MAKALAH SUMBER, FUNGSI DAN URGENSI AKHLAK TASAWUF
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kita mengetahui bahwa pada era globalisasi seperti sekarang ini dimana
teknologi yang ada sudah semakin canggih. Bayak pemuda yang mengalami degradasi
moral, sehingga sangat diperlukan pemahaman dan juga pembelajaran menganai
akhlak dan tasawuf.
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat menimbulkan
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. (Imam Ghozali) Tasawuf merupakan suatu upaya menyucikan diri,
meningkatkan akhlak dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai
kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah mensucikan diri dan tujuan
akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan sedekat mungkin dengan
Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat
bersatu dengan Roh Tuhan.
Kedua hal tersebut sangat diperlukan para pemuda agar mereka senantiasa
berakhlakul karimah dan juga mendekatkan diri pada Allah agar kita selalu
berada di jalan yang benar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa Sumber,
Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf ?
a.
Apa Dalil-dalil,Tujuan
dan Sasaran Akhlak Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits?
b.
Apa Dalil-dalil
dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits?
2.
Apa Fungsi Akhlak Tasawuf ?
a.
Apa Manfaat
dan Urgensi Akhlak?
b.
Apa Manfaat
Tasawuf?
c.
Apa Fungsi
Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf?
d.
Apa Pentingnya
Studi Akhlak Tasawuf?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui Sumber, Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf
a.
Untuk
mengetahui Dalil-dalil,Tujuan dan Sasaran Akhlak Tasawuf dalam al-Qur’an dan
Hadits
b.
Untuk
mengetahui Dalil-dalil dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
2.
Untuk mengetahui Fungsi Akhlak Tasawuf
a.
Untuk
mengetahui Manfaat dan Urgensi Akhlak
b.
Untuk mengetahui
Manfaat Tasawuf
c.
Untuk
mengetahui Fungsi Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf
d.
Untuk
mengetahui Pentingnya Studi Akhlak Tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sumber,
Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf
1)
Dalil-dalil,Tujuan
dan Sasaran Akhlak dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø
Dalil-dalil
Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadits
a. QS. Al- Qalam : 4
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظم
Artinya:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur”
b. QS. Asy-Syu’ara : 137,
إِنْ
هَٰذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ
Artinya:
“Agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaaan oang-orang tedahulu”
c.
Hadist riwayat Tarmidzi
menyebutkan,
“ Orang mukmin yang paling
sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya” Sedang pada
hadistlain yang di riwayatkan oleh Ahmad, disebutkan “ Aku (Muhammad) di utus
kedunia untuk menyempurnakan
keluhuran budi pekerti”
Ø
Tujuan Akhlak dalam Al-Qur’an
dan Hadits
1. akhlak bertujuan
membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
2. Menghindari diri
dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Seseorang yang mempelajari
ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk,
dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan
yang buruk.
3. Ilmua akhlak
atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia disegala bidang..
Ø
Sasaran akhlak
Akhlak juga mempunyai sasaran dimana akhlak tersebut
harus dijalankan, aspek-aspek sasaran akhlak yakni :
1. Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah yakni pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Illah (Tuhan, yang didahulukan) selain Allah SWT, dzat yang Maha
Esa, dzat yang Maha suci atas semua sifat-sifat terpuji-Nya, tidak ada satupun
yang dapat menandingi ke-Esaan-Nya, jangankan manusia, malaikatpun tidak ada
yang menjangkau hakikat-Nya.
Di sini saya akan menyampaikan beberapa ayat-ayat
Al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak kepada Allah, :
1) Dan katakanlah,
"Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa
yang kamu kerjakan." (QS.An-Naml (27): 93)
2) Mahasuci Allah dan
segala sifat yang mereka sifatkan kepada-Nya, kecuali (dari) hamba-hamba Allah
yang terpilih (QS Ash-Shaffat [37]: 159-160).
3) Dan para malaikat
menyucikan sambil memuji Tuhan mereka (QS Asy-Syura [42]: 5).
