MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara ,membimbing dan mengarah
kan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik ,agar ia
memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.Sementara proses pendidikan
bertujuan untuk menimbulkan perubahan perubahan yang diinginkan pada
setiap peserta didik.
Perubahan
perubahan yang diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang
yaitu(1)tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan individu-individu yang
sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang diinginkan ,baik perubahan
tingkah laku ,aktivitas dan pencapai nya ,serta pertumbuhan yang diingini pada
peserta didik ;(2)tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat sebagai unit sosial berikut dengan dinamika masyarakat
umumnya;(3)tujuan tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu,seni dan profesi.proses pendidikan yang dimaksud tidak
terlepas dari beberapa komponen yang mendukung.salah satu nya komponen yang
urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan adalah evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Menjelaskan
pengertian evaluasi dalam pendidikan islam?
Ø Menjelaskan
tujuan evaluasi dalam pendidikan islam?
Ø Menjelaskan
fungsi evaluasi dalam pendidikan islam?
Ø Menganalisa
prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan islam?
Ø
Apa jenis-jenis evaluasi dalam pendidikan islam?
Ø
Bagaimana prosedur evaluasi dalam pendidikan islam?
1.3 Tujuan Penulisan
Ø Pembaca
mampu memahami evaluasi dalam pendidikan islam
Ø Pembaca
mampu memahami fungsi dan tujuan evaluasi dalam pendidikan islam
Ø Pembaca
mampu mengetahui jenis-jenis evaluasi dalam pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
EVALUASI
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari
bahasa Ingris evaluation; dalam bahasa Arab at-Taqdir; dalam bahasa Indonesia
berarti: penilaian. Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang
sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen
pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Dalam system
pengajaran terjadi proses belajar mengajar secara sistematis yang terdiri dari
banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau
berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling
bergantung dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah system
tidak bisa berjalan secara sendiri-sendiri demi untuk mencapai suatu tujuan,
karena system adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan
secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Proses belajar mengajar pada dasarnya
adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang
yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada
diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas melakukan
suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa dalam
belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan
keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa,
guru diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,
karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar
mengajar. Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan
oleh:
Ø Edwind
Wandt dan Gerald W.Brown
Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi
itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[2]
Ø Bloom
et,al (1971)
Evaluasi sebagaimana kita lihat, adalah
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya
terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan
dalam pribadi siswa.[3]
Ø Stufflebeam
(1971)
Evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif
keputusan.[4]
Ø Menurut
Suchman
sebagaimana yang dikutip oleh
Arikunto bahwa memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang
telah dicapai bebarapa kagiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainaya
tujuan.[5]
Ø Menurut
Abdul Basir
evaluasi adalah proses pengumpulan
data yang deskriptif, informative, prediktif, dilaksanakan secara sistematik
dan bertahap untuk menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
Ø Menurut
Mehrens dan Lehman yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
evaluasi dalam arti luas adalah
suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Ø Menurut
Oemar Hamalik
evaluasi adalah proses berkelanjutan
tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess)
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu dalam proses kegiatan yang berkenaan
dengan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi terebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan tentang bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu
mendatang sesuai dengan yang telah direncanakan. Perancanaan pada hakikatnya
adalah keputusan atas sejumlah alternatif (pilhan) mengenai sasaran dan
cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan dating guna mencapai tujuan
yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya,
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Seorang pendidik harus mengetahui sejauh
mana keberhasilan pengajarannya tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki
serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar, dan untuk memperoleh
keputusan tersebut maka diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran
atau yang disebut juga dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan proses
penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan
siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya di
dalam kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru karena pada
umumnya siswa masuk kelas dengan kamampuan bervariasi. Ada siswa yang cepat
menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan
biasa dan ada pula yang tergolong lambat. Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan
kemampuan siswa tersebut dengan mengetahui apa yang mereka kerjakan dari awal
sampai akhir belajar. Pencapaian belajar siswa dapat diukur dengan dua cara,
yaitu :
Ø Mengukur
dengan tingkat kecapaian standart yang ditentukan.
