MAKALAH PRAMUKA POKOK-POKOK TINDAKAN PERTAMA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan
keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan
latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar
menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korban. Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari,
karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan
prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah
mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter
terdekat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
Saja Pokok-Pokok Tindakan Pertama?
2.
Apa Saja
Peralatan Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan?
3. Apa
Saja Transportasi Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan?
C.
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui Pokok-Pokok Tindakan Pertama.
2. Untuk
Mengetahui Peralatan Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
3. Untuk
Mengetahui Transportasi Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pokok-pokok
tindakan pertolongan
a.
pertolongan
pertama pada kecelakaan
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan darurat yang diberikan kepada
seseorang yang sakit mendadak atau mendapat keelakaan sebelum mendapat
pertolongan dari seorang ahli atau dokter.[1]
Pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK/P3K) merupakan pertolongan pertama
yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau
penyakit mendadak dengan cepat dan tepat, sebelum korban dibawa ke tempat
rujukan atau rumah sakit. P3K yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat
pada korban, sebelum pertolongan pertama yang lengkap diberikan oleh dokter
atau petugas kesehatan lainnya agar korban tidak menjadi lebih parah. P3K
diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan korban, mencegah
cedera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, dan
mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.[2]
2
|
|
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau
penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan
P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan
menimbulkan kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus
tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan
lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Selain
itu, keterampilan P3K memberikan bekal bagi pramuka dalam hal pengalaman:
a. Kewajiban
diri untuk mengamalkan kode kerhormatan pramuka.
b. Kepeduliannya
terhadap masyarakat/orang lain.
c. Kepeduliannya
terhadap usaha meningkatkan citra gerakan pramuka di masyarakat.
Yang
pertama-tama harus dilakukan adalah melakukan evaluasi (pengamatan) terhadap kondisi awal si korban.
Salah satu metode dalam mengevaluasi kondisi korban adalah metode ABC, yang
berasal dari:
a. Airway-
apakah jalan udara (pernapasan) terbuka atau terhalang? (oleh debu, air, atau
darah kering.
b. Breathing-
apakah korban bernapas? Lihat, dengar, dan rasakan hembusan napas si korban.
c. Circlation-
apakah ada denyut nadi? Apakah ada pendarahan keluar? Periksa perubahan warna
kulit si korban dan suhu tubuh sebagai indikasi adanya masalah peredaran darah.
b.
Hal
Terpenting:
Hal terpenting
yang harus diberikan kepada sikorban sebagai berikut:
a. Memberikan
ketenangan kepdada penderita atau merasa taut
b. Mengurangi
penderitaan
c. Mengurangi
bahaya yang lebih besar
`
c.
Syarat-Syarat
P3K
1. Mendapat
pengetahuan?kursus secukupnya`
2. Sedikitnya
3 tahun harus diadakan refreshing
3. Mempunyai
sifat-sifat cerdik, cermat, tegas, sopan, memberi kepercayaan, dan bertanggung
jawab.
d.
Tugas
dan tanggung jawab petugas P3K:
1. Dilakukan
hanya dalam keadaan terpaksa atau bahaya
2. Bertindak
menurut dasar-dasar pedoman P3K
3. Jangan
melewati batas-batas kewajiban dan tugas utama yang mungkin sangat
membahayakan.
4. Seorang
petugas harus mencatat:
a. Nama
si korban
b. Tempat
tinggal dan apa pekerjaannya
c. Sebab-sebab
dan macam-macam kecelakaan.
e.
Tujuan
P3K
Tujuan
dari P3K adalah:
a. Mencegah
bahaya maut.
b. Mencegah
pendarahan yang lebih banyak.
c. Mencegah
bahaya terhadap jasmani dan rohani.
d. Mencegah
infeksi.
e. Mengurangi
rasa sakit.
f. Mempercepat
penyembuhan.
g. Mencegah
cacat dan kondisi memburuk.
f.
