1

loading...

Sunday, November 11, 2018

MAKALAH SUMBER, FUNGSI DAN URGENSI AKHLAK TASAWUF

MAKALAH SUMBER, FUNGSI DAN URGENSI AKHLAK TASAWUF

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kita mengetahui bahwa pada era globalisasi seperti sekarang ini dimana teknologi yang ada sudah semakin canggih. Bayak pemuda yang mengalami degradasi moral, sehingga sangat diperlukan pemahaman dan juga pembelajaran menganai akhlak dan tasawuf.
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat menimbulkan perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. (Imam Ghozali) Tasawuf merupakan suatu upaya menyucikan diri, meningkatkan akhlak dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah mensucikan diri dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat bersatu dengan Roh Tuhan.
Kedua hal tersebut sangat diperlukan para pemuda agar mereka senantiasa berakhlakul karimah dan juga mendekatkan diri pada Allah agar kita selalu berada di jalan yang benar.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Sumber, Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf ?
a.       Apa Dalil-dalil,Tujuan dan Sasaran Akhlak Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits?
b.      Apa Dalil-dalil dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits?
                   
2.       Apa Fungsi Akhlak  Tasawuf ?
a.       Apa Manfaat dan Urgensi Akhlak?
b.      Apa Manfaat Tasawuf?
c.       Apa Fungsi Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf?
d.      Apa Pentingnya Studi Akhlak Tasawuf?


C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui Sumber, Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf
a.    Untuk mengetahui Dalil-dalil,Tujuan dan Sasaran Akhlak Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
b.    Untuk mengetahui Dalil-dalil dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
                   
2.       Untuk mengetahui Fungsi Akhlak  Tasawuf
a.       Untuk mengetahui Manfaat dan Urgensi Akhlak
b.      Untuk mengetahui Manfaat Tasawuf
c.       Untuk mengetahui Fungsi Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf
d.      Untuk mengetahui Pentingnya Studi Akhlak Tasawuf

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sumber, Fungsi dan Urgensi Studi Akhlak Tasawuf
1)      Dalil-dalil,Tujuan dan Sasaran Akhlak dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø   Dalil-dalil Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadits
a.       QS. Al- Qalam : 4
 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظم

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur”
                                                                          
b.       QS. Asy-Syu’ara : 137,
إِنْ هَٰذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ

Artinya: “Agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaaan oang-orang tedahulu”

c.       Hadist riwayat Tarmidzi menyebutkan,
“ Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya” Sedang pada hadistlain yang di riwayatkan oleh Ahmad, disebutkan “ Aku (Muhammad) di utus kedunia untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti”
Ø  Tujuan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadits

1.      akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
2.      Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.  Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
3.      Ilmua akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang..
Ø  Sasaran akhlak
Akhlak juga mempunyai sasaran dimana akhlak tersebut harus dijalankan, aspek-aspek sasaran akhlak yakni :
1.      Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah yakni pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Illah (Tuhan, yang didahulukan) selain Allah SWT, dzat yang Maha Esa, dzat yang Maha suci atas semua sifat-sifat terpuji-Nya, tidak ada satupun yang dapat menandingi ke-Esaan-Nya, jangankan manusia, malaikatpun tidak ada yang menjangkau hakikat-Nya.
Di sini saya akan menyampaikan beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak kepada Allah,  :
1)      Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS.An-Naml (27): 93)
2)      Mahasuci Allah dan segala sifat yang mereka sifatkan kepada-Nya, kecuali (dari) hamba-hamba Allah yang terpilih (QS Ash-Shaffat [37]: 159-160).
3)      Dan para malaikat menyucikan sambil memuji Tuhan mereka (QS Asy-Syura [42]: 5).

2.      Akhlak kepada Orang Tua
..... Prinsip-prinsip dalam melaksanakan akhlak terhadap orang tua adalah:
a.              patuh, yaitu mentaati perintah orang tua, kecuali yang bertentangan
dengan perintah Allah
b.      ihsan, yaitu berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya
c.       lemah lembut dalam perkataan maupun tindakan
d.      merendahkan diri di hadapannya
e.       berterima kasih
f.       berdoa untuk mereka.