2. Akhlak kepada Orang
Tua
..... Prinsip-prinsip
dalam melaksanakan akhlak terhadap orang tua adalah:
a.
patuh, yaitu mentaati perintah orang tua, kecuali yang
bertentangan
dengan perintah Allah
b. ihsan, yaitu berbuat
baik kepada mereka sepanjang hidupnya
c. lemah lembut
dalam perkataan maupun tindakan
d. merendahkan diri di
hadapannya
e. berterima kasih
f. berdoa untuk
mereka.
3. Akhlak kepada Sesama
Manusia
Beberapa
ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak kita kepada sesama manusia
sebagaimana berikut :
1) Perkataan yang baik
dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu
yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263).
2) Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta
izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).
3) Tidak wajar seseorang
mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk
tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau
memanggilnya dengan sebutan buruk (Al-Hujurat [49]: 11-12).
4. Akhlak kepada
Lingkungan
Arti dari lingkungan disini meliputi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda
tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Ini berarti manusia harus bisa
menjaga, mengayomi, memelihara serta membimbing agar setiap makhluk tercapai
tujuan atas penciptaanya. Sebagaimana contoh islam tidak membenarkan mengambil
buah yang belum masak, memetik bunga yang belum mekar, karena hal ini tidak
memberi kesempatan makhluk hidup untuk mencapai tujuan penciptaanya. Dalam hal
ini manusia harus dituntut untuk menjaga kelangsungan lingkungan kita dan tidak
melakukan kerusakan karena setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai
sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Sebagaimana ayat al-Qu’an
menjelaskan :
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang
benar” (QS. Ar-Rum : 41
2)
Dalil-dalil
dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø Dalil-dalil Tasawuf dalam al-Qur’an dan
Hadits
a.
Surat Ali Imran/3:31
قُلْ إِن كُنتُمْ
تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya:
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
b.
Surat Al Baqarah : 115
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ
اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka
kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
c.
Surat Al-Baqarah :269
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ
الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو
الْأَلْبَابِ
Artinya: Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman
yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah).
d.
Surat At-Tahrim:8
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ
رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ
إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu".
e.
Surat Qaaf :16
, وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya
f. Hadis Nabi
Seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar
manusia mengenal penciptanya. Dalam
suatu hadis di sebutkan “ Aku adalah perbendahaaan yang tersembunyi, maka aku menjadikan mahkluk agar mereka
mengenalku” Hadist di atas memberi petunjuk bahwa alam semesta, temasuk
kita, adalah cemin dan bayangan tuhan. Dalam konteks
ini, tuhan bisa dikenal melalui fenomena alam semesta. Dimana dalam penciptaan jagat raya ini tedapat potensi ketuhanan yang
bisa digunakan untuk mengenal-Nya. Dalam suatu hadist juga disebutkan. Nabi pernah
bersabda yang artinya;“Seorang hamba sebaiknya senantiasa mendekatkan diri
kepadaku dengan amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya.
Maka apabila mencintainya, maka jadilah Aku
pendengarannya yang dia pakai untuk mendengar, mataya yang dia pakai untuk
melihatdan lidahnya yang dia pakai untuk
berbicara dan tangannya yang dia pakai untuk mengepal dan kakinya yang dia pakai untuk
berusaha. Maka dengan-Kulah diamendengar, melihat, berbicara, berpikir,
meninju, dan berjalan”Dimana hadist di atas memberi petunjuk bahwa antara
manusia dan tuhan bisabersatu. Di manusia bisa lebur dalam diri tuhan yang
dikenal dengan istilah al-fana ,yaitu
fana-nya makhluk yang mencintai kepada diri tuhan sebagai dzat yang dicintai.
g. Praktek para sahabat.
