1

loading...

Tuesday, November 14, 2017

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING KARIER (BK karier bagi pegawai yang akan pensiun atau purna bakti)

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Individu pada masa pensiun umumnya memiliki sikap yang lemah, baik lemah terhadap kondisi fisik maupun lemah menyesuaikan dengan lingkungannya. Yang perlu digaris bawahi adalah meraih usia panjang tidak hanya persoalan untuk menjaga fisik pada pensiun, tetapi yang lebih penting adalah mental seseorang dalam menyikapi rentang hidupnya. Seperti halnya usia pensiun disini mereka harus mampu menyikapi rentang hidupnya dengan berusaha memahami keadaan yang ada pada dirinya.
Oleh karena itu pelayanan BK pada masa pensiun tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor. Konselor perlu bekerja sama dengan berbagai pihak dan adanya asas keterpaduan, terutama peran yang sangat besar dari anggota keluarga.

B.   Rumusan masalah
1.    Apa Pengertian pensiun?
2.    Apa saja Jenis-jenis pensiun?
3.    Bagaimana Penyesuaian diri dalam ambang pensiun?
4.    Apa yang dimaksud Masa pensiun bukan akhir dari segalanya?
5.    Bagaimana Materi yang di berikan dalam bimbingan karier?

C.   Tujuan pembahasan
1.    Untuk mengetahui Pengertian pensiun
2.    Untuk mengetahui Jenis-jenis pensiun
3.    Untuk mengetahui Penyesuaian diri dalam ambang pensiun
4.    Untuk mengetahui Masa pensiun bukan akhir dari segalanya
5.    Untuk mengetahui Materi yang di berikan dalam bimbingan karier.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian pensiun
Pensiun sendiri ada bermacam-macam tergantung sistem atau metode yang digunakan dalam pelaksanaannya dan tempat atau organisasi yang menerapkannya, menurut Arifianto pensiun adalah penghasilan yang diterimah oleh penerimah pensiun setiap bulan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Arifianto, 2004:4).
Menurut undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 10 disebutkan bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan balas jasa terhadap pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Nerdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja lagi sebagai pegawai negeri dengan mendapatkan penghasilan yang teratur.
Masa pensiun merupakan masa yang akan dihadapi oleh seseorang pegawai bagi yang bekerja pada instansi pemerintah, swasta, maupun lembaga BUMN (Filipo, 1984:283). Pensiun dilaksanakan untuk menjamin produktivitas kerja suatu instansi atau perusahaan agar tetap seimbang mengingat semakin bertambahnya usia maka produktivitas kerjanya pun akan menurun. Dengan adanya program pensiun maka perencanaan pembinaan masa depan seseorang pegawai setelah pensiun terjamin. Beberapa mampaat dilaksanakannya program pensiun sebagaimana yang dikemukakan oleh Sirait (2006:279-280), adalah untuk :
Dikelola tanpa adanya komplikasi untuk membuktikan bahwa karyawan yang telah lanjut usia sudah tidak lagi memenuhi syarat-syarat pekerjaan. Menciptakan lowogan-lowongan yang dapat membuat bagi karywan lebih muda untuk maju mempermudah perencanaan SDN karena jadwal pensiun telah diketahui.
Memberikan jalan keluar terhormat bagi para karyawan yang tidak lagi memenuhi syarat merangsang karyawan untuk membuat rencana-rencana pensiun sebelum mereka sampai pada tanggal pensiun yang telah diketahui.
Adapun sifat dan mampaat pensiun:
Program pensiun merupakan bagian dari program kesehjahteraan yang diharapkan bisa memberikan ketenangan PNS dalam bekerja untuk menigkatkan produktivitas karena adanya suatu jaminan hidup di masa akan datang. Sesuai dengan ketentuan undang-undang nomor 11 tahun 1969 pasal 1 dinyatakan pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat pensiun PNS adalah jaminan hari tua sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
Sedangkan mampaat pensiun PNS sebagaimana tertuang dalam undang-undang nomor 11 tahun 1992 tentang peraturan dana pensiun, mendefenisikan bahwa yang dimaksud dengan mampaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Dalam pasal 9 undang-undang nomor 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai setidaknya setidaknya ada 4 jenis mampaat pensiun, yakni :