3.      Akhlak kepada Sesama Manusia
Beberapa ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak kita kepada sesama manusia sebagaimana berikut :
1)      Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263).
2)      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).
3)      Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (Al-Hujurat [49]: 11-12).

4.      Akhlak kepada Lingkungan
Arti dari lingkungan disini meliputi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Ini berarti manusia harus bisa menjaga, mengayomi, memelihara serta membimbing agar setiap makhluk tercapai tujuan atas penciptaanya. Sebagaimana contoh islam tidak membenarkan mengambil buah yang belum masak, memetik bunga yang belum mekar, karena hal ini tidak memberi kesempatan makhluk hidup untuk mencapai tujuan penciptaanya. Dalam hal ini manusia harus dituntut untuk menjaga kelangsungan lingkungan kita dan tidak melakukan kerusakan karena setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Sebagaimana ayat al-Qu’an menjelaskan :
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS. Ar-Rum : 41

2)   Dalil-dalil dan Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø  Dalil-dalil Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
a.       Surat Ali Imran/3:31
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

b.      Surat Al Baqarah : 115
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

c.       Surat Al-Baqarah :269

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

d.      Surat At-Tahrim:8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
e.       Surat Qaaf :16

, وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya
f.       Hadis Nabi
Seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar manusia mengenal penciptanya. Dalam suatu hadis di sebutkan “ Aku adalah perbendahaaan yang tersembunyi, maka aku menjadikan mahkluk agar mereka mengenalku” Hadist di atas memberi petunjuk bahwa alam semesta, temasuk kita, adalah cemin dan bayangan tuhan. Dalam konteks ini, tuhan bisa dikenal melalui fenomena alam semesta. Dimana dalam penciptaan  jagat raya ini tedapat potensi ketuhanan yang bisa digunakan untuk mengenal-Nya. Dalam suatu hadist juga disebutkan. Nabi pernah bersabda yang artinya;“Seorang hamba sebaiknya senantiasa mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya.
Maka apabila mencintainya, maka jadilah Aku pendengarannya yang dia pakai untuk mendengar, mataya yang dia pakai untuk melihatdan lidahnya yang dia pakai untuk berbicara dan tangannya yang dia pakai untuk mengepal dan kakinya yang dia pakai untuk berusaha. Maka dengan-Kulah diamendengar, melihat, berbicara, berpikir, meninju, dan berjalan”Dimana hadist di atas memberi petunjuk bahwa antara manusia dan tuhan bisabersatu. Di manusia bisa lebur dalam diri tuhan yang dikenal dengan istilah al-fana ,yaitu fana-nya makhluk yang mencintai kepada diri tuhan sebagai dzat yang dicintai.
g.      Praktek para sahabat.
Dimana ada beberapa sahabat yang mengikuti praktik tasawuf sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah Seperti Abu Bakar Ash-shiddiq, pernah berkata “ Aku mendapatkan kemuliaan dalam ketakwaan, dan mendapatkan keagungan dalam rendah diri”. Sementara Umar Ibn Khattab, suatu ketika penah berkhutbah dihadapan umat Islam dengan pakaian yang begitu sederhana. Demikian juga dengan berbagai praktik tasawuf lainya yang jugadilakukan oleh Usman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Talib, Abu Zar Al-Ghiffari, HasanBasri, dll
Ø  Ajaran Tasawuf dalam al-Qur’an dan Hadits
Berbagai ayat dalam Al-Qur'an dan sabda Rasul dalam kitab Al-Hadits menunjukkan secara jelas kepada kita bahwa nilai-nilai spiritual itu memang ada, diantaranya sebagai berikut:

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q. S. 2. Al-Baqoroh, A. 115).

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q. S. 2. Al-Baqarah, A. 186).