Dimana ada beberapa sahabat yang mengikuti
praktik tasawuf sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah Seperti Abu
Bakar Ash-shiddiq, pernah berkata “ Aku mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan,
dan mendapatkan keagungan dalam rendah diri”. Sementara Umar Ibn Khattab, suatu
ketika penah berkhutbah dihadapan umat
Islam dengan pakaian yang begitu sederhana. Demikian juga dengan berbagai
praktik tasawuf lainya yang jugadilakukan oleh Usman Ibn Affan, Ali Ibn
Abi Talib, Abu Zar Al-Ghiffari, HasanBasri, dll
Ø
Ajaran
Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
Berbagai
ayat dalam Al-Qur'an dan sabda Rasul dalam kitab Al-Hadits menunjukkan secara
jelas kepada kita bahwa nilai-nilai spiritual itu memang ada, diantaranya
sebagai berikut:
وَلِلَّهِ
الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(Q. S. 2. Al-Baqoroh, A. 115).
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran." (Q. S. 2. Al-Baqarah, A. 186).
Sedangkan menurut hadis :
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ قَالَ
زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ عَنْ
أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَارِزًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكِتَابِهِ وَلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ
الْآخِرِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ
تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ
الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ
تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَلَكِنْ
سَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا فَذَاكَ مِنْ
أَشْرَاطِهَا وَإِذَا كَانَتْ الْعُرَاةُ الْحُفَاةُ رُءُوسَ النَّاسِ فَذَاكَ
مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا تَطَاوَلَ رِعَاءُ الْبَهْمِ فِي الْبُنْيَانِ فَذَاكَ
مِنْ أَشْرَاطِهَا فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ }
قَالَ ثُمَّ أَدْبَرَ الرَّجُلُ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُدُّوا عَلَيَّ
الرَّجُلَ فَأَخَذُوا لِيَرُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ لِيُعَلِّمَ
النَّاسَ دِينَهُمْ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو
حَيَّانَ التَّيْمِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ فِي
رِوَايَتِهِ إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ بَعْلَهَا يَعْنِي السَّرَارِيَّ
Terjemahan :
Dan
telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin
Harb] semuanya dari [Ibnu Ulayyah], [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada
kami [Ismail bin Ibrahim] dari [Abu Hayyan] dari [Abu Zur’ah bin Amru bin
Jarir] dari [Abu Hurairah] dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pada suatu hari berada di hadapan manusia, lalu seorang laki-laki
mendatanginya seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah iman itu? ‘ Beliau
menjawab, ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada
kejadian pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para Rasul-Nya, dan kamu beriman
kepada hari kebangkitan yang akhir’. Dia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah
Islam itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat yang wajib, membayar
zakat yang difardlukan, dan berpuasa Ramadlan.’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai
Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah
seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu.’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, kapankah
hari kiamat itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih
mengetahui jawaban-Nya daripada orang yang bertanya, akan tetapi aku akan
menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya; yaitu bila hamba wanita
melahirkan tuan-Nya. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Kedua) bila orang yang
telanjang tanpa alas kaki menjadi pemimpin manusia. Itulah salah satu
tanda-tandanya. (Ketiga) apabila penggembala kambing saling berlomba
tinggi-tinggian dalam (mendirikan) bangunan. Itulah salah satu tanda-tandanya
dalam lima tanda-tanda, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, ” kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca: ‘(Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan-Nya besok.Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal) ‘ (Qs. Luqman: 34). Kemudian laki-laki
tersebut kembali pergi. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Panggil kembali laki-laki tersebut menghadapku’. Maka mereka mulai
memanggilnya lagi, namun mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ini Jibril, dia datang untuk mengajarkan
manusia tentang agama mereka’.” Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin
Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah
menceritakan kepada kami [Abu Hayyan at-Taimi] dengan sanad ini hadits
semisalnya, hanya saja dalam riwayatnya ada kalimat, ‘Apabila hamba wanita
melahirkan suaminya, yaitu para gundik’.
B.
Fungsi
Akhlak Tasawuf
1)
Manfaat
dan Urgensi Akhlak
Ø Manfaat Akhlak
1. Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada
manusia.
2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan
situasi
3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana
kehidupan
4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan
Ø Urgensi Akhlak
1.
Akhlak
sebagai misi Nabi Muhammad saw
إنمابعثتلأتمممكارمالأخلاق
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”
2.