Ø Melalui
tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas.
Evaluasi dilihat dari fungsinya yaitu dapat
memperbaiki program pengajaran, maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke
dalam penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri, atau dilakukan pada akhir program
untuk memberi informasi kepada konsumen yang potensial tentang manfaat atau
kegunaan program. Menurut Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang
dilaksankan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran,
yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok
bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik "telah terbentuk" sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan.
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi
batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam
proses pendidikan islam.(Nizar,2002:77) dalam ruang lingkup
terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan
pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik .sedang
dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam(dengan seluruh
komponen yang terlibat didalam nya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang
dicita-citakan .
Penilaian dalam pendidikan
dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang
menyaangkut perencanaan pengelolaan ,prosesdan tindak lanjut pendidikan, baik
yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan
(Depdikbud,1983/1984:1).
Disamping evaluasi terdapat pula
istilah measurement , measurement berasal dari
kata to measure yang berarti mengukur, measurement berarti
perbandingan data kualitif dengan data kuantitatif yang lainnya yang sesuai
dalam kerangka mendapatkan nilai (angka) (Qahar ,1972:7) pengukuran
dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tentang
sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi akan
objektif apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits.
B.
TUJUAN
DAN FUNGSI EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
a.fungsi
Secara
umum evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki fungsi
pokok, yaitu:
Ø Mengukur
kemajuan
Ø Menunjang
penyusunan rencana
Ø Memperbaiki
atau melakukan penyempurnaan kembali
Ø Dari segi
pendidikan ,evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik mengetahui
sejauh mana hasil yang dicapaidalam pelaksanaan tugasnya.
Ø Dari segi
peserta didik,evaluasi membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau
mengubah tingkah laku nya secara sadar kearah yang lebih baik.
Ø Dari segi
ahli pemikir pendidikan islam,evaluasi berfumgsi untuk membantu para pemikir
pendidikan islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan islam dan membantu
mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang relevan
dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
Ø Dari segi
politik pengambil kebijakan pendidikan islam (pemerintahan )evaluasi berfungsi
untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangankan
kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan islam.
Ø Memperoleh
data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler
setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ø Mengukur dan
menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh peserta.
Ø Adapun yang
menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
Ø Untuk
merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Ø Untuk
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar
atau cara-cara perbaikannya.
Ø Evaluasi
dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan, misalnya
tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan, metode, atau teknik. Tujuan
utama dilakukan evaluasi proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Ø Menyiapkan
informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran.
Ø Mengidentifikasi
bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
Ø Mencari
alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.
Dalam keadaan pengambilan keputusan proses
pembelajaran, evaluasi sangat penting karena telah memberikan informasi
mengenai keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi
sebagai pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping
itu, fungsi evaluasi proses adalah memberikan informasi tentang hasil yang
dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan tehadap perbaikan program
lebih lanjut yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik (feedback) bagi
guru dalam mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian,
betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar.[6]
Dalam
keseluruhan proses belajar mengajar, secara garis besar evaluasi mempunyai beberapa
fungsi penting, yaitu:
Ø Sebagai alat
guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan atau
ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
Ø Untuk mengetahui
kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan beajar.
Ø Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
Ø Sebagai
sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber dari siswa.
Ø Sebagai alat
untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
Ø Sebagai
laporan hasil belajar kepada para orang tua wali siswa.
Apabila
evaluasi dilihat dari masing-masing pihak, dapat di uraikan sebagai berikut:
a.
Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru
Ø Mengetahui
kemajuan belajar peserta didik.
Ø Mengetahui
kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya.
Ø Mengetahui
kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar dalam PBM.
Ø Memperbaiki
proses belajar mengajar.
