1

loading...

Sunday, January 13, 2019

MAKALAH PERBADINGAN PENDIDIKAN DI CHINA


MAKALAH PERBADINGAN PENDIDIKAN DI CHINA 
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berbicara mengenai dunia pendidikan dan problematika yang ada didalamnya memang tak akan ada habisnya. Permasalahan dalam dunia pendidikan memang beragam seperti rendahnya kualitas sarana fisik misalnya banyak gedung sekolah yang rusak, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, kurangnya pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan dan lain sebagainya. Setiap pendidikan itu mempunyai konsep, metode masing-masing yang mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri. Konsep-konsep tersebut dirumuskan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada dalam suatu wilayah menyesuaikan dengan kebutuhan zaman yang terus berkembang. Dalam setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari negara itu. sistem pendidikan dalam masing-masing negara mempunyai ciri khas tersendiri yang menunjukan karakter, aspirasi dan ide-ide dari negara tersebut. Karena keunikan sistem pendidikan dari masing-masing negara itu, menjadi hal yang menarik jika kita bahas, peneliti mencoba membandingkan dengan sistem pendidikan di Indonesia sebagai bahan acuan yang mungkin bisa diambil sehingga kedepannya pendidikan di Indonesia semakin maju dan tentunya dengan mengambil metode yang sesuai dengan kepribadian, karakter dan tujuan nasional pendidikan di Indonesia.
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk mengulas secara singkat mengenai sistem pendidikan di negara China. kenapa kami mengambil negara China sebagai contoh karena China adalah negara yang unik dengan keanegakaragaman suku dan etnisnya juga menurut catatan sejarah pernah menjadi salah satu negara yang menyandang gelar terbaik didunia dalam pendidikannya. Berbagai keunikan negara Chna tidak hanya terbentuk karena etnik budayanya, tapi juga karena berbagai filosofi yang membuat kehidupan mereka selalu membuat iri banyak masyarkat di dunia.
Meskipun termasuk ke dalam negara dengan jumlah rakyat terbesar di dunia, tapi kebanyakan keturunan China bisa bertahan selama bertahun-tahun di negara lain, baik untuk berlibur atau berpariwisata, belajar, maupun untuk berdagang.
Satu di antara beberapa hal yang membuat mereka bisa bertahan dan maju dalam bidang ekonomi adalah kegigihan mereka dalam menjalankan bisnis tanpa ragu-ragu dan tidak mengambil risiko yang besar. Mereka cenderung memilih mengambil laba yang sedikit namun digandrungi banyak konsumen ketimbang laba yang banyak dan berisiko untuk tidak dipadati konsumen. Ketidakserakahan inilah yang menjadi kunci utama suksesnya perdagangan masyarakat China di berbagai negara.[1]
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan di China?
2.      Bagaimana konsep pemikiran dan teori pendidikan yang diterapkan dinegara China?
3.      Bagaimana perbandingan kurikulum pendidikan china dan indonesia?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan di China.
2.      Untuk mengetahui konsep pemikiran dan teori pendidikan di China.
3.      Untuk mengetahui pebandingan kurikulum pendidikan china dan Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.       Perbandingan Pelaksanaan Pendidikan Di China
1.      Makna Pendidikan
Secara etimologi pendidikan (paedagogi) berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” artinya membimbing, jadi paedagogi yaitu bimbingan yang diberkan kepada anak.[2]
Secara dedinitif pendidikan  (Pedagogie) diartikan para ahli salah satu dinataranya Langeved mengartikan pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja anatara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa.[3]
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membimbing anak menjadi dewasa dengan bimbingan berupa pengetahuan dan keterampilan melalui proses belajar mengajar yang dapat dilakukan didalam kelas atau luar kelas atau bisa diartikan melalui pendidikan formal maupun nonformal.
Sedangkan pendidikan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS memiliki pengertian “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[4]
Berdasarkan UU SISDIKNAS pendidikan bermakna lebih luas lagi, yaitu pendidikan berfungsi untuk membentuk manusia yang insan kamilan, yaitu manusia yang tidak hanya cerdas dan pandai tapi juga memilki kepribadian, akhlak yang baik, dan keterampilan yang berguna bagi masyarakat yang tentunya semua itu didasari oleh kemantapan beragama dan menjadikan agama sebagai pegangan.
Dengan demikian pada intinya pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk mengembangkan kecerdasan  spritiual, emosional, dan psikomotorik sehingga dapat mengembangakan potensi yang dimiliki, melalui bimbingan dan pengajaran baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