Prosedur
Dasar P3K
Berikut
hal-hal dasar yang harus diperhatikan dalam menangani suatu keadaan darurat.
a. Perhatikan
keadaan si korban (sadar, pingsan dan
sebagainya).
b. Jika
mungkin, bawa korban, lakukan apa saja yang bisa dikerjakan serta segeralah
memberi berita pada dokter/puskesmas/rumah sakit terdekat.
c. Terbitkan
masyarakat disekitarnya (kalau ada yang melakukan tindakan buruk) juga untuk
memberikan ruangan dan udara yang cukup bagi korban.
d. Jika
keadaan memaksa dan ahli/medis belum ada, lakukan prosedur gawat darurat.[4]
e. Tenang,
jangan panik, namun cepat dalam bertindak. Seringkali pula kita lengah atau
kurang berpikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Prinsip
kehati-hatian harus dipegang teguh ketika melakukan P3K. Pakailah metode atau
cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien.
f. Pergunakanlah
sumber daya yang ada, baik alat, manusia, maupun saran pendukung lainnya. Bila
bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh
anggota.
g. Biasakan
membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang dilakukan, identitas
korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
h. Apabila
kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat
dikerahkan untuk membantu. Pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang
menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
i.
Jauhkan atau
hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang
memperberat kondisi korban. Periksa dulu apakah tempat tersebuh sudah aman atau
masih dalam bahaya. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa
yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
j.
Segera beri
pertolongan sesuai dengan cedera yang diderita.
k. Segera
hubungi petugas kesehatan yang berwenang agar dapat dilakukan tindak lanjut
pengobatan. Atur dan rencanakan transportasi.
l.
Periksa
kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika kenal, atau bersuara yang
agak keras di dekat telinga korban. Jika tidak ada respon juga, tepuk pundak
korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian
telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segera panggil bantuan
medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk
menunggu bantuan medis datang.
m. Perhatikan
tanda-tanda syok. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari
letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah
sadar, baringkan telungkup atau miring dengan letak kepalalebih rendah dari
bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang
dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya.
Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak napas (tapi
masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
n. Jangan
memindahkan korban secara terburu. Korban tidak boleh dipindahkan dari
tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialaminya,
kecuali bila tempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam
mengusung korban usahkanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan
perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran-kotoran
atau muntahan.
o. Gunakanlah
pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor
risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban
berikutnya.[5]
g.
Teknik
Dalam P3k
Urutan tindakan secara umum,Tindakan petugas P3K di
tempat kecelakaan:
1) Memanggil
dokter/mengirim si korban ke dokter/rumah sakit
2) Cegah
pendarahan bila terjadi pendarahan
3) Hindarkan
shock dan infeksi
4) Perbaiki
pernafasan
5) Jangan
melakukan yang tidak perlu
6) P3k
bagi pasien yang henti bernapas dan henti jantung
Resusitas
ialah suatu teknik penyelamatan hidup dengan membuat atau melihat airway (jalan
napas), breathing, (pernapasan), circulation (sirkulasi darah), dan perawatan
darurat.
7) Resusitas napas buatan
Resusitas napas buatan Merupakan bantuan napas dengan
teknik dari mulut ke mulut atau dari
mulut ke hidung. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke
mulut/hidung sebagai berikut:
·
Kepala korban
diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas.
·
Rahang ditarik
sampai mulut terbuka.
·
Penolong membuka
mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat. Pencet hidung
atau tutup hidung korban dengan pipi. Bisa juga dengan jalan tutup mulut korban
rapat-rapat, selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.
·
Tiup ke
mulut/hidung korban:
a. Orang
dewasa secara teratur dan kuat ditupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak
ditiupkan 20 kali tiap menit.
8) Resusitas
kompresi dada luar
Merupakan
bantuan sirkulasi pada jantung. Pertolongan ini dapat dilakukan oleh satu atau
dua penolong. Teknik ini harus dikuasai dengan baik dan perlu latihan teratur.
