MAKALAH BIMBINGAN KONSELING KARIER (BK karier bagi pegawai yang akan pensiun atau purna bakti)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Individu pada masa pensiun umumnya
memiliki sikap yang lemah, baik lemah terhadap kondisi fisik maupun lemah
menyesuaikan dengan lingkungannya. Yang perlu digaris bawahi adalah meraih usia
panjang tidak hanya persoalan untuk menjaga fisik pada pensiun, tetapi yang
lebih penting adalah mental seseorang dalam menyikapi rentang hidupnya. Seperti
halnya usia pensiun disini mereka harus mampu menyikapi rentang hidupnya dengan
berusaha memahami keadaan yang ada pada dirinya.
Oleh karena itu pelayanan BK pada masa
pensiun tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor. Konselor perlu bekerja
sama dengan berbagai pihak dan adanya asas keterpaduan, terutama peran yang
sangat besar dari anggota keluarga.
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian pensiun?
2. Apa saja Jenis-jenis pensiun?
3. Bagaimana Penyesuaian diri dalam ambang
pensiun?
4. Apa yang dimaksud Masa pensiun bukan akhir
dari segalanya?
5. Bagaimana Materi yang di berikan dalam
bimbingan karier?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui Pengertian pensiun
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis pensiun
3. Untuk mengetahui Penyesuaian diri dalam
ambang pensiun
4. Untuk mengetahui Masa
pensiun bukan akhir dari segalanya
5. Untuk mengetahui Materi
yang di berikan dalam bimbingan karier.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pensiun
Pensiun
sendiri ada bermacam-macam tergantung sistem atau metode yang digunakan dalam
pelaksanaannya dan tempat atau organisasi yang menerapkannya, menurut Arifianto
pensiun adalah penghasilan yang diterimah oleh penerimah pensiun setiap bulan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Arifianto, 2004:4).
Menurut
undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 10
disebutkan bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan balas jasa terhadap
pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara.
Nerdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa pensiun adalah
suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja lagi sebagai pegawai negeri dengan
mendapatkan penghasilan yang teratur.
Masa
pensiun merupakan masa yang akan dihadapi oleh seseorang pegawai bagi yang
bekerja pada instansi pemerintah, swasta, maupun lembaga BUMN (Filipo,
1984:283). Pensiun dilaksanakan untuk menjamin produktivitas kerja suatu instansi
atau perusahaan agar tetap seimbang mengingat semakin bertambahnya usia maka
produktivitas kerjanya pun akan menurun. Dengan adanya program pensiun maka
perencanaan pembinaan masa depan seseorang pegawai setelah pensiun terjamin.
Beberapa mampaat dilaksanakannya program pensiun sebagaimana yang dikemukakan
oleh Sirait (2006:279-280), adalah untuk :
Dikelola
tanpa adanya komplikasi untuk membuktikan bahwa karyawan yang telah lanjut usia
sudah tidak lagi memenuhi syarat-syarat pekerjaan. Menciptakan lowogan-lowongan
yang dapat membuat bagi karywan lebih muda untuk maju mempermudah perencanaan
SDN karena jadwal pensiun telah diketahui.
Memberikan
jalan keluar terhormat bagi para karyawan yang tidak lagi memenuhi syarat
merangsang karyawan untuk membuat rencana-rencana pensiun sebelum mereka sampai
pada tanggal pensiun yang telah diketahui.
Adapun
sifat dan mampaat pensiun:
Program
pensiun merupakan bagian dari program kesehjahteraan yang diharapkan bisa
memberikan ketenangan PNS dalam bekerja untuk menigkatkan produktivitas karena
adanya suatu jaminan hidup di masa akan datang. Sesuai dengan ketentuan
undang-undang nomor 11 tahun 1969 pasal 1 dinyatakan pensiun diberikan sebagai
jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai selama bertahun-tahun
bekerja dalam dinas pemerintahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat
pensiun PNS adalah jaminan hari tua sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
Sedangkan
mampaat pensiun PNS sebagaimana tertuang dalam undang-undang nomor 11 tahun
1992 tentang peraturan dana pensiun, mendefenisikan bahwa yang dimaksud dengan
mampaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada
saat dan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Dalam pasal 9
undang-undang nomor 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan pensiun
janda/duda pegawai setidaknya setidaknya ada 4 jenis mampaat pensiun, yakni :
1) Mampaat pensiun normal (syarat usia 50
tahun dan masa kerja 20 tahun)
2) Mampaat pensiun dipercepat (syarat usia
50 tahun dan masa kerja 10 tahun)
3) Mampaat pensiun ditunda (syarat masa
kerja 10 tahun dan usia belum mencapai
50 tahun).