2.      Perbandingan Pendidikan
Perbandingan pendidikan adalah ilmu yang membahas masalah-masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada dalam suatu negara serta teori-teori pendidikan yang diterapkan dalam kehidupan masyarakatnya sebagai landasan sistem pendidikan.
Menurut para ahli perbandingan pendidikan yaitu:
Carter V. Good, perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktek kependidikan yang ada dalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan diluar batas negeri sendiri.[5]
I.L Kandel, perbandingan pendidikan adalah studi tentang teori dan praktek pendidikan masa sekarang sebagaimana dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan dari sejarah pendidikan.[6]
Perbandingan  pendidikan merupakan suatu studi tentang teori dan praktek pendidikan dari masa ke masa yang ada dalam beberapa negara dengan maksud memperluas pandangan pengetahuan sebagai bahan perbandingan siapa tahu sistem dari beberapa negara tersebut dapat diterapkan dalam negara sendiri melalui penelitian dan pertimbangan demi terwujudnya pendidikan yang bersifat manusiawi.
3.      China
Negara RRC adalah negara yang sangat luas (±11.000.000 km²) yang meliputi Tibet, Manchuria, Sinkiang (Turkistan Timur). RRC adalah negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di dunia dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 3% per tahun. Penduduk China terdiri atas bangsa China yang merupakan induk bangsa Mongolia yang berkulit kuning dan bangsa Mandyu. Problem penduduk yang terlalu banyak dan tingkat kepadatan yang tinggi merupakan masalah yang sangat berat bagi pemerintah RRC. Di daerah-daerah yang subur, penduduknya sangat padat.[7]
Cina merupakan nama dari daerah budaya dan pemukiman turun temurun dari budaya kuno sejak zaman dahulu sampai sekarang yang termasuk negara di Asia Timur. Salah satu peradaban tertua di dunia adalah peradaban Cina, yaitu terdiri atas sejarah Cina dan budaya beberapa negara yang ada sejak 6 milenia.
 Cina adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Cina telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Cina berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Cina dimulai sejak Dinasti Shang(l.k. 1750 SM – 1045 SM ).[8]
China yang punya luas daratan 9,6 juta km2 ini memang pendidikannya lebih maju dibandingkan Indonesia. “Mereka lebih fokus dalam menangani pendidikan. Saya kira kita harus punya komitmen dan bisa konsisten agar bisa memajukan pendidikan di Indonesia,” ujar Zaenal Mutaqin. UU Sisdiknas-nya China mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan dasar, tanpa dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun. Mata pelajaran utamanya, antara lain, bahasa dan kesusastraan China, matematika, ilmu pasti, bahasa asing, pendidikan moral, musik, olahraga dan jasmani.
BAB III
PEMBAHASAN

A.       Sistem Pendidikan dan Kurikulum Pendidikan negara China
1.      Sistem Pendidikan dan kurikulum di China
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education, technical dan vocational education, higher education dan adult education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.[9]
Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.
Anak-anak di China belajar lima dan lima setengah hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas dan bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan februari.[10]
Di negara China pendidikan dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu sebagai berikut:[11]
Pendidikan dasar di China terdiri dari 3 tahun PAUD, 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama, 3 tahun pendidikan menengah ke atas. Pendidikan tinggi setingkat akademi 2-3 tahun, pendidikan tinggi kejuruan teknik 4 tahun, pendidikan gelar sarjana 4 tahun, pendidikan gelar magister 2-3 tahun, pendidikan doctor 3 tahun.

