1

loading...

Wednesday, May 29, 2019

MAKALAH MATERI KONSEP DASAR IPS “MEMAHAMI IPS SEBAGAI ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL”

MAKALAH MATERI KONSEP DASAR IPS

“MEMAHAMI IPS SEBAGAI ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL” 


BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Istilah ilmu pengetahuan sosial sebagaimana dirancang dalam kurikulum 2004 memang membingungkan untuk dicarikan definisinya karena dalam berbagai literatur, baik yang ditulis oleh ahli dari luar maupun dari dalam negeri, kita hanya mempunyai istilah Ilmu Pengetahuan Sosial yang merupakan terjemahan dari Social Studies. Sementara nama IPS dalam dunia pendidikan dasr di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMU tahun 1975.
Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi “baru” karena cara pandangnya bersifat terpadu. Hal tersebut mengandung arti bahwa IPS bagi pendidikan dasar dan menengah merupakan hasil perpaduan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata pelajaran tersebut memiliki objek material kajian yang sama yaitu manusia.
Pada waktu Indonesia memperkenalkan konsep IPS, pengertian dan tujuannya tidaklah persissama dengan Social Studies yang ada di Amerika Serikat. Mengapa demikian? Karena kondisi masyarakat Indonesia memang berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat. Ini mengisyaratkan adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu. Sebenarnya keadaan ini sanagt baik, karena setiap ide yang datang dari luar kita terima kalau memang sesuai dengan kondisi masyarakat kita.

    B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.      Mengapa IPS sebagai ilmu sosial?
2.      Mengapa IPS sebagai kajian sosial?
3.      Apa persamaan dan perbedaan IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial?

      C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1.      Untuk mengetahui IPS sebagai ilmu sosial.
2.      Untuk mengetahui IPS sebagai kajian sosial.
3.      Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial.
  
 BAB II
PEMBAHASAN

     A.    IPS sebagai Ilmu Sosial
Pada dasarnya pengertian dari IPS adalah bidang kajian atau studi tentang fenomena-fenomena yang terjadi dalam sosial kemasyarakatan yang merupakan dampak dari hubungan dan interaksi antarsesama manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat, dan ketuhanan.
Dengan demikian, sebenarnya IPS berinduk kepada ilmu-ilmu sosial dengan pengertian bahwa teori, konsep, prinsip yang diterapkan pada IPS adalah teori, konsep, dan prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial dalam bidang keilmuannya dipergunakan untuk melakukan pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang dilaksanakan pada pengajaran IPS.
Ilmu sosial (social science) atau ilmu pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif da kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam, tetapi memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, intersubjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak mengunakan metode kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas disiplin dalam penelitian sosial terhadap perolaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang memengaruhinya telah banyak membuat peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.[1]

      1.      Pengertian Dari Ilmu-Ilmu Sosial (Sosial Science)
Dari sisi bahasa, ilmu sosial bersala dari bahasa Inggris Social Science. Kata Social berarti sosial, sedangkan kata Science adalah ilmu. Dengan demikian, scara literal social science mempunayi makna ilmu sosial.
Dari sisi istilah, sampai saat ini belum terdapat kesatuan pendapat dan rumusan yang jelas diantara para ahli yang berkenaan dengan batasan atau pengertian social science (ilmu-ilmu sosial).
Menurut pendapat Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu, ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Kemudian, Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial sebagai berikut “Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah.” Sementara menurut Gross, ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah serta memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyaraka yang ia bentuk.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat, poblem-problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Ilmu-ilmu sosial adalah cabanng-cabang ilmu yang mempelajari tentang sosial masyarakat. Contohnya: ilmu ekonomi, ilmu geografi, ilmu antropologi, dan lain-lain. Cabang-cabang ilmu ini menekankan pada aspek teoritis keilmuan yang tiap cabang ilmunya menggunakan satu pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin.
Jadi, setiap bidang keilmuan itu mempelajari salah satu aspek tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat. Ekonomi mempelajari aspek kebutuhan materi, antropologi mempelajari aspek budaya, sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial, psikologi mempelajari aspek kejiwaan, demikian pula bidang keilmuan yang lain. Sementara yang menjadi objek materialnya adalah sama, yaitu manusia sebagai anggota masyarakat.