Ø Menentukan
kelulusan peserta didik.
b. Bagi
peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
Ø Mengetahui
kemampuan dan hasil belajar.
Ø Memperbaiki
cara belajar.
Ø Menumbuhkan
motivasi dalam belajar.
c. Bagi
sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi:
Ø Mengukur
mutu hasil pendidikan.
Ø Mengetahui
kemajuan dan kemunduran sekolah.
Ø Membuat
keputusan kepada peserta didik.
Ø Mengadakan
perbaikan kurikulum.
d. Bagi
orang tua peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
Ø Mengetahui
hasil belajar anaknya.
Ø Meningkatkan
pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar.
Ø Mengarahkan
pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya.
e. Bagi
masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, evaluasi berfungsi:
Ø Mengetahui
kemajuan sekolah.
Ø Ikut
mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah
tersebut.
Ø Lebih
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.
Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi
pendidikan yang telah dikemukakan dimuka, tersirat bahwa tujuan evaluasi
pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukan sampai
dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam tujuan-tujuan kurikuler.
Secara lebih
rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokan menjadi
empat fungsi, yaitu:
Ø Untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami
atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
Ø Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran.
Ø Untuk
keperluan Bimbingan dan Konseling (BK).
Ø Untuk
keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Menurut
Sukardi, dilihat dari segi aspeknya, fungsi evaluasi pendidikan yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya dapat dikelompokan
menjadi dua macam, yaitu:
Ø Membantu
guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar dapat dicapai.
Ø Membantu
guru untuk mengetahui keadaan yang benar pada siswanya.
Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan
sungguh-sungguh agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal
ini didasarkan karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi
untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.
b.tujuan
Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.Contoh, evaluasi penguasaan penjumlahan
bilangan sebelum memulai pelajaran perkalianbilangan, karena penjumlahan
merupakan prasyarat atau dasar pekalian.6. Ujian Akhir Nasional (UAN)Ujian
Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebutEBTANAS bahkan sekarang diganti
menjadi Ujian.[7]
Menurut
Sumadi Suryabrata (1993: 34-48)tujuan evaluasi pendidikan dapat di
kelompokan dalam tiga klasifikasi.
1.
Klasifikasi
berdasarkan fungsinya ,evaluasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
Ø Psikologis
;evaluasi dipakai sebagai kerangka acuan kearah mana ia harus bergerak menuju
tujuan pendidikan.
Ø Didaktik/instruksiona;evaluasi
bertujuan memotivasi peserta didik, memberikan pertimbangan dalam penentuan
bahan pengajaran dan mengajar, serta dalam kerangka mengadakan
bimbingan-bimbingan secara khusus kepada peserta didik.
Ø Administratif
/manajerial;bertujuan untuk pengisian buku rapor;menentukan indeks Prestasi,
pengisian STTB,dan menngenai ketentuan kenaikan peserta didik.
2.
Klasifikasi berdasarkan keputusan
pendidikan
Tujuan
evaluasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan
individual,institutional, didaktik instruksional, dan keputusan
–keputusan penelitian.
3.
Klasifikasi formatif dan sumatif
a. Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkanumpan balik guna
untuk menyempurnakan perbaikan proses belajar mengajar.
b. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan seluruh
program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar
mengajar(akhir semster /tahun).
Tujuan utama melakukan evaluasi
dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjut.Tindak lanjut
termaksud merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa:
1) Penempatan pada tempat ang tepat.
2) Pemberian umpan balik.
3) Diagnosis kesulitan belajar mengajar.
4) Penentuan kelulusan.
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini
diadakan tes yang diberi nama :
1) Tes penempatan.
2) Tes formatif.
3) Tes diagnostik dan
4) Tes sumatif.
Manfaat Evaluasi
1) Manfaat bagi siswa
Ø
Hasil evaluasi tidak memuaskan.
Ø
Hasil evaluasi memuaskan.
2) Manfaat bagi guru.
