MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN KETATALAKSANAAN LEMBAGA PENDIDIKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan penilaian
usaha-usaha pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah di
tetapkan sebelumnya.
Di lingkungan lembaga
pendidikan formal, terlibat sejumlah manusia yang harus bekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Usaha pembinaan, pengembangan dalam pengendalian lembaga
tersebut tidak dapat dilepaskan dari masalah metode dan alat serta maslah
manusianya sendiri yang harus mampu menerapkan kerja secara efektif. Oleh
karena itulah maka di dalam usaha pembinaan, pengembangan dan pengendalian
usaha-usaha pendidikan formal sangat diperlukan penerapan ilmu administrasi.
Antara kegiatan administrasi
pendidikan, manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan supervisi
pendidikan pada dasarnya saling menjalin satu dengan lainya, sabagai kegiatan
yang dapat menunjang keprofesionalan para petugas pendidikan dalam mewujudkan
tujuan di lingkungan lembaga pendidikan masing-masing. Oleh karena itulah perlu
ditekankan kembali bahwa setiap petugas pendidikan terutama guru tidak cukup
hanya dibekali kemampuan profesionalitas. Mereka juga harus dibekali dengan
berbagai pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang agar
mampu mewujudkan kerjasama yang efektif bagi pencapaian tujuan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Konsep Dasar Ketatalaksanaan
Lembaga Pendidikan ?
2.
Apa Saja Fungsi dari Ketatalaksanaan
Lembaga pendidikan ?
3.
Bagaimana Prosedur Penataan
Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan ?
4.
Bagaimana Sistem Informasi Manajemen
Lembaga Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk Mengetahui Konsep Dasar
Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan.
2.
Untuk Mengetahui Fungsi dari
Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan.
3.
Untuk Mengetahui Prosedur Penataan
Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan.
4.
Untuk Mengetahui Sistem Informasi
Manajemen Lembaga Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Ketatalaksanaan Lembaga
Pendidikan
Secara
morfologis, “tata usaha” terdiri dari dua patah kata yaitu tata dan usaha. Tata
yaitu teratur, tertib, tersusun rapi dan usaha yaitu kegiatan pekerjaan. Jadi,
tata usaha berarti kegiatan atau pekerjaan yang dilaksanakan secara teratur,
tertib dan tersusun rapi.
Istilah
“tata usaha” diterjemahkan dari perkataan Belanda “Administrarie” (baca;
Administrasi), pada umumnya diartikan sebagai kegiatan “penyusunan
keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis
dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan
itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain. Administrasi
(dalam arti luas) adalah suatu proses pemanfaatan semua sumber manusia dan
material secara efefktif untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan yang
dimaksudkan dalam ketatausaha kelas, adalah keterangan-keterangan (informasi)
tentang suatu kelas. (Ametembun. 1981: 79-81)
Tata laksana
atau tata usaha pendidikan yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan
surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan
oleh organisasi. Dengan pengertian ini, maka tata laksana atau tata usaha bukan
hanya meliputi surat-surat saja tetapi semua bahan keterangan atau informasi
(Drs. B. Suryosubroto. 1980: hal 65).
Menurut
(Kadari, 1981, hal:54), menyatakan bahwa tata usaha adalah mengadakan
pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam suatu organisasi untuk
dipergunakan sebagai bahan keterangan (data) bagi pemimpin dalam mengambil
keputusan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tata usaha
adalah segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengadakan, mengirim
dan menyimpan berbagai bahan keterangan untuk keperluan suatu organisasi.
Kegiatan tata usaha harus menunjang kegiatan administrasi managemen. Oleh
karena itu, kegiatan-kegiatannya harus direncanakan, diarahkan,
dikoordinasikan, dikontrol dan dikomunikasikan agar benar-benar berdaya guna.