No
Tipe Sekolah
Lama Belajar
Usia
Ijazah
1
Pendidikan Anak Usia Dini
3 tahun
Usia 3-5 tahun
-
2
Pendidikan Dasar
6 tahun
Usia 6 – 12 tahun
-
3
Pendidikan Menengah Pertama
3 tahun
Usia 12 – 15 tahun
-
4
Pendidikan Menengah Atas
3 tahun
Usia 15-18 tahun
Diberikan Ijazah SMA
6
Pendidikan menengah atas spesialisasi
3 tahun
Usia 15 – 19 tahun
Diberikan Ijazah SMK

1.      Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.[12]
2.      Pendidikan Menengah
Setelah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun, siswa mengikuti ujian nasional dan memasuki pendidikan menengah.
Pendidikan menengah dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 12 atau 3 tahun.[13]
Pendidikan menengah dibagi dalam tiga kategori yaitu:[14]
a.       SMA Umum, merupakan sekolah yang mempersiapkn siswanya memasuki jenjang perguruan tingi.
b.      SMA Spesialis atau Teknik, merupakan sekolah yang memopersiapkan siswanya dengan keterampilan dan diklat khusus dibidang teknik agar siap terjun di dunia kerja. Lulusan ini diperbolehkan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c.       SMA Vokasi atau profesional, merupakan sekolah menengah yang mempersiapkan siswanya dengan keterampilan dan diklat khusus dibidang vokasi untuk siap terjun langsung di dunia kerja.

3.      Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum.[15]
4.      Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi seperti universitas (misalnya bidang umum dan teknik), institusi spesialisasi (misalnya kedokteran, bahasa asing, pertanian dsb), universitas Vokasi (misalnya diklat guru),dan Akademi.
Ujian masuk diperguruan tinggi sangat kompetitif berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.[16]
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dancollege di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada collegeyang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadisarjana.[17]

2.      Kurikulum Pendidikan
a.      Tujuan Pendidikan
Untuk memenuhi peradaban berbasis pengetahuan sebagai jawaban darai tantangan abad 21, china mengubah tujuan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat china yang memungkinkan setiap individu untuk menemukan, menggali dan memperkaya potensi kreatifnya serta menemukan kelebihan individualisnya.
Pendidikan china selama dua dekade terakhir di pandu oleh dua prinsip dasar yanmg dipandu oleh Deng Xiaoping, bahwa pendidikan harus berorientasi pada modernisasi, ke dunia luar dan ke masa depan.[18]Tujuan pendidikannya yaitu “untuk mengaktifkan pebelajar dengan cara yang aktif dan hidup dan berkembang secara moral, intelektual, dan fisik dengan cara pengembnagan semua potensi dan untuk pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru yang memilki cita-cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin.”
Tujuan pendidikan pada hakikatny ada dua elemen yaitu:
1.      Penenekanan pada pengembangan semua potensi peserta didik.
2.      Pergeseran fokus dari pengetahuan dasar dan pengembangan keterampilan dasar nilai-nilai.
kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan danorientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak.
Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya.[19]
Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.