Ø Keadaan
siswa.
Ø Keadaan
materi pengajaran.
Ø Keadaan
metode pengajaran.
3) Manfaat bagi pembimbing/penyuluh.
4) Manfaat bagi sekolah.
5) Manfaat bagi oramg tua siswa .
Dalam pendidikan islam , tujuan
evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor)
ketimbangan aspek kognitif (Nizar,2002:80). Penekanan ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik yang secra garis besar meliputi 4 hal yaitu
sebagai berikut.
Ø Sikap dan
pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhannya.
Ø Sikap dan
pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
Ø Sikap dan
pengalaman terhadap arti hubungan kehidupan nya dengan alam sekitarnya.
Ø Sikap dan
dan pandangan terhadap dirinya sendiri selaku hamba allah ,anggota masyarakat
,serta khalifah allah.
Setidaknya ada dua macam kemungkinan
hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi; yaitu yang pertama: Hasil evaluasi
itu ternyatamenggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator,
sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang
direncanakan. Sedangkan yang kedua: Hasil evaluasi itu ternyata tidak
menggembirakan atau bahkan mengkhawatikan, dengan alasan bahwa berdasar hasil
evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau
kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Evaluasi yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang evaluator untuk
membuat pikiran, apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat tercapai pada
waktu yang telah ditentukan,ataukah tidak. Adapun secara khusus, fungsi
evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi, yaitu: segi
psikologis,segi didaktik, dan segi administratif.
C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Menurut slameto
(1998:16-19),prinsip-prinsip yang harus ada dalam evaluasi,sebagai berikut.
Ø
Prinsip keterpaduan.
Ø
Prinsip belajar siswa aktif.
Ø
Prinsip kontinuitas.
Ø
Prinsip koherensi.
Ø
Prinsip diskriminalitas.
Ø
Prinsip keseluruhan.
Ø
Prinsip pedagogis.
Ø
Prinsip akuntabilitas.
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan
evaluasi. Oleh karena itu evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip berikut
ini:
a. Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan)
Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan
kegiatan ujian semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara
terus menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur dalam
kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan
dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.
b. Prinsip Comprehensive (keseluruhan)
Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah
laku, keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu
maka item-item test harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan aspek tersebut
(kognitif, afektif, psikomotorik)
c. Prinsip Objektivitas
Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil
yaitu bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor
subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak didik. Evaluasi
harus menggunakan alat pengukur yang baik evaluasi yang baik tentunya
menggunakan alat pengukur yang baik pula, alat pengukur yang valid. Evaluasi
harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh kesungguhan itu akan kelihatan dari
niat guru, minat yang diberikan dalam penyelenggaraan test, bahwa pelaksanaan
evaluasi semata-mata untuk kemajuan anak didik, dan juga kesungguhan itu
diharapkan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu,
bukan sebaliknya.
d. Mengacu pada
tujuan
Setiap
aktifitas manusia sudah pasti mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang
tidak mempunyai tujuan berarti merupakan aktifitas atau pekerjaan yang sia-sia.
Seorang manusia (apalagi menjadi dosen dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam)
yang mengerti akan potensi yang dimilikinya tidak akan melakukan suatu
pekerjaan yang sia-sia sebab segala yang dilakukan olehnya baik berpikir,
merasa, maupun bertindak harus membawa kebaikan sehingga kualitas dan kapasitas
dirinya meningkat. Pendidikan Islam
bertujuan untuk mendidik individu agar berjiwa bersih dan suci, agar
mampu menjalin hubungan terus menerus dengan Allah, mengantar individu untuk
mencapai kematangan emosional, mendidik individu untuk bertanggung jawab,
menumbuhkan dalam diri individu rasa keterkaitan dengan komunitasnya dan
sebagainya. Mengacu pada tujuan pendidikan Islam ini, maka evaluasi
adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
tercapai.