1)    Mampaat pensiun normal (syarat usia 50 tahun dan masa kerja 20 tahun)
2)    Mampaat pensiun dipercepat (syarat usia 50 tahun dan masa kerja 10 tahun)
3)    Mampaat pensiun ditunda (syarat masa kerja  10 tahun dan usia belum mencapai 50 tahun).
4)    Mampaat pensiun cacat
B.   Jenis-jenis pensiun
   Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan. Para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatir jenis pensiun yang ada sesuai dengan tujuan masing-masing, jenis-jenis pensiun yang diatawarkan dapat dilihat dari berbagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan mendapatkan pensiun antara lain :
1)        Pensiun Normal
     Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang diusianya telah mencapai masa pensiun. Seperti yang telah ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-rata usia pensiun di Indonesia adalah telah berusia 55 tahun dan 60 tahun, untuk profesi tertentu.
2)        Pensiun di Percepat.
     Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut.
3)        Pensiun ditunda
     Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukkan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada usia pensiun tercapai.
4)        Pensiun cacat
     Pensiun yang diberikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga diangap tidak mampu lagi untuk di pekerjakan, pembayaran pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal.[1]
C.   Penyesuaian diri dalam ambang pensiun
Pemberian bimbingan dan  konseling dari perusahaan atau instansi tempat bekerja perlu melakukan pendekatan bio, psiko, sosial pada masa pensiun 4 . Bimbingan dan konseling yang bisa diberikan yaitu : Pertama, persiapan mental. Ini merupakan hal terpenting, yakni dengan cara menyadari bahwa cepat atau lambat setiap manusia akan memasuki batas akhirnya. Kesadaran ini akan membuat hari-hari pensiun bakal lebih mudah dijalani. Justru masa ini adalah saat yang tepat untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan keluarga
Penyesuaian terhadap masa pensiun juga bergantung sebagian besar pada hirarki tujuan personal. Jika suatu pekerjaan bukan termasuk dalam kategori prioritas yang tinggi, maka tidak ada perusahaan serius dalam tujuan personal para pensiunan tersebut. Sebaliknya jika pekerjaan mempunyai makna yang tinggi, maka mencari pekerjaan sebagai alternatifnya atau mencari aktivitas pengganti lainnya. Jika pekerjaan penggant tidak diperoleh maka perlu dilakukan intropeksi terhadap hirarkis tujuan personal.
Kedua, perencanaan keuangan. Kecemasan yang besar salah-satu sumber yang dirasakan para karyawan yang akan pensiun adalah berkurangnya penghasilan. Dengan struktur gaji yang lebih banyak memperhatikan tunjangan daripada gaji pokok. Masalah kesenjangan yang cukup tajam ini sangat berkaitan dengna gaya hidup yang sekarang ini digunakannya. Tidak mudah untuk mengubahkebiasaan-kebiasaan terutama yang berkaitan dengan gaya hidup. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan, yaitu pertama, megubah gaya hidup dan melakukan restrukturisasi gaya hidup.
Uang pensiun dari perusahaan jangan langsung dihabiskan. Rencanakan untuk keperluan hari tua. Tidak ada salahnya membuat tabungan cadangan sejak masa produktif, entah berbentuk tabungan pribadi maupun asuransi pensiun. Kebiasaan ini akan memberikan keuntungan ganda, mendisiplinkan diri dan memperoleh uang pensiunan tambahan selain yang berasal dari dari perusahaan.
Ketiga, perencanaan kegiatan. Jauh-jauh hari sebelum pensiun buatlah rencana kegiatan sehari-hari yang akan dilakukan untuk mengusir kebosanan yang mungkin timbul saat sudah tidak aktif bekerja. Kegiatan sosial, menekuni hobi atau sekadar berlibur ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi juga bisa dipilih sebagai kegiatan menarik.