Akhlak
sebagai salah satu rukun dakwah para Rasul
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ
الْمُرْسَلِينَ إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلاَتَتَّقُونَ إِنِّي لَكُمْ
رَسُولٌ أَمِينٌ فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ وَمَآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ
أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلاَّ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَاتَّقُوا اللهَ
وَأَطِيعُون.
“Kaum
Nuh telah mendustakan para rasul.Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada
mereka:”Mengapa kamu tidak bertaqwa?Sesungguhnya aku adalah seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu;
upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.Maka bertaqwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku".
3.
Akhlak
sebagai barometer
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
4.
Akhlak
sebagai pilar kebaikan
عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ
سِمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ
وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
Dari
An Nawas bin Sam’an al Anshari, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Al Birr (kebaikan) dan Dosa, beliau
bersabda: Al Birr adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang membuat
dadamu tidak nyaman, dan engkau membencinya jika manusia melihatnya.
5.
Akhlak
penyebab masuk Syurga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ
مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Dari
Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
ditanya tentang hal apa yang menyebabkan paling banyak manusia masuk ke surga,
maka beliau menjawab: “Taqwa kepada Allah, dan akhlaq yang baik
6.
Akhlak
sebagai pemberat timbangan amal
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُمِنْحُسْنِالْخُلُق
Dari
Abu Darda, dia berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atas timbangan lebih berat
dibandingkan akhlak yang baik.”
7.
Akhlak
sebagai Syafa'at
إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي فِي الآخِرَةِ مَحَاسِنُكُمْ أَخْلاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي فِي الآخِرَةِمَسَاوِيكُمْأَخْلاقًا
Sesungguhnya
diantara kalian yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku besok di
akhirat adalah yang terbaik akhlaknya, Sesungguhnya diantara kalian yang paling
aku benci dan yang paling jauh denganku besok di akhirat adalah yang terburuk
akhlaknya.[66]
2)
Manfaat
Tasawuf
Tasawuf memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan dan dunia islam, di bawah ini adalah 10 manfaat
tasawuf yaitu:
1. Dalam bidang kecerdasan emosional
Apabila dapat
mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat mengendalikan emosionalnya dengan
baik pula.
2. Dalam bidang kecerdasan spiritual
Tasawuf
mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu beribadah,
beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.
3. Dalam bidang Agama
Tasawuf ini
sangat diperlukan agar umat islam bisa mengamalkan teori Islam secara kaffah
dan juga untuk mengembangkan integrasi sosial dan kerukunan hidup dalam
beragama serta bebangsa.
4. Dalam bidang etos kerja
Tasawuf dapat
memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu wajib untuk
memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.
5. Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf
merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata
kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif
dan utuh serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan
maju.
6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk mengambil
keputusan yang bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung
jawab sosial.
7. Sumber Pengingat
Apa yang akan
membantu kita terhadap hal ini adalah mengingat Allah bahwa Allah menjamin kita
akan penyediaan, dan pengetahuan dan kekuatan-Nya sempurna, dan bahwa Dia
terlepas dari penciptaan dan jauh dari kelupaan dan dari
ketidakmampuan. Syaikh Ibn Ataillah menulis dalam bukunya The Abandonment of the Management of Affairs:
“Percayakan urusan kita kepada Allah juga merupakan kualitas yang sangat
penting untuk diperoleh.
8. Landasan Hidup
Tanpa pemahaman
ini muslim akhirnya lumpuh. Tapi dengan itu kaum Muslim bebas menjadi budak,
yaitu mematuhi dengan cara tanpa hambatan.
9. Pembatas Ilmu Islam
Tasawwuf membuat semua pengetahuan lain tunduk pada
pengetahuan tertinggi yaitu La ilaha illallah. Dengan Tasawwuf kita menyadari
bahwa pengetahuan tentang Allah berada di atas setiap pengetahuan lainnya.
Tasawwuf memungkinkan kita untuk mencicipi La halwa wa la quwwata illa billah
seperti tasawuf amali.