Tata Usaha
Sekolah merupakan bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan bidang
administrasi dan informasi data pendidikan, keberadaannya perlu dikelola oleh
tenaga administrasi yang terampil sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menurut Joko
Prayogo, tugas dan fungsi kepala tata usaha adalah mengarahkan tenaga
administrasi sekolah agar mampu memberikan pelayanan administratif secara prima
serta melaksanakan pelayanan 7 K, yaitu Kebersihan, Kesehatan, Keamanan,
Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, dan Kerindangan. Untuk melaksanakan
kegiatan itu semua perlu dibuat program kerja yang sistimatis, terarah, jelas,
realitistis, dan dapat dilaksanakan oleh petugas ketatausahaan agar pelayanan
kepada guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, instransi terkait, dan
masyarakat lainnya dapat berjalan seoptimal mungkin.[1]
B. Fungsi dari Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan
Fungsi tata usaha kesiswaan yaitu:
1.
Mengetahui secara umum kondisi siswa
yang sedang mengikuti pembelajaran pada setiap tahun pembelajaran.
2.
Merencanakan jumlah siswa yang dapat
direkrut untuk tahun pembelajaran berikutnya.
3.
Mampu secara mandiri mengembangkan
diri sebagai upaya pemenuhan rasa keingintahuannya terhadap kebijakan, teori,
praktik baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi
ketatalaksanaan pendidikan
4.
Mampu mengelola ketatausahaan
sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah
5.
Mampu mengelola administrasi surat
masuk dan surat keluar sesuai dengan pedoman persuratan yang berlaku
6.
Mampu mengelola administrasi sekolah
yang meliputi administrasi akademik, kesiswaan.
Sebagai
pengelola, kepala sekolah secara operasional melaksanakan pengelolaan
kurikulum, peserta didik, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan
sekolah-masyarakat, dan ketatausahaan sekolah. Kepala sekolah adalah salah satu
stake-holder dalam dunia pendidikan yang memangku amanah penting sebagai
nahkoda bahtera sebuah unit pendidikan.
Menurut
(Mohammad Anyar, 1989). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud, tenaga tata usaha memiliki tiga peranan pokok yaitu:
1.
Melayani pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi,
2.
Menyediakan keterangan-keterangan
bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan
tindakan yang tepat, dan
3.
Membantu kelancaran perkembangan
organisasi sebagai suatu keseluruhan.
C. Prosedur Penataan Ketatalaksanaan
Lembaga Pendidikan
Menurut
(Hadari Nawawi, hal:55, 1981), di lingkungan lembaga pendidikan dari unit yang
terendah sampai yang tertinggi diperlukan dan diselenggarakan kegiatan tata
usaha yang terarah dan tertib. Adapun
prosedur penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
1.
Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan
realisasi program sekolah, disebut surat dinas. Surat masuk maupun surat
keluar harus dicatat disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan
dalam buku agenda surat masuk dengan buku agenda surat keluar.
Surat yang bersifat kedinasan, baik dinas pemerintahan,
maupun dinas swasta, biasanya bersifat resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia
baku. Sedangkan buku agenda berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan
pencatatan: a) Nomor urut surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c)
Alamat surat/ kepada siapa, d) Pokok isi surat, e) Keterangan.
2.
Buku Ekspedisi
Buku
ekspedisi berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah
sampai kepada alamat atau petugas yang diserahi tanggung jawab.
3.
Buku Catatan Rapat Sekolah (notulen)
Notulen berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau keputusan yang
diambil pada saat rapat sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat
Guru. Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, rapat tersebut
antara lain:
a.
Rapat kenaikan kelas.
b.
Rapat kelulusan EBTA (ujian).
c.
Rapat penerimaan murid baru.
d.
Rapat pembagian tugas mengajar.
4.
Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media
informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun isi
pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu
menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca pengumuman
tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah
membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat, dibanding papan
pengumuman.
Jika
pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman juga bisa dipakai,
tetapi seorang petugas sekolah harus ditunjuk untuk membacakannya disetiap
kelas.
5.
Kegiatan Administrasi yang Didindingkan
Yang dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang
kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik
dinding kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan
semacam ini lebih dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6.
Administrasi Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula
sekolah. Perihal keuangan sekolah, pada garis besarnya berkisar pada uang
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta
keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti
perbaikan sarana.[2]
Pekerjaan
ketatalaksanaan dalam lembaga pendidikan meliputi rangkaian aktivitas,
menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim, dan menyimpan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap usaha kerjasama. Menurut The Liang Gie (200: 50) :
a.
Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala
keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap
dipergunakan bila mana diperlukan.
b.
Mencatat yaitu meliputi kegiatan
membubuhkan dengan berbagai alat tulis-menulis mengenai keterangan-keterangan
yang diperlukan sehingga terwujudlah tulisan-tulisan yang dapat dibaca,
dikirim, atau disimpan.
c.
Mengelola yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan
dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk
dipakai.
d.
Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat
sebanyak jumlah yang diperlukan.
e.
Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari
pihak pertama ke pihak lain.
f.
Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat
tertentu yang aman.
Dibawah ini dikemukakan beberapa instrumen (format-format) yang
mencerminkan adanya kegiatan administrasi keuangan sekolah tersebut yaitu:
a.
Administrasi pembayaran SPP
Format yang digunakan dapat menggunakan contoh sebagai berikut :
1.
Kartu pembayaran SPP.
2.
Buku harian penerimaan SPP. Buku ini untuk mencatat penerimaan sehari-hari.
3.
Buku penerimaan SPP per kelas. Buku ini untuk merinci penerimaan SPP tiap
kelas, dan disetor pada bendahara sekolah
4.
Bendaharawan sekolah memasukkan SPP
tersebut dalam buku kas SPP, dimaksudkan untuk membantu pembinaan
pendidikan seperti yang ditunjukkan pada putusan yang telah dibuat yakni untuk
membantu penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personil, perbaikan sarana, dan
kegiatan supervisi.
Yang dimaksud penyelenggaraan
sekolah adalah :
a)
Pengadaan alat atau bahan administrasi
b)
Pengadaan alat atau bahan pelajaran
c)
Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapot, dan Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB)
d)
Pengadaan perpustakan sekolah
e)
Prakarya dan pelajaran praktik
5.
Buku kas tabelaris. Buku ini memiliki lajur yang banyak, sesuai dengan
jenis pemasukan dan pengeluaran uang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
melihat uraian tiap jenis pemasukan dan pengeluran, serta mudah membuat
perhitungan sisa kurang, atau lebih. Setiap halaman buku kas ini di jumlahkan,
kemudian dipindah ke halaman berikutnya. Biasanya, buku ini ditutup sekali
setahun.
b.
Adminitrasi keuangan yang berasal dari pemerintah
Meliputi pembayaran gaji pegawai, atau guru, dan belanja barang. Untuk
pertanggung jawaban uang tersebut, diperlukan beberapa format dari daftar
peneriman gaji, dan Surat Perintah Mengambil Uang (SPMU)
c.
Adminitrasi keuangan yang berasal dari BP3
BP3 bertugas
untuk memberikan bantuan dalam penyelengaraan sekolah. Dapat berbentuk uang,
atau bentuk lain, seperti perbaikan sekolah, pembagunan lokal baru, dan
sebagainya.
d.
Lain- lain
Dalam hubungan ini, misalnya
kegiatan arisan di sekolah, koperasi antar guru dan lain-lain. Perlu di susun
suatu format yang disebut kartu pembayaran gaji. Kartu ini sering di sebut
Daftar Potongan Gaji, karena lebih menekankan besar jumlah potongan gaji pegawai
yang bersangkutan.
D. Sistem Informasi Manajemen Lembaga
Pendidikan.
Sistem informasi manajemen telah ada dan berfungsi untuk memberikan
informasi bagi manajer yang memungkinkan mereka merencanakan serta
mengendalikan operasi (Mukhlis,2010). Dengan demikian, sistem informasi
manajemen pendidikan adalah memberikan informasi bagi manajer dalam
merencanakan, serta mengendalikan operasi dalam ruang lingkup pendidikan.[3]
Menurut
Stoner, sistem informasi manajemen adalah sebuah metode formal untuk
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen yang
diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan keputusan, dan memungkinkan
fungsi-fungsi dari manajemen seperti perencanaan, pengendalian, dan operasional
organisasi dapat dilaksanakan secara efektif. Menurut George M. Scott, sistem
informasi manajemen adalah sekumpulan sistem informasi yang saling
berinteraksi, yang memberikan informasi baik untuk kepentingan operasi atau
kegiatan manajerial (George M. Scott, 1997: 69).