Keempat, jaga kesehatan. Sebuah penelitian memaparkan, pensiun ternyata bukan penyebab orang menjadi cepat tua dan sakit-sakitan. Justru sebaliknya, masa ini berpotensi meningkatkan kesehatan karena waktu untuk berolah tubuh kian banyak daripada saat aktif bekerja. Lima tahun pertama masa pensiun sangat menentukan kondisi kesehatan. Karena itu, manfaatkanlah sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan. 6
Kelima, persepsi tentang bagaimana akan menyesuaikan diri dengan masa pensiun. Persiapan ini bukan dilakukan ketika masa sudah dekat, namun jauh sebelumnya. Bagaimana kita bisa menjadi orang yang penuh dengan kepercayaan diri, terutama saat sudah tidak lagi punya jabatan. Jangan sampai kita kurang percaya diri sehingga akan memperbesar kecemasan saat pensiun tiba.
Pensiun jika dipandang sebagai masa yang wajar yang harus dilewati, maka reaksi-reaksi yang timbul adalah wajar-wajar saja. Orang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dialami. Dengan model pola pikir yang rasional, diharapkan dapat lebih melihat kapasitas dirinya lebih jernih. Ia pun mampu melakukan antisipasi terhadap kegagalan dan keberhasilan sehingga mampu mengatasi hambatan, baik dari diri maupun dari luar.
Masa tua adalah masa yang mendekatkan diri pada Tuhan. Sebagai masyarakat yang religius meyakini bahwa cara yang ampuh dalam mengelola stres dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Adapun tekniknua tergantung pada keyakinan masing-masing. Pandangan masyarakat timur terhadap usia lanjut usia adalah suatu masa untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan urusan atau kegiatan keduniawian. Pada masa ini diyakini masa yang sudah dekat masa kembali kehadirat-Nya.
Teori kesuksesan dari Ekerd yaitu busy ethic yang menyatakan bahwa dalam masa pensiun, individu harus mentransfer dari etik kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang bermakna. Dengan mempertahankan produktivitas terhadap kebebasan yang dimiliki pensiunan tersebut dan mereka pada umumnya mempunyai perasaan yang bermakna dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Aktivitas yang paling umum dilakukan adalah memberikan layanan masyarakat, meningkatkan dan mengembangkan keterampilan, hobi yang mendatangkan keuntungan dan bergerak di dunia pendidikan.[2]
D.  Masa pensiun bukan akhir dari segalanya
Setiap pekerja pasti akan memasuki masa pensiun. Pengertian pensiun adalah memasuki masa dimana pekerjaan sebelumya yang dimilikinya ditinggalkannya baik dikarenakan oleh usia kerja yang telah dilaluinya ataupun diberhentikan oleh keadaan. Namun sebenarnya tidak ada di dalam kamus manusia istilah "pensiun". Winston Churcill mantan perdana menteri Inggris di masa perang dunia mengatakan : "Never, Never, Never retire, change careers, do something entirely diffrerent, but never retire"
Bagi saya "pensiun" sebagai pengertian berhenti dari pekerjaan formal adalah kesempatan bagi kita untuk memiliki peluang waktu untuk belajar, untuk mengubah karir kita, untuk menggunakan kebebasan kreatifitas berpikir, bertindak keluar dari zona nyaman yang membelenggu. Biasanya pekerjaan formal cenderung menggunakan otak kiri yang bersifat analisis penuh keteraturan sehingga tidak memunculkan ide.
Pensiun adalah kesempatan untuk melanjutkan karya yang tertunda yang diakibatkan keterbelengguan kreatifitas selama menjadi karyawan. Lalu bagaimana menyikapi pensiun? Seharusnya setiap pegawai, karyawan haruslah memikirkan pensiun sejak ia masuk kerja. Sudah direncanakan apa yang akan dilakukan nanti saat pensiun dengan menyediakan segala sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan hal-hal baru sebagai aktualisasi dalam dirinya.
Bagi yang belum merencanakan kapan pensiun dan tiba-tiba harus di PHK, tetaplah berpikir positif karena dari pengalaman banyak orang yang berhasil di dalam hidupnya setelah di PHK. Mengapa demikian? Karena kekuatan dan potensi dirinya berontak keluar setelah dalam kondisi kepepet. Kekuatan kepepet membangkitkan the sleep giant atau membangunkan raksasa yang sedang tidur di dalam dirinya.
