapat diamati dan dirasakan di dalam kehidupan
masyarakat.
C.
Prinsip utama kepemimpinan
Kelima fungsi
kepemimpinan seperti diuraikan diatas pada ahakikatnya adalah terapan dari
prinsip utama kepemimpinan sebagai berikut :
a.
Keseluruhan sikap, tingkah laku,
dan perbuatan seorang pemimpin harus sesuai dengan norma yang berlaku, sehingga
otrang yang dipimpinnya menjadikannya sebagai teladan, panutan, dan
mengikutinya.
b.
Seorang pemimpin harus mampu
memotivasi dan membangkitkan tekad serta semangat orang-orang yang dipimpinnya
untuk berswakarsa, berkreasi, dan berkehendak berbuat.
c.
Seorang pemimpin harus mendorong
dan mengedepankan orang-orang yang dipimpinnya seraya membekalinya dengan
kemampuan nyata (keterampilan) serta memperbaikinya apabila ada kekurangan.
D.
Syarat pendukung
Tiga prinsip utama
sebagaimana diuraikan diatas akan lebih mudah melaksanakannya apabila seorang
pemimpin memiliki 8 (delapan) bekal pangkal pada dirinya (kepribadiannya),
serta mengerjakan 5 (lima) amal sehingga dengan demikian, ia akan memperoleh
kehormatan, kewibawaan, dan terpercaya.
a.
Delapan bekal pangkal tersebut
ialah suatu gejala yang melekat pada jiwanya, drinya dan berkaitan erat satu
dengan yang lain, yakni : jujur, wajar, tegas dan sederhana, sedangkan empat
lainnya adalah: jiwa besar, pandangan jauh kedepan, mawas diri, dan ingin tau.
b.
Lima hal berikut ini mungkin
diamalkan oleh seorang pemimpin yang telah memiliki 8 (delapan) bekal pangkal.
Kelima amal ttersebut ialah : pengabdian, adil-bijaksana, bertanggung jawab,
mengayomi, dan berani serta mampu mengatasi kesulitan. Amal tersebut merupakan
niat dan karya yang dirasakan oleh orang lain (yang memimpinnya).
c.
Sebagai akibat dari lima amal
yang menggunakan delapan bekal pangkal, maka seorang pemimpin akan memperoleh
kehormatan dari yang dipimpinnya berupa : berwibawa dan terpercaya.
E.
Pola pelaksanaan P-4
Untuk melaksanakan P-4
perlu usaha yang dilakukan secara berencana dan terarah berdasarkan satu pola.
Tujuannya adalah agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh
segenap warga negara, baik dalam kehidupan seseorang maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan. Berdasarkan pola itu diharapkan lebih terarah usaha-usaha :
v Pembinaan
manusia Indonesia agar menjadi insan Pancasila.
v Pembangunan
bangsa untung mewujudkan masyarakat Pancasila.
Sasaran pelaksanaan P-4 adalah perorangan, keluarga,
dan masyarakat. Baik di lingkungan tempat tinggal masing-masing maupun di
lingkungan tempat bekerja.langkah pertama adalah dengan penataran pegawai
Republik Indonesia, karena mereka adalah abdi masyarakat yang pertama-tama
harus menghayati dan mengamalkan pancasila. Langkah selanjutnya ialah
menyebarluaskannya kepada seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan
berbagai jalur dan penciptaan suasana yang menunjang, antara lain :
1.
Jalur-jalur yang digunakan
a.
Jalur pendidikan
Dalam
pelaksanaan P-4, maka peranan pendidikan sangat penting, baikpendidikan di
sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah (nonformal) yang terlaksana
di dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
b.
Keluarga
Dalam
pendidikan, sebenarnya peranan keluarga tidak kalah artinya dibanding dengan
peranan sekolah. Bahkan pengaruh keluarga jauh mendahului sekolah. Oleh karena
itu, pembinaan keluarga agar menjadi linngkungan yang benar-benar dijiwai oleh
nilai-nilai moral pancasila harus menjadi kesadaran masyarakat.
c.
Sekolah
Semua
unsur didalam lembaga pendidikan formal dalam tindak-tanduknya hendaklah
mencerminkan nilai-nilai luhur pancasila.. para Guru yang menjadi contoh
peserta didik hendaklah benar-benar menghayati dan mengamalkan pancasila.
d.
Lingkungan
Pengaruh
lingkunngan terhadap pertumbuhan generasi muda sangat besar. Oleh karena itu,
lngkungan masyarakat perlu dibina dengan sungguh-sungguh agar menjadi tempat
yang subur bagi pelaksanaan P-4.
e.
Jalur media massa
Walaupun
pola pelaksanaan P-4 melalui media massa dapat pula digolongkan sebagai salah
satu aspek jalur pendidikan dalam arti luas. Namun peranan media massa
sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat penonjolannya sebagai suatu jalur
tersendiri.
2.
Penciptaan suasana yang menunjang
a.
Kebijaksanaan Pemerintah dan Peraturan
Perundang-undangan
Semangat
dan isi berbagai kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan
haruslah secara sadar mencerminkan jiwa dan norma-norma pancasila. Penjabaran
kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang
dapat memperlancar pelaksanaan P-4, sehingga dapatlah dilembagakan suatu sistem
masyarakat yang menunjang pengamalan pancasila dalam segala segi kehidupan
bangsa dan negara.
b.
Aparatur Negara
Dalam
hubungan ini aparatur pemerintah sebagai pelaksana danpengabdi kepentingan
rakyat hendaklah berusaha memahami perasaan yang hidup di dalam masyarakat.
Sarana maupun prasarana dalam masyarakat yang menunjang pelaksanaan P-4 perlu
disediakan.
c.
Kepemimpinan dan Pemimpin
Masyarakat
Peranan
kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal
adalah penting sekali dalam pelaksanaan P-4. Mereka dapat menyampaikan P-4
kepada masyarakat sekitarnya dengan bahasa dan cara yang mudah dipahami dan
dihayati oleh masyarakat. Pemimpin itu meliputi seluruh strata dalam
masyarakat, seperti golongan agama, pegawai Republik Indonesia, petani, buruh,
nelayan, pemuda, wanita, pemuka adat, dan semua pemimpin rakyat.
3.
Pendekatan sasaran khalayak
Masyarakat indonesia adalah
masyarakat yang berbhineka dan heterogen. Karena itu dalam memasyarakatkaan dan
membudayakan P-4 harus memperhatikan sasaran khalayak. Untuk itu perlu dipilih
metode tertentu untuk sasaran khalayak tertentu, memberi contoh yang didukung
oleh nilai budaya luhur yang dianut khalayak tertentu dan penyampaian gagasan
dengan dialog yang terbuka dan jujur.
Maka dari itu, semua pihak harus
diberi peluang dan kebebasan untuk mengenmabngkan diri agar tetap terus
terpeliharanya kreativitas dan prakarsa serta dinamika kehidupan bermasyarakat,
bebangsa, dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Penghayatan dan
pengamalan Pancasila, (Jakarta
: BP-7 PUSAT, 1996)
No comments:
Post a Comment