e. Validitas
Evaluasi yang dilakukan
berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yaitu meliputi seluruh
bidang-bidang tertentu yang ingin dan diselidiki. Penggunaan test (sebagai alat
evaluasi) harus menggambarkan secara keseluruhan (representative) dan
kesanggupan peserta didik mengenai bidang tersebut.
f. Reabilitas
Pelaksanaan evaluasi dapat
dipercaya. Artinya memberikan evaluasi pada peserta didik sesuai dengan tingkat
kesanggupannya dan keadaan sesungguhnya (terukur). Test (sebagai alat evaluasi)
diberikan tidak membawa tafsiran bermacam-macam, sehingga mudah dimengerti oleh
peserta didik.
g. Efisiensi
Evaluasi yang dapat dilaksanakan secara cermat dan
tepat pada sasarannya.
h. Ta’abbudiyah dan ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan
penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah SWT. Apabila prinsip ini dilakukan,
maka upaya evaluasi akan mebuahkan kesan husn al-zhan (
prasangka baik ), terjadi perbaikan tingkah laku secara positif, dan menutupi
rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.[8]
D.
JENIS-JENIS
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Berbicara mengenai Jenis-jenis evaluasi
pendidikan ,hal ini dapat diklasifikasikan dalam tiga segi ,sebagai berikut:
1.
klasifikasi dilihat dari fungsinya.
Ø Evaluasi
formatif yaitu evaluasi yang menetapkan tingkat penguasaan manusia didik dan
menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai dengan tepat.
Ø Evaluasi
sumatif,yaitu penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil dari proses
belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir periode belajar mengajar
secara terpadu.
Ø Evaluasi
diagnostik ialah penilaian yang dipusatkan pada proses belajar mengajardengan
melokalisasikan suatu titik keberangkatan yang cocok.
Ø Evaluasi
penempatan (placement evaluation) yang menitik beratkan pada penilaian berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan:
1)
Ilmu pengetahuan dan keterampilan
peserta didik yang di perlukan untuk awal proses belajar mengajar.
2)
Pengetahuan peserta didik tentang
tujuan pengajaran yang telah di tetapkan sekolah.
3)
Minat dan perhatian,kebiasaan
bekerja,corak kpribadia yang menonjol yang mengandung konotasi
kepada suatu metode tertentu.
2.
Klaksifikasi evaluasi dilihat dari
cara nya.
Ø Evaluasi
kuantitatif,dinyatakan dengan angka dapat dilakukan untuk menilai aspek-aspek
tingkahlaku peserta didik dalam bidang kognitif.
Ø Evaluasi
kualitatif,dinyatakan dengan ungkapan dan dilakukan untuk menilai aspek-aspek
afektif.
Ø Kedua cara
evaluasi tersebut membutuhkan tehnik pelaksanaan ,yaitu tehnik tes
dan non-tes.
3.
klasifikasi dilihat dari tehniknya.
1) Tehnik tes;dibedakan menurut materi yang akan dinilai ,bentuk,dan
cara membuatnya.
2) Tehnik non-tes;dapat dilaksanakan melalui pengamatan ,wawancara
,angket,hasil karya/laporan dan skala sikap (slameto:1998:25-30).
Menurut chalib thaha (1996:46-64)tehnik tes dapat dibedakan
menjadi sembilan yaitu:
1). Tes penempatan.
2). Tes pembedaan.
3). Tes sumatif.
4). Tes diagnostik.
5). Tes standar, yaitu tes yang di susun oleh tim ahli atau lembaga
khusus yang menyelenggarakan secara profesional.
6). Tes non-standar kebalikan dari tes standar .
7). Tes tulis,disajikan dalam bentuk bahasa tulisan .
8). Tes lisan,disajikan dengan menggunakan bahasa lisan.
9). Tes tindakan,yaitu tes yang respons atau jawabannya berupa tindakan
atau tingkah laku yang koonkrit peserta didik.
