RIWAYAT
HIDUP SITI FATIMA AZ ZAHRA
1.
LAHIRNYA FATIMAH AZ ZAHRA
a) Lahirnya
Siti Fatimah Az Zahra r.a merupakan rahmat yang telah dilimpahkan allah kepada
Nabi Muhammad SAW. Ia telah menjadi wadah suatu keturunan yang suci. Ia seperti
benih yang akan menumbuhkan pohon besar penyambung keturunan Rasulullah SAW. Ia
satu-satunya yang menjadi sumber keturunan paling mulia yang dikenali umat
Islam di seluruh dunia. Siti Fatimah Az Zahra r.a (Fatimah yang selalu berseri)
dilahirkan di Makkah, pada hari Jum’at, 20 Jumadil Akhir, lebih kurang lima
tahun sebelum Rasulullah SAW di angkat menjadi Rasul.
b) Nama
Fatimah berasal dari kata Fathmana yang artinya sama dengan Qath’an atau
man’an, yang berarti memotong, memutuskan, mencegah. Ia dinamakan Fatimah
karena Allah SWT mencegah dirinya dari api neraka. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Nabi bersabda, “ sesungguhnya Fatimah
adalah orang yang suci farajnya, maka Allah haramkan atas dia dan keturunannya
akan api neraka.
c) Siti
Fatimah Az Zahra r.a membesar di bawah naungan wahyu Ilahi, di
tengah kancah pertarungan sengit antara Islam dan jahiliyah, di kala sedang
hebatnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala. Dia
menyaksikan keteguhan dan ketegasan orang-orang mukmin dalam perjuangan gagah
berani menghadapi komplot-komplot Quraisy. Suasana perjuangan itu membekas
sedalam-dalamnya pada jiwa Siti Fatimah Az Zahra r.a dan memainkan peranan
penting dalam pembentukan peribadinya, serta mempersiapkan kekuatan rohaniah
bagi menghadapi kesukaran-kesukaran di masa depan.
2.
KEHIDUPAN FATIMAH AZZAHRA
Ketika
Fatimah lahir, wanita yang berada di hadapannya mengambilnya dan
membersihkannya. Wanita itu mengeluarkan dua lembar kain. Ia melilit si bayi
dengan yang satu dan menutupnya dengan yang lain. Kemudian ia mengatakan,’
ambilah bayi ini, Khadijah, bayi yang suci dan disucikan, dan yang cerdas dan
diberkahi. Ia dan keturunannya di berkahi.”
Terdapat
perbedaan pendapat di kalangan ulama islam mengenai tanggal kelahiran Fatimah
Az-Zahra. Namun menurut keterangan yang masyur dikalangan ulama Imamiyyah
menyebutkan bahwa Ia lahir pada hari jumat, 20 Jumadilakhir, pada tahun kelima
ketika Fatimah berumur kurang dari 6 tahun, ia mengalami duka akibat wafatnya ibundanya
yaitu bunda Khadijah. Hatinya yang lembut, dan perasaan yang halus itu terluka.
Fatimah kecil benar-benar merasa terpukul. Air matanya yang hangat bercucuran.
Ia mencarti ibunya di setiap sudut. “Ayah, dimana ibuku? tanya Fatimah kepada Rasulullah sambil
bergandeng padanya. Kemudian turunlah Malaikat Jibril turun dan berkata kepada
Nabi, “Tuhanmu menyuruhmu untuk memberi salam kepada Fatimah. Katakanlah
kepadanya, sesungguhnya ibumu berada di sebuah rumah dari zamrud, dimana
tidak ada rasa letih dan lelah di sana.”
Pada
suatu hari, seorang musyrik menaburkan tanah di kepala Rasulullah saw.
Ketika beliau masuk ke dalam rumahnya dan tanah masih ada di kepalanya, Fatimah
menghampirinya dan membersihkan tanah dari kepalanya itu sambil menangis.
Rasulullah pun berkata, “Jangan menangis, anakku sesungguhnya Allah adalah
pembela ayahmu.” Dari Ibnu Abbas diriwayatkan bahwa Nabi masuk ke Ka’bah dan
mulai melakukan shalat. Maka, berkatalah Abu Jahal, “siapa yang mau berdiri ke
tempat orang ini dan merusak shalatnya?” berdirilah Ibnu Az-Zab’ari. Ia
mengambil kotoran hewan dan darah, kemudian melemparkannya kepada beliau.
Kemudian datanglah Fatimah membersihkan kotoran itu dan mencaci mereka yang
asyik tertawa
A. Pernikahan Fatimah Az-Zahra
Beliau
menginginkan agar Ali melamar Fatimah karena beliau telah diperintahkan untuk
menikahkan cahaya dengan cahaya.Diriwayatkan bahwa Abubakar, Umar, Abdurrahman
dan para pembesar Quraisy ikut melamar Fatimah, namun Rasulullah menolaknya.
Ali
datang kerumah Ummu Salamah dan Rasulullah dan berbicara pada Rasulullah, “ Ya
Rasul, aku ingin mempunyai rumah tangga dan mempunyai istri agar aku menjadi
tenang dengannya. Aku datang kepadamu untuk melamar dengan sungguh-sumgguh
putrimu Fatimah. Maukah engkau menikahkanku, wahai Rasulullah?”
Berseri-serilah
wajah Rasulullah saw karena senang dan gembira. Beliau mendatangi Fatimah dan
berkata, “ Sesungguhnya Ali telah menyebut-menyebutmu. Ia adalah orang yang
telah kamu kenal.” Fatimah terdiam. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Allahu Akbar.