4) Mampaat pensiun cacat
B. Jenis-jenis pensiun
Proses
pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan. Para
penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatir jenis
pensiun yang ada sesuai dengan tujuan masing-masing, jenis-jenis pensiun yang
diatawarkan dapat dilihat dari berbagai kondisi atau dapat pula disesuaikan
dengan kondisi yang ada.
Secara umum jenis pensiun yang
dapat dipilih oleh karyawan yang akan mendapatkan pensiun antara lain :
1)
Pensiun Normal
Yaitu
pensiun yang diberikan untuk karyawan yang diusianya telah mencapai masa
pensiun. Seperti yang telah ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-rata
usia pensiun di Indonesia adalah telah berusia 55 tahun dan 60 tahun, untuk
profesi tertentu.
2)
Pensiun di Percepat.
Jenis
pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya
pengurangan pegawai di perusahaan tersebut.
3)
Pensiun ditunda
Merupakan
pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta pensiun sendiri, namun
usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang
mengajukkan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada usia pensiun
tercapai.
4)
Pensiun cacat
Pensiun
yang diberikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami
kecelakaan sehingga diangap tidak mampu lagi untuk di pekerjakan, pembayaran
pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimana masa kerja
diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal.[1]
C. Penyesuaian diri dalam ambang pensiun
Pemberian
bimbingan dan konseling dari perusahaan
atau instansi tempat bekerja perlu melakukan pendekatan bio, psiko, sosial pada
masa pensiun 4 . Bimbingan dan
konseling yang bisa diberikan yaitu : Pertama, persiapan mental. Ini
merupakan hal terpenting, yakni dengan cara menyadari bahwa cepat atau lambat
setiap manusia akan memasuki batas akhirnya. Kesadaran ini akan membuat
hari-hari pensiun bakal lebih mudah dijalani. Justru masa ini adalah saat yang
tepat untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan keluarga
Penyesuaian
terhadap masa pensiun juga bergantung sebagian besar pada hirarki tujuan
personal. Jika suatu pekerjaan bukan termasuk dalam kategori
prioritas yang tinggi, maka tidak ada perusahaan serius dalam tujuan personal
para pensiunan tersebut. Sebaliknya jika pekerjaan mempunyai makna yang tinggi,
maka mencari pekerjaan sebagai alternatifnya atau mencari aktivitas pengganti
lainnya. Jika pekerjaan penggant tidak diperoleh maka perlu dilakukan
intropeksi terhadap hirarkis tujuan personal.
Kedua, perencanaan
keuangan. Kecemasan yang
besar salah-satu sumber yang dirasakan para karyawan yang akan pensiun adalah
berkurangnya penghasilan. Dengan struktur gaji yang lebih banyak memperhatikan
tunjangan daripada gaji pokok. Masalah kesenjangan yang cukup tajam ini sangat
berkaitan dengna gaya hidup yang sekarang ini digunakannya. Tidak mudah untuk
mengubahkebiasaan-kebiasaan terutama yang berkaitan dengan gaya hidup. Ada dua
kemungkinan yang bisa dilakukan, yaitu pertama, megubah gaya hidup dan
melakukan restrukturisasi gaya hidup.
Uang pensiun
dari perusahaan jangan langsung dihabiskan. Rencanakan untuk keperluan hari
tua. Tidak ada salahnya membuat tabungan cadangan sejak masa produktif, entah
berbentuk tabungan pribadi maupun asuransi pensiun. Kebiasaan ini
akan memberikan keuntungan ganda, mendisiplinkan diri dan memperoleh uang
pensiunan tambahan selain yang berasal dari dari perusahaan.
Ketiga, perencanaan
kegiatan. Jauh-jauh hari sebelum pensiun buatlah rencana kegiatan
sehari-hari yang akan dilakukan untuk mengusir kebosanan yang mungkin timbul
saat sudah tidak aktif bekerja. Kegiatan sosial, menekuni hobi atau sekadar
berlibur ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi juga bisa dipilih
sebagai kegiatan menarik.