Hal yang harus diingat dalam kompresi dada, yaitu dapat membedakan perlakuan
dada dewasa, dada anak, atau bayi mengenai titik kompesi, cara, dan tekanan
yang dilakukan. Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah
memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa dikenal dengan RPJ
(resusitasi jantung paru-paru) atau CPR (Cardio pulmonary resutation). Rpj
adalah langkah-langkah penyelamatan jiwa seseorang ketika denyut jantung
berhenti. Rpj merupakan kombinasi dari pemijatan pada jantung dari luar dan
resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan rpj, harus sudah mengikuti latihan
sehingga berkurang kemungkinan melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera
pada penderita.
Adapun
langkah-langkah dalam melakukan rpj pada korban adalah:
·
Letakkan korban
pada permukaan datar dan keras.
·
Berlutut
disamping korban
·
Tentukan posisi
kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan tulang hingga dada
korban.
·
Setelah
menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada titik tersebut,
dengan satu tangan lagi diatasnya.
·
Posisikan tangan
tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada saat melakukan kompresi dan
lalu tekan dada korban.
·
Berikan 30 kali
kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan kecepatannya.
·
Berikan kompresi
dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).
h.
Kecelakaan
dan Pertolongannya
Berikut
ini adalah materi lengkap pramuka tentang pertolongan tepat dalam beberapa
kasus kesehatan yang sering terjadi.
1. Pingsan
Secara umum tanda-tanda atau gejala
orang yang pingsan, yaitu sebagai berikut:
1) Pusing
2) Mual,
perasaan iimbung
3) Pandangan
berkunang-kunang dan telinga berdengung.
4) Cemas
5) Keringat
dingin
6) Tidak
ada respons untuk beberapa menit.
7) Denyut
nadi melambat.
Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan saat menghadapi orang yang pingsan.
1) Baringkan
penderita (tanpa bantal) dengan tungkai ditinggikan.
2) Beri
ruang udara yang cukup agar penderita dapat menghirup udara segar.
3) Periksa
adanya kemungkinan cedera lain.
4) Apabila
penderita telah pulih, usahkan penderita beristirahat beberapa menit.
5) Bila
tidak cepat pulih, segera bawa penderita ke puskesmas/rumah sakit terdekat.
2. Keracunan
Keracunan dapat
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat
terjadi karena berasal dari makanan atau sistem pencernaan manusia. Sedangkan
faktor eksternal misalnya disebabkan karena gigitan binatang yang berbisa.
Berikut kasus keracunan yang terjadi karena faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Melalui
mulut/pencernaan.biasanya disebabkan oleh obat-obatan, makanan yang mengandung
racun, minyak tanah, alkohol, dan lain-lain. Tindakan yang dapat dilakukan
yaitu memberikan air putih sebanyak-banyaknya dan juga susu. Air putih dan susu
bermanfaat untuk menurunkan kadar racun yang berada dalam tubuh manusia. Atau
dapat juga dilakukan dengan memberinya anti racun seperti norit dan putih
telur.
2) Akibat
gigitan binatang berbisa
Berikut hal yang dapat dilakukan untuk
menangani korban atau penderita yang keracunan akibat gigitan binatang berbisa.
1) Tenangkan
korban
2) Jangan
gerakan bagian yang terkena gigitan.
3) Lepaskan
semua perhiasan, jam tangan yang melekat pada tubuh korban.
4) Balut
tekan di atas dan di bawah dari gigitan untuk memperlambataliran darah.
5) Segera
bawa ke rumah sakit.
3. Luka
lecet
Luka lecet biasanya terjadi akibat
gesekan sehingga permukaan kulit terkelupas dan tampak titik-titik pendarahan.
Tindakan pertolongan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah membersihkan kulit
sekitar luka mulai dari tengah luka sampai kulit sekitar luka. Tutup dengan
kain penutup luka steril dan plester.
4. Luka
tusuk
Luka tusuk biasanya akibat benda tajam
seperti pisau, pecahan kaca, paku, kaleng bekas yang sudah rusak dan berkarat,
dan lain-lain. Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan, yaitu sebagai
berikut:
1) Jangan
mencabut apabilaada benda yang nempel pada luka.
2) Tutup
luka dengan kasa steril.