- PROSEDUR
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan
pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:
Ø Penentuan
tujuan evaluasi
Ø Penyusunan
kisi-kisi soal
Ø Telaah atau
riviewdan revisi soal
Ø Uji coba(try
out)
Ø Penyusunan
soal
Ø Penyajian
tes
Ø Scorsing
Ø Pengolahan
hasil tes
Ø Pelaporan
hasil tes
Ø Pemanfaatan
hasil tes
Prosedur dalam
mengadakan evaluasi dapat dibagi kepada beberapa langkah:
Ø Perencanaan
Ø Pengumpulan
data
Ø Vervikasi
data
Ø Analisis
data dan
Ø Penafsiran
data.
Yang harus dilakukan dalam langkah perencanaan ini
ialah
Ø Merumuskan
evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar- mengajar yang
didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai program belajar-mengajar tersebut.
Ø Menetapkan
aspek-aspek yang harus di nilai
Ø Menentukan
metode evaluasi yang akan dipergunakan.metode ini ditentukan oleh aspek yang
akan di nilai. Untuk menilai sikap, misalnya, dipergunakan checklist.
Ø Memiliki
atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan dipergunakan. Alat-alat evaluasi
yang ditentukan oleh metode evaluasi yang kita pergunakan. Apabilah alat-alat
yang akan dipergunakan cukup tersedia, maka tinggal memiliki salah satu dari
alat tersebut
Ø Menentukan
kriteria yang dipergunakan. Setelah alat-alat evaluasi dipilih dan disusun
serta telah ditetapkan kreterianya, maka selanjutnya ditentukan frekuensi
evaluas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata to
evaluate yang berarti menilai.Nilai dalam bahasa arab di sebut al qimat.istilah
nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf.
Merupakan cara atau tehnik untuk
mengamati tingkah laku peserta didik berdasarkan standar p erhitungan yang bersifat kompreherensifdari
seluruh aspek kehidupan mental,psikologis,dan spiritual –religius.
Evaluasi adalah suatu proses dan
tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan,pertumbuhan dan pekembangan (perserta didik) terhadap tujuan
(pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar
untuk membuat keputusan.
Evaluasi pendidikan islam adalah
suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap perserta didik dari
keseluruan aspek mentalpsikologis dan spiritual religius dalam pendidikan islam
untuk mengetahui taraf kemajuan dalam pendidikan islam.
Fungsi evaluasi tidak hanya
ditekankan kepada aspek konektif akan tetapi meliputi ketiga rana tersebut
(konektif, apektif dan psikomotorik).
Prinsip evaluasi yaitu: valid,
berorintasi kepada kopentensi, berkemajuan/berkesenabungan (kontinuitas),
menyeluruh (komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas,
praktis, dicatat dan akurat.
B. Saran
Demikian yang dapat kami
sampaikan ,semoga apa yang dibahas dalam makalah ini akan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudijono,Anas.Pengantar
Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rajawali Pers.(2015:hal,1-16)
Daryonto,Haji. Evaluasi
Prndidikan,Jakarta:Rineka Cipta.(2008:hal,4,14-19)
Moh.Haitami Salim & Syamsul
Kurniawan.study ilmu pendidikan islam,Jakarta:hal,240-241
Drs.Bukhari Umar.M.Ag’’ilmu
pendidikan islam’’
Dra.Hj.Nur
Uhbiyati’’ilmu pendidikan islam(IPI)’’
Moh.haitami
salim & syamsul kurniawan’’study ilmu pendidikan islam’’hal.252-253
[1]
Sudijono,Anas.Pengantar
Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rajawali Pers.(2015:hal,1-16)
[2]
Sudijono,Anas.Pengantar
Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rajawali Pers.(2015:hal,1-16)
[3]
Daryonto,Haji. Evaluasi
Prndidikan,Jakarta:Rineka Cipta.(2008:hal,4,14-19)
[7] Sudijono,Anas.Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rajawali
Pers.(2015:hal,1-16)
No comments:
Post a Comment