MAKALAH ETNOGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Etnografi
berasal dari kata Ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dengan raphein yaitu
tulisan atau uraian. Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan
suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat- istiadat, kebiasaan, hukum,
seni, religi, bahasa. Bidang kajian warga sangat berdekatan dengan etnografi
adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai
masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985).
Istilah etnografi sebenarnya
merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari antropologi,
lahir pada tahap pertama dari perkembangan sebelum tahun 1800 an. Etnografi
juga merupakan hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah- rempah ke
indonesia. Koentjaniraningrat, 1989:1 : “mereka mencatat semua fenomena menarik
yang di jumpai selama perjalanannya, antara lain berisi tentang adat- istiadat,
susunan masyarakat, bahasa tersebut”.
Etnografi yang akarnya antropologi
pada dasarnya merupakan kegiatan peneliti untuk memahami cara orang- orang
berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari- hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Etnografi
?
2. Apa itu Keragka Etnografi
?
3. Apa saja Objek
Etnografi ?
4. jelaskan Sejarah
Lahirnya metode Etnografi ?
5. Apa itu Etnografi Modern
atau Etnografi Baru?
6. Apa saja Jenis-
jenis Etnografi ?
C.
Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui apa
itu etnografi
2. untuk mengetahui
unsur-unsur kebudayaan dalam etnografi
3.untuk mengetahui
kerangka etnografi
4. untuk mengetahui
objek etnografi dan lain sebaigainya
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnografi
Istilah
etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphy yang berarti
tulisan. Jadi, etnografi adalah deskripsi tentang bangsa- bangsa. Beberapa
pendapat para ahli, antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai berikut.
1. Menurut
pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografiadalah kegiatan
menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
2. Menurut
pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan
antropologi di lapangan.
3. Menurut
pendapat koentjaraningrat (1985), isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi
mengenai kebudayaan suatu bangsa.
Etnografi ditinjau secara harfiah, berarti
tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa, yang ditulis oleh seorang antropolog atash hasil penelitian lapangan (field
work ) selama sekian bulan, atau sekian tahun.
Berdasarkan beberapa pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa etnografi bukan sekedar mengumpulkan data
tentang orang atau kebudayaan, melainkan menggalinya lebih dalam lagi. Ciri
–ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini sifatnya yang
holistic-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka
mendapatkan native’points of view (bersifat holistic atau menyeluruh ). Artinya
kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya pada salah satu variable
tertentu saja.
Jadi, etnografi adalah upaya untuk
mendiskripsikan kebudayaan. Kebudayaan baik implisit maupun secara eksplisit
terungkap melalui bahasa. Bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan
kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang ditulis dalam bentuk
linguistic. Sehingga, dalam studi etnografi ethnolinguistik berfungsi untuk
menggali kebudayaan.
B. Kerangka Etnografi
Bahan mengenai kesatuan kebudayaan
suku bangsa di suatu komuninitas dari suatu daerah geografi ekologi atau suatu
wilayah administratif tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku
etnografi, biasanya dibagi ke dalam bab- bab tentang unsur- unsur kebudayaan
menurut suatu tata urut yang sudah baku. Susunan kata urut itu kita sebut saja
“Kerangka Etnografi.”[1]
Untuk memerinci unsur- unsur bagian
dari suatu kebudayaan, sebaiknya dipakai daftar unsur- unsur kebudayaan
universal yang telah di uraikan dalam Bab 5, yaitu:(1) bahasa,(2) sistem
teknologi,(3) sistem ekonomi, (4) organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan,
(6) kesenian, dan (7) sistem religi. Karena
unsur- unsur kebudayaan itu bersifat universal maka dapat di perkirakan bahwa
kebudayaan suku bangsa yang menjadi pokok perhatian ahli antropologi pasti juga
mengandung aktivitas adat- istiadat, pranata- pranata sosial, dan benda- benda
kebudayaan yang dapat di golongkan ke dalam salah satu dari ketujuh unsur
universal tadi. Unsur kebudayaan menyangkut tentang organisasi sosial. Unsur
kebudayaan sebagai bahan deskripsi kebudayaan, antara lain berkaitan dengan
sistem kekerabatan yang dianut, sistem pemerintahan, pembagian kerja, ataupun
mencerminkan suatu birokrasi.