Sedangkan menurut hadis :
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَارِزًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكِتَابِهِ وَلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ الْآخِرِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَلَكِنْ سَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا كَانَتْ الْعُرَاةُ الْحُفَاةُ رُءُوسَ النَّاسِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا تَطَاوَلَ رِعَاءُ الْبَهْمِ فِي الْبُنْيَانِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ }
قَالَ ثُمَّ أَدْبَرَ الرَّجُلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُدُّوا عَلَيَّ الرَّجُلَ فَأَخَذُوا لِيَرُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ لِيُعَلِّمَ النَّاسَ دِينَهُمْ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ فِي رِوَايَتِهِ إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ بَعْلَهَا يَعْنِي السَّرَارِيَّ

Terjemahan :
Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] semuanya dari [Ibnu Ulayyah], [Zuhair] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ibrahim] dari [Abu Hayyan] dari [Abu Zur’ah bin Amru bin Jarir] dari [Abu Hurairah] dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari berada di hadapan manusia, lalu seorang laki-laki mendatanginya seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah iman itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan yang akhir’. Dia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat yang wajib, membayar zakat yang difardlukan, dan berpuasa Ramadlan.’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih mengetahui jawaban-Nya daripada orang yang bertanya, akan tetapi aku akan menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya; yaitu bila hamba wanita melahirkan tuan-Nya. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Kedua) bila orang yang telanjang tanpa alas kaki menjadi pemimpin manusia. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Ketiga) apabila penggembala kambing saling berlomba tinggi-tinggian dalam (mendirikan) bangunan. Itulah salah satu tanda-tandanya dalam lima tanda-tanda, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, ” kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca: ‘(Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan-Nya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal) ‘ (Qs. Luqman: 34). Kemudian laki-laki tersebut kembali pergi. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Panggil kembali laki-laki tersebut menghadapku’. Maka mereka mulai memanggilnya lagi, namun mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ini Jibril, dia datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka’.” Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Abu Hayyan at-Taimi] dengan sanad ini hadits semisalnya, hanya saja dalam riwayatnya ada kalimat, ‘Apabila hamba wanita melahirkan suaminya, yaitu para gundik’.
B.     Fungsi Akhlak  Tasawuf
1)      Manfaat dan Urgensi Akhlak
Ø  Manfaat Akhlak
1.      Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada manusia.
2.      Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi
3.      Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan
4.      Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan

Ø  Urgensi Akhlak
1.      Akhlak sebagai misi Nabi Muhammad saw

إنمابعثتلأتمممكارمالأخلاق

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”


2.      Akhlak sebagai salah satu rukun dakwah para Rasul

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلاَتَتَّقُونَ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ وَمَآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلاَّ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُون.

“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka:”Mengapa kamu tidak bertaqwa?Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku".

3.      Akhlak sebagai barometer

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

4.      Akhlak sebagai pilar kebaikan

عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سِمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Dari An Nawas bin Sam’an al Anshari, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Al Birr (kebaikan) dan Dosa, beliau bersabda: Al Birr adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang membuat dadamu tidak nyaman, dan engkau membencinya jika manusia melihatnya.

5.      Akhlak penyebab masuk Syurga

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya tentang hal apa yang menyebabkan paling banyak manusia masuk ke surga, maka beliau menjawab: “Taqwa kepada Allah, dan akhlaq yang baik

6.      Akhlak sebagai pemberat timbangan amal

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُمِنْحُسْنِالْخُلُق

Dari Abu Darda, dia berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atas timbangan lebih berat dibandingkan akhlak yang baik.”


7.      Akhlak sebagai Syafa'at

إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي فِي الآخِرَةِ مَحَاسِنُكُمْ أَخْلاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي فِي الآخِرَةِمَسَاوِيكُمْأَخْلاقًا

Sesungguhnya diantara kalian yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku besok di akhirat adalah yang terbaik akhlaknya, Sesungguhnya diantara kalian yang paling aku benci dan yang paling jauh denganku besok di akhirat adalah yang terburuk akhlaknya.[66]