Menurut Ais
Zakiyudin dalam bukunya bahwa, sistem informasi manajemen adalah suatu sistem
informasi manajemen menggambarkan ketersediaan suatu rangkaian data yang cukup
lengkap yang disimpan agar dapat menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen, dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi (Ais Zakiyudin, 2011:
15). Berdasarkan defenisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan
informasi guna mendukung pengambilan kepetusan pada kegiatan manajemen dalam
suatu organisasi. Dengan mengacu kepada
pengertian sistem informasi manajemen maka dapat disimpulkan bahwa konsep
sistem informasi manajemen memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a.
Dalam suatu organisasi terdapat satu
bagian khusus sebagai pengelola sistem informasi manajemen
b.
Sistem informasi manajemen merupakan
jalinan lalu lintas data dan informasi dari setiap bagian didalam organisasi
yang terpusat dibagian sistem informasi manajemen
c.
Sistem informasi merupakan jalinan
hubungan antar bagian dalam organisasi melalui satu bagian sistem informasi
manajemen
d.
Sistem informasi manejemen merupakan
segenap proses yang mencangkup: pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan
data, pengambilan data, dan penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.
e.
Sistem informasi bertujuan agar para
pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar serta pimpinan dapat
membuat keputusan dengan cepat dan tepat (Suryadi, 2011: 166-167).
Untuk dapat
memanfaatkan sistem informasi dengan efektif, maka harus diketahui dengan pasti
tentang organisasi, manajemen, dan teknologi organisasi yang membentuk sistem.
Berikut ini dijelaskan elemen-elemen sistem informasi manajemen: Elemen
Pertama, yaitu organisasi meliputi manusia, struktur, prosedur operasi,
politik, dan kultur. Elemen Kedua, yaitu manajemen, mengamati kesempatan,
membuat strategi untuk menjawab kebutuhan, mengalokasikan orang dan sumber dana
untuk mendukung strategi yang telah dibuat, mengkoordinasikan pekerjaan atau
kegiatan dalam organisasi. Elemen Ketiga, yaitu teknologi informasi yang
merupakan alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk membantu melakukan
kontrol dan membuat suatu kegiatan baru. Teknologi terdiri atas tiga komponen
pokok, yaitu manusia (brainware), perangkat keras (hardware), dan perangkat
lunak (software), yang digunakan membantu menerima masukan (input), mengolah,
dan mengeluarkan hasil (ourput), serta dapat dipakai untuk meneyebarluaskan
hasil olahan atau analisi (H. Afifuddin, 2013: 237).
Tujuan
dibentuknya sistem informasi manajemen adalah supaya organisasi memiliki suatu
sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut
keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan strategik. Dengan demikian
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan kepada
pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi (Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, 2009: 13).
Maksud
dilaksanakannya sistem informasi manajemen pendidikan adalah, sebagai pendukung
kegiatan fungsi manajemen dalam rangka menunjang tercapainya sasaran dan
fungsi-fungsi operasional dalam organisasi pendidikan. Dengan adanya sistem
informasi manajemen pendidikan, organisasi pendidikan akan merasakan beberapa
manfaat sebagai berikut, yaitu: pertama, tersedianya sistem pengelolaan data
dan informasi pendidikan. Kedua, terintegrasinya data dan informasi pendidikan
untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Ketiga tersedianya data dan
informasi pendidikan yang lengkap bagi seluruh stakholders yang bergabung dalam
bidang pendidikan. Sistem informasi manajemen pendidikan digunakan oleh
penggunanya sebagai alat bantu pengambil keputusan dan oleh pihak yang
tergabung dalam interganizational information sistem sehingga organisasi
pendidikan dapat berinteraksi dengan pihak berkepentingan (stakeholders). Nilai
penting sistem informasi manajemen pendidikan adalah:
1.
Sistem informasi yang berbasis komputer
memungkinkan pendelegasian kegiatan rutin.
2.
Teknologi informasi memungkinkan
pengolahan data secara lebih akurat dan andal
3.
Pembuatan keputusan akan ditunjang
dengan pilihan alternatif yang lebih objektif dengan data pendukung yang
lengkap
4.