Penulisan deskripsi kebudayaan yang
menyangkut sistem pengetahuan adalah hal- hal yang berkaitan dengan upaya
penduduk untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaannya, termasuk dalam
hal ini adalah bagaimana penduduk berupaya melakukan adaptasi terhadap
lingkungan alam sekitarnya.
Deskripsi tentang kesenian yang ada
dalam kehidupan masyarakat mencakup tentang berbagai bidang seni yang
menunjukkan identitas khas masyarakat/ suku bangsa tersebut. Meringkas kembali
yang terurai sebelumnya, maka sebuah karangan tentang kebudayaan suatu suku
bangsa yang disusun menurut kerangka etnografi akan terdiri dari bab- bab
seperti terdaftar di bawah ini.
1. Lokasi,
lingkungan alam dan demografi
2. Asal
mula dan sejarah suku bangsa
3. Bahasa
4. Sistem
teknologi
5. Sistem
mata pencaharian
6. Organisasi
sosial
7. Sistem
pengetahuan
8. Kesenian
9. Sistem
religi
1). Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Dalam
menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa yang menjadi
pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan ciri-ciri geogafinya, yaitu iklimnya
( tropis, mediteran, iklim sedang atau iklim kutub ), sifat daerahnya
(pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, daerah rawa,
hutan tropis, sabana, stepa, gurun, dan sebagainya), suhu dan curah hujannya.
Bahan
keterangan geografi dan geologi tersebut sebaiknya dilengkapi dengan peta- peta
yang memenuhi syarat ilmiah.[2] Suatu
etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi, yaitu data mengenai
jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat
mungkin juga menurut tingkat umur dengan interval lima tahun, data mengenai
laju kelahiran dan laju kematian, serta data mengenai orang yang pindah keluar-
masuk desa.
2). Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa
Sebuah etnografi ada baiknya juga
dilengkapi dengan keterangan mengenai asal mula dan sejarah suku bangsa
yang menjadi pokok deskripsinya.
Keterangan mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus
dicari dengan mempergunakan tulisan para
ahli prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisis benda- benda
kebudayaan prehistori yang mereka temukan didaerah sekitar lokasi penelitian
ahli antropologi tadi.
Seorang antropologi yang meneliti
masyarakat suku bugis misalnya, akan
mencari keterangan mengenai asal mula suku bangsa bugis dalam tulisan- tulisan
para ahli prehistori tentang daerah sulawesi selatan. Apabila tulisan tersebut
tidak ada, ataupun ada, kurang dapat memberi bahan keterangan tentang asal mula
suku bangsa bugis, maka ia akan terpaksa harus mencari bahan keterangan lain,
yaitu mengenai dongeng- dongeng suci atau mitologi suku bangsa Bugis. Hal itu
termasuk folklore, khususnya kesusastraan rakyat suku bangsa Bugis.[3]
C. Objek Etnografi
Objek etnografi adalah kebudayaan
yang memiliki unsur ekplisit dan implisit. Penelitian tentang unsur- unsur
budaya yang ekplisit dapat dilakukan
dengan mudah karena unsur-unsur kebudayaan yang seperti itu relatif terungkap
oleh partisipan secara sadar. Sebaliknya, penelitian berhubungan dengan unsur-
unsur kebudayaan yang implisit, yang tercipta dan dipahami secara tidak sadar
oleh pemiliknya, maka data dan makna harus disimpulkan secara hati- hati
berdasarkan peraturan dan tingkah laku para partisipan. Hal inilah yang membuat
etnografer perlu terlibat dalam kehidupan masyarakat yang diteliti dengan
berperan sebagai pengamat berpartisipasi ( participant- observer).