      1)      Struktur mata pelajaran
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a.       Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral;
b.      Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika;
c.       Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik;
d.      Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
e.       Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.  
      2)      Jumlah mata pelajaran
a.       SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
b.      SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
c.       SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.
       3)      Satuan Waktu / Pembagian Alokasi Waktu
a.       Jumlah hari sekolah / tahun                       : 180-200
b.      Jumlah menit di sekolah / tahun                : 68.400
c.       Jumlah menit 1 jam pelajaran                    : 45
d.      Jyumlah jam pelajaran / minggu                : 36
e.       Jumlah menit jam pelajaran / minggu        : 1.620
f.       Pembagian tahun ajaran                            : 2
g.      Jumlah hari sekolah / minggu                    : 5
       4)      Sistem Penjamin Mutu Program (Lembaga)
Sistem penjamin mutu program Cina diantaranya :
a.       NOCFL (National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language) yaitu lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional.
b.      CEAIE (Chinese Education Association for International Exchange); yaitu lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang teknologi dan kreativitas.
c.       CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga eksperimental pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta
d.      CNIER (Cina National Institute for Educational Research); yaitu lembaga eksperimental pendidikan kualitas.
b.      Struktur Kurikulum
1)      Peningkatan kurikulum seimbang
a.      Keseimbangan yang lebih baik antara kurikulum berbasis disiplin, kurikulum terpadu, dan kurikulum berbasis komprehensif.
Kurikulum berbasis disiplin, diterapkan pada sekolah SMA, yaitu pada mata pelajaran bahasa China, matematika, bahasa asing, fisika, kimia dan biologi.
Kurikulum terpadu, diterapkan disekolah dasar dengan materi mngenai karakter dan kehidupan, kebajikan moral dan masyarakat, seni dan sains. Di SMP dan SMA kurikulum terpadu diterapkan pada sejarah masyarakat, sains dan seni.
Kurikulum praktek komnprehensif, merupakan kurikulum eskperimental yang berpusat pada kegiatan siswa dan terkait dengan kehidupan sosial.
b.      Keseimbangan yang baik antara dalam proposi pengaturan kegiatan jam belajar untuk berbagai jenis kurikulum.
c.       Keseimbangan yang lebih baik dalam kurikulum untuk kelompok usia yang berbeda pada pendidikan wajib belajar 9 tahun.
B.        Konsep Pemikiran dan Teori pendidikan di China
1.         Konsep Pemikiran
Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah china. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani.
Dalam upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah.
Dalam masyarakat china filsafat yang berkembang adalah aliran konfuanisme yaitu ajaran yang berkembang dari ajaran konfisius.[20]
Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.
2. Teori Pendidikan
China sudah berhasil membuat prestasi yang mengagumkan yaitu dengan merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya yang tadinya hanya sebagai masyarakat berkembang menjadi negara yang maju dan mampu mensejahterakan masyarakatnya.
Keberhasilan china tidak terlepas dari upaya para pemimpin china dalam melakukan reformasi, terutama pendidikan. Keyakinan mereka dalam membangun china melalui sektor  pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini. Pendidikan china terus mengalami kemajuan yang cepat dan banyak inovasi. Kemajuan negara china dalam pendidikan tidak telepas dari upaya mengembangkan pendidikan berbasis karakter.[21]
Pendidikan karakter merupakan upaya membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Pendidikan karakter merupakan penyatuan antara niat, kata-kata dan perilaku dalam kesatuan.[22]
Dewantara dalam Mulyasa mengemukakan beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam pendidikan karakter, yakni ngerti-ngroso-nglakoni (menyadari,menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut senada dengan ungkapan orang Sunda di Jawa Barat, bahwa pendidikan karakter harus merujuk pada adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, kata-kata dan perbuatan ).[23]
Pendidikan karakter di Cina dimulai dengan merumuskan filsafat pendidikan karakter yang  meliputi pembahasan mengenai: hakikat dari pendidikan karakter yaitu “to transform a huge population from being a burden to being superior human resources”.[24]yang ditekankan pada pengembangan kecerrdasan yaitu kecerdasan berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinestik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam.
Secara singkat pengembangan pendidikan karakter di Cina menekankan pada pengembangan aspek-aspek individu yang dirangkum dalam slogan: "Morally, Intelectually, Physically, Aesthetically".
 Sumber konsep pendidikan karakter ini sendiri didasarkan pada pernyataan Deng Xiaoping bahwa secara keseluruhan reformasi sistem pendidikan mendesak dilakukan untuk membawa pikiran bahwa reformasi adalah untuk tujuan yang mendasar memutar setiap warga negara ke dalam manusia yang berkarakter dan membina anggota masyarakat yang lebih konstruktif.[25]
Di samping itu juga didasarkan pada pendapat Jiang Zemin bahwa kita harus menempatkan pendidikan dalam posisi yang strategis dan memberi prioritas untuk pengembangannya, bekerja keras untuk menaikan ideologi, moral, ilmu pengetahuan, dan budaya nasional secara keseluruhan.
C.    Perbandingan Kurikulum Pendidikan China dan Indonesia
China dan Indonesia menggunakan kurikulum pendidikan berbasis pendidikan karakter. Tetapi dari kedua negara tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, perbedaan itu adalah sebagai berikut:
Tabel dibawah ini akan membandingkan konsep dan pelaksanaan pendidikan karakter di Cina dan indonesia.