Keempat, jaga
kesehatan. Sebuah penelitian memaparkan, pensiun ternyata bukan penyebab orang
menjadi cepat tua dan sakit-sakitan. Justru sebaliknya, masa ini berpotensi
meningkatkan kesehatan karena waktu untuk berolah tubuh kian banyak daripada
saat aktif bekerja. Lima tahun pertama masa pensiun sangat menentukan kondisi
kesehatan. Karena itu, manfaatkanlah sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan.
6
Kelima, persepsi
tentang bagaimana akan menyesuaikan diri dengan masa pensiun. Persiapan ini
bukan dilakukan ketika masa sudah dekat, namun jauh sebelumnya. Bagaimana kita
bisa menjadi orang yang penuh dengan kepercayaan diri, terutama saat sudah
tidak lagi punya jabatan. Jangan sampai kita kurang percaya diri sehingga akan
memperbesar kecemasan saat pensiun tiba.
Pensiun jika
dipandang sebagai masa yang wajar yang harus dilewati, maka reaksi-reaksi yang
timbul adalah wajar-wajar saja. Orang mampu menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang dialami. Dengan model pola pikir yang rasional, diharapkan dapat
lebih melihat kapasitas dirinya lebih jernih. Ia pun mampu melakukan antisipasi
terhadap kegagalan dan keberhasilan sehingga mampu mengatasi hambatan, baik
dari diri maupun dari luar.
Masa tua adalah
masa yang mendekatkan diri pada Tuhan. Sebagai masyarakat yang religius
meyakini bahwa cara yang ampuh dalam mengelola stres dengan mendekatkan diri
pada Tuhan. Adapun tekniknua tergantung pada keyakinan masing-masing. Pandangan
masyarakat timur terhadap usia lanjut usia adalah suatu masa untuk lebih mendekatkan
diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan urusan atau kegiatan
keduniawian. Pada masa ini diyakini masa yang sudah dekat masa kembali
kehadirat-Nya.
Teori
kesuksesan dari Ekerd yaitu busy ethic
yang menyatakan bahwa dalam masa pensiun, individu harus mentransfer dari etik
kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang bermakna. Dengan mempertahankan
produktivitas terhadap kebebasan yang dimiliki pensiunan tersebut dan mereka
pada umumnya mempunyai perasaan yang bermakna dan memberikan kontribusi pada
masyarakat. Aktivitas yang paling umum dilakukan adalah memberikan layanan
masyarakat, meningkatkan dan mengembangkan keterampilan, hobi yang mendatangkan
keuntungan dan bergerak di dunia pendidikan.[2]
D. Masa pensiun bukan akhir dari segalanya
Setiap pekerja pasti akan memasuki
masa pensiun. Pengertian pensiun adalah memasuki masa dimana pekerjaan sebelumya
yang dimilikinya ditinggalkannya baik dikarenakan oleh usia kerja yang telah
dilaluinya ataupun diberhentikan oleh keadaan. Namun sebenarnya tidak ada di
dalam kamus manusia istilah "pensiun". Winston Churcill mantan
perdana menteri Inggris di masa perang dunia mengatakan : "Never, Never,
Never retire, change careers, do something entirely diffrerent, but never
retire"
Bagi saya "pensiun"
sebagai pengertian berhenti dari pekerjaan formal adalah kesempatan bagi kita
untuk memiliki peluang waktu untuk belajar, untuk mengubah karir kita, untuk
menggunakan kebebasan kreatifitas berpikir, bertindak keluar dari zona nyaman
yang membelenggu. Biasanya pekerjaan formal cenderung menggunakan otak kiri
yang bersifat analisis penuh keteraturan sehingga tidak memunculkan ide.
Pensiun adalah kesempatan untuk
melanjutkan karya yang tertunda yang diakibatkan keterbelengguan kreatifitas
selama menjadi karyawan. Lalu bagaimana menyikapi pensiun? Seharusnya setiap
pegawai, karyawan haruslah memikirkan pensiun sejak ia masuk kerja. Sudah
direncanakan apa yang akan dilakukan nanti saat pensiun dengan menyediakan
segala sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan hal-hal baru sebagai
aktualisasi dalam dirinya.
Bagi yang belum merencanakan kapan
pensiun dan tiba-tiba harus di PHK, tetaplah berpikir positif karena dari
pengalaman banyak orang yang berhasil di dalam hidupnya setelah di PHK. Mengapa
demikian? Karena kekuatan dan potensi dirinya berontak keluar setelah dalam
kondisi kepepet. Kekuatan kepepet membangkitkan the sleep giant atau
membangunkan raksasa yang sedang tidur di dalam dirinya.