Menulis tentang masyarakat,
penulisannya mengacu pada studi deskriptif. Dalam perkembangannya etnografi
tidak hanya merupakan paparan saja, tanpa insprestasi. Ronger M. Keesiig (
1989: 250) mendefinisikannya sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya
tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan. Jadi bisa disimpulkan bahwa
enografi adalah pelukisan yang sistematis dan analisis suatu kebudayaan
kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.
Awalnya, etnografi digunakan dalam antropologi,
metode ini kemudian diadopsi dan dipergunakan secara meluas di hampir semua
bentuk organisasi, komunitas dan dsiplin ilmu. Etnografer kontemporer meneliti
dunia pendidikan, kesehatan masyarakat, pembangunan pedesaan dan perkotaan,
dunia penerjemahan dan bidang lain dalam kehidupan manusia. Menurut Creswell (2008:
473), penelitian etnografi dapat dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang atau pola ‘kaidah- kaidah’ (rules) yang mendasari
susuatu yang dialami atau dimilki ( Shared ) oleh sekelompok orang secara
bersama, tingkah laku, baik bahasa, nilai-nilai, adat-istiadat dan keyakinan.
Dalam konteks pendidikan, penelitian etnografi dapat dilakukan memahami pola
hubungan antar guru di sebuah sekolah, proses pengajaran dengan menggunakan
metode tau media tertentu ( seperti pengajaran kosa kata dengan metode total physical
Response), atau prosedur kegiatan tertentu.
D. Sejarah Lahirnya Metode Etnografi
Penelitian etnografi mulai populer
sejak tahun 70-an ( John Van Maanen, 1996 ). Sebagai sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang antropologi, etnografi digunakan oleh dua disiplin
ilmu yang saling terkait, yaitu sosiolinguistik dan antropologi bahasa. Perbedaan
keduanya berakar dari sejarahnya.
E.
Etnografi Modern dan
Etnografi Baru
1. Etnografi
Modern
Metode
etnografi modern seperti yang umum dijalankan orang pada masa kini., baru
muncul pada dasawarsa 1915/1925, dipelopori oleh dua ahli antropologi sosial
inggris, A.R. Radcliffe-Brown dan B.
Malinowski. Ciri penting yang membedakan mereka dari para etnografer
awal adalah bahwa mereka tidak terlalu memandang penting hal ihwal yang
berhubungan dengan sejarah kebudayaan suatu kelompok masyarakat.
Tujuan utama penelitian etnografi, menurut
Malinowski, adalah “to grasp the native’s point of view, his relation
to life, to realize his vision his world.”( menangkap sudut pandang native
tersebut, hubungannya dengan kehidupan, ,menyadari visinya dan dunianya ).
Sementara Radcliffe- Elrown menjabarkan tujuan etnografi sebagai suatu untuk
membangun “a complex network of sosial relations, atau “social structure.
2. Etnografi
Baru
Berbeda
dari etnografi modern yang dipelopri oleh Radcliffe-brown dan Malinowski, yang
memusatkan perhatian pada organisasi internal suatu masyarakat dan
membandingkan system sosial. Dalam rangka untuk mendapatkan kaida- kaidah umum
tentang masyarakat, maka etnografi baru ini memusatkan usahanya untuk menemukan
bagaimana berbagai masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran
mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan.
Jadi
singkatnya, budaya itu ada di dalam pikiran manusia, dan bentuknya adalah
organisasi pikiran tentang fenomena material. Tugas etnografi adalah menemukan
dan menggambarkan organisasi tersebut.
F. Jenis- jenis etnografi
Menurut Oreswell (2008: 475),
penelitian etnografi memiliki beragam bemtuk. Jenis utama yang sering muncul
dalam laporan-laporan penelitian pendidikan sebagai berikut:
1.
Etnografi Realis
Etnografi realis
merupakan pendekatan ini berupaya menggambarkan situasi budaya para partisipan
dilapangan penelitian dan dipaparkan dengan menggunakan sudut pandang orang
ketiga (third person point of view).
2.