No
Cina
Indonesia
1
Cina menjadikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang paling utama. Hakikat pendidikan karakternya yaitu: “to transform a huge population from being a burden to being superior human resources
Indonesia berupaya melakukan hal yang sama, namun hakikat pendidikan karakter di Indonesia belum belum menjadi kesepakatan bersama. Karakter seperti apa? Jika ada rumusannya, atas dasar apa rumusan itu ada?
2
Pendidikan karakter di Cina ditekankan pada pengembangan seluruh kecerdasan yaitu: berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinistetik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam.
Indonesia kurang mengembangkan semua potensi anak didik. Ini terlihat dari sarana dan guru yang tidak dipersiapkan untuk mengembangkan semua kecerdasan anak. Termasuk masih diberlakukanya Ujian Nasional.
3
Cina memperkuat pendidikan karakter dengan peningkatan pendidikan moral yang berasal
Pendidikan moral Indonesia hanya cukup Pancasila? Mengapa tidak memperkuatnya dengan pendidikan moral dari Gajah Mada, Hasyim Asyari, Hamka, Soekarno, Hatta, Gus Dur, dan pemikir besar Indonesia lainya.
 dariMarxism-Leninism, Mao ZedongThought, danDeng XiaopingTheory
4
Cina menerapkan tradisi dan nilai-nilai Cina dalam pendidikan seperti kejujuran, dapat dipercaya, toleransi, spirit kesetiaan pada satu pekerjaan, patriotik, heroik, kesetiaan pada keluarga, rajin, pekerja keras, dan disiplin.
Apakah yang menjadi tradisi dan nilai-nilai Indonesia? Apakah nilai-nilai Indonesia sudah ada? Jika ada, seperti apakah Indonesia? Apakah Indonesia apa adanya atau Indonesia yang dicita-citakan?
5
Melakukan penyerapan budaya terbaik dari bangsa lain karena memiliki 2 (dua) keuntungan yaitu dapat meningkatkan budaya sendiri dan meningkatkan persahabatan dengan bangsa lain.
Apakah Indonesia mampu menyaring atau langsung menyerap budaya apapun walau tidak baik? Misalnya misalnya membenci bangsa Yahudi.
6
Membentuk team spirit dan kegiatan bersama diantara para pendidik karena tidak ada orang yang sukses hanya karena upaya dirinya sendiri
Indonesia melakukan pekan olah raga dan seni, dll, namun demikian yang dimunculkan semangat menangnya bukan kebersamaannya.  Ada pertandingan yang berakhir dengan permusuhan.
 seperti Bill Gate dan Edison.
7
Reformasi kurikulum dilakukan dengan cara antara lain: guru harus memperbaiki cara mengajar dengan mambawa para siswa ke dunia nyata (real situation), mengerti kehidupan sosial dan memahami pentingnya kerja keras. Beban belajar siswa harus ringan tetapi tepat guna. Revisi buku teks untuk mengurangi tumpang tindih dan kesulitan, salah referensi, dan kesalahan konten. Reformasi kurikulum dilakukan tepat waktu.
Indonesia melakukan reformasi kurikulum, namun dasar filosofis dan relevansinya kurang jelas serta tidak diikuti oleh perubahan profesionalisme guru dan buku teks. Menurut Prof.Soedijarto, sejak tahun 1975, Indonesia tidak melakukan sungguh-sungguh untuk melakukan national assesment dalam perubahan kurikulum.
8
Cina mengajarkan bahasa asing dengan memperhatikan 6 (enam) hal yaitu: mengajar dengan menarik, rajin, terus berlatih,
Guru bahasa asing Indonesia tidak jauh beda dengan guru lainya. Metode mengajarnya bukan “enjoyful learning
 semangat, sabar, dan percaya diri.

9
Tidak mewajibkan siswa untuk dapat menulis kaligrafi huruf Cina, namun mewajibkan Putonghua(bahasa ibu di
Bagaimana dengan menulis halus di SD Indonesia? Sudah tepatkah cara itu? Memperhatikan saraf motorik halus anak