3) Bila
masih ada benda yang menusuk, balut di sekitar benda tersebut dan tinggikan
anggota badan yang berdarah.
4) Segera
bawa korban ke rumah sakit.
5. Luka
sayat atau iris
Luka sayat atau iris biasanya terjadi
akibat kontak dengan benda tajam, akibatnya kulit dan lapisan dibawahnya
terputus dengan kedalaman bervariasi. Tindakan pertolongan pertama yang dapat
dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1) Bersihkan
luka dengan cairan antiseptik.
2) Tutup
luka dan diplester.[6]
6. Luka
bakar
Yang disebut luka bakar
adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas yang suhunya diatas
60 c. Luka bakar dibagi menjadi 3 tingkatan atau disebut juga stadium:
1) Luka
bakar tingkat 1: kulit kemerahan. terbakar hanya kulit luar oleh panas sekitar
60 c.
2) Luka
bakar tingkat 11: kulit melepuh, bengkak, merah dan perih. Luka pada kulit
ari/jaringan. Panas sekitar 100 c.
3) Luka
bakar ti gkat 111: kuli hangus, pembakaran sampai ke bagian dalam tubuh,
terjadi banyak kerusakan.
Penyebab
luka bakar antara lain:
1) Api
(bara yang menyala).
2) Cairan
gas (benda yang menyala).
3) Bahan
kimia.
4) Sinar
matahari.
5) Listrik,
dan sebagainya.
Cara-cara
pertolongan:
1) Hilangkan
penyebabnya terlebih dahulu. Misalkan, memadamkan api dengan kain basah/pasir.
2) Cegahlah
gugat dari kemungkinan infeksi.
3) Tutuplah
luka dengan kain steril.
4) Pembalut
agak longgar (pada luka bakar tingkat 111, tidak perlu dibuat).
5) Berilah
minum sebanyak-banyaknya dengan air gula hangat (mengembalikan cairan yang
hilang).
6) Tutuplah
si korban dengan selimut, agar tidak kedinginan dan mencegah gangguan serangga.
7) Cepat
bawa ke ahlinya/dokternya.
7. Dehidrasi
Kasus dehidrasi merupakan suatu keadaan
di mana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang
dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya
disertai dengan elektrolit (K,Na, CI, Ca).
Adapun beberapa penanganan yang dapat
dilakukan untuk menolong gejala dehidrasi, yaitu sebagai berikut:
1) Mengganti
cairan yang hilang dan mengatasi shock.
2) Mengganti
elektrolit yang lemah.
3) Mengenal
dan mengatasi komplikasi yang ada.
4) Memberantas
penyebabnya.
5) Rutin
minum air putih.
8. Asma
Tindakan penanganan yang dapat dilakukan
pada penderita asma, yaitu sebagai berikut.
1) Tenangkan
korban.
2) Dibawa
ke tempat yang luas dan sejuk.
3) Posisikan
½ duduk.
4) Atur
napas.
5) Diberi
oksigen (bantu) apabila diperlukan.
9. Berhenti
bernapas
Apabila seseorang tiba-tiba napasnya
berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan napas buatan. Cara
yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah
dengan jalan meniupkan napas ke paru-paru korban.langkah-langkah pertolongan
dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hiudung sebagai berikut:
1) Kepala
korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas.
2) Rahang
ditarik sampai mulut terbuka.
3) Penolong
membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan
pencet hidung korban dengan pipiatau daapt dengan jalan tutup mulut korban
rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.tiup ke mulut/hidung korban. Untuk orang dewasa secara teratur dan
kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit. Sedangkan untuk anak-anak
ditiupkan 20 kali tiap menit.
10. Pendarahan
dalam
Adapun untuk menangani pendarahan dalam
dapat dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1) Baringkan
korban.
2) Pertahanan
jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
3) Berikan
oksigen apabila ada.
4) Periksa
pernapasan dan nadi secara berkala.
5) Rawat
sebagai shock.
6) Jangan
memberikan makan atau minum.