     2.      Studi Sosial (Social Science)
Berbeda dengan ilmu sosial, studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang segala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya, studi sosial menggunakan bidang0bidang keilmuan termasuk ilmu sosial. Tentang studi sosial ini, Achmad Sanusi (1971) memberikan penjelasan bahwa studi sosial tidak selalu bertaraf akademis universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar. Selanjutnya, studi sosial dapat berfungsi sebagai pengantar kepada disiplin ilmu sosial bagi pendidikan lanjutan atau jenjang selanjutnya. Studi sosial bersifat interdisipliner dengan dengan menetapkan pilihan masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu referensi dan meninjaunya dari beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan yang lainnya.
Kerangka kerja studi sosial dalam mengkaji atau mempelajari gejala dan masalah sosial di masyarakat tidak menekankan bidang teoritis, melainkan lebih kepada bidang praktis. Oleh karena itu, studi sosial tidak terlalu bersifat akademis teoritis, melainkan merupakan pengetahuan praktis yang dapat diajatrkan mulai dari tungkat sekolah dasar samapai tingkat perguruan tinggi. Pendekatan studi social bersifat interdisipiner atau multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Maksdunya bahwa studi sosial dalam meninjau suatu gejala spesial atau masalah sosial dilihat dari berbagai dimensi/sudut/segi/aspek kehidupan.
Sementara ilmu soial pendekatannya bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa studi sosial lebih memperlihatkan sutau bentuk gabungan ilmu sosial. Tugas studi sosial, sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat SD sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi adalah membina warga masyarakat yang mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. Oleh karena itu, materi dan metode penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya.

    3.      Pengertian IPS sebagai Ilmu Sosial
Terdapat banyak pengertian IPS yang diberikan oleh para ahli. Diantara para pendapat tersebut diuraikan berikut:
a.       Menurut Nasution, IPS adalah bidang studi yang merupakan fusi (paduan) sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari Ilmu sosial.
IPS adalah bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih dan disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.
b.      Menurut Tjokrodikarjo mendefinisikan IPS sebagai perwujudan dari suatu pendekatan interdisiplin dari ilmu-ilmu sosial. Ia merupakan integrasi berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan intruksional dengan materi sederhana, menarik, mudah dimengerti, dan dipelajari.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah pelajaran atau bidang studi yang merupakan fusi (paduan) dan integrasi ilmu. Ilmu sosial yang dikemas dengan materi yang sederhana, menarik, mudah dimengerti, dan dipelajari untuk tujuan intruksional di sekolah.
Latar belakang dimasukkannya IPS pada kurikulum sekolah di Indonesia berbeda dari hal serupa di Inggris dan Amerika. Perkembangan sekolah di Indonesia terjadi akibat penyelenggaraan sekolah formal selama masa penjajahan. Oleh karena itu, materi pelajaran di sekolah merupakan kebanyakan lanjutan dari kurikulum Belanda dan Jepang.[2]

    B.     IPS sebagai Kajian Sosial
Kajian sosial (social studies) pada dasarnya sama dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Dalam sejarahnya, social studies berasal dari Amerika, yang berpenduduk multiras dan budaya, sebagaimana halnya di Indonesia. Menurut kurikulum 1975, ilmu pengetahuan sosial adalah bidang studi yang merupakan panduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial. Berbeda dengan ilmu sosial, studi sosial bukanlah merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
            Dalam kerangka kerja pengkajiannya, studi sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan termasuk ilmu sosial. Tentang studi sosial ini, Achmad Sanusi memberikan penjelasan bahwa studi sosial tidak selalu bertaraf akademis universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
            Selanjutnya, studi sosial dapat berfungsi sebagai pengantar kepada disiplin ilmu sosial dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Sementara ilmu sosial pendekatannya bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa studi sosial lebih memperlihatkan suatu bentuk gabungan ilmu sosial.
            IPS adalah studi atau kajian masalah-masalah sosial yang berasal dari ilmu–ilmu sosial yang disederhanakan untuk kepentingan tujuan pendidikan di sekolah, yaitu menciptakan warga Negara yang baik (good citizen).
            IPS bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi ilmu pengetahuan yang disusun dan diorganisasikan secara baik menurut kepentingan pendidikan dan pengajaran. IPS berada di tengah-tengah antara ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan sosial.

1.      Cabang-cabang Utama Ilmu Sosial
Adapun cabang-cabang ilmu sosial yaitu, sebagai berikut:
a.       Antropologi mempelajari manusia pada umunya dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat. Para ahli antropologi dapat dibedakan ke dalam beberapa spesialisasi, antara lain:
Ø  Pertama, ahli antropologi sosial
Ø  Kedua, ahli etnografi
Ø  Ketiga, ahli antropologi bahasa
Ø  Keempat, ahli antropologi fisik
Ø  Kelima, ahli arkeologi
Ø  Keenam, ahli primatologi
b.      Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat. Ilmu sosial ekonomi (bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi) dibagi kedalam dua bidang utama, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.
c.       Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Geografi dibagi dalam dua spesialisasi pokok, yaitu geografi fisik dan geografi budaya atau manusia.
d.      Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan.
e.       Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa.
f.       Pendidikan yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral.
g.      Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk Negara).
h.      Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
i.        Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia.
j.        Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antarmanusia di dalamnya.