2)      Manfaat Tasawuf
Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan dan dunia islam, di bawah ini adalah 10 manfaat tasawuf yaitu:
1. Dalam bidang kecerdasan emosional
Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik pula.
2. Dalam bidang kecerdasan spiritual
Tasawuf mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.
3. Dalam bidang Agama
Tasawuf ini sangat diperlukan agar umat islam bisa mengamalkan teori Islam secara kaffah dan juga untuk mengembangkan integrasi sosial dan kerukunan hidup dalam beragama serta bebangsa.
4. Dalam bidang etos kerja
Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.
5. Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif dan utuh serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju.
6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Tasawuf  mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung jawab sosial.
7. Sumber Pengingat
Apa yang akan membantu kita terhadap hal ini adalah mengingat Allah bahwa Allah menjamin kita akan penyediaan, dan pengetahuan dan kekuatan-Nya sempurna, dan bahwa Dia terlepas dari penciptaan dan jauh dari kelupaan dan dari ketidakmampuan. Syaikh Ibn Ataillah menulis dalam bukunya The Abandonment of the Management of Affairs: “Percayakan urusan kita kepada Allah juga merupakan kualitas yang sangat penting untuk diperoleh.
8. Landasan Hidup
Tanpa pemahaman ini muslim akhirnya lumpuh. Tapi dengan itu kaum Muslim bebas menjadi budak, yaitu mematuhi dengan cara tanpa hambatan.
9. Pembatas Ilmu Islam
Tasawwuf membuat semua pengetahuan lain tunduk pada pengetahuan tertinggi yaitu La ilaha illallah. Dengan Tasawwuf kita menyadari bahwa pengetahuan tentang Allah berada di atas setiap pengetahuan lainnya. Tasawwuf memungkinkan kita untuk mencicipi La halwa wa la quwwata illa billah seperti tasawuf amali.
10. Lebih Mencintai Allah
Dalam Qur’an, Allah menghubungkan bahwa orang beriman di antara orang-orang Firaun berkata:” Saya telah mempercayakan perselingkuhan saya kepada Allah. “Kenyataannya adalah keinginan kita kepada Allah untuk melestarikan kita dari semua yang memiliki bahaya di dalamnya dan yang dengannya kita tidak memiliki keamanan.


3)      Fungsi Umum dan Khusus Akhlak Tasawuf
a)      Fungsi Umum
secara umum fungsi akhlak tasawuf ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni:
Ø  Aspek yang menyangkut kesejarahan akhlak tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih tersisa sampai sekarang.
                                                      Fungsi umum akhlak tasawuf  berdasar aspek ini yaitu:
1.      Mengembalikan akhlak Rosululloh Saw menjadi acuan sehari-hari umat islam
2.      Menyeimbangkan kehidupan duniawi yang serba hingar-bingar dengan kehidupan spiritualyang serba teduh dan hening.
Ø   Aspek yang memotret realitas fungsi akhlak tasawuf yang ditangkap manusia modern sekarang ini.
Fungsi umum akhlak tasawuf  berdasar aspek ini yaitu:
1.      Peneduh jiwa karena hilangnya kebermaknaan hidup dalam zaman ilmu dan teknologi
2.      Pengeram psikologi dari kehidupan yang diwarnai penuh persaingan (kompetisi).
3.      Penguat kesadaran kebersamaan hidup.