Monitoring dan evaluasi memerlukan
penyerapan informasi secara cepat dan efesian.
Bidang
Sistem Informasi Manajemen Sistem
informasi manajemen merupakan suatu badan yang memiliki bagian-bagian yang
memiliki tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu adalah pengumpulan data,
penyimpanan data, pemroses data, dan pemrogram data (Made Pidarta, 1998: 157).
Dalam bagian-bagian terdapat seseorang coordinator yang bertugas mengkordinir
pada semua bagian Dan bertanggung jawab langsung pada manajemen puncak atau kepala
sekolah.
a.
Bagian Pengumpulan Data Bertugas
mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun eksternal. Data internal
merupakan data yang berasal dari dalam organisasi (level manajemen), sedangkan
data eksternal merupakan data yang berasal dari luar organisasi namun masih
terdapat hubungan demean perkembangan organisasi. Personalia yang bertugas pada
pengumpulan data dapat diambilkan dari seluruh unit kerja dalam organisasi
yaitu, wakasek sehingga setiap unit kerja memiliki wakil-wakil untuk menunjang
keefektifan pengumpulan data untuk diolah menjadi sebuah informasi yang
bermanfaat bagi pengguna informasi.
b.
Bagian Penyimpan Data Bagian
penyimpan data bertugas menyimpan data. Penyimpanan data sangat diperlukan
karena tujuan utama adalah demi keamanan data. Apabila levellevel manajemen
membutuhkan data, baik berupa data bahan mentah maupun data yang telah diolah,
maka data dapat diambil dan digunakan sesuai dengan kebutuhan manajer (kepala
sekolah maupun wakilnya).
c.
Bagian Pengolah Data Bagian pengolah
data bertugas memproses data dengan mengikuti serangkaian langkah atau pola
tertentu sehingga data dirubah ke dalam bentuk informasi yang lebih berguna.
Pada pemrosesan data bias dilakukan dilakukan secara manual maupun dengan
bantuan mesin. Bagian pemrosesan data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas
membentuk data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan level-level
manajemen. Karena kebutuhan setiap manajer (kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah) berbeda, maka kebutuhan data pada tiap-tiap manajer berbeda pula.
d.
Bagian Program Data Apabila sistem
informasi manajemen sudah memiliki perangkat computer, maka bagian pemogram
data disebut programmers, yaitu kelompok ahli yang bertanggung jawab atas
penyusunan program untuk diberikan kepada perangkat computer. Karena computer
memiliki bahasa tersendiri, maka tugas programmer adalah membahasakan data-data
yang telah dihimpun sesuai dengan bahasa computer (Sondang P. Siagian, 2006:
159-160). Badan personalia dalam menjalankan
sistem informasi manajemen terdiri dari seorang koodinator yang dipimpin
langsung oleh kepala sekolah, pengumpul data (dewan guru) teknisi (programmer).
Kesemuanya bertugas sesuai rencana dan posedur pelaksana pada sistem informasi
manajemen.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen pendidikan
adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
dan penilaian usaha-usaha pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan
yang telah di tetapkan sebelumnya.
Tata laksana atau tata usaha
pendidikan yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang
dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim
dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Dengan
pengertian ini, maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi
surat-surat saja tetapi semua bahan keterangan atau informasi.
Sistem
informasi manajemen adalah sebuah metode formal untuk menyediakan informasi
yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen yang diperlukan untuk mempermudah
proses pengambilan keputusan, dan memungkinkan fungsi-fungsi dari manajemen
seperti perencanaan, pengendalian, dan operasional organisasi dapat
dilaksanakan secara efektif.
B. Saran
Makalah yang kami buat ini belumlah sempurna,
untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah yang kami buat ini. Semoga makalah ini bisa menambah
wawasan dan pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Idaarah.2017.Jurnal
Penerapan Sistem InformasiManajemen. Makasar.
Nawai, Hadari. 1981. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: NV Sapdodadi.
Sukirman, Hartati. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta
: UPP IKIP Yogyakarta
[2] Sukirman, Hartati. 1998. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP Yogyakarta
[3]
Idaarah.2017.Jurnal
Penerapan Sistem InformasiManajemen. Makasar.
No comments:
Post a Comment