Salah satu cara untuk mengantisipasi pensiun adalah tebarlah peluang, buatlah network pertemanan dengan siapa saja, sebanyak mungkin, dimana saja anda berada. Karena network adalah kekuatan dan investasi kita dalam memudahkan setiap usaha yang akan dilakukan. Network pulalah yang seringkali membuat kesuksesan kita. Janganlah hanya berteman dengan orang-orang sekantor, tetapi masukilah komunitas-komunitas lain, karena komunitas itulah yang nanti menjadikan keberhasilan kita.
Bagi yang pensiun secara normal dengan memasuki masa MPP, pertemanan dengan lingkungan diluar kantor sangat membantu untuk mencegah Post Power Syndrome yang bisa saja menjangkiti orang yang memasuki masa pensiun. Pada intinya tetaplah beraktifitas kapanpun dimanapun Anda berada karena sesungguhnya secara fitrah memang manusia harus beraktifitas.[3]
Masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya, agar masa pensiun dapat dilewati dengan bahagia maka, yang dapat dilakukan yaitu 1 :
1.     Rencanakan masa pensiun beberapa bulan atau beberapa tahun sebelumnya dengan pikiran yang jernih dan tenang sehingga pengaturan keuangan di masa pension dapat direncanakan secara bersamaan.
2.     Hadapi masa pensiun secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak menjadikan segalanya menjadi lebih baik. Pengalaman dan keterampilan dapat digunakan untuk merencanakan masa depan
3.     Gunakan waktu pensiun dengan sebaik-baiknya dan serileks mungkin. Lakukan kegiatan yang menjadi hobi seperti berkebun, olah raga, dan lainnya agar tidak merasa jenuh
4.     Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, junk food, dan meminum minuman beralkohol
5.     Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik dan mulailah meniti karir di kehidupan pasca-pensiun disertai optimisme bahwa hidup akan menjadi jauh lebih baik lagi dari sebelumnya
6.     Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang-orang terdekat
7.     Jangan biarkan pesimisme mempengaruhi dan menguasai pikiran
8.     Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Berdoa, meditasi, dan lainnya akan membuat hidup terasa lebih damai dan tenang.
Kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun adalah keadaan siap-siaga karyawan untuk mereaksi atau menanggapi datangnya masa pensiun yang dipengaruhi dari dalam diri karyawan maupun dari luar diri karyawan yang berkaitan dengan faktor psikologis maupun faktor non-psikologis karena penyesuaian diri dengan alam sekitarnya, yang akan memberikan kepuasan.
E.   Materi yang di berikan dalam bimbingan karier
Adapun materi-materinya yaitu sebagai berikut :
1)    Membantu peserta agar lebih siap melewati perubahan yang terjadi dan mampu menyesuaikan diri
2)    Mempersiapkan mental sejalan dengan tantangan/kondisi baru dalam masa pensiun
3)    Memberikan kiat-kiat praktis dan dapat lebih efektif dalam menghadapi masa pensiun.[4]
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Menurut undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 10 disebutkan bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan balas jasa terhadap pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Nerdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja lagi sebagai pegawai negeri dengan mendapatkan penghasilan yang teratur.
Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan. Para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatir jenis pensiun yang ada sesuai dengan tujuan masing-masing, jenis-jenis pensiun yang diatawarkan dapat dilihat dari berbagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
   Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan mendapatkan pensiun antara lain :
a)    Pensiun Normal
b)    Pensiun di Percepat
c)    Pensiun ditunda
d)   Pensiun cacat
Kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun adalah keadaan siap-siaga karyawan untuk mereaksi atau menanggapi datangnya masa pensiun yang dipengaruhi dari dalam diri karyawan maupun dari luar diri karyawan yang berkaitan dengan faktor psikologis maupun faktor non-psikologis karena penyesuaian diri dengan alam sekitarnya, yang akan memberikan kepuasan.




No comments:

Post a Comment