7) Segera
bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
11. Pendarahan
luar
Berbeda dengan pendarahan pendarahan
luar, pertolongan yang bisa diberikan pada korban yang mengalami pendarahan
dalam, yaitu sebagai berikut:
1) Istirahat
Tindakan istirahat artinya pasien harus
mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot yang cedera. Jika terasa sakit
saat menahan beban, gunakanlah penopang dan jika teras sakit untuk mengerakkan
bagian yang cedera, lindungi `dengan splint atau kayu bulat.
2) Ice
(es)
Bagian yang luka dikompres es hingga
darahna membeku.
3) Commpression
(penekanan)
Bagian yang luka dibalut dengan kuat
untuk membantu mempercepat pross penutupan lubang/bagian yang rusak pada
pembuluh darah.
4) Elevation
(pengangkutan)
Kaki dan tangan korban ditinggikan
sehingga lebih tinggi dari jantung.
12. Patah
tulang
Patah tulang merupakan
terputusnya jaringan tulang pada manusia baik seluruh atau sebagian saja. Patah
tulang dapat terjadi disatu jaringan atau bahkan banyak jaringan tulang yang
terlibat, sehingga membutuhkan proses penyembuhan yang cukup seriuus. Tindakan
yang jika memudapat dilakukan dalam penanganan patah tulang sebagai berikut:
1) Jika
memungkinkan, segera panggil dokter.
2) Cegah
kerusakan lebih lanjutbdengan memakaikan bidai pada si korban.
3) Lakukan
pembidaian dimana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan
sebelum dibidai).
4) Jika
terjadi pendarahan tekanlah dengan keras pembuluh-pembuluh darah yang sedang
mengeluarkan darah, dengan memakaikan pembalut (kain) atau kain kasa yang
bersih.
5) Jika
penolong melihat adanya tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutupilah
dengan kain kasa (boleh kain lainnya) yang bersih dan pakaikan sebuah bidai.
6) Baringkanlah
si korban dalam keadaan terlentang atau miring.
7) Jika
yang patah adalah bagian punggung, cari papan yang lebar agar si penolong dapat
membawanya ke rumah sakit dengan selamat.
Tanda dan gejala patah tulang:
a. Penderita
tidak dapat mengerakkan bagian yang luka.
b. Bentuk
bagian yang terkena tampak tidak normal.
c. Ada
rasa nyeri kalau digerakkan.
d. Kulit
tidak terasa kalau disentuh.
e. Pembengkakkan
dan warna biru disekitar kulit yang luka.
f. Mungkin
terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
g. Adanya
tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang.
h. Nyeri
sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.[7]
B.
Peralatan
Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
a. Pembalut
dan pembalutan
1. pembalut
Macam-macam pembalut
yaitu sebagai berikut:
1) Pembalut
kasa gulung.
2) Pembalut
kasa perekat.
3) Pembalut
penekan.
4) Kasa
penekan steril (beraneka ukuran).
5) Pembalut
segitiga (mitella).
2. Pembalutan
Macam-macam pembalutan yaitu sebagai
berikut:
1) Pembalutan
segitiga kepala, kening.
2) Pembalutan
segitiga untuk ujung tangan atau kaki.
3) Pembungkus
segitiga untuk membuat gendongan tangan.
4) Membalut
telapak tangan dengan pembalut dasi.
5) Pembalutan
spiral pada tangan.
6) Pembalutan
dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cedera.
b. Pembidaian
Bidai adalah alat yang
dapat dipergunakan untuk mempertahankan kedudukan tulang yang patah (frsctuura)
atau retak (fisura). Pembidaian disebut juga fiksasi. Pembidaian patah tukang
yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah
berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. Bidai
atau spalk adalah alat alat dari kayu, anyaman, tongkat, logam, gagang sapu,
atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau
menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan
istirahat dan mengurangi rasa sakit.
Tujuan dari pembidaian:
1) mencegah
pergerakkan/pergeseran dari ujung tulang yang parah.
2) Mengurangi
terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
3) Memberi
istirahat pada anggota badan yang patah.
4) Mengurangi
rasa nyeri.
