MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan
sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Etimologi kata
pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti
“keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada
tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun
pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk
pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil
orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa
untuk anak-anak mereka.
Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan
tetapi dalam dunia pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata.
Pendidikan terdiri dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan
sebagai suatu sistem.
Agama sebagai salah satu kebutuhan rohani yang harus dipenuhi, dan juga
menjadi landasan hidup setiap manusia. Begitu juga dengan Pendidikan Agama
Islam yang sangat urgen dalam kehidupan kita seorang muslim. Tujuan hidup
manusia menurut H. Muhsin An Syadilie yang saya kutip dari penelitian
terbarunya adalah “tujuan hidup manusia di dunia. ini adalah untuk
beribadah kepada Allah Swt dalam berbagai aspeknya. Ibadah dalam artian
menghambakan dirinya kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh Allah Swt
untuk kepentingan manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
Pendidikan agama Islam sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak
hanya didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun
pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Sistem?
2. Apa
pengertian dari PAI?
3. Apa saja
Tujuan Pendidikan Islam?
4. Pendidikan
Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam mencapai tujuan Pendidikan Islam.
C.
TujuanPenilitian
1. Mengetahuipengertian
Sistem
2. Mengetahui
pengertian dari PAI
3. Mengetahui Tujuan
Pendidikan Islam
4. Mengetahui
bagaimana Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam mencapai
Tujuan Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem
Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang bergabung menjadi satu
kesatuan dan mempunyai tujuan yang sama. Unsur-unsur dalam sistem tersebut
saling berhubungan satu sama lain untuk memudahkan arus informasi agar dicapai
suatu tujuan bersama. Di dalam sistem terdapat unsur-unsur penggeraknya
sehingga penggerak tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Definisi
sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost
dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang
kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.” Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan
himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia Sistem pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari
satuan kegiatan pendidikan yg berkaiatan satu sama lain untuk mencapai tujuan
pendidikanSystem juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang sama, satu
sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari
berbagai pengertian diatas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem
adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling
berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system. Pertama,
suatu system memiliki tujuan tertentu. Kedua, ada komponen sistem ; ketiga,
untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan
kerja sistem. Dan keempat, adanya interaksi antar berbagai Komponen.
Keempat ciri
di atas merupakan satu kesatuan yang kemudian dinamakan dengan sistem.
Keempatnya merupakan bagian yang saling berintegrasi sebagai satu kesatuan
(totalitas) yang satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan
menguatkan dalam mencapai tujuan.
B.
Pengertian
PAI
Dari segi
etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik”
yang mendapat awalan pe- dan akhiran
–an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem
cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan
kecerdasan berpikir.
Pengertian pendidikan agama Islam dapat
diartikan sebagai suatu pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang atau
instansi pendidikan yang memberikan materi mengenai agama islam kepada orang
yang ingin mengetahui lebih dalam tentang agama Islam baik dari segi materi
akademis maupun dari segi praktik yang dapat dilakukan sehari hari. Setiap
orang di dunia ini pastilah memiliki kepercayaan untuk menyembah Tuhan, akan
tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk tidak menganut agama apapun yang
ada di dunia ini, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lain
sebagainya. Untuk agama Islam sendiri di Indonesia merupakan agama yang dianut
oleh mayoritas penduduknya, untuk itu pastilah di instansi pendidikan manapun
pasti memberikan pelajaran agama Islam di dalamnya.
Pengertian
dari pendidikan agama Islam juga dipaparkan oleh beberapa ahli mengenai agama
Islam salah satunya adalah Ahmad Tafsir, ia mengatakan bahwa dengan adanya
pendidikan agama Islam diharapkan orang orang dapat mengetahui tentang agama
Islam dan juga ajaran ajaran yang terkandung di dalamnya. Selain itu ia juga
mengatakan bahwa pendidikan agama Islam ini mengharapkan orang yang sudah
mengetahui tentang ajarannya dapan mempraktikkannya dan juga mengamalkannya di
dalam kehidupan sehari hari karena ajaran dalam agama Islam merupakan ajaran
yang baik untuk seluruh manusia.
Dengan
demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna
menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
C.
Tujuan
Pendidikan Islam
Di dalam GBPP PAI 1994 sebagaimana dikutip oleh
muhaimin disebutkan bahwa secara umum, Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan
untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta
didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah sama dengan tujuan Manusia diciptakan, yakni
untuk berbakti kepada Allah SWT sebenar-benarnya bakti atau dengan kata lain
untuk membentuk Manusia yang bertaqwa, berbudi luhur, serta memahami, meyakini,
dan mengamalkan ajaran-ajaran agama, yang menurut istilah marimba disebut
terbentuknya kepribadian muslim.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi
yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), yaitu :
1.
Dimensi keimanan peserta didik
terhadap ajaran agama islam.
2.
Dimensi pemahaman atau penalaran
(intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama islam.
3.
Dimensi penghayatan atau pengalaman
batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran agama islam.
4.