10. Lebih Mencintai Allah
Dalam Qur’an,
Allah menghubungkan bahwa orang beriman di antara orang-orang Firaun berkata:”
Saya telah mempercayakan perselingkuhan saya kepada Allah. “Kenyataannya adalah
keinginan kita kepada Allah untuk melestarikan kita dari semua yang memiliki
bahaya di dalamnya dan yang dengannya kita tidak memiliki keamanan.
3)
Fungsi
Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf
a)
Fungsi
Umum
secara umum fungsi akhlak tasawuf ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni:
Ø Aspek yang
menyangkut kesejarahan akhlak tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih
tersisa sampai sekarang.
Fungsi
umum akhlak tasawuf berdasar aspek ini yaitu:
1. Mengembalikan
akhlak Rosululloh Saw menjadi acuan sehari-hari umat islam
2. Menyeimbangkan
kehidupan duniawi yang serba hingar-bingar dengan kehidupan spiritualyang serba
teduh dan hening.
Ø Aspek yang
memotret realitas fungsi akhlak tasawuf yang ditangkap manusia modern sekarang
ini.
Fungsi umum akhlak tasawuf berdasar aspek ini
yaitu:
1. Peneduh jiwa
karena hilangnya kebermaknaan hidup dalam zaman ilmu dan teknologi
2. Pengeram psikologi dari kehidupan yang diwarnai penuh persaingan
(kompetisi).
3. Penguat kesadaran kebersamaan
hidup.
b)
Fungsi
Khusus
Fungsi akhlak
tasawuf secara khusus adalah berkaitan dengan kesehatan mental atau jiwa
manusia.
Fungsi tersebut diantaranya:
1. Membersihkan hati dalam berhubungan dengan Allah
2. Membersihkan jiwa dari pengaruh materi
3. Menerangi jiwa dari kegelapan
4. Memperteguh dan menyuburkan
keyakinan beragama
5. Mempertinggi akhlak manusia.
4)
Pentingnya
Studi Akhlak Tasawuf
a)
Manfaat
Pembelajaran Akhlak
1.
Manfaat
Pembelajaran Akhlak
Pemanfaatan pembelajaran ilmu akhlak, menyebabkan kita
dapat menerapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai perbuatan yang baik dan
perbuatan lainnya yang buruk, dan membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa
nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan bersih. Keterangan tesebut
memberi petunjuk bahwa ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia
agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan yang baik dan yang buruk.
Karena ilmu akhlak menentukan kriteria perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk, selain itu ilmu akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya
membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat.
2)
Definisi
Baik dan Buruk
Dari segi bahasa baik adalah
terjemahan dari kata khair dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris.
Lousi Ma’luf dalam kitabnya,Munjid, mengatakan bahwa yang di sebut baik adalah
sesatu yang telah mecapai keempurnaan. Sementara itu, dalam Webster’s New
Twentieth Century Dictionary, dikatakan bahwa yang disebutkan baik adalah
sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian
dan seterusnya. Selanjtunya yang baik itu juga adalah sesatu yang mempunyai
nilai kebenaran atau nilai yang di harapkan, yang memberikan kepuasan.Beberapa
kutipan di atas menggambarkan bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan,
dan disukai manusia.[1]
Dalam bahasa Arab, yang buruk itu
dikenal dengan istilah syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik,
yang tidak seperti seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, di bawah standar,
kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak
menyenangkan, tidak dapat di setujui, tidak dapat di teria, sesuatu yang
tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku.[2]
3)
Penentuan
Baik dan Buruk
Sejalan
dengan perkembangan pemikiran manusia, berkembang pula patokan yang digunakan
orang dalam menentukan baik dan buruk. Berikut di antara aliran –aliran filsafat yang mempengaruhi penentuan baik dan
buruk:
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat(Sosialisme)
Menurut aliran ini baik atau buruk
ditentukan berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan di tentukan berdasarkan
adat-istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat.Orang yang
mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik, dan orang yang
menentang dan tidak mengikuti adat isiadat dipandang buruk, dan kalau perlu
dihukum secara adat.[3]
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Hedonisme
Aliran
Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada
filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang
selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh
Freud.