Studi Kasus
Studi kasus
didefinisikan sebagai “an in-depth exploration a bounded system (e. g. An
activity, event, prosess, or individual ) based on extensive “(creswell), 2008:
476). Artinya, hasil penelitian yang di peroleh hanya berlalu baci objek yang
diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada objek lain.
3.
Etnografi Kritis
Merupakan
pendekatan penelitian yang digunakan untuk membantu dan memberdayakan kelompok-
kelompok msyarakat yang termarjinalisasi. Penelitiannya, ingin memberikan
bantuan melawan ketidakadilan dan penindasan.
G.
Etnografi dan kebudyan
(a.) Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sebagaimana dikemukakan oleh B.Malinowski, bahwa tujuan etnografi adalah “memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai kehidupannya”. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-mana tidakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Sistem makna ini merupakan kebudayaan mereka: dan etnografi selalu mengimplikasikan teori kebudayaan.
Dengan membatasi definisi kebudayaan sebagai pengetahuan
yang dimiliki bersama, kita tidak menghilangkan perhatian kita pada tingkah
laku, adat, objek, atau emosi. Kita sekedar mengubah dari penekanan pada
berbagai fenomena menjadi penekanan pada makna berbagai fenomena. Konsep
kebudayaan ini banyak memiliki persamaan dengan pandangan interaksionisme
simbolik, suatu teori berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dalam kaitannya
dengan makna. Interksionisme simbolik berakar pada karya-karya ahli sosiologi
seperti Cooley, Mead, dan Thomas. H.Blumer mengidentifikasikan tiga premis
sebagai landasan utama teori ini (1969). Premis pertama, “manusia melakukan
berbagai ha atas dasar makna yang diberikan oleh berbagai hal itu kepada
mereka.” (1969:2). Premis kedua yang mendasari interksionisme simbolik adalah
bahwa “makna berbagai hal itu berasal dari, atau muncul dari interaksi sosial
seseorang dengan orang lain.” (1969:2). Premis ketiga adalah, bahwa “makna
ditangani atau dimodifikasi melalui suatu proses penafsiran yang digunakan
orang dalam kaitannya dengan berbagai hal yang dihadapi orang tersebut.”
(1969:2).
(b.) Kebudayaan,
sebagai pengetahuan yang dipelajari orang sebagai anggota suatu kelompok, tidak
dapat diamati secara langsung. Sebagai contoh, dalam studinya mengenai penerjun
paying, Richard Reed (1973). Di mana pun, orang mempelajari kebudayaan mereka
dengan mengamati orang lain, mendengarkan mereka, dan kemudian membuat
kesimpulan. Etnografer pun melakukan proses yang sama, yaitu dengan
memahami hal yang dilihat dan didengarkan untuk menyimpulkan hal yang
diketahui orang. Elizabeth Marshall dapat menyimpulkan bahwa “tsau si” berarti
“wanita” karena Tsetchwe mengatakan kata-kata itu segera setelah dia menyentuh
dadanya sendiri. Apabila kita berada dalam situasi yang baru maka kita harus
membuat kesimpulan semacam itu mengenai sesuatu yang diketahui orang.
Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer membuat kesimpulan
budaya dari tiga sumber: (1) dari yang dikatakan orang, (2) dari cara orang
bertindak, (3) dari berbagai artefak yang digunakan orang. Kadang kala,
pengetahuan budaya disampaikan secara langsung dengan bahasa sehingga kita
dapat membuat kesimpulan secara mudah. Berbagai perintah terhadap anak-anak,
seperti “cucilah tanganmu sebelum engkau makan” dan “jangan berenang setelah
makan, engkau akan terkena kram”, menunjukan ekspresi pengetahuan budaya
yang eksplisit itu. Etnografi selalu menggunakan hal yang dikatakan oleh
orang dalam upaya untuk mendeskripsikan kebudayaan orang tersebut. Kebudayaan
yang implisit maupun yang eksplisit, terungkap melalui perkataan, baik dalam
komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang. Karena bahasa merupakan alat
utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi
berikutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistik.
Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari
kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi
teknik penelitian, teori etnografis, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.