 Cina) dan mempromosikan bahasa ini dimulai dari pendidikan dasar hingga
 SD belum sempurna, maka menulis halus perlu ditinjau lagi.
 ke tingkat selanjutnya.
10
Menghapuskan sistem nilai (skala 1-100), evaluasi siswa dilakukan setiap hari, menambahkan dengan komentar-komentar berupa pujian, kritik yang membangun, semua aturan penilaian dicantumkan didalam kurikulum, sistem tes yang dilaksanakan bervariasi tidak hanya tes tertulis tetapi dapat berupa berbagai bentuk tes.
Guru-guru Indonesia hanya melihat UTS dan UAS, kadang jawaban siswapun tidak dibaca oleh guru. Guru di Indonesia tidak melakukan penilaian secara berkelanjutan. Sistem tes ini sangat berpengaruh pada karakter siswa.
11
Menyelenggarakan pendidikan olahraga dari Preschool sampai ke pendidikan tinggi, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan menerapkan konsep sekolah alam.
Indonesia juga menerapkan yang sama, namun filosofinya kurang kuat. Cina melakukanya dari konsep bahwa kesehatan adalah nomor satu. Lingkungan sekolah di Indonesia dikelilingi oleh jajanan tidak sehat.
12
Menerapkan pendidikan aesthetik dan seni karena dapat mengembangkan spirit kemanusiaan dan mendorong kesehatan mental.
Indonesia kurang menerapkan pendidikan ini, sehingga karakter anak tidak terbentuk dengan baik. Tidak banyak sekolah yang mengembangkan kesenian, mungkin hanya rebana yang disosialisasikan.
13
Menjalankan prinsip bahwa karakter pendidikan tidak dapat efektif tanpa guru dan kepala sekolah yang baik
Pendidikan karakter di Indonesia tidak diikuti dengan pembinaan guru dan kepala sekolah yang baik sehingga siswa kehilangan teladan nyata.
14
Menyiapkan lingkungan masyarakat yang positive dalam menciptakan pendidikan karakter.
Pemerintah Indonesia membiarkan kelompok-kelompok dalam masyarakat saling membenci dan terjadinya kekerasan. Membiarkan kelompok-kelompok garis keras mengendalikan kehidupan masyarakat menyebabkan pendidikan karakter di Indonesia tidak terbangun dengan cepat.

Berikut adalah analisis perbandingan kurikulum indosesia dan china:
a.      Kurikulum China
Mempunyai lima karakteristik, yaitu ukuran, komprehensif, tidak seimbang, kompetitif, dan tersentralisasi.
Sistem pendidikan di Cina termasuk komprehensif dan merupakan sistem pendidikan yang terlengkap, terdiri dari pendidikan prasekolah (sebelum usia 6 tahun), pendidikan dasar (bisa masuk pada usia 6 tahun, sedangkan diwilayah pedesaan dimulai usia 5 tahun), pendidikan menengah (3 tahun untuk menegah pertama, dan 3 tahun untuk pendidikan lanjut), universitas (4 tahun untuk sarjana 2-3 tahun untuk nonsarjana), serta pendidikan pascasarjana(2-3tahun untuk magisterat 2-3untuk doktoral).
           Disisi lain, sistem pendidikan di Cina bukan sistem yang seimbang walaupun banyak sekolah diperkotaan yang bisa bersaing dengan sekolah-sekolah swasta atau sekolah asing. Sebagian besar sekolah di Cina berada di wilayah pedesaan dan pada umumnya sekolah di wilayah pedesaan itu memiliki dana yang sedikit, pengajaran dan peralatan yang tidak memadai. Banyak anak-anak dikawasan pedesaan yang menghentikan pendidikannya walaupun belum menyelesaikan pendidikan dasarnya karena alasan ekonomi.
Sistem pendekatan atau sistem pembelajaran di Cina menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Hal ini ditempuh dengan proses belajar mengajar yang kondusif. Kurikulum yang modern, sarana dan prasarana yang memadai, guru yang berkualitas, dana pendidikan yang mencukupi, dan budaya belajar yang tinggi membuat Cina menjadi salah satu Negara maju di dunia saat ini.
Siswa tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep / materi, namun siswa diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya.
b.      Kurikulum Indonesia
Karakteristik kurikulum Indonesia yaitu mempunyai Tujuan Pendidikan Nasional mengandung filosofi pendidikan sebagai educare yang berarti membimbing, menuntun, dan memimpin.
Filosofi pendidikan sebagai educare lebih mengutamakan proses pendidikan yang tidak terjebak pada banyaknya materi yang dipaksakan kepada peserta didik dan harus dikuasai. Proses pendidikan educare lebih merupakan aktivitas hidup untuk menyertai, mengantar, mendampingi, membimbing, memampukan peserta didik sehingga tumbuh berkembang sampai pada tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Peran pendidik lebih sebagai narasumber, pendorong, pemberi motivasi, dan fasilitator bagi peserta didik sehingga dapat mengantar pada tumbuhnyakepercayaan diri, kemandirian, kedewasaan dan kecerdasan peserta didik.[26]
Sistem penyelenggaraan / penjenjangan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi beberapa jalur pendidikan yang kemudian teruari lagi menjadi beberapa jenis dan bentuk pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas: (1) pendidikan formal; (2) pendidikan nonformal; dan (3) pendidikan informal. Sementara jenis pendidikan mencakup : (1) pendidikan umum; (2) kejuruan; (3) akademik; (4) profesi; (5) vokasi; (6) keagamaan; dan (7) khusus.

BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Dari uraian pembahasan ini, penulis menyimpulkan sebagai berikut:
Di China diberlakukan sistem belajar 9 tahun, masa sekolah anak-anak dimulai dari umur 5 tahun. Pendidikan di China dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu, terdiri dari 3 tahun PAUD, 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama, 3 tahun pendidikan menengah ke atas. Pendidikan tinggi setingkat akademi 2-3 tahun, pendidikan tinggi kejuruan teknik 4 tahun, pendidikan gelar sarjana 4 tahun, pendidikan gelar magister 2-3 tahun, pendidikan doctor 3 tahun.
Kurikulum di China yaitu memmpunyai tujuan “untuk mengaktifkan pebelajar dengan cara yang aktif dan hidup dan berkembang secara moral, intelektual, dan fisik dengan cara pengembangan semua potensi dan untuk pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru yang memilki cita-cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin.”yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambungkan keterampilan sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya melalui bimbingan dan pengjaran yang dilakukan oleh guru.
Konsep pemikiran pendidikan di China menggunakan falsafah kofusianisme Dalam Konfusianisme pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran. Kemudian China menggunakan teori pendidikan berbasis kararakter dengan merumuskan filsafat pendidikan karakter yang  meliputi pembahasan mengenai: hakikat dari pendidikan karakter yaitu “to transform a huge population from being a burden to being superior human resources yang ditekankan pada pengembangan kecerrdasan yaitu kecerdasan berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinestik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam.
Indonesia dan china mempunyai persamaan kurikulum yaitu pendidikan berbasis karakter. Negara china sudah berhasil membawa negerinya menjadi negara yang maju dan pendidikan dinegeri itu pernah menjadi pendidikan yang terbaik di dunia. Bebeda dengan Indonesia memang sama-sama menggunakan kurikulum pendidikan karakter tapi mash banyak sekali yang masih harus dibenahi.

B.        Saran
Dalam sebuah hadist Rosululloh SAW pernah diriwayatkan “tuntutlah Imu sampai kenegeri China”. menimbulkan pertanyaan sebegitu istimewakah negara china sampai disebut-sebut dalam hadits. Ternyata memang iya negeri china merupakan negara yang sangat memperhatikan kualitas pendidikan masayarakatnya. Semoga dengan makalah ini kita dapat mengambil pelajaran berharga dari sistem pendidikan di china sehingga tujuan pendidikan nasional Indonesia dapat terealisasi tentunya kita hanya mengambil yang sesuai dengan pandangan dan karakter bangsa Indonesia. Saran bagi pemerintah dan masyarakat banyaklah belajar dari negeri China.


[1]http://www.atdikbudbeijing.com/sistem-pendidikan-china.html diakses tanggal 27 September 2015  13:14:58 wib


[2]Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyah, ilmu Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001),hal.69.
[3]Ibid. Hal.69
[4] Lihat UU RI, Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas

[5]Prof. H. M. Arifin M.Ed, ilmu Perbandingan Pendidikan,(Jakarta: Golden Trayon Press, 2003). Hal.3
[6]Prof. H. M. Arifin M.Ed. op.cit. hal. 3

[13]Ibid
[16]ibid
[21]Muhammad Said dan Junimar Affan. 1987. Mendidik Dari Zaman ke Zaman. Bandung: Jemmars. Hlm.119.
[25]Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumiaksara, 2011) hlm. 3

No comments:

Post a Comment