Menurut
paham ini banyak yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak
mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasaan nafsu biologis.[4]
Aliran ini
tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan ada pula
yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan
yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang medatangkan kelezatan.
Epicurus
sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu
adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan
tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Intuisisme (Humanisme)
Intuisi
adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk.
Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau yang
disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara
fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada
setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan
buruk dengan sekilas pandang.
Menurut
paham ini perbutatan yang baik adalah
perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani atau
kekuatan batin yang ada di dalam dirinya. Dan sebaliknya perbuatan buruk adalah
perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin di pandang buruk.[5]
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Utilitarianisme
Secara harfiah
utilis berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang
berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku
bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada masa
sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang
menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan meliha
kegunaan hanya dari sudut pandang materialistik..Namun demikian, kegunaan dalam
arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan juga
dengan yang besifat rohani bisa di terima. Kegunaan bisa diterima jika hal-hal
yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain Nabi misalnya menilai
orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah
yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang
menakhlukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih
lanjut cendrung pada sikap bintang, dan berlaku hukum siapa yang kuat dan
menang itulah yang baik.
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Religionisme
Menurut paham ini yang dianggap
baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan
buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam paham ini keyakinan teologis,
yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak
mungkin orang mau berbuat seseuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan
tidak beriman kepad-Nya. Namun , terdapat pula kebertan terhadap paham ini,
yaitu ketidak umuman dari ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
-
Baik
Buruk Menurut Aliran Evolusi (Evolution)
Mereka yang mengikuti paham ini
mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi.
Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-benda yang tampak, tetapi
juga berlaku pada benda yang tak dapat kita lihat atau di raba oleh indra,
sepeti akhlak dan moral.Herbert Sencer( 1820-1903) salah seorang filsafat
Inggris yang berpendapat evoludi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu
tumbuh secara sedehana, kemudian berangsur meningkat sedikit demi sedikit
berjalan kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bika
denat dengan cita-cita itu dan buruk bila jauh daripadanya. Cita –cita manusia
dalam hidup ini menurut paham ini adalah kesenangan dan kebahagiaan.
4)
Konsep
Baik dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang
bersumberkan wahyu Allah SWT, Al-Qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh
hadis Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam pennetuan baik dan buruk harus
didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadis. Jika kita perhatikan Al-Qur’an
maupun Hadis dapt dijumpa berbagai istilah yang mengacu kepda baik dan ada pula
istilah yang mengacu kepada buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada baik
misalnya al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah, dan
al-birr.
Al- hasanah sebagimana dikemukakan
oleh Al-Raghib al- Asfahani adalah suatu
istilah yang digunaka n untuk menunjukan sesuatu yang disukai atau dipandang
baik. Yang termasuk al- hasanah misalnya keuntungan, kelapangan rezeki dan
kemenangan. Adapun kata al- thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan
sesuatu yang meberikan kelezatan kepada pancaindra dan jiwa, seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.
Selanjutnya kata al-Khair digunakan
untuk menunjukan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal,
adil, keutamaan, dan segala sesuatu yang bermanfaat.Adapun kata al- mahmudah
digunakan untuk menunjukan seseuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan
sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. Misalnya sholat, puasa dll.
Selanjutnya kata al-karimah
digunakan untuk menunjukan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang
ditampakkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Seperti menafkahkan harta di
jalan Allah.berbuat baik kepada orang tua dan lain sebagainya. Adapun kata
al-birr digunakan untuk menunjukan pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan yang baik.