Etnografi bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mempelajari
kebudayaan itu.
Tujuan antropologi sosial, yaitu untuk mendeskripsikan dan
menerangkan keteraturan serta berbagai versi tingkah laku sosial. Deksripsi
suatu kebudayaan di suatu sisi menggambarkan perbedaan-perbedaan, dan di sisi
lain menerangkannya. Penjelasan atas perbedaan kebudayaan sebagian tergantung
pada penyusunan perbandingan lintas-budaya. Tetapi, tugas ini pada gilirannya
pula tergantung pada studi etnografis yang tepat. Banyak ilmu sosial memiliki
tujuan yang lebih terbatas. Dalam studi tingkah laku mana pun, etnografi
mempunyai peranan yang penting. Kita dapat mengidentifikasikan beberapa
sumbangnya yang khas. Etnografi sendiri berupaya mendokumentasikan berbagai
realitas alternative dan mendeskripsikan realitas itu dalam batasan
realitas itu sendiri. Studi mengenai ketercerabutan budaya dilakukan dengan
mengambil focus pada kelompok budaya Indian, Chicano, kulit hitam dan berbagai
kelompok budaya lainnya. Etnografi sendiri tidak lepas dari ikatan-budaya.
Namun, etnografi member deskripsi yang mengungkapkan berbagai model penjelasan
yang diciptakan manusia. Etnografi dapat berperan sebagai penuntun untuk
menunjukkan sifat dasar ikatan-budaya dari teori-teori ilmu sosial. Etnografi
mengatakan kepada semua peneliti perilaku manusia, bahwa “Sebelum Anda
menerapkan teori Anda pada orang yang Anda pelajari, terlebih dahulu temukanlah
bagaimana orang-orang itu mendifinisikan dunia”.[4]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah etnografi berasal dari kata
ethnos yang berarti bangsa dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, etnografi
adalah deskripsi tentang bangsa- bangsa. Beberapa pendapat para ahli, antropologi
mengenai pengertian etnografi sebagai berikut.
unsur-
unsur bagian dari suatu kebudayaan, sebaiknya dipakai daftar unsur- unsur
kebudayaan universal yang telah di uraikan dalam Bab 5, yaitu:(1) bahasa,(2)
sistem teknologi,(3) sistem ekonomi, (4) organisasi sosial, (5) sistem
pengetahuan, (6) kesenian, dan (7) sistem religi.
Etnografi
merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas
ini adalah memahami suatu pandagan hidup dari susut pandang penduduk asli.
Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi
merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik pengetahuan, yang
meliputi teknik penelitian, teori etnografi dan berbagai macam deskripsi
kebudayaan.
Selain
menggunakan metode observasi partisipasi dan wawancara, studi etnografi juga
dapat dilakukan melalui fieldwork sendiri dalam waktu yang cukup lama.
B. SARAN
Setelah mengetahui betapa pentingnya kita mengetahui
etnografi dan berbagai keutamaanya hendaknya kita sebagai sebagai bangsa
memahami kerangka etnografi sangat berkaitan dengan kebudayaan, deskripsinya
dan etnografi berhubungan dengan
antropologi dan sehingga sampai sekarang adanya etnografi Modern atau etnografi Baru di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.
2009. Pengantar ilmu Antropologi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Spradley,
James.P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta
http:/www.
Google.com./search=UTF Makalah-etnografi.html
Spradley,
J.1980. participant Observation.
New york: Holt, Rinehart and Winston
Rangkuman Materi Sosiologi Kelas X SMa “Sosiologi dan
Fungsinya
http:/www. Google.com./search=FDF Makalah-etnografi baru.html
http:/www. Google.com./search=FDF Makalah-etnografi baru.html
[1]
Koentjaraningrat,2009. Pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Rineka
cipta )hlm.225
[2]
Koentjaraningrat,2009. Pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Rineka
cipta )hlm.257
[3]
Koentjaraningrat,2009. Pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Rineka
cipta )hlm.258-259
No comments:
Post a Comment