5) Mempercepat
penyembuhan.
Maksud dari immobilisasi pada bidai
adalah:
a) Ujung-ujung
dari ruas patah tulang yang tajam tidak merusak jaringan lemah, otot-otot,
pembuluh darah, maupun syaraf.
b) Tidak
menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena
rasa nyeri yang hebat.
c) Tidak
membuat luka terbuka pada bagian
Syarat-syarat bidai:
1. Bidai
harus kuat.
2. Pemasangan
bidai tidak boleh terlalu ketat.
Banyak benda yang dapat dipergunakan
untuk bidai (darurat) apabila bidai yang sudah jadi tidak tersedia, antara
lain:
1) Anggota
badan sendiri (sangat darurat).
2) Papan,
bilah bambu, dahan kayu.
3) Karton
atau majalah yang agak tebal tentunya.
4) Bantal,
guling atau selimut (mengurangi rasa sakit).
5) Air
splint (bantalan udara).
6) Vacuum
matras.[8]
c. Isi
kotak p3k terdiri dari obat-obatan dan perawatan luka.
1. Obat-obatan
Berikut ini obat-obatan dalam p3k
1) obat
merah.
2) yodium.
3) balsem.
4) sulfanilamide.
5) minyak
kayu putih.
6) Remason.
7) Vick
8) Kamper
9) Spirtus
2. Perawatan
luka
Berikut ini perawatan luka dalam p3k
1) Kapas
putih (10 gr).
2) Pembalut
gulung 5 cm (1 roli).
3) Pembalut
cepat steril (1 buah).
4) Kain
kasa steril 5 x 5 cm (10 buah)
5) Plester
roll 2,5 cm(1 roll).
6) Plester
cepat (10 buah).
7) Gunting
(1 buah).
3. Peralatan
lainnya
1) Selimut.
2) Kaus
tangan.
3) Pinset.
4) Kantong
es.
5) kantong
air panas.
6) Peniti.
7) Gelas.
C.
Transportasi
dan Evakuasi
1. transportasi
Merupakan
kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas
perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/
korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter.
2. Evakuasi
adalah
kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih
aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit
dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi
dan perawatan darurat selama perjalanan.
3. Tata cara memindahkan korban
Seseorang
yang mengalami cedera serius pada bagian tungkai atau bagian bawah tubuh harus
segera dipindahkan dengan menggunakan pengangkut. pengangkut ini biasanya
disebut tandu. Berikut ini alat transportasi dalam memindahkan korban:
1) Tandu
Tandu dapat dibuat
dengan menggunakan dua tongkat yang diselipkan dalam sebuah karung, kantong
plastik tebal atau pakaian tebal, bahkan dapat menggunakan selimut. Juga dapat
menggunakan daun pintu atau bagian atas permukaan meja. Cobalah tandu dengan
orang yang sehat sebelum digunakan untuk orang yang sakit (cedera).
2) Selimut
Jika hanya menggunakan selimut, maka cara mengangkat
korban adalah seperti di bawah ini :[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK/P3K) merupakan pertolongan pertama yang harus segera
diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak
dengan cepat dan tepat, sebelum korban dibawa ke tempat rujukan atau rumah
sakit. P3K yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan pertama yang lengkap diberikan oleh dokter atau petugas
kesehatan lainnya agar korban tidak menjadi lebih parah.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan
dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan
menimbulkan kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus
tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan
lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan
B. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat
melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang harus
di hindari, yaitu:
1. Menoreh
bekas luka gigitan hewan berbisa.
2. Mengoles
mentega pada luka bakar.
DAFTAR
PUSTAKA
Bob,
Andri Sunardi.2014. Boyman Ragam Latih
Pramuka. Jakarta:Darma Utama
Furqon Zainul. 2016. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: PT Bumi Aksara
Munasifah.
2007. Belajar Mandiri Melalui Pramuka.
Semarang:Cv Chyyas Putra
Rahmatia
Diah. 2005. Buku Pintar Pramuka. Jakarta:
Bee Media Pustaka
|
No comments:
Post a Comment