Diamnya
menunjukkan persetujuannya.” beliau kemudian kaluar dan Rasulullah mengatakan,
“Gembirahlah, wahai Ali! Sesungguhnya Allah telah menikahkanmu dengannya di
langit, sebelum aku menikahkanmu dibumi.
Pernikahan
Fatimah dengan Ali terjadi pada dua atau tiga tahun setelah kedatangan Nabi di
Madinah, pada tanggal 1 Zulhijah. Ada juga yang mengatakan bahwa pernikahkan
itu terjadi pada tanggal 6 Zulhijah.Mahar Az – Zahra yaitu Baju besi seharga
400 dirham, Kain habarah dan Kulit.
Alasan
kenapa Rasulullah lebih memilih Ali adalah karena Ketakwaannya, keutamaannya,
akhlaknya, dan kesempurnaannya, tanpa peduli akan kefakiran dan kemiskinannya.
Fatimah
dan Ali di karuniai lima orang anak yaitu : Hasan, Husain, Zainab, Ummu
Kultsum, dan Muhsin yang meninggal karena keguguran ketika ia masih berupa
janin di dalam perut ibunya.Wafatnya Ayahanda Fatimah dan FatimahAyahku telah
memberitahuku bahwa akulah keluarganya yang pertama yang akan menyusulnya dan
itu tidak lama setelah beliau wafat. Hal itulah yang membuatku gembira.”
Dan pada saat Rasulullah telah wafat, tiba-tiba datanglah kabar bahwa
sekelompok orang muslim telah berkumpul di Shaqiah Bani Saidah untuk memilih
pengganti Rasulullah,. Belum lewat satu jam, datang lagi kabar berikutnya bahwa
mereka telah memilih Abubakar sebagai khalifah kaum Muslim. Kabar itu sangat
menggoncangkan hati Fatimah dan Ali. Padahal, saat itu mereka sedang berada
dalam suasana duka yang dalam akibat wafatnya Rasulullah. Dan bukankah
yang harusnya menjadi khalifah ialah Ali sesuai pernyataan Rasulullah. Betapa
seringnya Rasulullah berwasiat sejak hari pertama berdakwakepada keluarganya
dan sampai ia wafat.
Dan saat itu terjadilah penentangan selama tiga bulan. Antara Ali dan Fatimah
dengan pemerintahan Khalifah yang pada saat itu memerintah. Yang menyebabkan
Fatimah mengalami patah tulang rusuk dan mengalami keguguran akibat rusuknya di
pukul, Ia didorong dan dicambuk oleh Qanfadz budak Umar demi untuk menghalangi
dan mencegah Ali yang akan dibawah paksa.
Ya
begitulah, Fatimah bertahan dengan segala kekuatannya untuk membela Ali.Setelah
Ayahnya Wafat, Az-Zahra hanya hidup beberapa bulan saja, dan itu diisinya
dengan tangisan, ratapan dan rintihan. Ash-Shaqid mengatakan, “Sebab kematian
Fatimah adalah Qanfadz, budak Umar. Yang memukulnya dengan sarung pedang,
sehingga ia keguguran, lalu sakit parah karena itu.” Fatimah menderita sakit
selama 40 malam.
B. Kematian Siti Fatimah Az-Zahra
Ketika
Siti Fatimah merasa ajalnya sudah dekat, beliau bercerita kepada Asma’ binti
Umais yang hamir setiap hari berkunjung kerumah Siti Fatimah Az-Zahra. Beliau
berkata” Saya kurang senang terhadap apa yang diperbuat wanita jika mati, yaitu
hanya ditutupi dengan kain. Sehingga bentuk badannya kelihatan.” Maka
berkatalah Asma’ kepada Siti Fatimah, “ apakah engkau mau aku tunjukkan sesuatu
yang pernah aku lihat di Habasyah?” Siti Fatimah menjawab : “coba tunjukkan.”
Maka dibuatlah oleh Asma’ keranda dari pelepah pohon kurma, kemudian diatasnya
ditaruhkan kain. Begitu Siti Fatimah melihat keranda tersebut, beliau sangat
gembira dan tertawa seraya berkata : “Alangkah baiknya ini. Semoga Allah
menutupimu sebagaimana engkau menutupiku. Nanti jika aku mati, maka mandikanlah
aku bersama Ali dan jangan ada orang lain yang ikut memandikanku. Setelah itu
buatkanlah aku seperti itu. Dan tibalah ajalnya, sehingga Asma’ menyampaikan
wasiat nya kepada Ali, dan hanya Ali saja yang memandikan jenazahnya.
3.
Gelar yang di capai Fatimah Az-Zahra
Az-Zahra
Fatimah
adalah seorang manusia bidadari yang tidak haid dan tidak pula mengeluarkan
kotoran bagaikan bidadari surga. Karena itulah ia dinamakan Az-Zahra atau yang
suci, sebab ia tidak pernah mengeluarkan darah, baik dalam haid maupun
melahirkan (nifas).
Al-Batul
Wanita
yang paling menonjol dimasanya dalam hal keutamaan, agama, dan keturunan atau
orang yang suci.
Sayyidatu
Nisail ‘alamin
Penghulu
(pemimpin) semua perempuan atau wanita-wanita penghuni surga. Siti Fatimah
dikenal sebagai seorang yang berakhlak mulia, sopan santun, tidak sombong dan
rendah hati. Walaupun beliau putri seorang Nabi, beliau ramah serta lemah
lembut dalam bertutur kata. Berjiwa besar, lapang dada serta pemaaf dan tidak
mempunyai rasa ghil (rasa tidak senang keada orang lain). Sehingga tepat sekali
beliau mendapat gelar Sayyidatu Nisail ‘ alamin.
No comments:
Post a Comment