2.      Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup materi Ilmu Sosial adalah:
a.       Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu. Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu sosial. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.
b.      Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya konsep keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial. Bertolak dari kedua konsep diatas, maka dapat kita pahami dan sadari didalam masyarakat selalu terdapat:
a.       Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual maupun kelompok.
b.      Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan dan perbedaan itulah yang sering kali menyebabkan timbulnya konflik, kerja sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
c.       Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat kedalam berbagai kenyataan sosial yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD).
a.    Berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antarbidang.
b.    Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.
Berdasarkan ruang lingkup diatas masih perlu penjabaran untuk bisa dioperasionalkan ke pokok bahasan dan sub-pokok bahasan, yaitu:
Ø  Mempelajari adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungan dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
Ø  Mempelajari adanya masalah individu dan masyarakat.
Ø  Mengkaji masalah kependudukan dan sosialisasi.
Ø  Mempelajari hubungan antarwarga negara dan Negara.
Ø  Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
Ø  Mempelajari masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan.[3]

       C.    Persamaan dan Perbedaan IPS sebagai Ilmu Sosial dan Kajian Sosial
1.      Persamaan
Persamaan antara social studies dan social science terletak pada sasaran yang diselidiki, yaitu manusia dan kehidupan masyarakat. Keduanya membahas masalah yang timbul akibat hubungan (interrelationship) manusia. Dengan kata lain, keduanya mempelajari masyarakat manusia, segala aspek kehidupan masyarakat, dan problem-problem masyarakat.

2.      Perbedaan
Perbedaan penting anatara ilmu-ilmu sosial dengan pengetahuan sosial terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi melalui penelitian ilmiah, dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru.
Sementara itu, tujuan ilmu pengetahuan sosial bersifat pendidikan, bukan penemuan teori ilmu sosial. Orientasi utama studi ini adalah keberhasilannya mendidik dan membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan sosial, berupa terciptanya tujuan intruksional. Dari uraian tersebut, ilmu ilmu pengetahuan sosial menggunakan bagian-bagian ilmu-ilmu sosial guna kepentingan pengajaran.
Untuk itu, berbagi konsep dan generalisasi sosial harus disederhanakan agar lebih mudah dipahami murid-murid yang umumnya belum matang untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal ini menempatkan keberadaan IPS secara metodologis dan keilmuan dapat dikatakan belum setara dengan ilmu sosial.
Jika ditinjau dari proses penerapan dan pendekatannya, ternyata IPS dan ilmu-ilmu sosial sangatlah berbeda, yaitu:
Ø  IPS bukanlah sebuah disiplin ilmu seperti halnya ilmu-ilmu sosial, melainkan sebagai suatu bidang kajian atau studi tentang sosial kemasyarakatan.
Ø  IPS dalam kajiannya menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, sedangkan tiap-tiap ilmu sosial menggunakan satu disiplin ilmu atau monodisiplin.
Ø  IPS dirancang untuk pendidikan, maka IPS hanya berfokus pada dunia persekolahan, sedangkan ilmu-ilmu sosial keberadannya bisa di dunia persekolahan, perguruan tinggi, atau dapat dipelajari oleh masyarakat umum.
Memang terkadang tidak mudah bagi guru-guru pendidikan dasar untuk mulai memahami suatu situsi pendidikan saat ini yang sudah jauh berkembang. Hal ini dikarenakan tingkat internalisasi perspektif dunia pendidikan yang baru sulit untuk diaplikasikan di dunia sekolah dasar, mengingat para pelajar mudah mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata sulit semisal cabang-cabang ilmu yang sebegitu luasnya.
Dalam hal ini, jika guru tidak kraetif untuk meningkatkan keilmuannya, akan sulit untuk memberi keberagaman pemahaman pendidikan dunia yang syarat akan perkembangan.[4]



BAB III
PENUTUP

     A.    Kesimpulan
Ilmu sosial (social science) atau ilmu pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif da kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam, tetapi memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Satria, Irwan. Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor:PT Penerbit IPB Press. 2015


[1] Irwan Satria.Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.(Bogor:PT Penerbit IPB Press:2015).Hlm 34

[2] Irwan Satria.Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.(Bogor:PT Penerbit IPB Press:2015).Hlm 35-37
[3] Irwan Satria.Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.(Bogor:PT Penerbit IPB Press:2015).Hlm 38-41
[4] Irwan Satria.Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.(Bogor:PT Penerbit IPB Press:2015).Hlm 41-42

No comments:

Post a Comment