Untuk menghasilkan kebaikan yang demikian itu islam memberikan tolak ukur
yang jelas, yaitu selama perbuatan yang dilakukan untuk ditunjukan untuk
mendapatkan keridhaan Allah yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan ikhlas. Berdasarkan
petunjuk tersebut, maka penentuan baik dan buruk dalam Islam tidak semata-mata
ditentukan berdasarkan amala perbuatan saja tetapi lebih dari itu adalah
niatnya. Selanjutnya dalam menetukan perbuatan baik dan buruk itu, Islam
memperhatikan kriteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu.
b)
Manfaat
Pembelajaran Tasawuf
Faedah Tasawuf ialah membersihkan
hati agar sampai kepada Ma’rifat Allah SWT. Sebagai Ma’rifat yang sempurna
untuk keselamatan diakhirat dan mendapatkan keridlaan Allah SWT. Dan mendapat
kebahagiaan abadi . Dengan adanya bantuan Tasawuf , maka ilmu pengetahuan satu
dengan yang lainnya tidak akan bertabrakan, karena ia berada dalam satu jalan
dan satu tujuan. Juga Untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari
denganTuhan, sehingga seseorang merasa berada di hadirat-Nya.
c)
Relevansi
antara Studi Akhlak Tasawuf dengan kehidupan saat ini
Masyarakat modern terdiri dari dua
kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
masyarakat diartikan sebagai pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup
bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan tertentu). Sedangkan modern
diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir. Jadi secara harfiah
masyarakat modern berartisuatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu
tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.
Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat
modern juga mengalami berbagai problematika seperti:
1.
Semua
kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisitem teknologi
memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi
2.
Nilai-nilai
manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
3.
Semua
kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
4.
Efek negatif
teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah
netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan
5.
Semua
penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
d)
Sumbangan
Studi Akhlak Tasawuf bagi pemberdayaan masyarakat
Memang
menjadi fenomena yang menarik bahwa di tengah habitat kemajuan ilmu dan
teknologi, orang cenderung lari ke pencarian spiritual. Hal ini menjadi
pertanda urgensi dan signifikansi tasawuf dalam kehidupan masyarakat modern.
Ada beberapa faktor yang menandai arti penting tasawuf bagi kehidupan manusia
modern.
Pertama,
tasawuf merupakan basis yang bersifat fitri pada setiap manusia
Kedua,
tasawuf berfungsi sebagai alat pengendali dan pengontrol manusia
Ketiga,
tasawuf memiliki relevansi dan signifikansi dengan problema manusia modern.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalil-dalil,Tujuan dan
Sasaran Akhlak dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø
Dalil-dalil
Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadits
a. QS. Al- Qalam : 4
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظم
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur”
Manfaat dan Urgensi
Akhlak
Ø Manfaat Akhlak
1. Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada
manusia.
2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan
situasi
3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana
kehidupan
4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan
Konsep
Baik dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang
bersumberkan wahyu Allah SWT, Al-Qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh
hadis Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam pennetuan baik dan buruk harus
didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadis.
B. KRITIK
DAN SARAN
Dalam
pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
yang mungkin disebabkan karena masih minimnya pengetahuan penulis terutama
pada materi yang sekarang ada pada pembaca sekalian, untuk itu
penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya
makalah berikutnya. Dan apabila makalah ini bisa untuk acuan
pembelajaran maka penulis mengucapkan terimakasih atas kepercayaan pembaca
terhadap makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Husna, Nita Durotul. Akhlak dan Sasaran Akhlak Pada Matakuliah
agama. Diambil pada pada tanggal 1 April 2018
dari http://nitahusna.blogspot.co.id/2013/11/makalah-akhlak-dan-sasaran-akhlak.html
Seytawan,
Wawan. Tujuan Akhlak Tasawuf. Diambil
pada tanggal 1 April 2018 dari
http://awanjeer.blogspot.co.id/2015/11/tujuan-akhlak-tasawuf.html
Wahyudi,
Ageng. Konsep Akhlak Dalam Islam. Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari
http://agengwahyudi.blogspot.co.id/2015/10/konsep-akhlak-dalam-islam.html
Al- Faruq,
Abdul Aziz. Makalah Fungsi Akhlak Tasawuf: Umum dan Khusus. Diambil pada
tanggal 1 April 2018 dari http://abdulazizalfaruq.blogspot.co.id/2017/04/makalah-fungsi-akhlak-tasawuf-umum-dan.html
Tika, Echa. 10 Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam. Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari
https://dalamislam.com/dasar-islam/manfaat-tasawuf-dalam-dunia-islam
No comments:
Post a Comment