Dimensi pengalamannya, dalam arti
bagaimana ajaran islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau
diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya
untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya
dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masing-masing dimensi itu membentuk kaitan yang
terpadu dalam usaha membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia, dalam arti bagaimana islam yang diimani
kebenarannya itu mampu difahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di dalam GBPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) kurikulum 1999, tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut lebih
dipersingkat lagi, yaitu : “agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan
mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia”. Rumusan tujuan Pendidikan Agama Islam
(PAI) ini mengandung pengertian bahwa proses Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung
dalam ajaran islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni
terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa,
dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait dengan
kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika
dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama
islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan diharapkan dapat tumbuh
motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran
islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasi dalam
dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa
dan berakhlak mulia.
Di dalam Peraturan Menteri (PERMEN) Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi/Kompetensi Dasar di jelaskan bahwa Pendidikan Agama
Islam di SMA/MA bertujuan untuk:
1.
Menumbuhkembangkan akidah melalui
pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT;
2.
Mewujudkan manuasia Indonesia yang
taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Oleh karena
itu berbicara Pendidikan Agama Islam (PAI), baik makna maupun tujuannya
haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai islam dan tida dibenarkan melupakan
etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka
menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
D.
Pendidikan Agama Islam Sebagai
Suatu Sistem dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Islam
Dari beberapa
sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan
yang digunakan yaitu :
1. Tujuan
2. Siswa
3. Pendidik
4. Isi/materi
5. Situasi lingkungan dan
6. Alat pendidikan
Maka untuk
menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling
penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan
baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan
lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan
itu.
1) Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan Islam yaitu seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu, melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil
atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan
fungsinya dala kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah
juga Rasul-Nya.
2) Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang
sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini
makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan teknologi maka komunikasi
antar manusia berkembang amat cepat. Siswa di samping sebagai objek pendidikan,
ia juga sebagai subjek pendidikan, karena sumber belajar bukan hanya guru, tapi
siswa juga dapat menjadi sumber belajar terutama dalam pembelajaran aktif.
Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan juga sebagai komponen yang turut
menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
Dalam pendidikan Islam seperti di lingkungan
pesantren, anak didik lebih dikenal sebagai santri. Komponen anak didik ini di
jelaskan dalam Alquran surat Ali Imronayat 3 bahwa seorang hamba harus takut
apabila meninggalkan anak-anak yang lemah.
3) Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas
membimbing, mengajar, dan atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai
pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal
yang yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
atau sertifikat keahlian yang relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
pada usia dini meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian,
(3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.
Dalam dunia pendidikan Islam, banyak sebutan bagi
seorang pendidik, diantaranya ustadz, syekh, ajengan. Ulama-ulama dalam dunia
Islam memiliki fungsi ganda, ia adalah pendidik sekaligus seorang konselor bagi
masyarakat awam. Ia menjadi seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan
ilmu keduniaan maupun akhirat bagi anak-anak didiknya. Selain itu, manusia pun
telah memiliki mandat untuk senantiasa berubah, karena ia tidak bisa berubah
kecuali oleh mereka sendiri seperti dalam Alquran Alloh telah menegaskan bahwa
Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri.
4) Komponen Materi/isi Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang
disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di
masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan,
yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, (b) materi harus
sesuai dengan kebutuhan siswa. Alloh menerangkan
mengenai hal ini dalam alquran Surat Annisa ayat 83.
5) Komponen Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu
yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu
lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan
masyarakat. Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika berada
dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi
Djamal bahwa lingkungan berpengaruh besar dan menentukan terhadap
kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil
pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis
dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini
berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga
menjadi pembatas pendidikan. Indikator lingkungan pendidikan adalah sebagai
berikut interaksi pelaku, iklim organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan
masyarakat.
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islm sangat
luas, akan tetapi jika dalam pendidikan formilnya ada sekolah-sekolah terpadu,
madrasah-madrasah, pondok pesantren atau boarding school, dan juga balai-balai
pelatihan. Dunia pesantren menjadi salah satu lingkungan pendidikan yang sangat
kondusif dan efektif, karena peserta didik dididik mulai dari ia bangun tidur
hingga tertidur kembali, dalam arti segala hubungan dengan sesama makhluk dan
Alloh pun diajarkan tiada henti, baik itu melalui kelas-kelas belajar maupun
dengan melihat akhlak pendidiknya.
6) Komponen Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang
pelaksanaan pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan
materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi
dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di
samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih
metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut
baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor
utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat
pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan
dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana
pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah
sarana pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung
terselenggaranya pembelajaran aktif dan efektif. Dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) ditentukan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi, perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang
diperlukan, seperti perpustakaan dan laboratorium untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Kitab kuning menjadi tambahan
bahan ajar di dunia pesantren.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem
karena telah memiliki enam unsur sistem pendidikan yang harus bisa melahirkan
manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok
manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan
semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen
yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa
bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam,
agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia
paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia
yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya
pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena
telah memiliki enam unsur sistem pendidikan (1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik,
4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan) yang harus bisa
melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa
yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta
mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
B.
Saran
Semoga makalah yang kami susun
ini dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa/i atau pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kelengkapan
dan kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari segi penyusunan. Oleh karena
itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar
pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
A. M. Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar .
Jakarta.
Halim Soebahar. 2009. Matriks
Pendidikan Islam. Yogyakarta.
Sri Minarti. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.
No comments:
Post a Comment