b)      Fungsi Khusus
Fungsi akhlak tasawuf secara khusus adalah berkaitan dengan kesehatan mental atau jiwa manusia.
                                    Fungsi tersebut diantaranya:
1.      Membersihkan hati dalam berhubungan dengan Allah
2.      Membersihkan jiwa dari pengaruh materi
3.      Menerangi jiwa dari kegelapan
4.      Memperteguh dan menyuburkan keyakinan beragama
5.      Mempertinggi akhlak manusia.
4)      Pentingnya Studi Akhlak Tasawuf
a)      Manfaat Pembelajaran Akhlak
1.      Manfaat Pembelajaran Akhlak
Pemanfaatan pembelajaran ilmu akhlak, menyebabkan kita dapat menerapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai perbuatan yang baik dan perbuatan lainnya yang buruk, dan membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan bersih. Keterangan tesebut memberi petunjuk bahwa ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan yang baik dan yang buruk. Karena ilmu akhlak menentukan kriteria perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, selain itu ilmu akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat.
2)                        Definisi Baik dan Buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Lousi Ma’luf dalam kitabnya,Munjid, mengatakan bahwa yang di sebut baik adalah sesatu yang telah mecapai keempurnaan. Sementara itu, dalam Webster’s New Twentieth Century Dictionary, dikatakan bahwa yang disebutkan baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya. Selanjtunya yang baik itu juga adalah sesatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang di harapkan, yang memberikan kepuasan.Beberapa kutipan di atas menggambarkan bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan, dan disukai manusia.[1]
Dalam bahasa Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat di setujui, tidak dapat di teria, sesuatu yang tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.[2]
3)                        Penentuan Baik dan Buruk
Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia, berkembang pula patokan yang digunakan orang dalam menentukan baik dan buruk. Berikut di antara aliran –aliran  filsafat yang mempengaruhi penentuan baik dan buruk:
-          Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat(Sosialisme)
Menurut aliran ini baik atau buruk ditentukan berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan di tentukan berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat.Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik, dan orang yang menentang dan tidak mengikuti adat isiadat dipandang buruk, dan kalau perlu dihukum secara adat.[3]
-          Baik Buruk Menurut Aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud.
Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasaan nafsu biologis.[4]
Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan ada pula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang medatangkan kelezatan.
Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
-          Baik Buruk Menurut Aliran Intuisisme (Humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang.
Menurut paham ini  perbutatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani atau kekuatan batin yang ada di dalam dirinya. Dan sebaliknya perbuatan buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin di pandang buruk.[5]
-          Baik Buruk Menurut Aliran Utilitarianisme
Secara harfiah utilis berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan meliha kegunaan hanya dari sudut pandang materialistik..Namun demikian, kegunaan dalam arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang besifat rohani bisa di terima. Kegunaan bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).
-          Baik Buruk Menurut Aliran Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menakhlukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cendrung pada sikap bintang, dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.
-          Baik Buruk Menurut Aliran Religionisme
Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam paham ini keyakinan teologis, yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin orang mau berbuat seseuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan tidak beriman kepad-Nya. Namun , terdapat pula kebertan terhadap paham ini, yaitu ketidak umuman dari ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
-          Baik Buruk Menurut Aliran Evolusi (Evolution)
Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi. Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-benda yang tampak, tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat kita lihat atau di raba oleh indra, sepeti akhlak dan moral.Herbert Sencer( 1820-1903) salah seorang filsafat Inggris yang berpendapat evoludi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sedehana, kemudian berangsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bika denat dengan cita-cita itu dan buruk bila jauh daripadanya. Cita –cita manusia dalam hidup ini menurut paham ini adalah kesenangan dan kebahagiaan.