Salah satu cara untuk mengantisipasi
pensiun adalah tebarlah peluang, buatlah network pertemanan dengan siapa saja,
sebanyak mungkin, dimana saja anda berada. Karena network adalah kekuatan dan
investasi kita dalam memudahkan setiap usaha yang akan dilakukan. Network
pulalah yang seringkali membuat kesuksesan kita. Janganlah hanya berteman
dengan orang-orang sekantor, tetapi masukilah komunitas-komunitas lain, karena
komunitas itulah yang nanti menjadikan keberhasilan kita.
Bagi yang pensiun secara normal
dengan memasuki masa MPP, pertemanan dengan lingkungan diluar kantor sangat
membantu untuk mencegah Post Power Syndrome yang bisa saja menjangkiti orang
yang memasuki masa pensiun. Pada intinya tetaplah beraktifitas kapanpun
dimanapun Anda berada karena sesungguhnya secara fitrah memang manusia harus
beraktifitas.[3]
Masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya, agar masa pensiun dapat
dilewati dengan bahagia maka, yang dapat dilakukan yaitu 1 :
1. Rencanakan
masa pensiun beberapa bulan atau beberapa tahun sebelumnya dengan pikiran yang
jernih dan tenang sehingga pengaturan keuangan di masa pension dapat
direncanakan secara bersamaan.
2.
Hadapi masa
pensiun secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak menjadikan segalanya
menjadi lebih baik. Pengalaman dan keterampilan dapat digunakan untuk
merencanakan masa depan
3.
Gunakan waktu pensiun dengan sebaik-baiknya dan serileks mungkin. Lakukan
kegiatan yang menjadi hobi seperti berkebun, olah raga, dan lainnya agar tidak
merasa jenuh
4.
Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi makanan
berkolesterol tinggi, junk food, dan meminum minuman beralkohol
5. Lakukanlah kegiatan sosial yang
menarik dan mulailah meniti karir di kehidupan pasca-pensiun disertai optimisme
bahwa hidup akan menjadi jauh lebih baik lagi dari sebelumnya
6.
Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang-orang terdekat
7.
Jangan biarkan pesimisme mempengaruhi dan menguasai pikiran
8.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Berdoa, meditasi, dan lainnya akan membuat hidup terasa lebih damai dan tenang.
Kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun adalah
keadaan siap-siaga karyawan untuk mereaksi atau menanggapi datangnya masa
pensiun yang dipengaruhi dari dalam diri karyawan maupun dari luar diri
karyawan yang berkaitan dengan faktor psikologis maupun faktor non-psikologis
karena penyesuaian diri dengan alam sekitarnya, yang akan memberikan kepuasan.
E. Materi yang di berikan dalam bimbingan karier
Adapun
materi-materinya yaitu sebagai berikut :
1) Membantu peserta agar lebih siap
melewati perubahan yang terjadi dan mampu menyesuaikan diri
2) Mempersiapkan mental sejalan dengan
tantangan/kondisi baru dalam masa pensiun
3) Memberikan kiat-kiat praktis dan dapat
lebih efektif dalam menghadapi masa pensiun.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut
undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 10
disebutkan bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan balas jasa terhadap
pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara.
Nerdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa pensiun adalah
suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja lagi sebagai pegawai negeri dengan
mendapatkan penghasilan yang teratur.
Proses pelaksanaan pensiun dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan. Para penerima pensiun dapat memilih
salah satu dari berbagai alternatir jenis pensiun yang ada sesuai dengan tujuan
masing-masing, jenis-jenis pensiun yang diatawarkan dapat dilihat dari berbagai
kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Secara
umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan mendapatkan
pensiun antara lain :
a) Pensiun Normal
b) Pensiun di Percepat
c) Pensiun ditunda
d) Pensiun cacat
Kesiapan karyawan dalam menghadapi
masa pensiun adalah keadaan siap-siaga karyawan untuk mereaksi atau menanggapi
datangnya masa pensiun yang dipengaruhi dari dalam diri karyawan maupun dari
luar diri karyawan yang berkaitan dengan faktor psikologis maupun faktor
non-psikologis karena penyesuaian diri dengan alam sekitarnya, yang akan
memberikan kepuasan.
No comments:
Post a Comment