4)                        Konsep Baik dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT, Al-Qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadis Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam pennetuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadis. Jika kita perhatikan Al-Qur’an maupun Hadis dapt dijumpa berbagai istilah yang mengacu kepda baik dan ada pula istilah yang mengacu kepada buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada baik misalnya al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah, dan al-birr.
Al- hasanah sebagimana dikemukakan oleh  Al-Raghib al- Asfahani adalah suatu istilah yang digunaka n untuk menunjukan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Yang termasuk al- hasanah misalnya keuntungan, kelapangan rezeki dan kemenangan. Adapun kata al- thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang meberikan kelezatan kepada pancaindra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.
Selanjutnya kata al-Khair digunakan untuk menunjukan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan, dan segala sesuatu yang bermanfaat.Adapun kata al- mahmudah digunakan untuk menunjukan seseuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. Misalnya sholat, puasa dll.
Selanjutnya kata al-karimah digunakan untuk menunjukan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Seperti menafkahkan harta di jalan Allah.berbuat baik kepada orang tua dan lain sebagainya. Adapun kata al-birr digunakan untuk menunjukan pada upaya memperluas atau memperbanyak  melakukan perbuatan yang baik.
Untuk menghasilkan kebaikan  yang demikian itu islam memberikan tolak ukur yang jelas, yaitu selama perbuatan yang dilakukan untuk ditunjukan untuk mendapatkan keridhaan Allah yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan ikhlas. Berdasarkan petunjuk tersebut, maka penentuan baik dan buruk dalam Islam tidak semata-mata ditentukan berdasarkan amala perbuatan saja tetapi lebih dari itu adalah niatnya. Selanjutnya dalam menetukan perbuatan baik dan buruk itu, Islam memperhatikan kriteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu.
b)      Manfaat Pembelajaran Tasawuf
Faedah Tasawuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada Ma’rifat Allah SWT. Sebagai Ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan diakhirat dan mendapatkan keridlaan Allah SWT. Dan mendapat kebahagiaan abadi . Dengan adanya bantuan Tasawuf , maka ilmu pengetahuan satu dengan yang lainnya tidak akan bertabrakan, karena ia berada dalam satu jalan dan satu tujuan. Juga Untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari denganTuhan, sehingga seseorang merasa berada di hadirat-Nya.
c)      Relevansi antara Studi Akhlak Tasawuf dengan kehidupan saat ini
Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan tertentu). Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir. Jadi secara harfiah masyarakat modern berartisuatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.
Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai problematika seperti:
1.      Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisitem teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi
2.      Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
3.      Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
4.      Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan
5.      Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.   
d)     Sumbangan Studi Akhlak Tasawuf bagi pemberdayaan masyarakat
Memang menjadi fenomena yang menarik bahwa di tengah habitat kemajuan ilmu dan teknologi, orang cenderung lari ke pencarian spiritual. Hal ini menjadi pertanda urgensi dan signifikansi tasawuf dalam kehidupan masyarakat modern. Ada beberapa faktor yang menandai arti penting tasawuf bagi kehidupan manusia modern.
Pertama, tasawuf merupakan basis yang bersifat fitri pada setiap manusia
Kedua, tasawuf berfungsi sebagai alat pengendali dan pengontrol manusia
Ketiga, tasawuf memiliki relevansi dan signifikansi dengan problema manusia modern.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dalil-dalil,Tujuan dan Sasaran Akhlak dalam al-Qur’an dan Hadits
Ø   Dalil-dalil Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadits
a.       QS. Al- Qalam : 4
 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظم

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur”
Manfaat dan Urgensi Akhlak
Ø  Manfaat Akhlak
1.      Dapat mengetahui sisi baik dan buruk pada manusia.
2.      Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi
3.      Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan
4.      Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan
Konsep Baik dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT, Al-Qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadis Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam pennetuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadis.
B.     KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan yang mungkin disebabkan karena masih minimnya pengetahuan penulis terutama pada  materi yang sekarang ada pada pembaca sekalian, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah berikutnya.  Dan apabila makalah ini bisa untuk acuan pembelajaran maka penulis mengucapkan terimakasih atas kepercayaan pembaca terhadap makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Husna, Nita Durotul. Akhlak dan Sasaran Akhlak Pada Matakuliah agama. Diambil pada pada tanggal 1 April 2018 dari http://nitahusna.blogspot.co.id/2013/11/makalah-akhlak-dan-sasaran-akhlak.html
Seytawan, Wawan. Tujuan Akhlak Tasawuf.  Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari http://awanjeer.blogspot.co.id/2015/11/tujuan-akhlak-tasawuf.html
Wahyudi, Ageng. Konsep Akhlak Dalam Islam. Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari http://agengwahyudi.blogspot.co.id/2015/10/konsep-akhlak-dalam-islam.html
Al- Faruq, Abdul Aziz. Makalah Fungsi Akhlak Tasawuf: Umum dan Khusus. Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari http://abdulazizalfaruq.blogspot.co.id/2017/04/makalah-fungsi-akhlak-tasawuf-umum-dan.html

Tika, Echa. 10 Manfaat Tasawuf Dalam Dunia Islam. Diambil pada tanggal 1 April 2018 dari https://dalamislam.com/dasar-islam/manfaat-tasawuf-dalam-dunia-islam





[1] Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013,hlm. 87.
[2] Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013,hlm. 88.
[3] Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013,hlm. 90.
[4] Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013,hlm. 91.
[5] Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013,hlm. 94.

No comments:

Post a Comment